OLEH :
REZA AR ROZAQ
NPM. 16011865030
2019
CRITICAL REVIEW
Hakikat Kerja
Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktivitaas. Salah satu
aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Berkerja
mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan sebuah sebuah karya yang
dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan.
Faktor pendorong penting yanag menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan
yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial,
menghasilkan sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun
demikian di balik tujuan yang tidak langsung tersebut orang bekerja untuk mendapatkan
imbalan yang berupa upah atau gaji dari hasil kerjanya itu. Jadi pada hakikatnya orang
bekerja, tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi juga bertujuan
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.
Keterasingan Manusia dalam Pekerjaan :
- Pekerjaan sebagai kegiatan yang khas manusiawi
- Pekerjaan sebagai Obyektivasi diri manusia
- Pekerjaan dan sifat sosial manusia
Manusia dapat dibedakan dari hewan oleh kesadaran, oleh agama atau apa pun lain yang
kamu suka. Mereka sendiri mulai membedakan diri dari binatang segera ketika mereka mulai
menghasilkan sarana sumber penghidupan (nafkah hidup) mereka, sebuah langkah yang
dikondisikan oleh organisasi fisik mereka. Dengan memproduksi sarana sumber penghidupan
mereka, manusia sudah benar-benar menghasilkan kehidupan material mereka yang
sebenarnya.
Cara manusia menghasilkan sarana penghidupan mereka bergantung pada pertama-tama sifat
dari sarana sumber penghidupan (subsistence) yang sebenarnya mereka temukan dalam
keberadaan dan harus mereproduksi. Mode produksi ini tidak boleh dianggap hanya sebagai
produksi keberadaan fisik individu. Sebaliknya itu adalah bentuk yang pasti dari aktivitas
individu-individu ini, bentuk yang pasti untuk mengekspresikan kehidupan mereka, cara
hidup yang pasti dari bagian mereka. Sebagai individu mengekspresikan kehidupan mereka,
demikian juga mereka. Apakah mereka itu, oleh karena itu, bertepatan dengan produksi
mereka, baik dengan apa yang mereka hasilkan dan dengan bagaimana mereka menghasilkan.
Sifat individu alami itu tergantung pada kondisi material yang menentukan produksi mereka.
First Premises of Materialist Method (Dasar pemikiran (tempat) pertama metode materialis)
Dasar pemikiran (tempat) darimana kita memulai bukanlah sesuatu yang sewenang-wenang,
bukan dogma, tapi dasar pemikiran yang nyata dari pemikiran yang abstrak hanya bisa dibuat
di dalam khayalan (imajinasi). Mereka adalah individual yang nyata, aktifitas mereka dan
kondisi material dimana mereka hidup/tinggal, baik yang mereka temukan sudah ada dan
yang di produksi dari aktifitas mereka. Dasar pemikiran ini kemudian bisa di verifikasi secara
empiris murni.
Pengertian Keterasingan
Alienisasi atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi proses menuju
keterasingan, adalah teori yang dikeluarkan oleh Karl Marx tentang munculnya sebuah
keadaan di mana buruh atau proletar mendapatkan sebuah keadaan yang terasing dari
kehidupanya. Ia percaya bahwa Alienisasi adalah hasil dari eksploitasi Kapitalisme
terhadap buruh dengan mengartikanya sebagai modal
Keterasingan atau alienasi berakar dalam kata Bahasa Latin alienatio yang berarti
penyerahan, pemindahan ke tangan lain, pemindahan hak, hal memisahkan diri, keadaan
tak sadarkan diri. Kata ini mempunyai pengertian yang berbeda dalam pelbagai sudut
pandang keilmuan seperti Ilmu Hukum, Ilmu Psikologi dan Ilmu Sosial. Dalam fisafat,
Hegel, justru melihat keterasingan secara positip, yakni suatu upaya untuk menemukan
manusia yang hidup pada kurun waktu tertentu dan tempat tertentu dalam pekerjaan.
Manusia sebagai makhluk pekerja (homo faber) seharusnya menjadi bebas, senang dan
bahagia dalam dan melalui pekerjaannya. Akan tetapi, pada masa Marx hidup justru
manusia manusia yang hidup dalam lilitan sistem Kapitalisme justru mengalami
Marx adalah keterasingan manusia dalam kpekerjaan, yakni keadaan di mana manusia
sebagai makhluk pekerja tidak mengalami keutuhan dirinya dalam dan melalui pekerjaan.
Bentuk-bentuk Keterasingan
1. Agama
Marx melihat agama sebagai bentuk yang tampak dari keterasingan yang dialami
hanyalah sebagai pyoyeksi sifat-sifat manusia hakiki ke dalam surga, akan tetapi manusia
kemudian melupakan hal itu. Manusia lalu menjadi takut dan menyembah hasil
ciptaannya sendiri. Manusia seharusnya kuat, baik, adil dan tahu bukan
memproyeksikannya kepada “tuhan” yang merupakan ciptaannya sendiri. Bisa di katakan
mark melihat agama adalah candu dogma dogma agama mendoktrin tingkah laku manusia.
2. Negara
Menurut Marx negara bukanlah subyek yang unsur-unsurnya adalah keluarga dan masyarakat
luas, melainkan keluarga dan masyarakat luas adalah pengandaian-pengandaian, prasyarat,
bagi adanya negara. Marx hendak mengatakan bahwa dalam negaralah ditemui akar
keterasingan manusia, terutama dari sifatnya yang sosial. Negara seharusnya menjadi obyek
dari masyarakat. Di dalam negara, orang bekerja dan bekerja sama bukan karena
membutuhkan sesamanya , tetapi saling bersaing untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Marx sangat menghargai manusia, oleh karenanya negara sebagai lembaga penekan yang
memaksa manusia untuk bersifat sosial harus dihapus. Penghapusan ini akan diikuti dengan
terbentuknya masyarakat akhir “komunisme” di mana manusia akan baik dan bersifat sosial
dengan sendirinya.
McDonald & Lee Cameron. 1968. Western Political Theory, Part 2&3. New York: Harcourt
Jovanovich.
Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran
Negara, Masyarakat dan Kekuasaan. Jakarta: Gramedia