Pengantar
Emile Durkheim sebagai sosiolog dianggap meninggalkan warisan bagi dunia sosiologi
modern. Karya-karyanya dinilai memiliki kecendrungan teoritis yang berbeda dengan
sosiolog lainnya. Meskipun Durkheim baru-baru ini dikaitkan dengan positivisme dalam
sosiologi, karyanya juga membahas pertanyaan filosofis dan budaya yang penting. Tulisan-
tulisan teoritis Durkheim memiliki pengaruh luas pada antropologi sosial, kriminologi, dan
studi tentang pendidikan, agama, dan gerakan sosial. Dalam perbendaharaan kamus Inggris,
nama Durkheim dikaitkan dengan “neo fungsionalisme”.1
Memahami sosiologi menurut Kenneth Thompson merupakan suatu yang rumit. Apalagi
jika kita sudah terbiasa menggunakan akal sehat, karena tanpa sadar dia bisa menguasai
akal sehat kita. Pengalaman yang panjang dan khususlah yang mampu mencegah itu, namun
kehati-hatian atas harus tetap dijadikan pertimbanga. Cara berpikir yang standar hanya kan
menggagalkan studi ilmiah tentang fenomena sosial. Menurut Thompson, metode ini
dianggapnya tidak revolusioner dan cendrung konservatif, karena menjadikan fakta sosial
sebagai sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat. Orang biasanya menganggap kehidupan
sosial sebagai perkembangan yang logis dari konsep-konsep yang ideal. Sebuah metode
yang membuat evolusi bersama pada kondisi- kondisi objektif.2
Berbeda dengan pemikir-pemikir lainnya saat itu (Comte dan Spencer) yang memahami
sosiologi bagian dari filsafat yang abstrak dan sekumpulan ide-ide, Durkheim melihat
masyarakat terdiri dari “fakta-fakta sosial” yang melebihi pengertian intuitif kita dan harus
diselidiki melalui pengamatan-pengamatan dan pengukuran- pengukuran. Durkheim
beragumen sosiologi harus dipisahkan dari filsafat dan berorientasi pada penelitian empiris.3
Proposisi fakta sosial harus diperlakukan sebagai proposisi dasar dari metode ini. Namun hal
ini kerap ditentang karena dianggap paradoks dan memalukan untuk berasimilasi dengan
realitas dunia eksternal dengan dunia sosial. Apa itu benda? Hal itu bertentangan dengan
ide, sama seperti apa yang diketahui dari luar berdiri bertentangan dengan apa yang
diketahui dari dalam. Suatu benda adalah objek pengetahuan yang tidak secara alami dapat
1
Calhoun,Craig., et.al (eds). 2010. Classical Sociological Theory. Blackwell Publishing, hal. 133.
2
Thompson, Kenneth, 2004, Readings from Emile Durkheim, Routledge, hal.43
3
Ritzer, George, 2010, Sociological Theory, McGraw-Hill, hal 77
ditembus oleh pemahaman. Itu yang tidak bisa dikonsepsikan secara memadai sebagai ide
dengan proses analisis intelektual yang sederhana. Pada kenyataannya kita tidak dapat
mengatakan bahwa fakta-fakta sosial adalah hal-hal material, tetapi termasuk hak-hak yang
sama seperti hal-hal yang bersifat material, pikiran, dan cara-cara yang berbeda.4
Durkheim membagi lima Aturan-aturan metode sosiologis untuk memahami masyarakat
secara tepat. Aturan mengenai pengamatan fakta social; aturan mengenai pembedaan
antara normal dengan abnormal (patologis); Aturan mengenai klasifikasi Tipe-tipe Sosial;
Aturan untuk Penjelasan mengenai Fakta Sosial; Aturan untuk pembentukkan bukti-bukti
sosiologis.
Untuk itu pemahaman tentang Fakta Sosial menjadi penting untuk diketahui sebelum
masuk ke lima aturan-aturan metode sosiologi Durkheim.
4
Thompson, Kenneth, Op.cit.,hal. 44
5
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 47
6
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 50
7
Ritzer, George, op.cit. hal 78
Fakta sosial seperti tindakan individu dalam melakukan hubungan dengan anggota
masyarakat lain yang berpedoman dengan norma-norma dan adat istiadat seseorang
sehingga ia melakukan hubungan-hubungan terpola dengan anggota masyarakat lain.0
Durkheim secara membedakan antara dua tipe luas fakta-fakta sosial:8
1. Dalam bentuk material : Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan
diamati. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya
arsitektur dan norma hukum.
2. Dalam bentuk non-material : Yaitu sesuatu yang ditangkap nyata ( eksternal ). Fakta
ini bersifat inter subjective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia
(moralitas, nurani kolektif, representasi kolektif, dan arus sosial)
8
Ritzer, George, ibid.,79
9
Thompson, Kenneth, Op.cit.,hal. 51
10
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 53
Fakta sosial hanya dapat disebut normal dalam jenis fakta sosial tertentu dalam kaitannya
dengan fase yang sama perkembangannya. Yang dimaksud adalah, fakta normal karena
disetujui secara kolektif. Sedang fakta patologis tidak sesuai dengan keinginan kolektif.
Durkheim merumuskan tiga aturan berikut :11
1. Sebuah fakta sosial adalah normal untuk tipe sosial tertentu , dipertimbangkan pada
tahap tertentu perkembangannya, ketika itu terjadi dalam masyarakat rata-rata
spesies yang pada tahap yang sesuai evolusinya .
2. Hasil dari metode sebelumnya dapat diverifikasi dengan menunjukkan, bahwa
karakter umum dari fenomena ini terkait dengan kondisi umum kehidupan kolektif
dalam tipe sosial yang dipertimbangkan .
3. Verifikasi ini diperlukan bila fakta ini berhubungan dengan spesies sosial yang belum
menyelesaikan kursus penuh evolusinya
Mengenai keharusan juga untuk melihat konteks sosial juga yang ada untuk dapat
memutuskan hal-hal yang normal atau abnormal tersebut. Untuk sosiologi menjadi ilmu
sejati, sifat umum dari gejala harus diambil sebagai kriteria normalitasnya.
11
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 55
12
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 57
memberikan penjelasan mengenai fakta sosial dengan membagi dalam melalui 2 cara,
yaitu:13
1. Penjelasan sebab-akibat; Fakta sosial harus dijelaskan berdasarkan fakta-fakta social
yang mendahuluinya sehingga dapat mengetahui sebab dari terbentuknya fakta
social tersebut. Setelah sebab tersebut ditemukan, selanjutnya mencari penyebab
fakta social tersebut masih ada. Kenyataan bahwa fakta sosial itu masih ada
selanjutnya dapat dijelaskan berdasarkan fungsi yang dimilikinya.
2. Penjelasan fungsional; Fungsi suatu fakta sosial harus selalu ditemukan dalam
hubungannya dengan suatu tujuan sosial lainnya. Ini berari bahwa harus diteliti
apakah ada persamaan antara fakta yang ditinjau dengan keperluan-keperluan
umum dari organisme sosial itu dan dimana letak persesuaiannya.
Sementara itu, Durkheim memberikan perbedaan fakta sosial dengan fakta individu yaitu;
1. Fakta sosial adalah perbuatan-perbuatan yang ada diluar individu secara terpisah,
umum, dan memaksa karena fakta itu tidak dapat terlepas dari individu-individu
secara bersama-sama serta memaksakan individu berbuat sesuai dengan keadaan
masyarakatnya. Jadi fakta sosial tidak menyatu dengan individu-individu secara utuh
tetapi juga tidak bisa lepas dari individu-individu tersebut. Inti dari fakta sosial ini
yaitu adanya tindakan yang dilakukan disebabkkan karena adanya pola dalam
hubungan sosial itu sendiri.
2. Sedangkan fakta individu , sering disebut sebagai fakta organis atau fakta psikis.
Fakta organis ini merupakan tindakan yang dilakukan dengan didasari kesadaran
individu itu sendiri. sehingga tidak ada bentuk intervensi dari luar yang memaksa
seseorang untuk melakukan tindakan tersebut karena tidak memerlukan sebuah
pola dalam sistem sosial.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fakta sosial tidak dapat direduksi menjadi fakta
individu, karena ia memiliki eksistensi yang independen di tengah-tengah masyarakat. Fakta
social sesungguhnya suatu kumpulan dari fakta-fakta individu akan tetapi kemudian
diungkapkan dalam suatu realitas yang riil. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa fakta
sosial dihasilkan oleh pengaruh dari fakta psikis.
13
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 61
14
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 62
menunjukkan mereka berinteraksi satu sama lain dalam cara yang berkelanjutan ,
setidaknya berkaitan dengan kuantitas mereka . Dalam dirinya sendiri menunjukkan bahwa
mereka tidak asing satu sama lain.
Durkheim menyebutkan, bahwa anggapan sosiologi secara signifikan lebih rendah daripada
ilmu-ilmu lain karena hampir tidak dapat menggunakan lebih dari satu prosedur
eksperimental adalah keliru. Kerugian ini, pada kenyataannya, dikompensasi oleh kekayaan
variasi yang tersedia untuk perbandingan sosiolog, kekayaan tanpa contoh di bidang
pengetahuan lainnya.15
Sebaliknya, kehidupan sosial adalah serangkaian transformasi yang tidak terputus, sejajar
dengan transformasi lain dalam kondisi eksistensi kolektif. Informasi yang dimiliki mengenai
transformasi tidak hanya belakangan ini, tetapi juga sejumlah besar transformasi yang telah
dilewati oleh orang-orang yang sudah tidak ada lagi. Meskipun ada celah, sejarah umat
manusia dengan cara lain sejelas dan selengkap sejarah spesies hewan. Selain itu, ada
banyak fenomena sosial yang terjadi di seluruh masyarakat, tetapi yang berasumsi beragam
bentuk menurut wilayah, pekerjaan, agama, dll. Seperti, misalnya, kejahatan, bunuh diri,
kelahiran, pernikahan, tabungan, dll.
Sosiologi komparatif bukanlah cabang sosiologi khusus; ia adalah sosiologi itu sendiri sejauh
ia tidak lagi deskriptif murni dan berkeinginan menyebabkan fakta.
Referensi:
Calhoun,Craig., et.al (eds). 2010. Classical Sociological Theory. Blackwell Publishing
15
Thompson, Kenneth, ibid.,hal. 63