Anda di halaman 1dari 2

Glasson (1990) multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat memacu timbulnya

kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan
menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri
pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi wisata, perhotelan, restoran
dan transportasi lokal. Sementara komponen pendukungnya, mencakup industri-industri
dalam bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur.
Semuanya dapat dipacu dari industri pariwisata.

Menurut Harry G. Clement, (Yoeti, 2008: 249) setelah wisatawan datang pada suatu negara
atau destinasi, mereka pasti akan membelanjakan uang untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya selama mereka tinggal di negara atau destinasi tersebut. Uang yang
dibelanjakan wisatawan itu, setelah dibelanjakan tidak pernah berhenti beredar, akan tetapi
berpindah dari satu tangan ke tangan orang lain atau dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Setelah melalui beberapa kali transaksi dalam periode satu tahun, baru akan berhenti dari
peredarannya bila uang itu tidak lagi memberi pengaruh terhadap perekonomian negara atau
destinasi yang dikunjungi.

Contoh konkritnya seperti ini, seorang wisatawan mengunjungi sebuah destinasi. Awalnya
dia tentu akan membeli tiket perjalanan untuk sarana transportasi bisa berupa pesawat, kereta
api, kapal laut atau bus. Di sini industri transportasi terpacu dari pembelian tiket tersebut.
Kemudian ketika sampai di destinasi, wisatawan tentu membutuhkan hotel untuk tinggal
sementara, makan dan minum atau bahkan mungkin membeli cinderamata. Transaksi yang
dilakukan oleh wisatawan akan membuat perputaran uang di daerah destinasi meningkat.
Uang hasil transaksi dari wisatawan, oleh pihak hotel dan restoran digunakan untuk
membayar pajak, pegawai dan membeli bahan baku kemudian uang yang diterima oleh
pegawai akan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan begitu seterusnya.
Perputaran yang yang meningkat di suatu daerah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang
bagus. Begitulah proses multipier effects yang terjadi di industri pariwisata. Kedatangan
wisatawan secara tidak langsung maupun langsung akan menggerakan roda perekonomian di
daerah destinasi. Uang yang mereka bawa adalah uang baru dalam perputaran uang di daerah
tersebut. Kurang lebih selama satu tahun baru uang tersebut akan perlahan-lahan berkurang
atau bahkan menghilang dari peredarannya karena mengalami kebocoran atau leakage.
Kebocoran terjadi jika uang hasil transaksi dari wisatawan digunakan oleh pihak hotel atau
restoran untuk mengimpor bahan baku, membayar pegawai asing atau disimpan dalam bank.
Saat menghilang dari peredarannya, uang tersebut sudah tidak memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah destinasi. Dalam skala nasional, impor bahan baku,
outbond tourist (wisatawan dalam negeri yang berlibur ke luar negeri), investasi luar negeri,
dan memperkerjakan karyawan asing adalah beberapa kebocoran dalam multiplier effects.
Multiplier effects juga bisa digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan industri
pariwisata. Secara sederhana ukuran keberhasilan dihitung dari besar pengaruh uang yang
dibelanjakan wisatawan terhadap perekonomian suatu negara atau destinasi. Besarnya
pengaruh uang tersebut dinotasikan sebagai “coefficient of multiplier effects”(K). Semakin
besar nilai K menunjukan bahwa perkembangan industri pariwisata juga semakin bagus. Nilai
K juga dipengaruhi oleh kebocoran multiplier effects, meskipun banyak uang dibelanjakan
oleh wisatawan, tapi jika kebocorannya juga besar maka nilai K akan mengecil. Besarnya
nilai K juga bisa digunakan untuk menghitung besarnya pendapatan nasional dari sektor
pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai