Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL REVIEW

JUDUL BUKU : Readings from Emile Durkheim (Kenneth Thompson)


DAN PENULIS : Classical Sociological Theory (Craig Calhoun, et.al)
PENERBIT : Routledge dan Blackwell Publishing
FOKUS : The Rules of Sociological Method, Part III (5)
The Sociological Theory of Emile Durkheim Part III-A (11)
NAMA : Dwi Munthaha
NPM : 18011865034
Jurusan : Magister Ilmu Politik Universitas Nasional
Dosen : Dr. Aris Munandar

Pengantar
Emile Durkheim sebagai sosiolog dianggap meninggalkan warisan bagi dunia sosiologi
modern. Karya-karyanya dinilai memiliki kecendrungan teoritis yang berbeda dengan
sosiolog lainnya. Meskipun Durkheim baru-baru ini dikaitkan dengan positivisme dalam
sosiologi, karyanya juga membahas pertanyaan filosofis dan budaya yang penting. Tulisan-
tulisan teoritis Durkheim memiliki pengaruh luas pada antropologi sosial, kriminologi, dan
studi tentang pendidikan, agama, dan gerakan sosial. Dalam perbendaharaan kamus Inggris,
nama Durkheim dikaitkan dengan “neo fungsionalisme”.1
Memahami sosiologi menurut Kenneth Thompson merupakan suatu yang rumit. Apalagi
jika kita sudah terbiasa menggunakan akal sehat, karena tanpa sadar dia bisa menguasai
akal sehat kita. Pengalaman yang panjang dan khususlah yang mampu mencegah itu, namun
kehati-hatian atas harus tetap dijadikan pertimbanga. Cara berpikir yang standar hanya kan
menggagalkan studi ilmiah tentang fenomena sosial. Menurut Thompson, metode ini
dianggapnya tidak revolusioner dan cendrung konservatif, karena menjadikan fakta sosial
sebagai sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat. Orang biasanya menganggap kehidupan
sosial sebagai perkembangan yang logis dari konsep-konsep yang ideal. Sebuah metode
yang membuat evolusi bersama pada kondisi- kondisi objektif.2
Berbeda dengan pemikir-pemikir lainnya saat itu (Comte dan Spencer) yang memahami
sosiologi bagian dari filsafat yang abstrak dan sekumpulan ide-ide, Durkheim melihat
masyarakat terdiri dari “fakta-fakta sosial” yang melebihi pengertian intuitif kita dan harus
diselidiki melalui pengamatan-pengamatan dan pengukuran- pengukuran. Durkheim
beragumen sosiologi harus dipisahkan dari filsafat dan berorientasi pada penelitian empiris.3
Proposisi fakta sosial harus diperlakukan sebagai proposisi dasar dari metode ini. Namun hal
ini kerap ditentang karena dianggap paradoks dan memalukan untuk berasimilasi dengan
realitas dunia eksternal dengan dunia sosial. Apa itu benda? Hal itu bertentangan dengan
ide, sama seperti apa yang diketahui dari luar berdiri bertentangan dengan apa yang
diketahui dari dalam. Suatu benda adalah objek pengetahuan yang tidak secara alami dapat
1
Calhoun,Craig., et.al (eds). 2010. Classical Sociological Theory. Blackwell Publishing, hal. 133.
2
Thompson, Kenneth, 2004, Readings from Emile Durkheim, Routledge, hal.43
3
Ritzer, George, 2010, Sociological Theory, McGraw-Hill, hal 77
ditembus oleh pemahaman. Itu yang tidak bisa dikonsepsikan secara memadai sebagai ide
dengan proses analisis intelektual yang sederhana. Pada kenyataannya kita tidak dapat
mengatakan bahwa fakta-fakta sosial adalah hal-hal material, tetapi termasuk hak-hak yang
sama seperti hal-hal yang bersifat material, pikiran, dan cara-cara yang berbeda.4
Durkheim membagi lima Aturan-aturan metode sosiologis untuk memahami masyarakat
secara tepat. Aturan mengenai pengamatan fakta social; aturan mengenai pembedaan
antara normal dengan abnormal (patologis); Aturan mengenai klasifikasi Tipe-tipe Sosial;
Aturan untuk Penjelasan mengenai Fakta Sosial; Aturan untuk pembentukkan bukti-bukti
sosiologis.
Untuk itu pemahaman tentang Fakta Sosial menjadi penting untuk diketahui sebelum
masuk ke lima aturan-aturan metode sosiologi Durkheim.

A. Apakah fakta sosial


Sebelum membahas tentang metode yang tepat untuk meneliti fakta sosial, terlebih dahulu
perlu diketahui apa yang dimaksud dengan istilah 'sosial '. Hal ini karena seringkali istilah
sosial dipahami dengan kurang tepat. Istilah sosial itu lazimnya dipergunakan untuk
menggambarkan segala macam gejala yang ada dalam masyarakat, betapun kecil
kepentingan gejala tersebut secara sosial. Semua peristiwa yang menyangkut manusia
merupakan gejala sosial. Setiap manusia makan-minum, tidur, dan berpikir, dan seterusnya
adalah untuk kepentingannya yang dilakukan secara teratur. Jika itu semua dianggap sosial,
maka sosiologi tidak punya runga lingkup sendiri. Ruang lingkup sosiologi menjadi tumpang
tindih dengan biologi dan sosiologi.5
Dalam setiap masyarakat terdapat gejala-gejala tertentu, misalnya melaksanakan tugas
sebagai saudara, sebagai suami, atau melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara,
melaksanakan kontrak-kontrak yang dibuatnya, dan seterusnya, maka orang tadi melakukan
tugasnya menurut hukum dan adat-istiadat. Hal-hal itu memang berasal dari luar diri
manusia yang bersangkutan secara objektif, hal itu merupakan realitas objektif oleh karena
manusia tidak menciptakannya sendiri.
Menurut Durkheim, Fakta sosial adalah setiap cara bertindak, baik tetap maupun tidak, yang
bisa menjadi pengaruh atau tekanan eksternal bagi seorang individu atau setiap cara
bertingkah laku yang umum dalam masyarakat, yang pada waktu bersamaan tidak
tergantung pada manifestasi individualnya.6
Pengertian fakta sosial Durkheim ini membedakan ilmu sosiologi dengan psikologi. Pertama
fakto sosial dipahami sebagai suatu paksaan ekternal ketimbang suatu dorongan internal,
kedua, fakto sosial merupakan hal yang umum di seleuruh masyarakat dan tidak melekat
secara khusus pada individu. 7

4
Thompson, Kenneth, Op.cit.,hal. 44
5
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 47
6
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 50
7
Ritzer, George, op.cit. hal 78
Fakta sosial seperti tindakan individu dalam melakukan hubungan dengan anggota
masyarakat lain yang berpedoman dengan norma-norma dan adat istiadat seseorang
sehingga ia melakukan hubungan-hubungan terpola dengan anggota masyarakat lain.0
Durkheim secara membedakan antara dua tipe luas fakta-fakta sosial:8
1. Dalam bentuk material : Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan
diamati. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya
arsitektur dan norma hukum.
2. Dalam bentuk non-material : Yaitu sesuatu yang ditangkap nyata ( eksternal ). Fakta
ini bersifat inter subjective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia
(moralitas, nurani kolektif, representasi kolektif, dan arus sosial)

B. Aturan mengenai pengamatan fakta sosial


Sosiologi sebuah ilmu pengetahuan harus bertindak menelaah kenyataan. Manusia punya
kecendrungan menganalisis atau mengkombinasikan gagasan-gagasannya, daripada
mengadakan pengamatan, melukiskan atau membandingkan hal-hal yang merupakan
kenyataan. Bagi Durkeheim hal tersebut hanya akan menjadi analisis ideologis. Jika hal itu
terjadi ilmu pengetahuan tidak akan berkembang, dia hanya lahir untuk mati.9
Gejala sosial harus dipahami sebagai sesuatu yang berbeda dengan gambaran dalam
pikiran. Gejala harus dipahami sebagai sesuatu yang eksternal yang di dalamnya ada
perubahan dari obejektivitas ke subyektivitas. Walau pun gejala sosial tidak memiliki ciri-ciri
intrinsik akan suatu hal, namun gejala tersebut harus ditangani sebagaimana
memahaminya. Aturan ini dapat diterapkan pada semua realitas sosial.
Durkheim menyatakan, bahwa untuk merumuskan aturan utama disiplin ini, yang perlu
dilakukan oleh sosiolog adalah:10
1. Yang pertama dari akibat wajar ini adalah: Semua prasangka harus dihindari secara
sistematis.
2. Aturan sebelumnya sepenuhnya negatif. Dominasi gagasan populer hanya akan
mengalihkan perhatiannya pada fakta, tetapi tidak mengatakan bagaimana ia harus
memahami fakta-fakta ini untuk membuat penelitian yang objektif.
3. Menghindari penggunaan perasaan agar tidak subyektif . Perasaan cendrung
menjauhkan obektivitas yang akhirnya dapat membuat gagalnya penelitian sosial.

C. Aturan mengenai pembedaan antara normal dengan abnormal (patologis)


Pengamatan sebelumnya membedakan dua jenis fakta, yang berbeda; fakta-fakta berlaku
dan fakta yang seharusnya berbeda. Dengan kata lain ada gejala normal dan gejala
patologis. Keduanya harus dicakup dalam defenisi saat penelitian dimulai. Untuk hal-hal
yang identik sekalipun, kedua fakta tersebut harus dibedakan. Apakah iulmu pengetahuan
mampu membuat perbedaannya?

8
Ritzer, George, ibid.,79
9
Thompson, Kenneth, Op.cit.,hal. 51
10
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 53
Fakta sosial hanya dapat disebut normal dalam jenis fakta sosial tertentu dalam kaitannya
dengan fase yang sama perkembangannya. Yang dimaksud adalah, fakta normal karena
disetujui secara kolektif. Sedang fakta patologis tidak sesuai dengan keinginan kolektif.
Durkheim merumuskan tiga aturan berikut :11
1. Sebuah fakta sosial adalah normal untuk tipe sosial tertentu , dipertimbangkan pada
tahap tertentu perkembangannya, ketika itu terjadi dalam masyarakat rata-rata
spesies yang pada tahap yang sesuai evolusinya .
2. Hasil dari metode sebelumnya dapat diverifikasi dengan menunjukkan, bahwa
karakter umum dari fenomena ini terkait dengan kondisi umum kehidupan kolektif
dalam tipe sosial yang dipertimbangkan .
3. Verifikasi ini diperlukan bila fakta ini berhubungan dengan spesies sosial yang belum
menyelesaikan kursus penuh evolusinya
Mengenai keharusan juga untuk melihat konteks sosial juga yang ada untuk dapat
memutuskan hal-hal yang normal atau abnormal tersebut. Untuk sosiologi menjadi ilmu
sejati, sifat umum dari gejala harus diambil sebagai kriteria normalitasnya.

D. Aturan Bagi Klasifikasi tipe-tipe sosial


Karena fakta sosial hanya dapat digambarkan sebagai normal atau abnormal dalam
kaitannya dengan jenis sosial tertentu, apa yang telah dikatakan sebelumnya menyiratkan
bahwa satu cabang sosiologi hendaknya menelaah isi dan klasifikasi jenis-jenis itu.12
Konsep penjenisan sosial ini sangat bermanfaat karena memberi titik tengah antara dua
konsep kehidupan kolektif yang saling bertentangan antara golongan ilmuwan nominalisme¸
para sejarahwan dengan realisme ekstrim, para ahli filsafat.
Ada dua sifat dari klasifikasi, yaitu klasifikasi yang rigid atau kaku serta klasifikasi yang
bercampur. Sifat kombinasi yang dihasilkan tergantung selalu pada sifat dan jumlah dari
unsur dan modus kombinasi , karakteristik ini jelas yang harus kita ambil sebagai dasar.
Memang kita akan lihat nanti bahwa itu merupakan fakta-fakta umum kehidupan sosial.
Selain itu , karena mereka adalah tatanan morfologi , kita sebut bagian dari sosiologi yang
tugasnya adalah untuk membentuk dan mengklasifikasikan ' morfologi sosial ' jenis sosial
hasil dari klasifikasi ini ada dua, yaitu social morphology dan social evolution.
Klasifikasi yang pertama menunjukan di dalam masyarakat adanya solidaritas, kerja sama,
dan hubungannya yang baik dengan alam sedangkan klasifikasi yang kedua menunjukan
dalam masyarakat adanya yang ditengarai sebagai kerja sama kontraktual, dan
hubungannya yang relatif terhadap alam.

E. Aturan penjelasan mengenai fakta sosial


Representasi kolektif, emosi dan kecenderungan dihasilkan bukan berasal dari kesadaran
kesadaran individu, tetapi oleh kondisi di keseluruhan tubuh sosial tersebut. Durkheim

11
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 55
12
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 57
memberikan penjelasan mengenai fakta sosial dengan membagi dalam melalui 2 cara,
yaitu:13
1. Penjelasan sebab-akibat; Fakta sosial harus dijelaskan berdasarkan fakta-fakta social
yang mendahuluinya sehingga dapat mengetahui sebab dari terbentuknya fakta
social tersebut. Setelah sebab tersebut ditemukan, selanjutnya mencari penyebab
fakta social tersebut masih ada. Kenyataan bahwa fakta sosial itu masih ada
selanjutnya dapat dijelaskan berdasarkan fungsi yang dimilikinya.
2. Penjelasan fungsional; Fungsi suatu fakta sosial harus selalu ditemukan dalam
hubungannya dengan suatu tujuan sosial lainnya. Ini berari bahwa harus diteliti
apakah ada persamaan antara fakta yang ditinjau dengan keperluan-keperluan
umum dari organisme sosial itu dan dimana letak persesuaiannya.

Sementara itu, Durkheim memberikan perbedaan fakta sosial dengan fakta individu yaitu;
1. Fakta sosial adalah perbuatan-perbuatan yang ada diluar individu secara terpisah,
umum, dan memaksa karena fakta itu tidak dapat terlepas dari individu-individu
secara bersama-sama serta memaksakan individu berbuat sesuai dengan keadaan
masyarakatnya. Jadi fakta sosial tidak menyatu dengan individu-individu secara utuh
tetapi juga tidak bisa lepas dari individu-individu tersebut. Inti dari fakta sosial ini
yaitu adanya tindakan yang dilakukan disebabkkan karena adanya pola dalam
hubungan sosial itu sendiri.
2. Sedangkan fakta individu , sering disebut sebagai fakta organis atau fakta psikis.
Fakta organis ini merupakan tindakan yang dilakukan dengan didasari kesadaran
individu itu sendiri. sehingga tidak ada bentuk intervensi dari luar yang memaksa
seseorang untuk melakukan tindakan tersebut karena tidak memerlukan sebuah
pola dalam sistem sosial.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fakta sosial tidak dapat direduksi menjadi fakta
individu, karena ia memiliki eksistensi yang independen di tengah-tengah masyarakat. Fakta
social sesungguhnya suatu kumpulan dari fakta-fakta individu akan tetapi kemudian
diungkapkan dalam suatu realitas yang riil. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa fakta
sosial dihasilkan oleh pengaruh dari fakta psikis.

F. Aturan untuk mendirikan pembuktian sosiologis


Penjelasan sosiologis seperti kita pahami, semata-mata terdiri dalam membangun
hubungan kausalitas, yang berkaitan dengan menghubungkan fenomena dengan
penyebabnya, atau, sebaliknya, penyebabnya dengan efek yang bermanfaat. Karena
fenomena sosial jelas lepas dari kontrol eksperimen maka metode komparatif adalah satu-
satunya yang sesuai untuk sosiologi.14
Metode komparatif secara ilmiah sesuai dengan prinsip kausalitas karena muncul dari ilmu
itu sendiri , kita harus mengambil proposisi berikut sebagai dasar perbandingan yang kita
buat : Penyebab yang sama selalu sesuai dengan efek yang sama. Metode ini berutang
validitasnya dengan fakta hubungan kausal , bukan dari luar, tapi dari dalam. metode ini

13
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 61
14
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 62
menunjukkan mereka berinteraksi satu sama lain dalam cara yang berkelanjutan ,
setidaknya berkaitan dengan kuantitas mereka . Dalam dirinya sendiri menunjukkan bahwa
mereka tidak asing satu sama lain.
Durkheim menyebutkan, bahwa anggapan sosiologi secara signifikan lebih rendah daripada
ilmu-ilmu lain karena hampir tidak dapat menggunakan lebih dari satu prosedur
eksperimental adalah keliru. Kerugian ini, pada kenyataannya, dikompensasi oleh kekayaan
variasi yang tersedia untuk perbandingan sosiolog, kekayaan tanpa contoh di bidang
pengetahuan lainnya.15
Sebaliknya, kehidupan sosial adalah serangkaian transformasi yang tidak terputus, sejajar
dengan transformasi lain dalam kondisi eksistensi kolektif. Informasi yang dimiliki mengenai
transformasi tidak hanya belakangan ini, tetapi juga sejumlah besar transformasi yang telah
dilewati oleh orang-orang yang sudah tidak ada lagi. Meskipun ada celah, sejarah umat
manusia dengan cara lain sejelas dan selengkap sejarah spesies hewan. Selain itu, ada
banyak fenomena sosial yang terjadi di seluruh masyarakat, tetapi yang berasumsi beragam
bentuk menurut wilayah, pekerjaan, agama, dll. Seperti, misalnya, kejahatan, bunuh diri,
kelahiran, pernikahan, tabungan, dll.
Sosiologi komparatif bukanlah cabang sosiologi khusus; ia adalah sosiologi itu sendiri sejauh
ia tidak lagi deskriptif murni dan berkeinginan menyebabkan fakta.

Referensi:
Calhoun,Craig., et.al (eds). 2010. Classical Sociological Theory. Blackwell Publishing

Ritzer, George. 2010. Sociological Theory, McGraw-Hill

Thompson, Kenneth, 2004, Readings from Emile Durkheim, Routledge

15
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 63

Anda mungkin juga menyukai