Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL REVIEW

“Rethinking Civil Society: Toward Democratic Consolidation by Larry


Diamond”

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah


Teori-Teori Ilmu Politik
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A

Disusun Oleh:
Teddy Chrisprimanata Putra
221186918005
Kelas C1

SEKOLAH PASCA SARJANA ILMU POLITIK


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
I. DESKRIPSI
Mana Yang Dimaksud Sebagai Masyarakat Sipil dan Mana Yang Bukan
Adapun yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah kehidupan sosial
terorganisir yang sukarela, mandiri, (sebagian besar) mandiri, otonom dari negara, dan
terikat oleh tatanan hukum atau seperangkat aturan bersama. Masyarakat madani sendiri
adalah suatu kesatuan yang berdiri di antara ranah swasta dan negara. Para aktor dalam
masyarakat madani sendiri membutuhkan perlindungan hukum untuk menjaga otonomi
dan kebebasan mereka dalam bertindak. Sehingga dapat dikatakan bahwa kehadiran
masyarakat madani yang dilindungi secara hukum dapat membatasi kekuasaan negara.
Namun di sisi lain pula melegitimasi otoritas negara apabila telah diatur dalam peraturan
hukum. Adapun lingkar masyarakat sipil membagi organisasi formal maupun normal
menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut:
1. Ekonomi;
2. Kebudayaan;
3. Informasi dan edukasi;
4. Berdasarkan tujuan;
5. Berdasarkan pembangunan;
6. Berdasarkan persoalan orientasi;
7. Berdasarkan kewarganegaraan.

Masyarakat madani merupakan suatu “ideologi pasar” dan suatu tindak lanjut dari
informasi dan ide yang tidak hanya dipengaruhi oleh media massa yang bebas, tetapi juga
dipengaruhi oleh lembaga pendidikan. Berangkat dari pendapat tersebut sudah jelas
bahwa masyarakat madani bukanlah kelompok masyarakat yang dapat dikategorikan
sebagai masyarakat tertinggal. Adapun yang memebedakan masyarakat madani dengan
kelompok sosial lainnya, yaitu:
1. Masyarakat madani lebih memikirkan kepentingan kelompok dibanding
kepentingan pribadi;
2. Masyarakat madani dapat terhubung langsung dengan negara dalam beberapa
hal, namun tidak mengincar kekuasaan. Hal yang dicari oleh masyarakat
madani adalah keuntungan, perubahan kebijakan, pembebasan, mewujudkan
kondisi masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pemerintahan;
3. Masyarakat madani berdasarkan keragaman dan pluralisme;
4. Masyarakat madani adalah kelompok yang mewakili kepentingan individu
maupun kelompok dalam sebuah komunitas.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbeda. Ia memiliki sistemnya
tersendiri. Tidak hanya dari negara dan masyarakat, tetapi juga dari aksi sosial, hingga
masyarakat politik. Jaringan yang dimiliki oleh masyarakat madani dapat membentuk
aliansi dengan partai politik. Akan tetapi, jika mereka terjerumus ke dalam partai politik,
maka dengan sendirinya mereka akan memindahkan aktivitasnya menuju masyarakat
yang berpolitik dan kehilangan kemampuan mereka dalam melakukan mediasi dan
fungsi demokrasinya.

Fungsi Demokrasi Dalam Masyarakat Madani


Adapun beberapa fungsi demokrasi dalam masyarakat madani yang dijelaskan
dalam buku ini, di antaranya:
1. Pertama dan paling mendasar adalah memberi batasan pada kekuasaan negara.
Batasan tersebut menjadi penting untuk mengontrol jalannya sebuah negara.
Terdapat dua dimensi dalam fungsi ini, pertama adalah untuk memantau dan
membatasi kekuasaan dalam negara demokrasi dan untuk menjadikan negara
otoriter sebagai negara demokrasi. Kedua adalah melakukan mobilisasi
masyarakat sipil sebagai sarana utama untuk menyoroti penyalahgunaan
wewenang yang dilakukan pemerintahan. Masyarakat sipil juga menjadi
instrument penting sebagai kekuatan dalam pemerintahan yang demokratis;
2. Menyediakan peran untuk partai politik dalam mendorong adanya partisipasi
politik, meningkatnya aktivitas politik, keterampilan demokrasi warga negara,
dan menghargai setiap hak dan kewajiban dari warga negara;
3. Menjadi sebuah medium yang penting dalam membangun penunjang
demokrasi lainnya, seperti toleransi, modernisasi, seni dalam berkompromi,
dan menghargai pendapat orang lain;
4. Masyarakat madani dalam sebuah negara demokrasi memiliki arti bahwa
mereka dapat menciptakan saluran selain lewat partai politik untuk
menyalurkan aspirasi, artikulasi, agregasi, hingga representasi dari sebuah
ketertarikan. Fungsi ini menjadi penting untuk tetap mengakomodir
kepentingan kelompok-kelompok yang termarjinalkan;
5. Masyarakat madani yang memiliki kemajuan dalam aspek ekonomi dan juga
plural akan cenderung untuk menimbulkan berbagai kepentingan yang
membuka ruang satu sama lain untuk tidak saling mendahului atau memotong.
Hal tersebut kemudian menimbulkan pandangan politik yang lebih luas dan
dapat mendorong toleransi, mau berkompromi terhadap perbedaan;
6. Melahirkan dan melatih pemimpin baru;
7. Memperkuat demokrasi dan dapat menyediakan latihan-latihan kepemimpinan
dasar kepada anggotanya;
8. Menyebarluaskan informasi yang kemudian dapat membantu warga negara
dalam pemahaman secara kolektif dan mempertahan nilai-nilai mereka;
9. Penyebaran informasi dan ide menjadi sangat penting guna mencapai
reformasi ekonomi di dalam negara demokrasi. Dibutuhkan dukungan dari
koalisi partai, dan masyarakat untuk mensukseskan reformasi ekonomi.
Koalisi tidak mungkin dapat mncul secara mendadak, perlu adanya hubungan
baik dan perlu ditata sebelumnya. Hal yang penting juga adalah menjamin
distribusi kepentingan masyarakat sipil;
10. Fungsi terakhir dari demokrasi dalam masyarakat madani adalah kebebasan
berkelompok atau berserikat. Meningkatnya akuntabilitas, tanggung jawab,
inklusifitas, efektivitas dan legitimasi sistem politik, serta penghormatan
terhadap masyarakat sipil di dalamnya akan memberi dampak kepada
peningkatan terhadap kemampuan negara dalam memerintah dan mengajak
warganua untuk patuh terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Ciri-Ciri Demokrasi Dalam Masyarakat Madani


Adapun ciri-ciri demokrasi dalam masyarakat madani, di antaranya:
1. Peluang untuk mengembangkan demokrasi yang stabil meningkat dengan
pesat karena masyarakat mau berkompromi dan bergerak bersama menuju
tujuan demokrasi;
2. Memberi kontribusi dalam stabilitas, prediktabilitas, memiliki kemampuan
memerintah di rezim demokrasi di mana berbagai kepentingan terorganisir
dengan baik;
3. Karakter demokrasi dalam masyarakat madani mempengaruhi perilaku, hal ini
dikarenakan dapat mensosialisasikan kepada partisipan untuk menjadi
demokratis atau sebaliknya;
4. Semakin banyak masyarakat sipil yang plural, maka sebuah negara akan
semakin demokratis. Pluralisme dalam masyarakat dapat membantu dalam
bertahan hidup dan mengajarkan untuk bekerja sama serta bernegosiasi dengan
yang lain;
5. Solid menjadi poin terakhir. Dapat menjadi pelayan yang baik bagi demokrasi
dengan bergabung dalam organisasi, membuka kesempatan individu untuk
turut berpartisipasi dalam beragam kelompok di berbagai tingkatan.

Beberapa Peringatan Penting


Terdapat hal-hal penting yang dapat menjadi peringatan penting dalam fungsi-
fungsi demokrasi dalam masyarakat madani. Pertama adalah sistem korporatis yang
memiliki karakter tunggal, tidak kompetitif, bersifat hirarki, pembagian secara sektoral,
menerima pembatasan dari pemimpin yang mereka pilih dan pembatasan terhadap
tuntutan yang disampaikan kepada negara. Berbanding terbalik dengan masyarakat
madani yang begitu plural, memiliki kesukarelaan yang tinggi, kompetitif, dan tidak
berbentuk hirarki.
Sejumlah negara di Eropa bagian utara telah menerapkan sistem korporatis,
sementara mereka sukses menjalankan fungsinya dalam sistem demokrasi. Meski
pengaturan korporasi semakin terkikis dalam pembentukan demokrasi, perbedaan yang
penting tetap berada pada tingkat di mana keinginan kelompok adalah kompetitif,
pluralis, terbagi-bagi, tersusun dan sebagainya. Gaya korporatis memiliki perbedaan
yang begitu kontras dalam konteks negara dan kelompok. Mungkin saja hal tersebut
dapat membuat manajemen makroekonomi menjadi stabil, namun pengaturan korporatis
demikian dapat menimbulkan ancaman serius terhadap demokrasi pada rezim yang
sedang melakukan transisi maupun yang baru muncul. Tampak risiko besar yang muncul
dari negara-negara yang berlatar belakang otoriter, seperti Meksiko, Mesir dan Indonesia,
di mana negara-negara tersebut telah menciptakan, mengorganisasikan, mengizinkan,
mendanai, membawahi,dan mengontrol keinginan suatu kelompok (sebagian besar ialah
media massa), dengan sedikit pengambilalihan, penekanan dan pendominasian daripada
proses tawar-menawar. Sebaliknya transisi dari bentuk korporatis menuju bentuk
demokrasi sepertinya bergantung kepada masa lalu yang liberalis-pluralis, di mana yang
paling berkembang dan tidak dimiliki oleh negara bekas komunis perkembangan
ekonomi mikro atau ketidakhadiran sepenuhnya ekonomi pasar, akan sangat
membahayakan karena korporatis akan menahan masyarakat sipil bahkan di bawah
kerangka kerja resmi yang demokratis, karena hanya ada sedikit minat dan sumber daya
yang terorganisir di dalam pemerintahan tersebut. Perkembangan sosio-ekonomi yang
berhasil, seperti yang terjadi di Mexico dan Indonesia, menghasilkan kelompok
masyarakat sipil yang meminta perlindungan kebebasan berpolitik seluas-luasnya. Selain
itu kerusakan dalam sosial dan ekonomi, bersamaan dengan korupsi yang besar-besaran,
melemahkan pemegang negara korporatis yang otoriter, menggerogoti keabsahan
asosiasi yang disponsori dan dapat menimbulkan gerakan revolusioner, seperti garis
depan fundamentalis Islam di Mesir dan Aljazair yang menjanjikan penebusan melalui
bentuk negara baru yang hegemoni.
Peringatan kedua, yaitu kebutuhan akan batasan otonomi. Dibanding dengan
peringatan pertama, peringatan ini menciptakan tensi yang tinggi dalam pertumbuhan
demokrasi. Negara itu sendiri harus memiliki otonomi, legitimasi, kapasitas, dan
dukungan yang cukup untuk menengahi kepentingan berbagai kelompok dan
menyeimbangkan keinginan mereka. Hal ini menekankan bahwa terjadi dilema
khususnya untuk negara-negara yang baru melakukan demokrasi berusaha untuk
melaksanakan reformasi ekonomi dalam menghadapi oposisi yang kaku dari buruh,
pensiunan dan kaum borjuis. Berangkat dari hal tersebutlah tekanan balasan dari
masyarakat sipil perlu diedukasi dan dimobilisasi. Dalam beberapa negara demokrasi
baru, ada permasalahan yang sangat besar berasal dari kemarahan masyarakat sipil,
berisiko dan bahkan memunculkan protes yang tidak terorganisir terhadap negara yang
kasar. Permasalahan tersebut dikatakan oleh Celestin Monga (seorang Ekonom dari
Kamerun) sebagai “Kurangnya rasa kewarganegaraan”.

Konsolidasi Demokrasi
Telah muncul generasi yang lebih kuat dan lebih luas yang dapat menjamin satu-
satunya faktor yang paling penting dalam konsolidasi demokrasi. Generasi tersebut
bukanlah masyarakat sipil, melainkan institusi politik. Konsolidasi sendiri merupakan
proses dimana demokrasi menjadi luas dan sangat sah, yang tidak dapat dirubah di
antara penduduk. Konsolidasi melibatkan tingkah laku dan perubahan institusi yang
menormalkan demokrasi politik dan menyempitkan kebimbangan. Penormalan tersebut
membutuhkan ekspansi akses penduduk, pengembangan kewarganegaraan dan budaya
demokrasi, perluasan perekrutan dan pelatihan dasar kepemimpinan dan fungsi lainnya.
Dari hal tersebut, maka hal yang paling penting dan paling dibutuhkan adalah institusi
politik. Institusi politik yang sehat dibutuhkan untuk memenuhi reformasi ekonomi di
bawah kondisi demokratis. Sistem partai yang ada di mana satu atau dua berdasarkan
keluasan. Partai secara konsisten memperoleh hampir keseluruhan dari suara pemilihan
sangat baik diposisikan untuk menolak kelas yang sempit dan keinginan sektor untuk
memelihara kelangsungan reformasi ekonomi sampai kepada administrasi. Badan
legislatif yang efektif terkadang memblokir informasi, namun jika mereka terdiri dari
beberapa partai yang kuat, maka pada akhirnya mereka akan merestorasikan demokrasi
dan reformasi ekonomi dengan cara menyediakan bantuan politik, serta menyerap dan
memediasi protes masyarakat. Sistem yudisial yang otonom, profesional dan
terorganisir menjadi sangat sulit untuk melindungi peraturan dalam hukum.
Keberatan-keberatan ini membuat mereka berpikir lebih serius, tetapi mereka
tidak akan menghapuskan prinsip keilmiahan. Masyarakat madani dapat dan harus
memainkan peranan penting dalam membangun dan mengkonsolidasikan demokrasi.
Tugasnya bukan untuk meyakinkan tetapi juga menyeimbangkan ketegangan melalui
pemerintah, semakin jelas bahwa demokrasi akan muncul.

II. KESIMPULAN
Berangkat dari pandangan yang disampaikan Diamond, maka masyarakat madani dapat
dikatakan sebagai lingkup kehidupan sosial yang terbuka, sukarela, otonom dari negara yang
lahir secara mandiri, berswadaya secara parsial setidaknya dan terikat oleh tatanan legal atau
seperangkat nilai bersama. Masyarakat madani sendiri memiliki keterkaitan dengan
demokratisasi. Hal ini karena masyarakat madani dapat berkembang dengan baik dalam negara
demokrasi, sehingga kehadiran masyarakat madani dapat membuka peluang untuk
berkembangnya demokratisasi. Diamond sendiri berpandangan bahwa masyarakat madani
memberikan kontribusi yang tinggi dalam proses pertumbuhan demokrasi. Masyarakat madani
menyediakan sumber daya politik, ekonomi, kebudayaan, dan moral untuk menjaga dan
mengawasi keseimbangan negara. Masyarakat madani terdiri dari individu-individu yang
beragam dan plural dengan berbagai kepentingan. Apabila dikelola dengan baik, maka hal ini
dapat menjadi dasar yang kuat dalam menciptakan persaingan yang demokratis. Kemudian
masyarakat madani dapat memperkaya peranan politik dalam hal partisipasi politik,
meningkatkan efektivitas politik, dan meningkatkakn kesadaran kewarganegaraan. Masyarakat
madani juga dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas negara dan dapat sebagai wadah bagi
seleksi dan lahirnya calon-calon pemimpin politik yang baru, sehingga mencegah munculnya
rezim otoriter.
Masyarakat madani memiliki tujuan untuk membela kepentingan bersama. Masyarakat
madani bukan hanya sekadar kelompok, tetapi juga sebagai kelompok yang berusaha untuk
mengartikulasikan atau mengagregasi kepentingan bersama, juga memiliki kesadaran
horisontal dari kelompok masyarakat untuk menghimpun dirinya dalam organisasi secara
sukarela dan bekerja sama dalam bingkai keteraturan. Masyarakat madani hadir tidak untuk
memenangkan jabatan-jabatan yang ada di dalam pemerintahan, tetapi masyarakat madani
hadir untuk memenangkan kepentingan umum yang diperjuangkannya. Kunci dari
memenangkan kepentingan umum adalah bahwa masyarakat madani harus peduli dengan
setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan keaktifan dari masyarakat madani
dalam merespon berbagai kebijakan pemerintah adalah kunci dalam pengembangan
demokratisasi sebuah negara.
Meski telah menjelaskan definisi masyarakat madani, fungsi masyarakat madani, batasan
masyarakat madani, hingga kaitannya dengan demokratisasi, Diamond masih belum
menjelaskan bagaimana memberdayakan masyarakat madani untuk mewujudkan kepentingan
lebih besar, yakni kemajuan sebuah negara.
Bahan Bacaan

Larry Diamond. (1994). Rethinking Civil Society: Toward Democratic Consolidation. Journal
of Democracy Vol. 5, No. 3.

Anda mungkin juga menyukai