Anda di halaman 1dari 39

Kumpulan Tulisan dan Panduan Latihan

teater rakyat
KANDUNGAN BUKU:

PENDIDIKAN YANG MEMBEBASKAN

Prinsip-prinsip Pendidikan Paulo Freire


Tidak Ada Pendidikan yang Netral
Catatan dari Penyusun ... Relevan Bagi Peserta
Hadap-masalah
Buku Panduan Teater Rakyat ini dimaksudkan untuk membantu para Pemandu Dialog
Lapang PHT dalam memfasilitasi kelompok tani, yang ingin melakukan Aksi dan Refleksi
pertunjukan-pertunjukan, dalam rangka menyebarluaskan gagasan-gagasan PHT, Perubahan yang Radikal
maupun untuk maksud-maksud menggalang kerjasama di antara masyarakat
tani. Perbedaan Tingkat Kesadaran
Kesadaran Magis
Isi buku ini merupakan kutipan, ringkasan, adaptasi, terjemahan bebas, dari Kesadaran Naif
berbagai sumber, antara lain seperti tertera dibawah ini: Kesadaran Kritis
Kesadaran Fanatik
1. Training for Transformation, Anne Hope & Sally Timmel, terbitan Mambo
Press.
Metoda Peningkatan Kesadaran
2. Recipes for Change, terbitan Neighbourhood Action
3. Helping Health Workers Learn, David Werner & Bill Bower, terbitan The
Herperian Foundation.
TEATER DAN PENDIDIKAN
4. BITAW (Basic Integrated Theatre Arts Workshop), terbitan PETA (Phillippine
Educational Theatre Association).
Teater dan Pendidikan Non-formal
5. Buletin Rakit, edisi I - Mei 1990, terbitan KTRI.
6. Biarkan Kami Bicara, Mansour Faqih & Roem Topatimasang, terbitan P3M.
Mengajak Masyarakat Berpikir dan Bertindak
7. Bahan Lokakarya Teater Rakyat, Studio Audio Visual Puskat, Yogya.
Main-peran, Sosio-drama, Teater Rakyat, dan Sandiwara Boneka.
Faktor-Faktor Sosial Dalam Teater Rakyat
Penyusun Gagasan-gagasan Penggunaan Drama
Tehnik-tehnik Untuk Memperkuat Daya-tarik Teater

1
Peta-peta Pribadi
LOKAKARYA TEATER RAKYAT Permainan Bantal
Gambar Garis Buta
Tujuan Lokakarya Teater Rakyat

10 Saran Menyelenggarakan Latihan Partisipatif Olah Tubuh


Bercermin
Fasilitator, Animator, dan Koordinator Konsentrasi Jari
Pertandingan Tinju
Tangkai Sapu Ajaib
TEATER PEMBEBASAN Cium
Menjelajah Ruang
Teater Gambar
Gambar Individual Drama Kreatif
Patung Kelompok Beri Daku Bentuk (Individual)
Beri Daku Bentuk (Berkelompok)
Teater Forum Beri Daku Bentuk (Rumit)
Menyusun Skenario Singkat Beri Daku Ruang
Forum Pemahat
Patung Penderitaan
Teater Tersamar Potret Berlawanan
Lakukanlah Ini! Potret Seri
Studi Tablo
Teater Koran
Musik Kreatif
Gerak dan Lagu
PERMAINAN DAN LATIHAN Musik dan Visual Arts
Musik dan Bunyi Kreatif
Upacara-upacara Salurkan Bunyi
Pembukaan Eksplorasi Irama
Harapan Peserta Eksplorasi Tong Sampah
Tinjauan Umum Lokakarya Lingkungan dan Bunyi
Penutupan Apa Ini?
Orkestrasi
Perkenalan dan Pengakraban Permainan Lagu Iklan
Arti Sebuah Nama
Zip-zap

2
Studi Konflik Masalah-masalah Evaluasi
Konflik Fisik Kenapa Kita Melakukan Evaluasi
Konflik Verbal Kapan Kita Melakukan Evaluasi
Rileksasi Etika Evaluasi
Metoda Evaluasi

Penulisan Kreatif
Lepaskan Kata-kata LAMPIRAN-LAMPIRAN
Puisi Lima Baris
Penulisan Puisi Berkelompok Bahan Penulisan Lakon
Latihan Dengan Koran Petunjuk Memilih Karakter
Siapa Pembunuhnya? Petunjuk Memilih Situasi
Pekerjaan Aneh Petunjuk Lakon Realis Satu Babak
Sehari Dalam Kehidupan ... Unsur-unsur Penulisan Lakon
Penulisan Naskah Singkat Kualitas Pertunjukan
Petunjuk Perjalanan Meninjau
Unsur-unsur Artistik
Unsur-unsur Pertunjukan

1. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN PAULO FREIRE

a. Tidak Ada Pendidikan yang Netral.


Pendidikan tidak bisa tidak melainkan: dirancang untuk memelihara situasi
yang ada, memompakan nilai dan budaya lapis masyarakat yang dominan kepada
masyarakat luas (menjinakkan masyarakat sama dengan melatih binatang agar
mengikuti kemauan tuannya), atau, dirancang untuk membebas-kan masyarakat,
membantu mereka untuk menjadi kritis, kreatif, bebas, aktif dan menjadi anggota
masyarakat yang bertanggungjawab.

Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, pendidikan adalah:

EVALUASI PARTISIPATIF Kalau tidak MENJINAKKAN, ... ya MEMBEBASKAN

Apa Itu Evaluasi b. Relevan - Masalah yang Mendesak Bagi Peserta.


Latihan Evaluasi

3
Rakyat akan bertindak bila mereka merasakan dorongan yang kuat terhadap
masalah yang dimunculkan. Ada kaitan yang erat antara perasaan dan tindakan. Tantangan untuk membangun masyarakat yang adil dan merata sangatlah
Semua pendidikan dan proyek pembangunan haruslah dimulai dengan mengiden- kompleks. Tak seorang pun yang tahu dengan pasti bagaimana cara mencapainya.
tifikasi masalah yang dibicarakan oleh masyarakat setempat dengan penuh Tak seorang pun yang punya jawaban terhadap semua pertanyaan, dan tak
semangat, harapan, ketakutan, kecemasan atau kemarahan. seorang pun yang sepenuhnya dungu. Setiap orang mempunyai persepsi sendiri-
sendiri, berdasarkan pengalaman masing-masing. Mereka yang 'terpelajar' sudah
Tim peneliti hendaklah memberikan perhatian yang teliti kepada "Tema belajar banyak dari masyarakat sejak kita dilatih, terutama melalui lembaga yang
Generatif", atau isyu yang hangat, dalam rangka membangkitkan gairah dibentuk oleh lapisan masyarakat yang dominan. Untuk menemukan jalan keluar
masyarakat. yang tepat setiap orang butuh untuk menjadi murid dan guru sekaligus.
Pendidikan haruslah merupakan proses saling belajar.
c. Hadap-masalah.
Peran seorang animator adalah menyiapkan suatu situasi di mana dialog yang
Sejak awal peserta dipandang sebagai makhluk yang punya kemampuan untuk sejati bisa berlangsung - sebuah komunitas belajar yang sesungguhnya, di mana
berpikir, kreatif dan bertindak. Tugas seorang pemandu hanyalah membantu mereka berbagi pengalaman masing-masing, - mendengarkan dan belajar dari
mereka untuk mengenali aspek-aspek kehidupan mereka yang ingin dirubah, sesamanya.
mengenali masalah yang dihadapi, mencari akar dari masalah tersebut dan
melakukan tindakan yang bisa membawa mereka kepada perubahan yang 5. Aksi dan Refleksi (praksis).
diinginkan. Seluruh pendidikan dan pembang-unan dilihat sebagai penggalian
bersama untuk mengatasi masalah. Kebanyakan kegiatan belajar yang sesungguhnya dan perubahan yang radikal
mengambil tempat di saat komunitas mengalami ketidak-nyamanan terhadap
Hal ini bisa dibandingkan secara kontras dengan pende-katan "Bank" yang beberapa aspek dari kehidupan mereka. Seorang Animator bisa menyiapkan
selama ini dipakai dalam pendidikan, yang mendasarkan diri pada pemindahan situasi di mana mereka bisa menghentikan apa yang sedang mereka lakukan
informasi dari guru ke murid. untuk merefleksikannya dengan kritis, meneliti informasi atau ketrampilan baru,
yang mana pun, yang mereka butuhkan, mengusahakannya dan berlatih, untuk
Pendekatan "Bank": kemudian merencanakan aksi.
- Guru menyalurkan informasi.
- Murid diperlakukan sebagai tong kosong yang perlu diisi dengan pengetahuan. Biasanya, rencana aksi yang pertama bisa menyelesaikan beberapa aspek dari
- Guru bicara, murid menerima dengan pasif. masalah yang dihadapi. Dengan menye-lenggarakan siklus aksi-refleksi dengan
rutin, dengan mana kelompok secara tetap merayakan keberhasilan mereka, dan
Pendekatan Hadap-masalah: menganalisis dengan kritis sebab-sebab kesalahan dan kegagalan, mereka bisa
- Pemandu menyiapkan kerangka-kerja untuk berpikir, kreatif, peserta aktif dan menjadi kian mampu merubah kehidupan sehari-hari mereka dengan cara yang
menemukan pemecahan. efektif.
- Pemandu menggali pendapat dengan bertanya: kenapa, bagaimana, siapa?
- Peserta aktif, mengungkapkan, membahas, menyarankan, memutuskan, 6. Perubahan yang Radikal ...
merencanakan.
... terhadap kehidupan, pada komunitas lokal dan seluruh masyarakat.

Tipe pendidikan ini bertujuan untuk melibatkan seluruh warga komunitas


4. Dialog. secara aktif dalam melakukan perubahan:

4
menganggap diri mereka rendah, tidak mampu menguasai ketrampilan dan
- kualitas setiap kehidupan orang per orang gagasan orang yang mereka pandang lebih baik daripada mereka sendiri.
- lingkungan
- komunitas b. KESADARAN NAIF. Seorang yang naif tidak memiliki pemahaman yang
- seluruh masyarakat sempurna. Orang-orang dalam taraf yang naif tak lagi menerima secara pasif
penderitaan orang-orang yang ada di bawah. Mereka menyesuaikan diri untuk
Ini bukanlah sebuah latihan akademik perseorangan, melainkan sebuah meraih yang terbaik buat diri mereka. Tapi mereka masih tetap menerima nilai-
proses yang dinamis, di mana pendidikan dan pembangunan saling terkait nilai, aturan-aturan dan tata sosial yang ditetapkan oleh pihak yang berkuasa dan
sepenuhnya. Juga, tipe pendidikan ini membuktikan bahwa setiap orang para tuan tanah, serta pihak-pihak di cabang atas yang lain Dalam kenyataan,
mempunyai andil dalam membangun masyarakat baru, dan mencoba membantu mereka menjiplak gaya orang atasan sejauh mungkin. Sebagai contoh mereka
setiap orang dan setiap komunitas untuk menjadi semakin mampu, dan menyerap cara berpakaian, potongan rambut, dan bahasa yang digunakan oleh
mengutamakan pelayanan terhadap warga dan perubahan nasional. orang-orang luar, atau memilih memberi susu botol dan bukan memberi ASI
kepada bayi mereka. Dalam pada itu mereka cenderung menolak menengok ke
bawah, kepada adat kebiasaan daan kepercayaan rakyat mereka sendiri. Seperti
2. PERBEDAAN TINGKAT KESADARAN
halnya orang-orang atasan, mereka menyalahkan orang-orang miskin yang
Mengapa begitu banyaknya orang yang "seolah-olah tidak perduli" akan perbaikan menderita sebagai orang-orang bodoh dan tidak berambisi. Mereka tidak berupaya
atau perubahan situasi mereka ? mengkaji secara kritis atau mengubah tata sosial yang ada.

Apa yang dapat saya perbuat agar rakyat menjadi sadar akan kemungkinan- c. KESADARAN KRITIS. Sementara orang mulai berkembang kesadaran
kemungkinan mereka sendiri ? kritisnya, mereka lebih cermat memandang sebab musabab kemiskinan dan
masalah-masalah manusiawi yang lain. Mereka mencoba menjelaskan sesuatu
Untuk membantu para tenaga kesehatan agar dapat menjawab pertanyaan- lebih banyak melalui pengamatan dan akal sehat dari pada melalui mitos dan
pertanyaan tsb, kiranya ada gunanya bila kita membicarakan "tahap-tahap magi. Mereka mulai mempersoalkan nilai-nilai aturan-aturan, dan harapan-
kesadaran" berikut ini. Freire mengungkapkan 3 tahap kesadaran: harapan yang disodorkan ke bawah oleh mereka yang memegang kendali. Mereka
mendapati bahwa bukanlah orang per-orang, melainkan sistem sosial yang
a. KESADARAN MAGIS. Pada tahap ini, orang menerangkan berbagai peristiwa bertanggung-jawab berkenaan dengan ketak-adilan, ketimpangan dan
dan kekuatan yang membentuk hidup mereka menurut kerangka mitos, magi atau penderitaan. Mereka mendapati bahwa sistem sosial itu diciptakan demi
kekuasaan yang ada diluar pemahaman dan kekuasaan mereka. Mereka keuntungan segelintir orang atas pengorbanan sebagian besar warga masyarakat,
cenderung pasrah kepada sang nasib, secara pasif menerima segala sesuatu yang dan dengan demikian mereka menyaksikan bahwa yang berkuasa dalam beberapa
menimpa diri mereka sbg "kehendak Tuhan". Biasanya mereka tidak menyalahkan hal juga lemah, dan juga "menjadi tak manusiawi" karena sistem. Orang yang
siapa pun juga berkenaan dengan duka derita dan kekejaman yang menimpa sadar secara kritis menjadi yakin bahwa hanya dengan merubah norma-norma
mereka. Mereka menerimanya sebagai kenyataan hidup yang terhadapnya tidak dan prosedur masyarakat yang terorganisir sajalah kita dapat mengobati penyakit
dapat (dan sebaiknya tak usah) berbuat apa-apa. Walaupun masalah mereka yang diidap baik oleh golongan kaya mau pun miskin. Dengan semakin
besar - kesehatan buruk, kemiskinan, tak berpekerjaan, dsb - pada umumnya mendalamnya kesadaran mereka, orang-orang itu juga mulai merasa bahwa diri
mereka menolak mengakuinya. Mereka ditindas, namun sekaligus juga tergantung mereka menjadi lebih berharga. Mereka memiliki kebanggaan baru akan asal-usul
pada mereka yang berwenang atau berkuasa, yang mereka takuti dan mencoba dan tradisi mereka. Namun mereka tetap kritis dan bersikap luwes. Mereka tak
menyenangkan hati mereka. Mereka memandang diri mereka sendiri sesuai menolak baik yang lama maupun yang baru, tetapi yang mereka lestarikan
dengan pandangan orang-orang yang di atas terhadap mereka. Mereka

5
hanyalah yang bernilai. Sementara rasa percaya pada diri mereka bertambah
besar, mereka mulai bekerja bersama orang-orang lain untuk mengubah hal-hal
yang tak sehat di dalam sistem sosial. Pengamatan mereka dan penalaran mereka 3. METODA PENINGKATAN KESADARAN PAULO FREIRE
menjurus ke arah tindakan yang positif.
Metoda peningkatan kesadaran, begitulah Freire menyebut pengembangan
Sebagai tambahan terhadap ketiga tahap yang baru saja kita bahas itu, Freire kesadaran kritis - adalah proses belajar yang terbuka yang dilaksanakan melalui
mengungkapkan suatu tingkat kesadaran lain, yag ia sebut "kesadaran yang "dialog kelompok". Suatu kelompok orang bersama-sama memperbincangkan dan
fanatik". Ini adalah satu langkah lebih jauh dari kesadaran yang naif, tapi adalah berupaya mengatasi masalah mereka bersama.
di luar alur perkembangan ke arah kesadaran kritis.
Ini berbeda dengan kebanyakan situasi pendidikan, karena pertanyaan-
d. KESADARAN FANATIK. Fanatik berarti ekstrim sampai ke luar batas pikiran pertanyaan yang timbul; selama berlangsungnya dialog kelompok, tidak
sehat. Seseorang (atau sekelompok orang) yang berkesadaran fanatik menolak mempunyai jawaban yang sudah ditentukan sebelumnya. Tidak ada "ahli" yang
mentah-metah mereka yang berkuasa dan semua aturan yang dikeluarkan tak mempunyai jawaban dan yang pekerjaannya mengalihkan pengetahuannya
perduli apakah itu baik atau buruk. Sementara itu, ia sering kali kembali kepada kepada orang lain. Sebagai gantinya, orang-orang dalam kelompok mencari
kebiasaan-kebiasaan, pakaian, dan kepercayaan tradisional tapi dalam bentuk pemahaman yang lebih baik terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi
yang berlebih-lebihan. Sementara pandangan orang yang berkesadaran kritis bersama. Setiap orang ikut ambil bagian mengupas masalah-masalah tersebut
kebanyakan adalah positip, pandangan orang dengan kesadaran fanatik adalah dan mencari pemecahannya.
destruktif. Pendapat mereka cenderung kaku, tidak luwes. Tindakan mereka
Orang yang bertindak sebagai pemimpin kelompok atau fasilitator haruslah
tampaknya didorong lebih banyak oleh kebencian dari pada oleh kesadaran.
selalu ingat bahwa peranannya bukanlah memberi ceramah. Memang, fasilitator
Mereka cenderung mengulangi ajaran-ajaran radikal yang baku, yang bersumber
itu hendaknya menghindari mengutarakan pendapat pribadinya. Bila tidak, orang
pada para pemimpin yang populer dan kuat dan bukan berasal dari pahamnya
akan mengiyakan semua yang ia katakan. Di awal perbincangan, peranan
sendiri sebagai orang yang sama derajat. Orang-orang yang bertingkat kesadaran
pemimpin kelompok ialah:
fanatik bukanlah pemikir yang berswa-kritik dan mandiri seperti mereka yg
- mendorong setiap orang agar ikut serta secara aktif.
berkesadaran kritis. Mereka terpenjara oleh gagasan para pemimpin yang haus
- meyakinkan mereka bahwa mereka ada di antara teman sendiri dan bebas
kekuasaan. Dalam beberapa hal, mereka masih menjadi budak dan merupakan
mengemukakan pikiran mereka.
produk sistem sosial yang mereka berontak. Andaikata mereka berhasil
-menasehati agar mereka mendengar dengan cermat, dan jangan memotong
menumbangkan tata sosial yang ada, sistem baru yang mereka tegakkan dalam
pembicaraan teman, dan
beberapa hal akan sama kaku dan tidak adilnya dengan sistem lama yang mereka
-memperingatkan agar mereka tidak begitu saja menelan hal-hal yang
gantikan. Karena itulah maka orang-orang yang fanatik itu lebih dekat dengan
dikemukakan orang, tapi memikirkannya dengan cermat, atau menganalisisnya.
orang-orang yang kritis, dan, kalau saja jalan-pintasnya benar, bisa jadi akan
mencapai tujuan dengan lebih cepat. Penting artinya bahwa pemimpin kelompok benar-benar berpendirian bahwa
semua orang dalam kelompok itu mempunyai pendapat sendiri dan pandangan
Sudah barang tentu, dalam kenyataan, tidak seorang pun yang sepenuhnya
yang berharga. Dengan demikian, setiap orang dapat saling belajar dan mengajar.
terpaku pada 1 tahap kesadaran saja. Banyak orang yang bersikap fatalistik
Garis yang memisahkan "guru" dan "murid" menjadi patah. Seorang fasilitator
dalam beberapa hal, naif dalam hal-hal yang lain, dan bersikap kritis dalam
sekaligus menjadi "guru dan murid". Setiap peserta menjadi "guru dan sekaligus
beberapa hal yang lain lagi dan sesekali sedikit fanatik. Namun, tahap-tahap
juga murid".
kesadaran yang terurai di atas pantas diingat-ingat dan ada gunanya.

6
Kata-kata atau gambar-gambar kunci digunakan untuk "memacu" anggota-
anggota kelompok untuk memperbincangkan diri mereka sendiri, situasi mereka,
Peranan fasilitator yang terpokok ialah mengajukan pertanyaan-pertanyaan. kemampuan mereka, dan masalah-masalah mereka. Seringkali sepatah kata atau
Pertanyaan-pertanyaan tersebut hendaknya berupa pertanyaan yang akan satu gambar akan memacu berlangsungnya perbincangan selama 1 atau 2 jam.
membantu kelompok itu agar dapat melihat dunia di sekelilingnya sebagai suatu
situasi yang menantang mereka untuk diubah - bukan sebagai sesuatu yang tak Kata kunci adalah seperti kipas angin, karena kata tersebut membuka jalan bagi
dapat diubah dan di luar kekuasaan mereka. berlangsungnya perbincangan dalam berbagai arah yang baru.

Membantu orang untuk menyadari bahwa dalam diri mereka tersimpan Kata kunci maupun gambar kunci akan menghasilkan kata-kata, gambar-
kemampuan untuk memahami dan mengubah situasi mereka tidaklah mudah. Hal gambar, dan pengamatan-pengamatan baru dalam pikiran orang.
ini benar-benar tidak salah bila berhadapan dengan orang-orang yang telah
Pemimpin kelompok pada waktu perbincangan dimulai belum mengetahui
berlajar menanggung penderitaan mereka dengan diam-diam dan yang menerima
terlebih dahulu ke arah mana perbincangan tersebut akan menuju.
pandangan masyarakat terhadap mereka sebagai orang-orang yang lemah, bodoh,
dan tak berpengharapan. Tapi mereka itulah orang-orang yang justru memerlukan Perbincangan yang menumbuhkan kesadaran yang dipacu oleh kata-kata,
kesadaran kritis terhadap situasi mereka yang akan merupakan tangga untuk gambar-gambar, atau cerita-cerita kunci dapat bermanfaat dan dapat digunakan
mencapai kehidupan yang lebih baik. pada waktu mengajarkan hampir setiap ketrampilan dasar: baca-tulis, kesehatan,
Perbincangan kelompok mempunyai 3 tujuan, yang satu membuka jalan ke arah gizi, pertanian, dsb. Jumlah kata atau gambar-gambar kunci yang digunakan dan
yang berikutnya: jumlah waktu bertemunya kelompok tergantung pada ketrampilan apa yang
sedang dipelajari.
1. Membantu mengubah orang agar mempunyai harga diri pribadi dan kekuatan
kelompok potensial; membantu mereka memperoleh rasa percaya pada diri sendiri Mengkaitkan Perkembangan Kesadaran dengan Pelajaran Perihal Ketrampilan
sebagai manusia yang berpikir, aktif dan cakap. Praktis.
2. Membantu orang mengkaji, menganalisis, dan melakukan tindakan untuk
mengubah situasi mereka. Paulo Freire pertama-tama mengembangkan metoda "penyadaran" sebagai
3. Membantu orang mendapat alat dan ketrampilan yang mereka butuhkan agar bagian usaha membantu rakyat di daerah pertanian Brazil untuk belajar baca-
dapat bertindak memperbaiki kehidupan mereka. tulis. Dengan demikian, pendidikan bagi pengembangan kesadaran kritis
dikaitkan sejak semula dengan upaya mempelajari ketrampilan yang akan
membuat kaum miskin sama derajatnya dengan kaum kaya. Pengkaitan ini
Penggunaan Kata-kata dan Gambar-gambar Kunci
mungkin merupakan kunci keberhasilan penerapan metoda Freire. Memang,
Agar dapat membantu orang untuk melihat lebih jelas pada diri sendiri dan banyak orang yang memisahkan peningkatan kesadaran dari upaya mempelajari
dunia mereka, Freire mendapati betapa bermanfaatnya mengawali setiap ketrampilan praktis akan menghadapi kesulitan yang besar. Freire sendiri, tatkala
perbincangan dengan minta supaya setiap orang memperhatikan dengan cermat mulai bekerja di Chili sedudah pengasingannya dari Brazil, mendapati bahwa
kata, hal-hal, atau situasi yang khas. Studi yang cermat perlu dilaksanakan orang akan dengan pesatnya menjadi lebih tidak sabar dengan dialog peningkatan
sebelum perbincangan dimulai untuk memilih kata-kata, gambar-gambar, obyek- kesadaran kecuali bila dialog itu dipadukan dengan latihan baca-tulis sejak awal-
obyek, atau kisah-kisah yang mempunyai arti penting dan menentukan bagi mula. Orang tidak hadir untuk "meningkatkan kesadaran", melainkan untuk
kelompok tertentu. belajar membaca dan menulis.

7
mampu membuat perubahan dalam masyarakat tanpa perantara. Teater rakyat;
atau media rakyat lainnya, digunakan sebagai saluran komunikasi antar-pribadi,
Agar tercapai hasil yang paling efektif, metoda pendidikan yang mempertinggi rasa menjembatani jurang antara individu-individu yang belajar dengan media-massa
percaya diri sendiri dan kesadaran sosial hendaknya ditanamkan ke dalam segala modern yang impersonal.
segi program-program latihan dan kegiatan-kegiatan masyarakat.
Teater bisa menjadi alat yang efektif dalam pendidikan non-formal, karena:
Namun sayang, beberapa program latihan memisahkan pengembangan
kesadaran dari pelajaran mengenai ketrampilan praktis. Para pembimbing dapat 1. Sebagai hiburan ia bisa memikat dan melibatkan banyak orang, yang sebagian
saja menyediakan jadual khusus untuk 'peningkatan kesadaran' yang didasarkan besar telah tersisihkan oleh pendekatan lama yang digunakan dalam
pada dialog kelompok, tapi menggunakan ceramah sebagaimana yang biasa pendidikan orang dewasa dan pembangunan.
digunakan untuk memberi pelajaran perihal kesehatan. Ini adalah suatu 2. Sebagai media oral dengan bahasa lokal ia bisa melibatkan banyak orang
kesalahan besar. Kiranya akan lebih efektif bila melupakan jadual-jadual khusus yang tertinggal dalam proses pembangunan dikarenakan keterbelakangan
dan menerapkan metoda pembinaan kesadaran dalam semua segi latihan. mereka atau ketidakpahaman mereka terhadap bahasa yang digunakan oleh
petugas lapangan.
Ini tidak berarti bahwa "peningkatan kesadaran" harus secara terus-menerus 3. Sebagai sarana ekspresi budaya yang mana setiap orang mampu
dibahas. Dalam beberapa hal, akan bijaksanalah bila tidak membahasnya sama melakukannya, sehingga teater bisa dimanfaatkan dan dikuasai oleh
sekali. Rasanya lebih tepat bila kita mencari cara-cara menggabungkan masyarakat yang terbelakang sekali pun.
perbincangan tentang pembinaan kesadaran dengan studi dan kegiatan yang lain- 4. Sebagai kegiatan umum teater membuat orang berkumpul dan menciptakan
lain. situasi yang memungkinkan masyarakat untuk berpikir dan bertindak secara
bersama-sama.

Kebutuhan akan Kritik

Meskipun ia banyak digemari - atau justru karena itu - ada baiknya untuk
menunjau kembali secara kritis penggunaan teater dalam pendidikan non-formal.
Media rakyat atau teater rakyat dikembangkan sebagai alat yang lebih terpercaya
dibanding dengan media-massa modern dalam menyampaikan pesan-pesan
1. TEATER DAN PENDIDIKAN NON-FORMAL: PEMBEBASAN ATAU
pembangunan. Teater lebih berbudaya dalam menjalankan tugas-tugas
PENJINAKAN
pendidikan. Tetapi, siapakah yang sedang kita didik? Dengan tujuan apa? Dan
untuk kepentingan siapa?
Teater Rakyat dan Pendidikan Non-formal: sebuah konsep
Teater sebaiknya tidak dipandang sebagai alat penghibur semata. Dengan lebih
Saat ini, teater sebagai sarana pendidikan non-formal telah menarik banyak menekankan segi tehnis daripada tujuan sosial; yang justru merupakan alasan
perhatian di Dunia Ketiga. Berbagai lembaga internasional telah menggunakannya mengapa teater digunakan, para sponsor meyakini bahwa teater rakyat setidaknya
sebagai media asli setempat dalam proyek-proyek komunikasi pembangunan, bisa lebih netral. Mereka tidak mau tahu dengan situasi politik di mana teater itu
terutama yang berhubungan dengan KB. Perhatian ini muncul dari pengalaman digunakan. Tepatnya, mereka hanya ingin melakukan pendidikan non-formal
menggunakan teater rakyat dalam program-program PBH di tahun 40-an, dan sebagai alat untuk domestifikasi, penyesuaian diri dengan bentuk pembangunan
dalam pencarian cara-cara untuk membantu media-massa, yang telah terbukti tak yang hanya memberi keuntungan bagi segelintir orang.

8
Teater rakyat menarik banyak penonton jika menggunakan tehnik dan simbol
budaya yang dipahami oleh rakyat. Tetapi, tehnik tidak bisa dipisahkan dari Main-peran merupakan bentuk yang paling sederhana, sering digunakan
tujuan program, serta dari konteks sosial dan pendidikan komunitas, di mana sebagai media belajar lewat permainan peran, di ruang kelas. Beberapa siswa,
teater itu digunakan. Yang terakhir inilah yang akan menunjukkan apakah atau seluruhnya, melakonkan satu situasi, atau satu masalah. Masing-masing
program ini melayani kepentingan kelompok elit atau mereka yang terbelakang. siswa berpura-pura, atau 'memainkan peran' sebagai orang tertentu - sebagai
Teater sebagai tehnik memang netral. Ia bisa digunakan untuk domestifikasi atau contoh: anak yang sakit, ibu si anak atau saudara-saudaranya, atau kader
leberasi. Tetapi, sekali dia digunakan pada suatu konteks sosial atau pendidikan kesehatan. Main-peran biasanya dilakukan dengan sedikit atau tanpa latihan
tertentu, ia menjadi tidak netral. Ia menjadi alat - disadari atau tidak - untuk sama sekali, dan tanpa bagian yang harus dihapal. Rincian cerita dikembangkan
membujuk rakyat agar menerima keadaan mereka atau untuk merangsang oleh kelompok sembari mereka mainkan.
mereka mengubah keadaan tersebut.
Untuk mengamati berbagai bentuk teater rakyat yang digunakan dalam Main-peran adalah suatu metoda yang baik untuk membuat masalah menjadi
pendidikan non-formal, perlu memperhatikan pertanyaan berikut ini: 'hidup', dalam kegiatan belajar di kelas.
a. Untuk kepentingan siapa program itu - sekelompok kecil orang-orang yang
ingin mengambil keuntungan atau kepentingan mereka yang terbelakang dan Sosio-drama - atau drama sosial - digunakan untuk menggali sikap, tingkah
miskin? laku dan perasaan. Sosio-drama seringkali memusatkan perhatiannya pada
b. Siapa yang menentukan tujuannya dan siapa yang mengarahkan program masalah-masalah sosial dan politik: bagaimana sebagian orang mempengaruhi
itu? kehidupan orang lain. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran
c. Metode pendidikan apa yang digunakan, model bank atau dialog yang rakyat mengenai masalah-masalah kemanusiaan yang mendasar, dan untuk
otentik? menggali kemungkinan-kemungkinan tindakan dan perubahan.
d. Bagaimana hasilnya - apakah membuat orang menjadi 'nrimo' dengan situasi
mereka (domestifikasi) atau mengajak mereka berpikir kritis dan kreatif dan Sosio-drama bisa dikembangkan di dalam kelas seperti main-peran yang
berusaha menemukan cara untuk merubah situasi tersebut (liberasi). spontan (tanpa latihan). Atau bisa dipertunjukkan di depan umum, atau bahkan
di hadapan seluruh warga desa, dengan atau tanpa banyak persiapan dan latihan.
2. MENGAJAK RAKYAT BERPIKIR DAN BERTINDAK: TEATER RAKYAT
Teater adalah sebuah bentuk permainan akting yang dipertunjukkan di depan
a. Main-peran, Sosio-drama, Teater Rakyat, dan Sandiwara Boneka. masyarakat umum. Cerita atau 'naskah' biasanya dipersiapkan dan dilatihkan
lebih dulu. 'Naskah' bisa dihapalkan, tetapi media ini biasanya lebih efektip dan
Main-peran, sosio-drama, teater rakyat, dan sandiwara boneka, semua ini menjadi proses belajar yang lebih baik, jika peserta mengerti peran mereka dan
adalah bentuk-bentuk pelakonan cerita yang dilakukan oleh sekelompok orang. berbicara dengan kata-kata mereka sendiri. Teater bisa menyampaikan pesan-
Masing-masing media tersebut bisa digunakan untuk menggali masalah-masalah pesan, gagasan-gagasan, atau keprihatinan dengan jalan menarik perhatian
atau situasi-situasi dengan cara melakonkannya. Bila dilakukan dengan baik, rakyat dan membuat rakyat berpikir dan bertindak! Adegan yang meyakinkan di
semua media tersebut di atas merupakan proses belajar yang menarik bagi kedua atas panggung bisa mendorong terjadinya aksi nyata pada komunitas.
belah pihak; para pemain dan para penonton, terutama pada aspek keterlibatan
dan hasil temuan. Sandiwara Boneka adalah sebuah bentuk sandiwara yang menggunakan
model-model ukuran kecil (boneka-boneka atau semacam wayang golek) sebagai
Perbedaan di antara bentuk-bentuk dramatik ini terletak pada metoda dan pemain, atau kadang-kadang menggunakan topeng-topeng 'kepala raksasa' untuk
kandungannya. memainkan cerita atau pesan-pesan yang akan disampaikan. Boneka-boneka itu

9
menarik, terutama bagi anak-anak. Mereka bisa membuatnya, sebagaimana FAKTOR-FAKTOR BUDAYA: Si 'ibu' menuntut agar anaknya yang terkena
mereka juga bisa ikut menyusun cerita dan memainkannya. Walaupun demikian, campak diberikan obat penyakit campak, atau getah kulit kayu kapuk untuk
boneka-boneka bisa juga digunakan oleh orang dewasa, khususnya untuk mengeluarkan ruam pada muka anaknya. Si ibu itu juga percaya bahwa
menggali masalah-masalah sosial yang riskan. Sandiwara Boneka bisa dipakai berbahaya memberikan makanan pada anaknya apabila sedang demam. Bisakah
untuk menyampaikan kritik-kritik sosial atau untuk menunjukkan pertentangan kader kesehatan itu menolong si ibu untuk merubah pandangannya, tanpa
kepentingan, tanpa membuat orang tersinggung (sementara, bila 'seseorang' membuat ibu itu merasa bodoh dan malu, atau menunjukkan sikap tak
mengatakan hal yang sama di muka umum, sebagian orang bisa jadi atau menghargai tradisinya?
tertusuk perasaannya). Boneka-boneka menambahkan rasa kepura-puraan dan
rasa humor, yang bisa membuat sebagian kehidupan sehari-hari kita yang FAKTOR-FAKTOR EKONOMI: Ibu itu masih mempunyai beberapa anak kecil
mencemaskan, menjadi lebih enteng untuk ditinjau. lainnya yang belum terkena campak, tapi makanan yang diberikan kurang bergizi.
Si ayah tidak punya tanah garapan dan hampir sepanjang waktu menganggur.
Menggabungkan bentuk-bentuk drama - Di dalam praktek yang Kader kesehatan itu membaca dalam sebuah buku bahwa campak khususnya
sesungguhnya, tidak perlu terikat dengan perbedaan-perbedaan yang tajam di berbahaya bagi anak-anak yang kekurangan gizi. Apakah yang bisa dilakukan oleh
antara bentuk-bentuk tersebut. Bentuk-bentuk yang berbeda-beda ini bisa kader kesehatan itu untuk menolong keluarga yang satu ini?
digabungkan. Atau, bisa dimulai dengan satu bentuk, lalu teruskan dengan
bentuk yang lain. FAKTOR-FAKTOR POLITIK DAN BUDAYA: Marilah kita perkirakan ibu itu
kurang percaya kepada si kader kesehatan tadi. Ini sebagian karena kader
b. Faktor-faktor Sosial Dalam Teater Rakyat. kesehatan itu berasal dari keluarga miskin, dan sebagian karena pada kunjungan
mingguannya, dokter memberikan perintah kepada si ibu persis seperti kepada
Bentuk yang mana pun dari main-peran, drama, atau 'khayalan' akan menjadi seorang pesuruh. Si ibu menuntut pada kader kesehatan itu untuk memberi
lebih nyata dan penuh arti, jika dengan sadar memasukkan faktor-faktor sosial anaknya obat campak, kalau tidak bisa memberinya obat suntikan - yang mana
yang terkait dengan situasi yang bersangkutan. Hal ini pun berlaku untuk main- ibu itu percaya bahwa dokter akan melakukan hal yang sama. Bisakah kader
peran (atau permainan simulasi) untuk latihan mendiagnosa dan cara merawat kesehatan itu meyakinkannya, dengan cara yang ramah, bahwa obat penyakit
penyakit. Contoh: Sosio-drama tentang campak: campak dan suntikan itu tidak perlu, bahkan boleh jadi berbahaya?

Andaikan sekelompok kader kesehatan melakonkan sebuah adegan di mana Menampilkan faktor-faktor sosial yang muncul dari kenyataan setempat;
seorang ibu membawa anaknya dengan tanda-tanda penyakit campak. Seorang seperti kasus di atas, bisa membuat main-peran - atau 'sosiodrama' - jauh lebih
berperan sebagai seorang kader kesehatan mencoba untuk untuk mendiagnosa bermanfaat.
permasalahannya dan memberikan nasehat kepada ibu itu. Main-peran bisa
dibuat jauh lebih nyata dan bermanfaat, jika faktor-faktor sosial setempat yang
umumnya terkait dengan permasalahan itu dimainkan juga. Faktor-faktor sosial c. Gagasan-gagasan Penggunaan Drama.
bisa berarti semua hal yang berhubungan dengan tradisi-tradisi setempat (faktor-
faktor budaya), semua hal yang berhubungan dengan uang atau kekurangan uang 1. Nilai Dari Buatan Sendiri.
(faktor-faktor ekonomi), dan semua hal yang berhubungan dengan siapa saja yang
mempunyai pengaruh atau kekuasaan terhadap orang lain (faktor-faktor politik). Ada banyak contoh lakon yang bisa dimainkan oleh komunitas-komunitas.
Inilah beberapa kemungkinan (berdasarkan faktor-faktor sosial di Mexico): Tetapi, tidak diharapkan untuk memainkan lakon yang ditulis orang lain dengan
begitu saja, tanpa mempertimbangkan keadaan setempat. Apa yang telah

10
disampaikan di atas hanyalah sebagai contoh bagaimana kader kesehatan, ibu mereka sudah merasa yakin, bisa mulai dengan mementaskannya di hadapan
dan anaknya, bisa membuat cerita sendiri. orang yang lebih banyak.
Ketika ini dipraktekkan, mengherankan bagaimana rasa percaya diri rakyat
Mereka yang mementaskan lakon atau 'skit' (cerita pendek yang lucu) akan bisa tumbuh dengan begitu cepat. Kami telah melihat sekelompok orang desa yang
memetik manfaat dua kali lipat, jika mereka juga mengambil bagian di dalam pada mulanya begitu pemalu (mereka kebingungan dan merah muka ketika
penciptaan atau penulisannya. Cerita bisa dikembangkan dari ide atau gagasan menyampaikan pertanyaan di dalam kelompok). Tapi akhirnya, setelah latihan dua
kejadian yang sebenarnya, dan dari pengalaman-pengalaman peserta. Kelompok bulan, mereka dengan penuh semangat, selama setengah jam, menyajikan drama
itu harus membuat cerita dan memikirkan bagaimana menyajikannya dengan sosial, dengan lantang dan jelas, mengucapkan kata-kata mereka sendiri.
meyakinkan. Ini akan membantu mereka mengembangkan ketrampilan dalam Bertambahnya rasa percaya diri ini, dalam beberapa hal, akan mempermudah
menyusun perencanaan, menganalisis dan memecahkan masalah, mengorganisir, pekerjaan mereka.
berkomunikasi. Kesemuanya ini adalah manfaat-manfaat ekstra yang akan hilang,
apabila peserta latihan mengambil kemudahan dengan menghapal naskah tulisan 3. Hiburan lebih berdaya-saran dari pada ceramah.
orang lain.
Bila teater rakyat dimaksudkan untuk menjangkau banyak orang;
2. Mendorong Keberanian Rakyat ... khususnya orang-orang yang paling sukar dijangkau, bagaimana pun harus
diusahakan agar pertunjukan tersebut menyenangkan dan memikat banyak
... untuk berbicara dengan kata-kata mereka sendiri (bukan menghapal orang.
naskah karya orang lain).
Teater bisa digunakan untuk pendidikan, bisa membantu mengajak rakyat
Berbicara di depan umum tidaklah mudah bagi kebanyakan orang. berpikir tentang masalah-masalah khusus dan kemungkinan-kemungkinan
Seringkali kaum miskin hanya tinggal diam saja di dalam pertemuan-pertemuan tindakan mengatasinya. Pertunjukan bisa berisi pesan-pesan sosial yang kuat.
desa, ketika sebagian kecil orang berbicara dan membuat keputusan. Terlalu malu Tetapi jika ingin menarik perhatian penonton dan membuat orang-orang datang
mengatakan sesuatu dengan kata-katanya sendiri, mereka seringkali lebih kembali pada pertunjukan berikutnya, hati-hati jangan sampai berceramah.
memilih menghapal kata-kata orang lain. Walau ini sedikit merepotkan, tapi Hanya sedikit orang yang senang diberitahu apa yang seharusnya dan apa yang
mereka merasa aman dan tidak menjadi pusat perhatian. tidak boleh mereka lakukan, apalagi bila sedang mencari hiburan.

Akan tetapi, kecakapan untuk berdiri dan menyatakan pikiran-pikirannya Akan lebih efektip bila pesan-pesan itu dimasukkan sedemikian rupa
sendiri dengan penuh keyakinan adalah ketrampilan yang sangat penting - sehingga menyatu dengan cerita. Apa pun reaksi penonton terhadap permainan
khususnya bagi orang-rang yang ingin berbicara bagi 'kaum miskin yang tak para aktor; positip maupun negatip, bisa membuat jelas persoalan. Tetapi,
bersuara'. Jadi doronglah petugas lapangan untuk memakai kata-kata mereka biarkanlah para penonton menarik kesimpulan mereka sendiri, dengan bebas.
sendiri di dalam main-peran daripada menyederhana-kannya dengan Hargailah pendapat dan kecerdasan mereka!
mengucapkan kata-kata yang mereka hapal.
Dalam melaksanakan sebuah program teater rakyat, usahakanlah untuk:
Lakukanlah dengan pelan-pelan. Bantulah rakyat membangkitkan keyakinan
sedikit demi sedikit. Mulai dengan main-peran di dalam kelas atau dengan 4. Melibatkan Ibu-ibu dan Anak-anak - Yakinkan bahwa drama penting buat
kelompok kecil di mana setiap orang bisa terlibat. Dalam cara ini tidak ada mereka.
penonton. Atau tepatnya, semua sekaligus sebagai pemain dan penonton. Apabila

11
Petugas-petugas lapangan mungkin bisa menumbuhkan minat para wanita tanpa menemukan hambatan yang berarti. Sedikit demi sedikit, orang-orang
dan anak-anak untuk membuat pertunjukan boneka dan 'skit' bagi masyarakat datang berkumpul di sekelilingnyya untuk menonton. Kadang-kadang anak-anak
setempat. Rakyat lebih suka terlibat bila pokok persoalan dalam drama tersebut atau orang dewasa dari kerumunan penonton, secara spontan terdorong untuk
penting dan menyangkut kehidupan mereka. bergabung dalam pertunjukan. Panggung adalah kehidupan itu sendiri.

Sebagai contoh, di Ajoya, Mexico. Kebanyakan wanita menolak untuk dilihat Tapi, bagaimanapun juga, pementasan lebih sering dilaku-kan di tempat
'di atas panggung'. Tetapi ketika mereka mengetahui bahwa pertunjukan yang tertentu - apakah itu di dalam gedung, atau di luar gedung yang berhalaman luas
akan disajikan itu berkenaan dengan masalah pemabuk; yang masalahnya dan dikelilingi tembok.
dirasakan betul oleh wanita-wanita tersebut, beberapa wanita kemudian ingin
sekali terlibat. Umumnya, panggung dibuat dengan memperhitungkan kemungkinan
penonton untuk bisa melihat dengan jelas. Anda bisa membuatnya dengan
5. Diskusi setelah pementasan. memakai balok-balok kayu atau batu bata. Tetapi ini mahal.

Entah itu main-peran di dalam kelas, maupun pementasan teater di desa, Di kampung Anda, mungkin ada panggung yang alami: sebuah bukit kecil, di
diskusi setelahnya akan membantu rakyat hubungan dirinya dengan apa yang depannya ada lereng di mana orang-orang bisa duduk. Jikalau anak-anak sekolah
telah mereka saksikan. Diskusi tentang tindak lanjut bisa mengubah permainan dan penduduk desa yang lainnya membantu meratakan sebagian, tempat itu
di atas panggung menjadi aksi-nyata dalam komunitas. segera bisa digunakan sebagai panggung teater yang alami, atau 'amphiteater'.

Sebagai contoh, setelah selesai pertunjukan 'skit' yang diberi judul "Obat 2. Penonton Ramai, Suara Tetap Bisa Terdengar.
Mubazir yang Kadang-kadang Bisa Membunuh", penonton kemudian membentuk
panitia untuk mendatangi semua toko-toko di kota. Panitia itu meminta pelayan- Dalam teater rakyat, salah satu kesulitan yang paling besar bagi pemain
pelayan toko untuk tidak menjual obat-obat yang tidak berguna atau yang adalah bagaimana mengatasi persoalan agar suara mereka bisa didengar oleh
berbahaya, atau setidak-tidaknya memperingatkan pembeli tentang bahaya- penonton. Ketika seluruh penduduk desa hadir, ibu-ibu akan datang bersama
bahayanya dan cara penggunaannya yang tepat. Hasilnya, beberapa penjaga toko bayi-bayinya, yang mulai menangis. Anak-anak dari segala umur akan berteriak-
benar-benar menghentikan penjualan obat tertentu. Bila pembeli menanyakan teriak, tertawa, bermain kejar-kejaran, dan berkelahi. Hampir selalu ada keriuhan
obat yang dimaksud, pelayan toko menggunakan kesempatan ini untuk semacam itu.
menerangkan alasan mereka untuk tidak menjualnya.
Di desa yang sudah ada listrik atau diesel, mikropon dengan pengeras suara
Diskusi tindak lanjut menjadikan rakyat terlibat secara pribadi! boleh juga digunakan. Tetapi umumnya alat itu tidak bekerja dengan baik. Alat-
alat itu biasanya berdengung, berdecit-decit, atau suara terlalu sering berubah-
rubah sehingga menyulitkan pe-nonton untuk menyimak apa yang sedang
d. Tehnik-tehnik Untuk Memperkuat Daya-tarik Pertunjukan katakan pemain.

1. Tempat dan Panggung. Biasanya, jalan keluar yang terbaik adalah para pemain bersuara dengan
keras. Mereka harus berusaha berbicara keras, sehingga penonton yang duduk
Teater rakyat bisa dipentaskan hampir di segala macam tempat. Sangat paling belakang bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh pemain. Bisa juga
dimungkinkan bagi sebuah grup teater untuk membuat pertunjukan di jalanan, dilakukan pada saat latihan, salah seorang berdiri atau duduk jauh dari

12
panggung, dan meng 'cut' bila dia tidak mendengar apa yang dikatakan oleh - Sebuah 'radio' dengan ukuran besar bisa dibuat dari kotak kardus, seorang
pemain. Berbicara dengan lambat dan jelas juga bisa membantu. Dan jangan pemain berada di dalam untuk bernyanyi, main musik dan memberikan
bicara membelakangi penonton. pengumuman.
- 'Penjara' bisa dibuat dari batang-batang kayu yang dirangkai menjadi satu.
Jika Anda berpikir bahwa penonton terlalu banyak, pertunjukan bisa
dilakukan 2 atau 3 kali. Undanglah sebagian pada satu waktu, dan sisanya pada Sedikit properti yang bagus dan sederhana sudah cukup. Banyak barang-
waktu lain. barang lain, seperti dinding, pintu-pintu, bisa dibayangkan saja. Para pemain bisa
membantu para penonton untuk membayangkan bahhwa benda itu ada di atas
3. Penerangan. panggung, dan ini menambah kelucuan. Sebagai contoh, bila adegannya di dalam
rumah, seseorang bisa pura-pura mengetuk pintu yang dibayangkan ada:
Pertunjukan-pertunjukan seringkali lebih efektip bila dilakukan setelah hari - seseorang di pinggir panggung membantu menirukan suara ketukan, dengan
gelap. Juga, orang-orang yang kerja bisa hadir pada malam hari. Karena itu memukul papan atau ember.
dibutuhkan lampu-lampu atau penyinaran. Lampu petromaks, lampu minyak - lalu, seseorang yang berada di dalam 'rumah' pura-pura membuka pintu dan
tanah bisa digunakan, atau lampu listrik bila dimungkinkan. mempersilahkan masuk tamunya.

Hindari untuk menempatkan lampu di antara penonton dan para pemain, Pakaian-pakaian, seperti halnya properti, biasanya bisa juga dibuat sederhana.
kecuali lampu-lampu itu ditutup sebagian, sehingga tidak membuat silau mata Simbol-simbol yang mudah dikenali akan membantu pemahaman penonton.
penonton. Jika mungkin, gunakan pelindung reflektif agar cahaya lurus mengarah Sebagai contoh:
ke panggung. - sebuah dasi dengan tanda uang bisa menandakan orang bisnis atau pengusaha
dari kota (atau ahli dari kota).
4. Properti dan Kostum. - pakaian compang-camping dengan warna yang mencolok bisa mewakili atau
menggambarkan seorang petani yang miskin.
Properti adalah barang atau benda; seperti meja, kursi, dan alat-alat lain, yang
digunakan di atas pentas untuk menambah kesan sungguh-sungguh pada 5. Mengikat Perhatian Penonton: Perkelahian, Kesedihan dan Lelucon.
permainan.
Hiburan tidak berarti hanya sekedar membuat lelucon. Beberapa humor
Sedikit properti, yang dibuat secara sederhana, bisa membantu, terutama bila memang penting, tapi bila terlalu banyak, akan cepat membosankan. Sebuah
berwarna-warni atau imajinatif. Berikut ini beberapa saran: lakon atau drama akan cukup menarik perhatian penonton, jika terdapat banyak
- Dinding yang dikapur putih atau layar dari kain putih bisa menjadi latar perubahan gerak, permainan akting, dan kejutan-kejutan. Coba buat seimbang
belakang yang bagus. Anda bisa membuat lukisan pemandangan yang terdapat antara adegan yang serius atau sedih, dengan yang ringan atau lucu.
di sekitar tempat itu.
- 'Gedung' bisa dihadirkan dengan menggunakan selimut yang dibentang pada Adegan humor menjadi penting artinya pada saat cerita menimbulkan
kerangka, lalu diberi simbol dari gedung yang dimaksud (umpama: palang kegelisahan atau mencekam. Banyak cara untuk menghadirkan suasana lucu.
merah untuk menunjukkan rumahsakit). Berikut beberapa contoh:
- 'Binatang' bisa dibuat dengan memotong triplek. Beri kaki agar bisa berdiri.
a. Menggunakan topeng-topeng yang aneh atau lucu, atau boneka-boneka.

13
Ini akan sangat membantu bila mudah dikenali , atau cukup mirip dengan mempertunjukkan sebuah 'pesta kerja', di mana rakyat menggali parit-parit irigasi
orang betulan. Beberapa boneka atau topeng-topeng bisa digunakan hampir di seirama dengan lagu-lagu dan musik yang dimainkan oleh pemusik dari desa
semua jenis pertunjukan yang mana pun. tersebut. Permainan itu berakhir dengan perayaan dan tari-tarian - di mana
bahkan sang keledai pun ikut menari.
b. Orang yang dihias menyerupai binatang akan selalu mengundang tawa.
Lagu dengan pesan-pesan kesehatan bisa disampaikan melalui teater rakyat.
c. Memberi nama yang lucu atau perlambang kepada tokoh-tokoh cerita. Jika lagunya cukup menarik, rakyat akan menghapalkannya dan menyanyikannya
berulang-ulang. Ini terjadi di Afrika dengan lagu tentang pencegahan penyakit
Sebagai contoh, dalam sebuah lakon berbahasa Spanyol yang diberi judul mata, yang diberi judul "Halau Lalat-lalat dari Mata Bayi".
"Petani-petani Kecil Bersatu untuk Menentang Penghisapan", seorang rentenir
kaya diberi nama Brutelio, dan istrinya bernama Dona Exploitiva. Seorang petani f. Efek Suara.
miskin yang memilih bekerja pada Brutelio (dari pada bergabung dengan teman-
Efek suara, atau suara-suara buatan, bisa diproduksi dalam banayak cara.
temannya, untuk memperjuangkan hak-hak mereka), diberi nama Lemberino,
Contoh, Anda bisa membuat suara guruh, guntur dengan menggoyangkan
yang dalam bahasa Spanyol berarti 'Penjilat Sepatu Bot'.
sepotong seng yang cukup lebar.

d. 'Pelepas Ketegangan'. Pistol-pistolan bisa dibuat untuk 'menembak' bila Anda mengambil
serentetan mercon, dan menyalakannya pada saat yang tepat. Di dalam lakon
Sebuah lakon yang berjudul "Petani Kecil Bersatu untuk Mengatasi "Para Wanita Bersatu untuk Mengatasi Pemabuk", potongan-potongan pipa plastik
Kelaparan" telah dipentaskan oleh siswa kursus kader kesehatan untuk mengajak digunakan untuk membuat senjata.
rakyat berpikir tentang bagaimana mereka bisa memperoleh kembali tanah yang
dikuasai oleh orang kaya secara tidak sah. Jika diairi, tanah itu bisa g. Libatkan Penonton ke Dalam Adegan
menghasilkan dua kali panen setahun dan bisa membantu petani kecil yang tak
punya tanah untuk menghidupi keluarganya. Lakon yang serius ini disisipi Rakyat yang menonton akan lebih tertarik, bahkan mungkin akan terlibat ke
adegan-adegan ringan, dengan menggunakan topeng kepala keledai, yang dibuat dalam adegan bersama para pemain, jika mereka diberikan kesempatan untuk itu.
dari bubur kertas, yang dicampur perekat, kemudian dibentuk menjadi topeng Cobalah mengajak penonton untuk ikut menyanyikan lagu yang sedang
keledai yang bisa memuat dua orang di dalamnya. dibawakan dalam pertunjukan tersebut.

Sewaktu salah satu adegan yang paling serius berlangsung, 'pelepas Atau, ketika pemain sedang dalam adegan 'pertemuan desa' di atas
ketegangan' dimunculkan lewat penampilan keledai, yang selalu menganggukkan panggung, undanglah beberapa orang dari penonton untuk ikut hadir. Atau
kepala; tanda setuju, setiap kali para petani memutuskan untuk mengambil alih libatkan seluruh penonton di dalam 'pertemuan' itu. Tanyakan apa saran
tanah garapan tsb. penonton untuk memecahkan perbedaan pendapat yang sedang diperankan dalam
pertunjukan tersebut.
e. Gunakan lagu-lagu, tari-tarian dan musik.
Akhir dari adegan atau pertunjukan itu, para pemain (atau boneka-boneka)
Lagu-lagu dan musik membuat pertunjukan drama lebih menggembirakan. bisa turun dari panggung dan menuju ke penonton, berjabatan tangan dan
Lakon tersebut di atas dibuka dengan menyanyikan sebuah lagu populer, yang mengucapkan selamat pada rakyat. Atau, bila permainan berakhir dalam sebuah
syair-syairnya telah dirubah oleh kader kesehatan. Dan salah satu adegannya

14
tari-tarian perayaan, seluruh penonton bisa diundang untuk bergabung menari - Tempelkan catatan, daftar dsb pada dinding
bersama-sama. h. Pada awal lokakarya susunlah agenda kegiatan bersama peserta, jelaskan
tujuan dan prosedurnya. Penting sekali untuk mengetahui apa harapan peserta
dan memenuhinya.
1. TUJUAN LOKAKARYA TEATER RAKYAT.

Tujuan Umum: I. Selama lokakarya berlangsung cobalah untuk merasakan suasananya, dan
usahakan untuk menyesuaikan diri:
Memperkenalkan aksi budaya sebagai salah satu unsur dinamis untuk - bila peserta kehilangan gairah, anda bisa menyarankan untuk istirahat dan
mengorganisir masyarakat demi kepentingan pendidikan dan perkembangan. melakukan permainan yang mengembalikan gairah.
- tak perlu khawatir, sesungguhnya kegiatan ini menghemat waktu, karena
Tujuan Khusus: peserta kemudian menjadi lebih siap untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
- anda mungkin akan menemui kenyataan bahwa arah lokakarya terlalu kaku.
Pada akhir lokakarya peserta mampu:
Dalam hal ini anda boleh saja merubah agenda yang telah disepakati.
a. Mengidentifikasi masalah-masalah pokok di lokasinya masing-masing.
- tapi lakukanlah itu dengan meminta pertimbangan dari peserta.
b. Membuat analisis terhadap hubungan di antara individu dengan
j. Mintalah umpan-balik dari peserta pada setiap akhir kegiatan, atau di akhir
masyarakatnya atau peranan pekerja sosial ditengah-tengah masyarakat.
lokakarya. Evaluasi sangat berguna untuk mengetahui bagaimana jalannya
c. Memanfaatkan ekspresi-ekspresi kreatif dalam usaha menganalisis dan
lokakarya, serta untuk mendapatkan bahan perbaikan pada lokakarya berikutnya.
mengorganisir komunitas.
d. Memanfaatkan bentuk kebudayaan tradisional sebagai ekspresi rakyat dalam 3. FASILITATOR, ANIMATOR, KOORDINATOR.
seni teater.
e. Melatih peran-peran positif dalam pengembangan suatu kelompok/tim. a. Siapa Fasilitator Itu?

2. 10 SARAN ... Fasilitator adalah seorang yang membantu kelancaran diskusi, pengambilan
... Untuk Melaksanakan Lokakarya Teater Rakyat: keputusan atau pelaksanaan kegiatan kelompok. Dia memberikan saran,
mengusulkan gagasan, dan mengajak serta mendorong keberanian setiap peserta
a. Pastikan jumlah peserta yang akan terlibat dalam lokakarya itu. untuk mengambil peran.
b. Pastikan tujuan lokakarya:
- Persiapan lokakarya Apa yang Harus Dilakukan?
- Pastikan adanya kaitan di antara semua proses (rencanakan dan pikirkan) 1. Berlaku demokratis dan bersikap terbuka.
c. Lebih baik melaksanakan lokakarya singkat tapi menggairahkan, daripada 2. Beri kesempatan semua peserta untuk memberikan masukan dalam
panjang tapi membosankan. menentukan tujuan kelompok (apa saja harapan para peserta?).
d. Tujuan tak perlu banyak, sedikit tapi betul-betul mendalam. 3. Pastikan bahwa tempat yang digunakan cukup baik.
e. Usahakan semua kegiatan menghasilkan kemajuan, tapi jangan terlalu 4. Pastikan bahwa setiap orang bisa mendengar apa yang anda katakan.
membatasi waktu. Tapi, peserta akan merasa jemu, gelisah dan menunda-nunda 5. Bentuk suasana.
pekerjaan bila waktu yang diberikan terlalu panjang. 6. Beri kesempatan kepada semua peserta untuk berbicara.
f. Beri kesempatan bergaul di antara peserta (mis: istirahat minum kopi). 7. Bantu kelompok untuk menumbuhkan rasa memiliki.
g. Usahakan semua kegiatan tampak-mata dan daya-tariknya terlihat. 8. Siap-siap untuk melayani kebutuhan dan kepentingan peserta berdasarkan
- Gunakan flip-chart, spidol berwarna harapan yang telah disampaikan.

15
9. Berikan waktu kepada peserta untuk secara pribadi berbagai pengalaman dan b. Siapa Animator Itu?
gagasan.
10. Bikin sedikit humor - hal ini akan membuat peserta merasa aman dan Sebutan animator ditujukan kepada seseorang yang memimpin:
mengurangi ketegangan. - latihan
11. Bantulah peserta untuk menentukan apa keahlian yang dikuasainya, dan apa - permainan
peran yang akan dia lakukan dalam kegiatan kelompok. - lokakarya
12. Buat ringkasan tentang ucapan para peserta. Pokoknya orang yang bertugas untuk meng"hidup"kan kegiatan sekelompok
orang.
Apa yang Perlu Diperhatikan? Peran animator sangat menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan
kelompok, karena:
1. Sikap agresif: jagalah agar para peserta tidak saling menyerang gagasan dan - animator mengkaitkan semua aspek menjadi satu kesatuan.
kepercayaan masing-masing. - mendorong terlaksananya semua kegiatan.
2. Gosip: usahakanlah untuk tetap obyektif. - ia bagaikan seorang konduktor pada sebuah orkes simponi.
3. Persaingan: kadang ada yang bersaing untuk mendapatkan pengaruh.
4. Simpati: kadang ada yang mencoba menarik simpati kelompok dan membuat Penampilan seorang animator bisa baik apabila ia:
kelompok jatuh hati kepadanya. - tanggap terhadap semua peserta
5. Melawak: bila seseorang mulai bercanda, akan sulit untuk mengembalikan - tulus dan spontan
perhatian peserta pada tujuan semula. - bersemangat dan jelas
6. Isolasi: peserta yang tidak pernah sungguh-sungguh terlibat dalam kegiatan - memiliki rasa humor
kelompok. Beberapa catatan untuk animator:
7. Konflik: perhatikan konflik pribadi di antara sesama peserta. - pergunakan latihan dan permainan yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk
mempertinggi hasil proses kegiatan.
Evaluasi Dirimu Sendiri: - ketahui berapa jumlah peserta yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut.
- yakinkan bahwa permainan dan latihan tersebut cocok untuk usia peserta, dan
1. Campur-tangan pribadi: berapa banyak kau masukkan pendapat pribadimu ke sesuai dengan keadaan (tenaga, kesehatan) peserta. Tiada cara untuk
dalam proses belajar. memisahkan orang dari "kebersamaan" lebih dari "tidak melibatkan" atau
2. Aturan - tanamkan disiplin pada kelompok - jangan sampai kacau. "meninggalkan" orang tersebut.
3. Hak untuk bicara - bagaimana anda mengawasinya - usahakan agar tidak - sebelum mulai:
terjadi dua pembicara dalam waktu yang sama. - pahami tujuan dan prosedur dari setiap latihan dan permainan.
4. Ide yang segar. - selalu menjelaskan tujuan dan prosedur kepada peserta.
5. Renungkan kembali perasaan dan emosi anda. - kapan saja ada kemungkinan; sewaktu menjelaskan latihan dan permainan,
6. Menanyakan kejelasan pendapat: tanyakan pada si pembicara, apa yang peragakan gerak fisik yang anda maksud.
mendasari pendapatnya. - pada permainan yang membutuhkan "IT" (pemimpin permainan) akan sangat
7. Catatlah hal-hal penting: catat apa saja yang dikatakan, buat ringkasannya membantu apabila animator mengambil giliran pertama.
sebelum melangkah ke topik berikutnya. - hentikan latihan setelah tujuan tercapai.
-setelah latihan atau permainan selesai, baik sekali bila melakukan umpan balik
spontan. Biarkan peserta berbagi perasaan tentang kegiatan tersebut.

16
c. Siapa Koordinator Itu? - mengawasi peserta bukan berarti memaksa setiap orang mengikuti jalan pikiran
anda.
Koordinator adalah seorang yang mengawasi dan menjaga kegiatan kelompok yang - perhatikan jadwal acara.
sifatnya terencana, seperti: lokakarya, seminar dan konferensi.
Suasana:
Apa yang dilakukan: - perhatikan perasaan setiap peserta dan suasana kelompok.
1. Memberikan perintah dengan jelas agar fasilitator dan peserta yang menghadiri - buatlah peserta merasa jenak dan menjadi bagian dari seluruh kegiatan.
kegiatan tahu apa yang diharapkan dari mereka.
2. Pastikan bahwa setiap orang memperoleh
informasi yang sama.
3. Awasi persiapan dan perencanaan kegiatan.
4. Ikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
5. Bertindak dan mengatur berdasarkan suasana dan kebutuhan kelompok.
6. Perhatikan waktu, bersikap sedikit luwes terhadap perubahan agenda.
7. Selama kegiatan, berikan informasi tentang waktu kepada fasilitator kelompok. TEATER PEMBEBASAN
8. Mintalah umpan-balik dari fasilitator setiap satu kegiatan berakhir.
9. Luangkan sedikit waktu untuk omong-omong pada setiap akhir kegiatan, agar Teater Pembebasan adalah bentuk lain dari teater rakyat; yang mengandung
para peserta punya kesempatan untuk menyimpulkan apa yang telah beberapa teknik untuk pendidikan rakyat, satu cara untuk : mengamati,
dilakukan. Cobalah menggunakan anekdot-anekdot. membahas dan berusaha mengerti PENINDASAN, serta bagaimana pengaruh
10. Lakukan evaluasi singkat dengan melemparkan pertanyaan semisal: - apakah nya dalam kehidupan kita. Ada 4 Tehnik Utama yang digunakan dalam Teater
yang telah anda pelajari? Pembebasan:
-apa yang akan anda lakukan terhadapnya? - Teater Gambar
-di mana anda akan menerapkannya? Kapan? - Teater Forum
- Teater Tersamar
- Teater Koran
Beberapa saran untuk Koordinator ... Kesemuanya memberikan cara yang sehat untuk mengamati situasi yang tidak
sehat dengan tujuan untuk menemukan jalan keluar dari penindasan yang kita
Isi: hadapi.
- kejelasan itu perlu.
- peserta wajib memahami isi agenda. 1. TEATER GAMBAR (Teater Imej)
- kegiatan, latihan, dan permainan direncanakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Teater Gambar adalah penggunaan tubuh; baik individual maupun kelompok,
- jelaskan kepada peserta kenapa mereka harus berperan aktif. sebagai patung untuk menciptakan gambar penindasan dan kemungkinan
merubahnya.
Sebelum memulai kegiatan ini, perlu untuk melakukan beberapa latihan
Prosedur:
pemanasan agar peserta merasa enak dan terbuka.
- perhatikan kebutuhan logistik.
Jumlah Peserta : lebih dari 3 sampai tak terbatas
- koordinator harus menjelaskan peraturan dalam mengikuti kegiatan dan
Lama Kegiatan : 30 menit
latihan.
Bahan-bahan : kertas koran dan spidol

17
Tema : pilihlah satu topik yang ingin digali (kemiskinan) Lama Kegiatan : 60 menit
1. Pilih satu topik penindasan yang akan dibahas oleh kelompok, mis.: kekerasan
a. Gambar Individual dalam keluarga.
1. Lakukan curah-pendapat tentang kemiskinan 2. Siapa saja yang punya ide disilahkan untuk membentuk patung situasi
- Kata apa saja yang bisa dihubungkan dengan kemiskinan, misal: lapar, takut, penindasan tersebut, dengan menggunakan tubuh peserta lainnya. Inilah yang
diskriminasi, jembel, tergantung, putus-asa, tidak adil, sedih, tidak punya disebut sebagai situasi "anti-model"
rumah, terkucil, dingin, kelas kambing, pengemis, kesejahteraan, dst. 3. Ciptakanlah sebanyak mungkin "anti-model' ini. Satu-satunya aturan yang
- Tuliskan kata-kata tsb di tempat yang bisa dilihat oleh semua peserta. berlaku adalah: pematung tidak boleh menjelaskan makna patung-patungnya.
- Curah-pendapat selesai bila peserta sudah kehabisan ide. Tiap peserta berhak untuk menafsirkan situasi tsb. Hal ini akan menjamin
2. Semua peserta berdiri dalam lingkaran, saling berhadapan. kejelasan "anti-model".
3. Pemandu memulai dengan menyebut salah satu kata dari curah-pendapat tadi, 4. Bila pembuatan "anti-model" dirasakan sudah cukup, kelompok memilih satu
mis: dingin. Tiap peserta diminta untuk menghayati kata tsb. atau gabungan dari beberapa, yang diangap paling tepat untuk
4. Tiap peserta bergerak berkeliling dengan mengekspresikan kata tsb. menggambarkan topik yang dipilih. Inilah "anti-model" yang akan dibahas.
5. Ulangi beberapa kali dengan kata-kata lainnya sampai setiap peserta tidak lagi 5. Dengan menggunakan prosedur yang sama, sekarang kelompok menciptakan
canggung melakukannya. situasi yang diidam-idamkan; situasi di mana tidak ada penindasan.
6. Ulangi dengan kata yang lain lagi. Sekarang 'rasakan' sungguh-sungguh, 6. Kelompok memilih salah satu situasi yang dianggap paling sesuai dengan
lakukan dengan penuh perasaan. situasi yang diidam-idamkan.
7. Coba pikirkan apakah keadaan seperti itu merupakan gambaran dari orang 7. Sekarang buat lagi situasi "anti-model" yang telah dipilih tadi:
tertindas atau penindas? - pemandu bertepuk lima kali
8. Lakukan sekali lagi dengan kata yang sama, kali ini melakukan sebaliknya. - untuk setiap tepukan patung-patung merubah bentuknya, mengarah kepada
Bila tadi menggambarkan keadaan orang tertindas, sekarang yang menindas. bentuk yang diidam-idamkan.
9. Ulangi beberapa kali dengan menggunakan kata yang sama. Ambil posisi - penting untuk diperhatikan bahwa bentuk yang dibuat sedapat mungkin
sebagai orang tertindas. Pemandu bertepuk lima kali. Pada setiap tepukan, hendaklah masuk akal. Semisal, penindas harus tetap menjadi penindas.
peserta merubah posisinya ke arah yang membebaskannya dari penindasan. Dalam kenyataan, hanya yang tertindas yang bisa merubah situasi. Tak
pernah sebaliknya.
Beberapa pertanyaan untuk pembahasan: 8. Ulangi proses lima-tepukan ini sesering yang diinginkan, coba berbagai cara
- bagaimana perasaan mereka apabila mereka menjadi yang tertindas? yang berbeda-beda untuk mencapai situasi yang diidam-idamkan. Peserta lain;
- bagaimana perasaan mereka apabila mereka menjadi yang menindas? yang tidak terlibat dalam peragaan "anti-model" ini:
- apakah mudah untuk merubah penindasan dalam 5 tahap? - boleh memperagakan orang tertindas dan mencoba jalan keluar yang lain,
- yang mana dari langkah-langkah tersebut yang sungguh-sungguh bisa merubah atau
penindasan? - memperagakan penindas bila dia merasa tidak cukup tertindas.

b. Patung Kelompok Beberapa pertanyaan untuk pembahasan:


Ini adalah metoda untuk menemukan jalan keluar dari situasi penindasan: - adakah dari sekian "anti-model" itu memunculkan aspek yang berbeda dari
bergerak dari situasi "anti-model" (situasi penindasan) menuju ke situasi situasi penindasan yang dialami oleh peserta?
"idaman". - adakah persamaan pada patung-patung yang terdapat dalam situasi yang
Jumlah Peserta : 6-10 per kelompok diidam-idamkan?

18
- bagaimana perasaan si tertindas dalam situasi "anti-model"? 5. Mulailah dengan patung sebelum penindasan. Pemandu bertepuk lima kali:
- bagaimana perasaan si tertindas dalam situasi yang diidam-idamkan? untuk setiap tepukan, pelakon merubah posisi ke arah situasi penindasan.
- bagaimana perasaan si penindas dalam situasi "anti-model"? kemudian dari situasi penindasan, pemandu bertepuk lima kali: untuk setiap
- bagaimana perasaan si penindas dalam situasi yang diidam-idamkan? tepukan, pelakon merubah posisinya ke arah situasi akibat penindasan.
- langkah mana dari dari proses lima-tepukan yang bisa diterapkan dalam 6. Ulangi sampai para pelakon merasa mantap dengan semua posisi: sekarang
kehidupan nyata untuk merubah penindasan? anda telah memiliki semua posisi yang dibutuhkan untuk menyusun sebuah
skenario singkat.
2. TEATER FORUM 7. Ulangi lagi, tapi kali ini tanpa tepukan, kembangkan dialog sampai agak pasti:
Susunlah sebuah skenario singkat tentang situasi penindasan. Orang-orang kini anda telah memiliki skenario singkat.
yang menonton (atau peserta yang tidak terlibat) dipersilahkan (bila berhasrat)
untuk bermain sebagai si tertindas dalam adegan yang ditampilkan, dan
menentang penyelesaian yang dianggap tidak sesuai. Untuk memulai kegiatan ini,
ada baiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Beberapa latihan pemanasan b. Forum
yang bagus untuk tujuan itu adalah: 1. Anda sekarang siap untuk menyampaikan skenario singkat anda kepada
- tularkan gerak peserta lainnya atau kepada penonton.
- gerak dan bunyi 2. Lakukan pembuatan skenario sekali lagi.
Jumlah Peserta: 6-10 per kelompok 3. Tanyakan kepada penonton apakah mereka setuju gambaran situasi
Lama Kegiatan: penindasan tersebut, mintalah mereka untuk menggantikan peran si tertindas
40 menit menyusun skenario dan mencoba mengatasi penindasan:
20-40 menit untuk peragaan - tujuan forum bukanlah untuk mencari penyelesaian yang ideal, akan tetapi
Peralatan: kostum sederhana dan properti lebih untuk mencoba sebanyak-banyaknya berbagai kemungkinan jalan
Anjuran: pilihlah topik yang akan dibahas keluar.
a. Menyusun Skenario Singkat - si penindas dalam cerita ini harus bereaksi terhadap semua tindakan yang
1. Ciptakan sebanyak mungkin patung-patung dari situasi penindasan (lihat berusaha merubah situasi penindasan. Ada baiknya bila mencobakan
langkah 2 dan 3 dari Patung kelompok pada Teater Gambar). beberapa saran yang dianggap baik, sebelum memainkan skenario, sehingga
2. Pilih satu yang dianggap paling cocok dengan topik. Rubah atau sempurnakan pelakon si penindas merasa mantap dengan perannya.
hingga setiap orang sepakat bahwa situasi penindasan telah tergambar dengan Jalan keluar yang disarankan hendaknya masuk akal:
jelas. - bila seseorang di antara penonton merasa bahwa jalan keluar yang
3. Dengan menggunakan proses yang sama, ciptakan patung-patung yang disarankan dalam cerita itu tidak masuk akal, dipersilahkan meneriakkan
menggambarkan akibat langsung dari penindasan tsb (apa akibat yang dialami kata "MEJIK".
si tertindas dari situasi penindasan tersebut). - pendapat penonton tersebut dibahas, hanya penonton yang akan memutus
4. Dengan menggunakan proses yang sama, ciptakan patung-patung yang apakah jalan keluar diusulkan masuk akal atau tidak.
menggambarkan kejadian sebelum peristiwa penindasan. Sekarang anda 4. Forum berlangsung terus hingga penonton merasa telah mencoba semua jalan
memiliki 3 jenis patung: keluar yang mungkin dilakukan. Harapannya, mereka bisa menggali lebih
- apa yang terjadi sebelum penindasan jauh, salah satu penyelesaian dan menemukan cara baru, cara yang lebih
- peristiwa penindasan kreatif untuk merubah situasi penindasan yang ditampilkan.
- akibat dari penindasan

19
Teater Forum adalah sebuah permainan. Peserta hendak-nya merasa santai dan a. Lakukanlah Ini!
enak dalam melakukan perubahan yang diinginkan terhadap peran-peran yang 1. Carilah tempat dan waktu yang tepat: di mana terdapat cukup orang untuk
dimainkan. Permainan pemanasan sebaiknya dilakukan sebelum melaksanakan menonton lakon tsb.
Teater Forum ini (mis.: permainan konflik fisik). 2. Mainkan lakon tsb, seakan-akan berada dalam keadaan yang sesungguhnya:
- selalu terbuka terhadap tanggapan penonton.
Beberapa pertanyaan untuk pembahasan: - baik juga kalau ada anggota yang tidak terlibat dalam lakon, sehingga
- bagaimana perasaan orang-orang ketika memainkan peran si tertindas? mereka bisa berbaur dengan penonton, untuk memancing reaksi dan diskusi
- adakah peserta atau penonton yang merasa menemukan cara baru untuk di antara penonton.
menghadapi penindasan yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari? - jangan sampai penonton tahu bahwa kejadian tersebut ada skenarionya.
- tidak disarankan untuk mencoba hal-hal memancing tindakan kekerasan di
tengah kerumunan penonton.

Beberapa pertanyaan untuk pembahasan umpan-balik:


3. TEATER TERSAMAR - bagaimana rasanya memainkan adegan penindasan di hadapan khalayak ramai
- bagaimana rasanya berperan sebagai si tertindas? bagaimana pula rasanya
Sebelum memulai kegiatan ini, perlu terlebih dahulu menyusun satu skenario
sebagai si penindas?
singkat, yang akan dimainkan di tempat-tempat umum. Penonton tidak sadar
- apakah ada kejutan dari reaksi dan tanggapan penonton?
bahwa dia sedang menonton atau berperan dalam sebuah lakon; dengan tujuan
- apakah kita berpendapat bahwa pengalaman tersebut telah memberikan suatu
mencoba melibatkan penonton dalam mencari jalan keluar dari penindasan.
pelajaran bagi penonton?
1. Pilihlah topik yang akan dijadikan bahan pembahasan.
2. Ciptakan patung-patung yang melukiskan situasi penindasan sebanyak 4. TEATER KORAN.
mungkin (sama dengan metoda yang terdapat dalam Patung Kelompok dalam - Teater Koran adalah cara yang kreatif, menarik dan menyenangkan untuk
Teater Gambar). Pastikan bahwa situasi ini bisa terjadi di tempat-tempat menggali dan membahas isyu yang sedang hangat.
umum. - semua orang yang terlibat dapat sama-sama belajar.
3. Pilihlah patung yang paling tepat untuk mengekspresikan topik yang telah - kelompok menghasilkan "gambaran lakon" atau skit
dipilih. Rubah atau sempurnakan sampai setiap orang sepakat dan merasa Jumlah Peserta : 4-12 orang per kelompok
bahwa stuasi penindasan yang ingin dilukiskan sudah cukup jelas tergambar. Lama Kegiatan : 40 menit
4. Ulangi proses ini untuk menciptakan patung 'akibat penindasan' dan 'keadaan Bahan-bahan:
sebelum penindasan'. - fotokopi artikel koran atau majalah.
5. Seperti dalam menyusun skenario singkat untuk Teater Forum (langkah 5, 6 - bila peserta cukup untuk dibagi menjadi beberapa kelompok, bisa juga
dan 7) gunakan proses tepukan untuk membentuk kaitan antara ketiga patung disediakan artikel yang berbeda untuk tiap kelompok
(sebelum, penindasan dan akibatnya). Kembangkan dengan dialog hingga Tema: pilihlah artikel yang menggambarkan isyu, yang sesuai dengan minat dan
menghasilkan satu skenario singkat. perhatian peserta (misalnya: salah satu orang-tua mengasuh anak).
6. Ingatlah bahwa tujuan dari Teater Tersamar adalah menggali reaksi dari 1. Tiap peserta duduk dalam lingkaran.
penonton. Cobalah untuk memperkirakan semua tanggapan yang mungkin 2. Salah seorang membacakan artikel dengan suara keras.
terjadi, dan mainkan sampai anda merasa mantap dengan segala 3. Baca lagi artikel itu, sampai semua peserta mendapat giliran membaca
kemungkinan. sebagian dari artikel itu dengan suara keras. Peserta membaca bagiannya

20
dengan emosi yang berbeda-beda (misal: seorang membaca dengan marah, Anda juga dapat menggunakan artikel, ide dan patung-patung tersebut untuk
yang lain dengan tenang) menyusun sebuah lakon singkat.
4. Ulangi langkah ini, kali ini peserta membaca dengan irama yang berbeda-beda
(misal: country, jazz, dangdut,dsb). Kesemuanya ini hanyalah beberapa contoh bagaimana TEATER PEMBEBASAN
5. Bacalah artikel tersebut sesering mungkin dengan berbagai cara yang digunakan. Selebihnya, gunakan daya imajinasi anda dan nikmatilah hasil kreasi
diinginkan. Ini bisa memunculkan berbagai hal yang dalam artikel tidak itu. Dengan menyentuh sumber ketakutan yang purba, kita bisa mengatasinya.
ditampakkan. Kita bisa melakukan pilihan!
6. Sekarang kelompok menciptakan patung untuk mengekspre-sikan apa yang
terkandung dalam artikel. Patung ini dirubah dan disempurnakan hingga
setiap orang sepakat bahwa situasinya telah dihadirkan secara tepat.
7. Sekali-sekali, tiap orang dalam patung melakukan gerak kecil yang
1. UPACARA-UPACARA
menunjukkan tipe perannya. Gerak ini diulang-ulang beberapa kali, berirama,
kemudian ditambah dengan kata yang tepat dan berguna, suara atau kalimat a. Pembukaan
pendek, yang dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan gerak kecil tadi.
8. Bila setiap orang dalam patung telah telah memilih gerak dan bunyi masing- Waktu : 30 menit
masing peran, mintalah mereka memperagakannya sama-sama.
9. Sekarang kelompok menciptakan bentuk patung kedua. Patung ini Tujuan: Mengucapkan "Selamat datang" kepada peserta melalui penampilan
mengungkapkan akibat langsung dari apa yang disebutkan dalam artikel: apa upacara-upacara tradisional dari masing-masing daerah.
akibatnya bila memenja-rakan seorang orang-tua yang mengasuh anaknya?
Prosedur: Peserta menampilkan berbagai kesenian tradisional dari masing-masing
10 Tambahkan gerak dan bunyi upacara dalam patung ini.
daerah (tari, lagu, pantun, dsb)
11 Kembali kepada patung pertama. Salah seorang bertepuk lima kali. Seiring
dengan tiap tepukan, para pelakon menempatkan dirinya pada posisi yang
Bahan: Pakaian Tradisional dan benda-benda budaya tradisional lainnya.
akan membawanya ke arah patung kedua.
12 Temukan gaya membaca yang cocok dengan temanya (misal: ketika salah b. Harapan Peserta
seorang membaca keras-keras, yang lain menggumam dengan nada yang
selaras). Waktu:60 menit
13 Latih adegan ini berkali-kali, mulai dari patung pertama hingga patung
terakhir dari situasi 'akibat'. Artikel bisa dibacakan sebelum atau bersamaan Tujuan:
dengan peragaan.
1. Mendalami pemahaman seseorang terhadap rekannya
14 Sekarang, tampilkan dihadapan kelompok lain.
2. Membagi kepada kelompok besar tentang apa yang dipelajari mengenai
15 Diskusi: patung-patung ini bisa digunakan sebagai dasar untuk
rekannya masing-masing
mendiskusikan bagian tertentu dari apa yang disampaikan dalam artikel atau
3. Menghasilkan sederetan harapan peserta dalam lokakarya dan dihubungkan
untuk mendiskusikan bagaimana media menyampaikan isyu tersebut.
dengan tujuan lokakarya
Lakon singkat ini bisa juga ditampilkan kepada kelompok lain dalam konferensi,
Prosedur:
pertemuan atau yang lebih menantang: di pojok jalan, pusat perbelanjaan, dsb.
1. Pasangan sama yang dibentuk untuk "Menggambah Wajah" melakukan suatu
wawancara, satu dengan yang lain untuk menemukan informasi tentang

21
pendapat, pemikiran, pandangan rekannya. Wawancara ini termasuk harapan d. Upacara Penutupan
masing-masing peserta dalam lokakarya
2. Pembagian: "A" memperkenalkan diri sebagai "B", yaitu rekannya yang baru Waktu: 20 menit
diwawancarai, dan menyampaikan informasi bersifat apa saja yang telah dibagi Tujuan: Menutup lokakarya secara formal
dalam wawancara tadi. Jadi "A" memperkenalkan dirinya begini: "Saya Prosedur:
bernama... (nama "B"), dst" Minta peserta melaksanakan upacara tradisional untuk mengakhiri lokakarya.
3. Rangkuman: fasilitator mendaftarkan semua hal yang berkaitan dengan
harapan dan menggolongkannya ke dalam empat golongan, yaitu:
- yang berkaitan dengan orientasi/persepsi 2. PERKENALAN DAN PENGAKRABAN
- yang berkaitan dengan seni
Tujuan Umum: Agar supaya peserta saling kenal nama, ciri-cirinya, sifat-sifatnya
- yang berkaitan dengan organisasi/jaringan
dst, agar peserta menjadi akrab sehingga mudah untuk bekerjasama. Ada
- yang berkaitan dengan beban mental
beberapa permainan yang bisa digunakan untuk tujuan ini, antara lain:
Bahan: Kertas coklat, alat tulis/gambar, isolasi putih
a. Arti Sebuah Nama
Hasil: Daftar harapan seluruh peserta
Tujuan:
c. Tinjauan Umum Lokakarya 1. Agar peserta mengeluarkan kesan-kesan tentang teman-teman setelah
beberapa hari dalam latihan bersama-sama.
Waktu: 20 menit 2. Melaksanakan permainan yang membantu peserta bersantai/rileks dan saling
menghargai.
Tujuan:
1. Memberikan kepada peserta suatu gambaran umum tentang rencana lokakarya Langkah-langkah:
2. Menciptakan suatu sistem untuk menjamin lancarnya proses selama lokakarya 1. Di atas kertas peserta menuliskan namanya pertama dan letakkan di
belakangnya.
Prosedur: 2. Mereka berjalan-jalan dan teman lain dapat menulis kata sifat, kata kerja,
1. Presentasi jadual kata-kata yang menerangkan kesan, perasaannya terhadap peserta-peserta
2. Pembentukan Kelompok "Tuan Rumah" lain. Kata-kata deskriptif yang dipakai harus mulai dengan huruf yang ada
dalam nama orang yang bersangkutan.
Masukan: 3. Setiap peserta boleh membaca apa yang ditulis tentangnya dan berbicara
1. Keterangan/latar belakang tentang proyek tentang perasaannya terhadap kesan/nilai yang dibaca.
2. Jadual harian lokakarya
3. Perkenalan tim/tenaga lokakarya Bahan: Alat tulis (pensil berwarna, spidol, dll), kertas, isolasi putih.

Hasil: b. Zip-zap
1. Daftar tim Lokakarya
2. Peraturan "rumah" (tempat lokakarya) seperti apa yang dilarang, apa perlu Tujuan: Peserta semakin kenal dan akrab
dibuat untuk kelancaran proses, dst
Langkah-langkah:

22
1. Peserta berdiri membentuk lingkaran, pemandu berada di tengah. 3. Pertanyaan-pertanyaan pokok bisa dinyatakan dengan jelas untuk memberi
2. Pemandu menjelaskan bahwa bila dia menunjuk salah seorang peserta sambil petunjuk kepada para peserta dalam pembuatan peta-petanya.
menyebut ZIP, maka peserta yang ditunjuk harus menyebutkan nama teman 4. Para peserta dipersilahkan mengumpulkan bahan-bahannya dan pindah ke
yang berada di sebelah kanannya. Bila ZAP, menyebutkan nama yang di suatu "Tempat Pribadi" di dalam kamarnya, di mana mereka bisa memusatkan
sebelah kiri. Bila ZIP-ZAP, maka seluruh peserta harus berpindah tempat. Bila perhatiannya lebih baik pada apa yang mau dikeluarkan. Mereka diberikan
ZIP-ZIP, berarti menyebutkan dua nama teman yang berada di sebelah waktu cukup banyak untuk pemikiran dan pembuatan peta-petanya.
kanannya, dan begitu seterusnya. Sebaliknya pula ZAP-ZAP. 5. Setelah semua peserta siap, mereka semua diundang berkumpul bersama-
3. Permainan ini bisa dihentikan bila sudah cukup meriah, jangan sampai anti- sama lagi dalam kelompok besar dan menerangkan petanya kepada para
klimaks. peserta yang lain.
4. Perhatikan jangan sampai ada peserta yang pindah hanya satu kali atau dua
tempat di sebelahnya, apalagi kalau ada sekelompok orang yang tidak Hal-hal untuk Pengamatan: Tergantung macam-macam pengalaman hidup para
berpindah sama sekali. peserta, prosesnya menerangkan pengalaman pribadi mungkin bisa menyebabkan
mereka menjadi emosi. Pemimpinnya harus yakin bahwa para peserta saling
c. Peta-Peta Pribadi percaya dan merasa simpatik.
Latihan ini berguna untuk menyelidiki isyu-isyu dan tema-tema yang dialami
Tujuan: Menyelidiki pengalaman hidup pribadi sebagai suatu tema-tema.
oleh para peserta, juga keadaan-keadaan sosial yang berada di masyarakat.

Jumlah Peserta: 5-15 orang


Variasi-variasi:
1. Kawat boleh dipakai (menggantikan kertas) supaya pengalaman-pengalaman
Waktu yang Diperlukan: 30-90 menit
hidupnya bisa "dipahat" dalam bentuk tiga dimensi.
2. Latihan bisa dilanjutkan lagi kalau peserta membentuk grup-grup kecil yang
Ruang yang Diperlukan: Ruang kelas yang berukuran sedang.
secara kerjasama membuat suatu karya seni atau patung, kemudian suatu
pameran kecil dari karya-karyanya bisa diatur.
Bahan-bahan: kertas, krayon, krayon, majalah-majalah lama dengan gambar-
gambar berwarna, gunting, lem, dan bahan-bahan buangan yang lain.
d. Permainan Bantal

Prosedur:
Tujuan: Memberikan kesempatan kepada para peserta bersantai dan melepaskan
1. Para peserta diminta pendapatnya mengenai kepentingan peta dalam
ketegangan-ketegangan.
pengalaman sehari-hari. Apa saja gunanya? Mungkin anda akan dapat
jawabannya seperti: untuk memperlihatkan pemandangan, geografi, arah,
Jumlah Peserta: 5-30 orang.
petinjuk-petunjuk jalan dalam kota dan negara, dst.
2. Para peserta disuruh menciptakan sendiri peta-peta yang menggambarkan
Waktu yang Diperlukan: 10-15 menit.
geografi, pemandangan, arah, dan tanda-tanda jalan. Mereka boleh
menggunakan warna-warna, garis-garis, bentuk-bentuk yang digunting, dan
Bahan yang Diperlukan: sebuah bantal.
bermacam-macam bahan yang menunjukkan apa saja tentang kehidupannya
yang akan diperlihatkan.
Prosedur:

23
1. Mempersilahkan grupnya duduk membentuk lingkaran dan menghadap ke 4. Para peserta boleh mengecek gambar-gambarnya tetapi tiap kali gambarnya
tengah. Mereka disuruh memikirkan apa yang mau dilakukan dengan sebuah dilihat mereka harus berhenti menggambar. Mereka boleh melanjutkan
bantal. gambarnya hanya setelah matanya kembali ke wajah pasangan.
2. Mereka dipersilahkan melakukan kemauan itu dengan bantalnya, satu per 5. Para peserta dipersilahkan saling mewawancarai pasangannya supaya lebih
satu. Mereka disuruh mengingat dengan seksama apa yang dilakukan. mengenal keadaan pribadi, pikiran dan pendapat dari pasangannya. Mereka
3. Kalau semua peserta telah mendapat giliran, mereka disuruh melakukan diingatkan bahwa wawancara itu menuju pedoman harapan-harapan
tindakannya yang tadi dengan bantal, sekarang dengan orang yang duduk di lokakarya.
sebelah kanannya, satu per satu.
Hal-hal Pengamatan:
Hal-hal Penaksiran: 1. Latihan ini akan menimbulkan ketawa, karena hasil-hasil: "gambar buta"
1. Menanyakan para peserta bagaimana perasaan mereka selama permainan itu berupa kartun. Menitikberatkan kepentingan pada melihat wajah, bukan
dimainkan dan bagaimana perasaan mereka setelah melakukannya. kertas dan gambarnya untuk melatih koordinasi antara gerakan-gerakan
tangan dan mata.
e. Gambar Garis Buta
Inilah beberapa contoh. Selebihnya, Anda bisa memakai permainan yang
terdapat dalam buku "Kumpulan Permainan dan Simulasi DINAMIKA
Tujuan:
KELOMPOK", terbitan Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan
1. Memperkenalkan suatu pendekatan menggambar dan menaikkan kepercayaan
Pengendalian Hama Terpadu, untuk tujuan ini.
kepada dirinya sendiri tentang kemampuan menggambar.
2. Memperkenalkan kemampuan melihat dan merasakan bagian-bagian kecil dan
garis-garis besar dari suatu wajah. 3. OLAH TUBUH.
3. Menghilangkan rintangan-rintangan melihat seseorang langsung ke mata-
matanya dan menciptakan perasaan yang lebih santai dan enak. Tujuan: Agar tubuh peserta menjadi terlatih untuk melakukan berbagai gerak,
merangsang peserta untuk melahirkan ide-ide. Ada beberapa permainan yang bisa
Jumlah Peserta: semua peserta. digunakan untuk tujuan ini, antara lain:

a. Bercermin
Waktu yang Diperlukan: 15 menit.
Latihan yang menyenangkan ini digunakan untuk mendiskusikan perasaan
dan sikap dalam menuntun dan mengikuti orang lain. Acara sore yang baik.
Bahan-bahan yang diperlukan: Kertas putih dan krayon atau bolpoin.
Langkah-langkah:
Prosedur: 1. Setiap peserta memilih pasangannya dan berdiri berhadapan dengan tangan ke
1. Tiap peserta diberikan sehelai kertas dan dipersilahkan mencari pasangannya. atas dalam jarak kira-kira sejengkal. Mereka menirukan gerak pasangannya,
2. Tiap pasangan diminta saling menghadap dan salah satu dari tiap pasangan layaknya sebuah cermin, demikian bergantian sesuai dengan keinginan
mulai menggambar wajah pasangannya. Dia boleh mulai dari mana saja dan mereka.
meneruskan menggambar tanpa melihat kertasnya. Berikan petunjuk- 2. Untuk putaran kedua, pasangan meneruskan bercermin, tapi kali ini kedua
petunjuk ini: kalau mata-mata mengikuti garis besar dari wajahnya, tangannya bersentuhan dengan lembut.
tangannya juga bergerak. 3. Pada putaran ketiga, mintalah mereka merapatkan tangan dengan kuat, dan
3. Pasangan yang satu juga melakukannya. melanjutkan menuntun dan mengikuti bergantian.

24
d. Tangkai Sapu Ajaib
Bahan Diskusi:
1. Apa bedanya antara ketiga pengalaman tadi? Tujuan: Memperkenalkan ide-ide karakter.
2. Bagaimana perasaan anda pada setiap latihan menuntun dan mengikuti tadi?
Waktu: 20-25 menit.
3. Adakah persamaan yang anda temukan dalam hal menuntun dan mengikuti
dengan kenyataan sehari-hari? Bahan-bahan: 1 (satu) tangkai sapu.

b. Konsentrasi Jari Langkah-langkah:


1. Peserta membentuk lingkaran, tangkai sapu diletakkan di tengah lingkaran.
Tujuan: Menemukan berbagai gerakan tubuh dan mempelajari konsentrasi
2. Peserta diminta membayangkan satu macam karakter. Tangkai sapu
Langkah-langkah: dimainkan sebagai benda yang ada hubungannya dengan karakter yang
1. Peserta dalam pasangan, minta mereka menentukan siapa "A", siapa "B". dibayangkan, bukan sebagai tangkai sapu.
2. Peserta A mulai dengan mengarahkan jari telunjuknya ke arah wajah B, 3. Mereka diminta maju satu persatu ke tengah lingkaran untuk memperagakan
berjarak kira-kira 10 cm. Jari telunjuk A menjadi obyek sasaran konsentasi B. karakter yang dibayangkan tersebut.
B harus menjaga agar jarak wajahnya dengan telunjuk A tidak berubah. 4. Para peserta yang lain disuruh menerka identitas karakter yang sedang
3. A menggerakkan telunjuknya, B mengikuti gerak telunjuk A. diperagakan.
4. A dan berganti peran. 5. Seluruh peserta harus mendapat kesempatan memperagakan karakter
khayalannya.
Variasi: 3 s/d 4 orang dalam satu kelompok. Penunjuk (yang mengarahkan jari
telunjuknya) bisa memakai dua tangan dan satu kaki, yang lain mengikuti Catatan: Latihan ini dimaksudkan sebagai latihan agar peserta dapat
gerakannya. menggunakan tubuhnya untuk menampilkan karakter khayalan. Spontanitas dan
ketelitian harus diusahakan terus berkembang. Jangan sampai ada dua karakter
c. Pertandingan Tinju permainan yang sama. Kalau para peserta melihat satu karakter sama dengan
yang sudah diperagakan, yang sedang memperagakan itu diminta untuk
Tujuan: Melatih kepekaan respons peserta terhadap gerak-gerik lawan mainnya. mengganti karakternya.

Langkah-langkah: Variasi-variasi:
1. Peserta mencari pasangan masing-masing, yang imbang secara fisik 1. Para peserta boleh memperagakan sebanyak mungkin karakter yang mereka
2. Pasangan memperagakan pertandingan tinju, dengan catatan: Pukulan jangan inginkan.
sampai mengenai lawan, lawan harus bereaksi seakan-akan ia terkena 2. Di saat seorang peserta memperagakan satu karakter, peserta yang lain boleh
pukulan ikut bermain dengan karakter itu.
3. Lakukanlah gerakan pukul-memukul ini hingga tercapai kerjasama yang baik 3. Boleh menggunakan lebih dari satu benda, misalnya tangkai sapu dan kain
di antara pasangan lap. Tergantung kapasitas para peserta.

e. Cium

Tujuan: Menghangatkan badan para peserta.

25
4. DRAMA KREATIF
Jumlah peserta: 5-30 orang.
Tujuan: Agar peserta terlatih menggunakan tubuhnya untuk mengkomunikasikan
Waktu dan Ruang yang Diperlukan: 3-5 menit, di dalam ruang apa saja yang ide-ide. Ada beberapa permainan yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan ini,
enak. antara lain:

Bahan yang Diperlukan: Tidak ada. a. Beri Daku bentuk (Individual)

Prosedur: Waktu: 10 menit


1. Grup itu dipersilahkan berdiri membentuk lingkaran menghadap ke tengah.
Mereka diminta mengucapkan kata "cium" secara santai sekali dan romantis. Tujuan:
2. Mereka dipersilahkan mengucapkan kata "cium" lagi tetapi sekarang secara 1. Membiarkan peserta menemukan bagian-bagian dari tubuh masing-masing
serentak "menulis" kata "cium" dengan: jari-jarinya, siku-sikunya, bibir, yang dapat dipakai untuk mengungkapkan ide-ide
kepala, pantat, lutut-lututnya, bagian-bagian badan yang lain. Permainan ini 2. Semacam olahraga yang membuat tubuh semakin tangkas
dihentikan kalau dirasa bahwa para peserta telah merasa hangat (santai).
Langkah-langkah:
Catatan untuk Pelaksanaan: 1. Peserta memilih salah satu bagian dari tubuhnya sendiri (jari, mata, lutut,
1. Para peserta diperingatkan menyendirikan bagian-bagian badannya yang pinggul) untuk digunakan sebagai pensil
berbeda-beda dan menggerakkannya secara berlebih-lebihan. Menganjurkan 2. Pakailah bagian tubuh tersebut sebagai ujung pensil untuk menulis huruf-
para peserta mengucapkan kata "cium" bersama-sama dan memperlihatkan huruf
perasaan-perasaannya dalam gerakan-gerakan badannya.
b. Beri Daku Bentuk (Berkelompok)
f. Menjelajah Ruang
Waktu:15 menit
Waktu:45 menit
Tujuan:
Tujuan:
1. Membangkitkan/memberikan stimulus pada imajinasi peserta
a. Menghidupkan/membangun imajinasi peserta
2. Agar peserta berkomunikasi sebagai satu kelompok dalam suatu bentuk
b. Agar peserta menyadari 8 gerakan dasar
tertentu melalui penggunaan badan
Langkah-langkah: 3. Melepaskan perasaan malu terhadap kontak tubuh di antara peserta agar
a. Peserta tidur di lantai, menutupi mata dan relaks/bersantai interaksi di antaranya semakin baik
b. Terus, peserta bergerak mengikuti instruksi yang diberikan dan narasi cerita
Langkah-langkah:
Bahan:
1. Dalam kelompok lima orang masing-masing satu obyek/bentuk tertentu (ump.
a. Cerita
mesjid, lampu lalu-lintas, perahu) dan coba itu dibentuk dalam 10 detik
b. Musik/bunyi yang tepat
2. Kelompok-kelompok lain coba menduga obyek/benda apa dibentuk dan juga
c. Alat rekaman
memberikan komentar tentang bagaimana caranya memperbaiki bentuknya
supaya sejelas mungkin.

26
Merupakan lanjutan dari permainan pemahat. Kali ini patung yang dibuat
c. Beri Daku Bentuk (Rumit) haruslah menggambarkan penderitaan lengkap dengan mimiknya. Demikian
bergantian.
Waktu:15 menit
g. Potret Berlawanan
Langkah-langkah:
1. Peserta dibagi dalam empat kelompok Lanjutan dari Patung Penderitaan. Kali ini, setelah pemahat membuat patung
2. Kali ini benda yang harus ditiru lebih rumit, ump. sepeda, mesin fotokopi, penderitaan ia membuat pula patung yang menampilkan keadaan sebaliknya dari
mesin ketik, dsb patung pertama. Tugas patung adalah memperagakan patung pertama kemudian
3. Kelompok boleh berbunyi dan bergerak lebih banyak sesuai dengan benda yang segera merubahnya menjadi patung kedua. Tugas ini juga dilakukan secara
ditiru bergantian.

d. Beri Daku Ruang h. Potret Seri:

Waktu:15 menit Merupakan kelanjutan dari Potret Berlawanan. Kali ini pemahat
menambahkan satu patung lagi yang menggambarkan kejadian sebelum patung
Langkah-langkah:
pertama menjadi patung kedua. Begitu bergantian.
1. Kelompok-kelompok menggunakan tubuh untuk mendefinisikan ruang secara
tertentu untuk membentuk sebuah benda seperti sampan, kamar mandi, i. Studi Tablo
pantai, kursi, sofa dll
Waktu:60 menit
e. Pemahat
Tujuan:
Langkah-langkah: 1. Memperkenalkan konsep tablo sebagai alat mengekspresikan suatu
1. Pemandu memperagakan tiga cara memahat:: isyu/peristiwa
membentuk: pemahat langsung mengatur bentuk patung. 2. Latihan pengantar sebelum suatu drama/sandiwara dibuat
mencerminkan : pemahat memperagakan bentuk yang diinginkannya,
patung menirukannya. Langkah-langkah:
mendalang: pemahat memerintah patung untuk membuat bentuk yang 1. Peserta dibagi ke dalam kelompok kecil, setiap kelompok diberikan waktu
diinginkan si pemahat. untuk mendiskusikan dan memilih satu topik/isyu
2. Peserta diminta untuk mencari pasangannya. 2. Dalam tiga "foto". isyu yang dipilih harus ditunjukkan. Satu "foto" dari
3. Secara bergantian pasangan ini memerankan pemahat dan patung. permulaan peristiwa, foto kedua menunjukkan proses menuju foto ketiga jalan
4. Pemahat membentuk pasangannya dalam pose sesuka hatinya, patung keluar/apa yang dihasilkan
mengikuti segala perintah dan kemauan pemahat dengan sabar dan tidak 3. Dalam pementasan, aktor-aktor menjadi "es" ketika "bunyi tustel" dibunyikan.
boleh merubahnya. Penonton coba menduga apa yang dilhat sambil berikan komentar dan diskusi
isyu
f. Patung Penderitaan 4. Perbaikan dibuat dan pementasan diulangi
5. MUSIK KREATIF

27
a. Gerak dan Lagu 2. Kaset musik (empat jenis yang mengundang suasana hati yang berbeda-beda)

Waktu:15 menit c. Musik dan Bunyi Kreatif

Tujuan: Waktu:10 menit


1. Agar peserta bersantai (relaks) dan tidak malu melalui kegiatan wajah lucu
2. Mendukung gerakan yang dilebih-lebihkan Tujuan: Agar peserta menyadari kualitas bunyi yang dapat dibuat dengan setiap
jenis resonator yang berbeda
Langkah-langkah: Mengajarkan lagu dan gerakan/tarian yang berkaitan dengan
latihan ini: Langkah-langkah: Menciptakan bunyi A-E-I-O-U melalui berbagai resonator
1. Kedua tangan di pinggang dan pinggul bergerak ke kiri dan ke kanan
2. Punggung tangan saling bersentuhan, menempel di dada Masukan: Resonator-resonator, yaitu hidung, kepala, dada, tenggorokan, dada.
3. Lutut bersentuhan
4. Dagu menempel di dada, mata memandang ke atas d. Salurkan bunyi
5. Lidah menjulur (atau gerakan lainnya)
Waktu:15 menit

Bahan: Syair lagu pendek, disambung dengan Achuchicha sewaktu menggerakkan


Tujuan:
tubuh
a. Agar peserta berhubungan dengan peserta yang lain dan melepaskan rintangan
b. Musik dan Visual Arts pribadi melalui eksplorasi bunyi
b. Menciptakan satu ikatan bunyi dengan resonator setiap peserta
Waktu:20 menit
Langkah-langkah:
Tujuan: 1. Peserta duduk dalam ssatu lingkaran. Fasilitator memulai latihan ini dengan
1. Agar peserta peka terhadap hubungan yang ada di antara bunyi/gerakan dan menciptakan bunyi apapun dengan salah satu resonator
warna, garis, bentuk 2. Bunyi tersebut berpindah ke peserta di sebelah kiri atau kanan begini: bunyi
2. Agar peserta mendapat pengalaman konkrit melukis disertai "usaha tubuh" pertama ditiru persis oleh peserta yang berikut. Setelah beberapa detik bunyi
peserta yang sedang dibuat oleh peserta yang kedua dirubah oleh peserta itu.
Langkah-langkah: Terus bunyi baru ditiru oleh peserta yang berikut, dirubah dan diteruskan
1. Peserta duduk santai dengan mata tertutup mendengarkan empat jenis musik. begitu
Setelah mendengar mereka dibagi dalam kelompok kecil 3. Proses ini diulangi sampai semua dapat peluang menciptakan suatu bunyi
2. Kaset diputar lagi dan peserta melukis atau menggambar di atas kertas baru dan dioper kepada teman di sebelahnya. Latihan ini tidak boleh terlalu
menurut perasan yang menonjol akibat empat jenis musik tersebut. Satu cepat. Setiap peserta perlu waktu cukup untuk meniru bunyi atau pola bunyi
kelompok menggambar atas satu potongan kertas besar (paling banyak tiga tingkat bunyi/pola titik nada) yang dioper kepadanya.
3. Setiap kelompok memilih suatu judul untuk gambar kelompoknya Terus dia perlu waktu cukup untuk merubahnya membuat pola bunyi baru
yang jelas.
Bahan: e. Eksplorasi Irama
1. Alat menggambar apa saja yang ada (krayon, spidol, kapur, cet dan kwas,dsb)

28
Waktu:20 menit 1. Kelompok mempergunakan bunyi suara untuk menciptakan suasana tertentu,
ump. bom, ombak, burung, dsb
Tujuan: 2. Peserta dibagi ke dalam kelompokkecil dan setiap kelompok menciptakan
1. Memperkenalkan konsep irama, pola dan tekanan lingkungan bunyi tertentu (pantai, hutan, jalan raya)
2. Menggali dan menemukan pola irama dan musik yang tradisional 3. Ketika setiap kelompok mementaskan bunyinya peserta lain menutup mata
dan mencoba menebak lingkungan macam apa yang sedang dibuat
Langkah-langkah:
1. Pukul tangan membuiat satu pola irama yang diikuti oleh kelompok. h. Apa Ini?
2. Setiap peserta/kelompok kecil diberikan kesempatan membuat pola irama
sendiri. Yang dihasilkan adalah semacam koor Irama di mana setiap Langkah-langkah:
peserta/kelompok kecil membuat pola irama yang berbeda. 1. Peserta diminta untuk duduk melingkar dalam kelompok kecil (5-7 orang).
2. Setiap peserta diminta untuk membawa benda apa saja (asal tidak terlalu
f. Eksplorasi Tong Sampah besar dan berat), semisal: pulpen, kunci, jam tangan, dst.
3. Sambil menunjukkan benda tersebut kepada teman yang di sebelah kanannya,
Waktu:20 menit masing-masing peserta mengucapkan:"Ini .....", (nama benda yang dipegang).
4. Kemudian menoleh ke sebelah kiri sambil bertanya:"Apa?"
Tujuan: 5. Menoleh ke kanan sambil mengucapkan lagi nama benda yang dipegang.
1. Menemukan kemungkinan membuat bunyi dari tong sampah atau benda alam 6. Menoleh ke kiri, sambil tangan kanan menyodorkan benda yang dipegang
2. Menguatkan konsep irama dan orkestrasi kepada teman yang di sebelah kanan, menerima benda yang diberikan teman
yang di sebelah kiri, serta mengucapkan:"O, ...", (nama benda yang diterima).
Langkah-langkah: 7. Demikian seterusnya, sampai benda yang dipegang semula kembali ke
1. Dalam suatu lingkaran, peserta masing-masing bikin eksplorasi terhadap bunyi tangannya.
dari tong sampah dan membagi bunyi yang dihasilkan
2. Membagi peserta ke dalam kelompok kecil dan mereka meniptakan suatu bunyi Catatan: Gerakan alat ucap apakah bergerak bebas, rangsang agar mereka
kelompok dengan barang-barang yang ada berteriak sehingga apa yang diucapkan menjadi jelas. Dalam latihan ini
permainan ini dimaksudkan untuk selingan untuk meredakan napas.
Bahan: Apa saja yang menghasilkan bunyi (ember, batu, sapu lidi, kaleng kosong,
dlsb) i. Orkestrasi

g. Lingkungan dan Bunyi Benda-benda yang dipakai dalam permainan "Apa Ini" kemudian dikelompok
kan berdasarkan persamaan bahan/suara yang dihasilkan. Pemiliknya tetap
Waktu:20 menit memegang benda yang dibawanya. Seluruh benda tersebut dibunyikan, agar
peserta terbiasa dengan bunyinya. Lalu salah satu kelompok mulai membunyi
Tujuan: Menemukan kemungkinan-kemungkinan untuk mempergunakan suara kannya dengan irama yang tetap, kelompok lain diminta untuk melibatkan diri
yang menciptakan suasana suatu lingkungan tertentu dengan menyesuaikan irama kelompok pertama. Begitu seterusnya sampai
tercipta sebuah orkestrasi.
Langkah-langkah: Catatan: latihan ini bisa dikembangkan dengan memberikan topik: musik
gembira, musik sunyi, musik sedih, dst.

29
1. Permainan ini dapat menjadi suatu latihan yang bermaksud mencari semua
j. Permainan Lagu Iklan macam teater atau drama yang populer di antara para peserta dan yang dapat
dicoba untuk perkembangan penyajian yang berikutnya. Setelah permainan
Tujuan:
lagu-lagu iklan ini, grup-grup boleh meminta pemimpinnya mendaftarkan
1. Menganjurkan kerjasama dan mengembangkan kewaspadaan
macam-macam bentuk teater yang pernah mereka lihat atau pakai.
2. Menciptakan suasana persaingan
2. Permainan yang sama dapat dimainkan dengan macam-macam kesenian.
3. Mengendorkan ketegangan-ketegangan lisan dan fisik
Nama macam-macam kesenian itu ditulis dan contoh-contohnya disajikan.
Jumlah Peserta: 8-30 orang Grup yang mempunyai macam kesenian yang paling banyak adalah
pemenangnya.
Waktu yang Diperlukan: 15-20 menit

Bahan-bahan yang Diperlukan: Pena dan kertas 6. STUDI KONFLIK

Prosedur: Waktu: 90 menit


1. Para peserta dibagi menjadi kelompok kecil (minimal 4, maksimum 10). Tiap
grup kecil dianjurkan mendaftar iklan-iklan yang ada lagu-lagunya, sebanyak Tujuan:
yang mereka ingat. Mereka diberikan waktu untuk menyelesaikan daftar ini. 1. Agar peserta sadar bahwa konflik adalah esensi drama.
2. Kalau grupnya telah siap, mereka disuruh menyajikan iklan-iklan yang 2. Memperkenalkan tipe dan bentuk konflik yang berbeda dan pelbagai cara
didaftarkan. Pementasan lagu iklan harus lengkap dengan gerakan-gerakan untuk menunjukkan, mengekspresikannya dalam drama.
(kalau ada). Tiap grup kecil diminta menyajikan satu lagu pada setiap 3. Meningkatkan penyadaran tentang pelbagai cara cari jalan keluar dari suatu
gilirannya. konflik.
3. Kalau suatu iklan sudah disajikan oleh sebuah grup, iklan itu harus
a. Konflik Fisik
dihilangkan dari daftar grup yang lain dan tidak boleh dimainkan lagi.
4. Grup yang masih punya lagu iklan adalah pemenangnya. Tujuan: Agar peserta menjadi lebih akrab dan menghilangkan kekikukan dalam
menggerakkan anggota tubuhnya.
Catatan untuk Pelaksanaan:
1. Waktu yang diberikan untuk menyiapkan daftar lagu-lagu iklan jangan terlalu Langkah-langkah:
lama. Juga, penyajian tiap iklan harus cepat. Cara mempercepat giliran adalah 1. Konflik Phisik Individual.
dengan memberi nomor "Saluran TV" kepada setiap grup. Setiap iklan selesai *) Panco: Peserta diminta untuk mencari pasangannya yang imbang secara
disajikan oleh suatu grup, grup tersebut bisa memanggil nomor saluran yang phisik, lalu mereka bertanding panco. Mula-mula dengan tangan kanan
berikutnya. kemudian tangan kiri.
2. Pemimpinnya harus mencatat iklan-iklan yang telah disajikan. Jangan sampai
ada yang diulangi. Nilai grup boleh diumumkan sewaktu-waktu. 2. Konflik Fisik Kelompok.
*)Tangkap Ekor Naga
Prosedur:
Variasi-variasi: a. Bagi peserta ke dalam dua kelompok, setiap kelompok membentuk suatu
barisan yang "terikat" secara kuat.
b. Tujuan setiap kelompok: menangkap ekor naga yang dihadapi

30
2. Setelah satu putaran, fasilitator berteriak:"Beku!". Dua atau tiga peserta
Bahan: 2 selendang/kain/sapu tangan (satu ekor/tim) dipilih secara sembarang, masuk ke tengah lingkaran, memainkan sebuah
adegan percekcokan. Tantang apa, siapa, di mana, kapan dan kenapa, tidak
*)Tembok-buldozer:
harus dibicarakan. Siapa saja yang memulai berbicara haus menjelaskan
Peserta dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok berperan sebagai
posisinya, agar lawannya bisa menangkap situasi yang dimaksudkan.
buldoser, kelompok lainnya sebagai tembok. Tiap kelompok diminta untuk
3. Bila situasi telah tergambar dengan jelas, fasilitator bisa meneriakkan:"Lari!",
mempersiapkan bentuk kelompok masing-masing.
dan pasangan ini kembali ke dalam lingkaran, seluruh peserta berlari
Buldoser: menirukan bentuk buldoser dengan catatan semua anggota
kembali.
kelompok menyatu secara phisik.
4. Permainan ini bisa diakhiri bila semua peserta mendapat kesempatan.
Tembok: menirukan tembok. Sebagian menjadi tembok, sebagian lagi jadi
penyangga tembok. Perhatian:
Kemudian secara perlahan-lahan (tidak boleh berlari) buldoser bergerak ke 1. Jangan biarkan waktu banyak tersita pada saat kelompok menciptakan situasi
arah tembok. Setelah buldoser menyentuh tembok, barulah buldoser percekcokan.
mengerahkan seluruh tenaga mereka untuk merobohkan tembok. Tugas 2. Ciptakan suasana gembira agar peserta menganggap ini suatu permainan,
tembok adalah mempertahankan posisi tembok jangan sampai roboh. Tidak sehingga spontanitas bisa berkembang.
boleh mencubit, memukul atau menggelitik. 3. Bila ada kelompok yang gagal menciptakan situasi, gantilah dengan kelompok
lain, atau berikan aba-aba untuk berlari kembali.
b. Konflik Verbal 4. Bila ada peserta yang lain ingin terlibat dalam situasi percekcokan yang
diciptakan oleh suatu kelompok, mereka diperbolehkan.
Tujuan:
1. Membangun kemampuan dan kreatifitas peserta dalam dialog 2. Pertengkaran Kelompok:
spontanitas/dialog langsung. Cepat Tepat
2. Membangun konsentrasi dan ketrampilan mendengar. 1. Peserta dibagi menjadi dua kelompok.
3. Melatih peserta agar mampu berdialog dengan baik, berlatih mendengarkan 2. Pilih topik yang akan diperdebatkan. Yang satu pro yang lain kontra.
lawan bicara dan menyusun argumentasi yang kuat. 3. Perdebatan dimulai dengan salah satu anggota kelompok pro tampil
menyampaikan pendapatnya.
1. Pertengkaran individual:
4. Segera setelah selesai, kelompok lawan harus menyampaikan ketidak-
Lari Beku
setujuannya melalui satu wakilnya. Kelompok boleh berdiskusi selama pihak
Tujuan:
lawan menyampaikan pendapatnya.
1. Merangsang peserta untuk berdebat secara spontan.
5. Tidak boleh seorang peserta mewakili kelompoknya 2 kali.
2. Melatih peserta agar mampu menciptakan situasi-situasi dengan cepat dan
6. Kelompok yang kalah adalah kelompok yang tidak mampu lagi menjawab
cermat.
lawannya, atau jawabannya tidak terkait sama sekali dengan pendapat
3. Mengenalkan konsep 'Konflik Verbal'.
lawannya.
Waktu: 15-25 menit.
c. Rileksasi.
Prosedur:
1. Kelompok diminta berdiri melingkar, kemudian berlari berkeliling lingkaran. Tujuan:

31
1. Untuk mengendorkan otot-otot yang capai karena terlalu banyak kegiatan 1.Peserta memilih seorang mitra/pasangan. Satu dianggap A dan lainnya B
phisik. 2.A menutupi mata dan pegang tangan B.
2. Untuk menambah keakraban. 3.A dituntun oleh B ke mana saja, kemudian berganti peranan.
3. Agar peserta menyadari pentingnya kekompakan untuk membantu proses 4.Yang memimpin membantu yang dipimpin agar mereka mencium bau-bau,
pengembangan kelompok. raba benda-benda, danmendengar bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya.
4. Membangun kepekaan dan rasa persatuan antar peserta. Bahan: Sapu tangan untuk setiap pasangan (untuk menutupi mata).
5. Membangun rasa saling percaya satu sama lainnya.
7. PENULISAN KREATIF
Saling Pijat dan Gendong
Waktu:90 menit
Langkah-langkah: Tujuan:
1. Peserta diminta mencari pasangannya masing-masing, yang secara phisik 1. Melepaskan perbendaharaan kata yang ada pada setiap peserta.
seimbang. 2. Mendukung peserta menulis puisi sederhana, khususnya dalam bahasa
2. Secara bergantian mereka memijat bahu pasangannya. aslinya.
3. Secara bergantian mereka menggendong pasangannya dengan posisi adu 3. Berikan pada peserta suatu pengalaman/belajar tentang proses di mana puisi
punggung. ditulis secara kelompok.
4. Secara bergantian mereka menampung tubuh pasangan yang menjatuhkan
dirinya ke belakang dalam posisi berdiri tegak dan kaku. a. Lepaskan Kata-kata
Prosedur:
Kehilangan Keseimbangan 1. Sebuah benda diletakkan di muka/tengah peserta dan peserta menerangkan
kesannya yang pertama/ apa yang dilihat tentang benda itu dalam satu kata
Prosedur: Pasangan di atas beridir saling berhadapan. Setiap peserta mencoba
saja
membuat pasangannya jatuh dengan saling memukul telapak tangan. Peserta
2. Kata-kata deskriptif yang disampaikan didaftar dan digolongkan menurut
tidak boleh berdiri dengan kaki terentang, kaki harus rapat terkatup
unsur-unsur artistik yang tertentu
Bahan:Alat tulis,kertas, sebuah benda/obyek
Jatuh dan Percaya
Masukan: Review/ulangan tentang unsur-unsur ekspresi artistik.
Waktu:35 menit Hasil: Daftar kata-kata atau frase-frase yang diskriptif

Prosedur: b. Puisi Lima baris


1. Peserta dibagi ke dalam kelompok lima orang. Salah satu anggota kelompok Prosedur:
berdiri di tengah setiap kelompok dan empat yang lain mengelilinginya. 1. Sebuah benda yang lain diletakkan di tengah lingkaran peserta dan pesera
b. Dengan tangan bersila di muka dada, peserta di tengah membiarkan dirinya masing-masing menuliskan suatu puisi lima baris panjangnya,berdasarkan
jatuh ke belakang/sebelah (arah manapun). observasi/reaksi terhadap benda tersebut
c. Anggota-anggota yang lain bertugas dan ofer dia ke arah yang lain. 2. Puisi dibacakan dan peserta lainnya memberikan komentar
d. Latihan ini habis setelah semua peserta dapat kesempatan untuk "jatuh".
Bahan:Alat tulis,buku nota
Jalan dan Percaya
Masukan: Struktur puisi lima baris
Prosedur: Hasil: Puisi lima baris dari setiap peserta

32
1. Peserta mengalami latihan berkaitan dengan hal ketidakpercayaan atau
c. Penulisan Puisi berkelompok ketakutan dan perasaan mau melindungidiri
Prosedur: 2. Latihan ini sebagai pengantar kepada latihan-latihan yang berikut tentang
1. Peserta dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang. Kelompok duduk konflik
dalam bentuk lingkaran Prosedur:
2. Mereka diminta mengingat isyu/soal lokal mereka masing-masing sebagai 1. Fasilitator menciptakan suatu skenario dan peran-peran diberikan kepada
topik puisi peserta
3. Garis pertama untuk puis setiap peserta begini:"Di kampung saya ..." atau "Di 2. Secara tersembunyi pembunuh dan polisi ditentukan
kampung kami/kita ...", dilengkapi dengan keterangan isyu 3. Tujuan pembunuh ialah membunuh semua peserta dengan kedip mata, tetapi
4. Garis kedua, yang terdiri dari reaksi terhadap isyu tersebut, ditulis. Terus dia akan ditangkap kalau tak sengaja dia kedip mata pada si polisi.
kertas dikirim kepada anggota kelompok yang duduk di sebelah kanan penulis
masing-masing dan penerima harus menulis baris ketiga f. Pekerjaan Aneh
5. Proses ini dilanjutkan terus sampai setiap anggota kelompok menulis satu Tujuan: Merangsang imajinasi para peserta dan mempersiapkan mereka untuk
baris bagi setiap puisi kelompoknya dan puisi tersebut kembali kepada "wawancara" yang akan terjadi di mana pertanyaan-pertanyaan yang tepat harus
pengarang yang memulainya. Pengarang pertama sekarang menutup puisi ditanyakan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
dengan baris penutup Jumlah Peserta: 5-30 orang.
Waktu yang Diperlukan: 10-20 menit.
d. Latihan dengan Koran
Bahan-bahan yang Diperlukan: 1 daftar pekerjaan aneh (misalnya: pemelihara
Waktu:60 menit
tiram, pamong ikan hiu, tukang pijat gajah, penata rambut domba, dst). Tiap
Tujuan:
pekerjaan ditulis di atas selembar kertas.
1. Membangun konsentrasi
Prosedur:
2. Menunjukkan pada peserta bahwa emosi (reaksi) dapat ditunjuk
1. Menempelkan selembar kertas yang ditulis dengan suatu pekerjaan aneh di
(dikomunikasikan) pada penonton secara jelas tanpa dialog (pembicaraan) yang
punggung tiap peserta. Jangan sampai mereka melihat tulisannya. Semua
banyak
dipersilahkan duduk membentuk lingkaran.
3. Melatih ketrampilan dalam ekspresi wajah, suara, meniru orang, dan gerakan
2. Menerangkan kepada para peserta bahwa mereka semua diberikan pekerjaan
Prosedur:
aneh dan harus menerka pekerjaan itu dengan cara memberikan pertanyaan
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil dan setiap peserta diberikan salah satu
yang hanya dapat dijawab dengan "ya" atau "tidak".
kliping koran
3. Salah satu peserta memulai permainan itu - dia berpaling sampai
2. Setiap kelompok diberikan suatu situasi tertentu yang perlu meeka laksanakan
punggungnya dihadapkan ke kelompok, supaya semua bisa melihat tulisan
dalam bentuk drama: ump. upacara kematian pesta perkawinan, pasar
pekerjaan yang harus diterka. Peserta itu mulai bertanya dengan pertanyaan-
3. Kliping-kliping koran (olahraga, berita lokal, berita nasional, riwayat hidup,
pertanyaan yang dijawab oleh kelompoknya hanya dengan kata-kata "ya" atau
berita duka, iklan, dsb)
"tidak". Mereka juga boleh memberikan petunjuk-petunjuk. Kalau
Masukan: Pentingnya menirukan karakter/orang lain, konsentrasi dan naskah
pekerjaannya telah diterka, peserta yang lain dapat maju dan mengulangi
e. Siapa Pembunuhnya?
prosesnya.
Waktu:20 menit
Catatan Tentang Pelaksanaannya:
Tujuan:

33
1. Macam-macam pekerjaan aneh itu harus tetap menarik dan merangsang para 3. Setelah karakternya dieksplorasikan, para peserta disuruh mendengarkan
peserta selama permainan itu diadakan. Petunjuk-petunjuk boleh diberikan dengan cermat petunjuk yang diuraikan di dalam cerita ini: "Anda telah
kalau peserta itu mendapat kesulitan pada waktu menerka pekerjaannya. mengenal karaktermu dengan baik. Sekarang kita akan mencoba
2. Setelah permainan itu selesai, kepada para peserta dapat ditanyakan memperdalam pengertianmu tentangnya. Bayangkan anda menjadi
bagaimana mana mereka bisa menerka pekerjaannya. Pertanyaan-pertanyaan karaktermu dan anda akan memerankan sehari dalam kehidupannya. Dari
macam apa yang diajukan? Bagaimana pertanyaan itu dibuat? latihan ini, anda akan menemukan lebih banyak perincian tentang watak dan
Menerangkan kepada mereka kepentingannya mengumpulkan sebanyak kebiasaannya. Bayangkan bahwa anda berada di kamar dalam rumah
mungkin keterangan yang terperinci dan mencari keterangan yang karaktermu. Jam 12 malam dan anda sedang tidur nyenyak. Sekarang jam 1
berhubungan dengan terkaannya. Melatih kemampuan mengajukan malam. Apa yang terjadi? Anda masih sendiri, sedang memerankan kehidupan
pertanyaan-pertanyaan untuk maksud tertentu yang akan berguna untuk karakter yang anda pilih. Sekarang jam 2 pagi, jam 3, 4, 5, 6, 7, jam 10 siang,
wawancara-wawancara (yang mau dilakukan). jam 12, 13, jam 5 sore, jam 7, jam 9 malam, jam 11 malam, tengah malam."
3. Jangan terlalu lama, semangat para peserta harus tinggi selama permainan "Anda sekarang tidur lagi dan beristirahat sesudah kegiatan sehari-hari.
diadakan. Tidurlah dengan tenang. Besok, waktu bangun anda akan merasa aktif dan
pebuh semangat - siap menghadapi kegiatan-kegiatan sehari-harinya.
g. Sehari Dalam Kehidupan ... Badanmu akan merasa bertenaga baru dan anda akan mengingat semua yang
Tujuan: Menolong para peserta membayangkan dan melaksanakan tanggapannya baru dialami. Anda akan memerankan karaktermu lebih baik sekarang.
tentang karakter-karakter. Sekarang pada saat fajar dan anda pelan-pelan mulai bangun ... pelan-pelan,
Jumlah Peserta: Semua peserta buka mata, gerakkan otot-ototmu. Sekarang anda telah bangun, merasa
Waktu yang Diperlukan: 20 menit. tenang sekali, ringan, dan penuh semangat."
Bahan-bahan yang Diperlukan: pakaian kostum (kalau ada).
Prosedur: Hal-hal Penaksiran:
1. Para peserta disuruh berdandan menurut rupa karakter yang dipilih, dan 1. Ceritanya harus diceritakan pelan-pelan dan diselingi dengan diam. Petunjuk-
memakai kostum dan alat yang diimprovisir. Apa model pakaiannya? Tata petunjukmu sangat diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran harus
rambutnya? Model sepatunya? sesuai dengan langkah-langkah para peserta.
2. Mereka diminta bergerak bersama-sama, menirukan kelakuan karakter yang
dipilih (bayangkan cara berdiri, berjalan, duduk, dsb). Sambil peserta bergerak, Contoh-contoh Peringatan:
mereka dilatih supaya karakternya bisa dikembangkan lagi. Misalnya dengan Pagi (di dalam kamar tidur): "Waktu anda bangun, apa yang terlihat ketika anda
bertanya:" Bagaimana postur tubuh karakter yang kamu pilih? Pusatkan membuka mata? Apa yang anda lakukan pertama kali? Apa kebiasaan-kebiasaan
perhatianmu pada wajahnya, bagaimana cara dia memiringkan kepala? mu pada pagi hari? Apakah anda langsung ke kamar kecil? Atau ke dapur
Kendorkan otot lehermu, bagaimana karaktermu itu menggerak-gerakkan menyiapkan sarapan? Anda akan berangkat dari rumah dan bekerja. Apa
kepalanya? Gerakan mana yang menandakan wataknya? Sekarang pusatkan pekerjaanmu? Apa kegiatan-kegiatanmu di tempat kerja? Udaranya seperti apa?
perhatianmu pada bahunya? Bagaimana bentuknya? Bagaimana wataknya Panas? Lembab, banyak angin? Hujan?"
bisa digambarkan? Apa pekerjaannya? Apakah dia suka murung?" Dengan Siang: "Apa yang biasa anda lakukan sesudah makan siang? Apa yang anda
kata lain, para peserta dibantu mengembangkan karakter yang dipilihnya, lakukan siang hari?"
dengan pertanyaan yang memusatkan perhatiannya kepada dimensi fisik, Sore: "Apa yang terjadi pada waktu anda pulang? Apa yang dilakukan sebelum
sosiologis, dan psikologis, dari karakter masing-masing. makan sore? Apa yang harus disiapkan untuk makan malam? Apa yang dilakukan
sebelum tidur?"

34
f. Penulisan Naskah Singkat
Waktu:2 jam 10 menit Kegiatan ini berpusat pada peserta.
Tujuan:
Nilainya adalah bahwa kegiatan ini akan merupakan kelanjutan proses aksi-
1. Membuat sintesis dan menerapkan les-les harian dalam satu
refleksi, dan meningkatkan kesadaran bahwa mereka bisa membentuk kehidupan
improvisasi/drama kecil.
dan nasib mereka sendiri
2. Menulis satu naskah untuk satu drama yang pementasannya 15-20 menit.
3. Menentukan kelompok-kelompok untuk pementasan. 1. Apa itu Evaluasi?
Prosedur:
1. Peserta dibagi dalam 2 kelompok dan diberikan kesempatan untuk diskusi Ini adalah kegiatan curah-pendapat secara kilat. Pertanyaan yang dilontarkan
secara bebas (curah pendapat). kepada peserta adalah: 'Menurut pendapat anda, apa arti Evaluasi itu?' Jawaban
2. Tema tertentu dipilih dan orang-orang yang terlibat untuk ditiru menciptakan peserta dicatat pada kertas koran, setelah terlebih dahulu mendiskusikannya di
drama satu adegan/babak. Tema boleh diangkat dari isyu masyarakat. dalam kelompok kecil.
3. Kelompok menciptakan suatu drama. Pada point ini adalah sangat beerguna bagi pemandu untuk memberikan
Masukan: Unsur-unsur drama yang nyata, pedoman untuk menulis drama masukan ringkas tentang apa itu evaluasi partisipatif. Evaluasi partisipatif
sepanjang 15-20 menit. menuntut peserta program mengambil peran aktif dalam evaluasi. Peserta itu
sendiri yg menguji kekuatan dan kelemahan, sehingga mereka bisa menambahkan
lagi sumbangan mereka terhadap suksesnya pekerjaan mereka itu. Semua
informasi yang disampaikan peserta dalam evaluasi ini adalah untuk keuntungan
mereka sendiri, dan bermanfaat buat mereka. Maksud yang utama adalah untuk
mendapatkan manfaat yang positif dalam kehidupan mereka, dan masyarakat
dimana mereka merupakan bagiannya.

2. Latihan Evaluasi.
a. Empat topik dipilih, masing-masing dituliskan di atas kertas, di tempel di
dinding secara terpisah. Peserta diminta untuk memilih satu dari keempat topik
tsb. Mereka duduk di bawah tulisan masing-masing topik yang dipilih, membahas
topik tsb seluas mungkin, menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas koran.
Keempat topik tersebut bisa sbb:
1. Acara perkenalan yang telah dilakukan.
2. Konsumsi yang baru saja mereka santap.
3. Tempat latihan yang sedang digunakan saat itu.
4. Angkutan umum di daerah tersebut.
EVALUASI PARTISIPATIF Setiap kelompok punya waktu sekitar 10-15 menit untuk menuliskan hasil
diskusi mereka tentang topik tersebut.
Evaluasi Partisipatif adalah proses pelibatan peserta pada program untuk Bila tugas ini telah selesai, tiap kelompok berkeliling untuk melihat hasil dari
secara kritis merefleksikan proyek, program, tujuan dan kepemimpinan yang telah kelompok lain.
mereka laksanakan.

35
b. Kelompok diminta untuk berkeliling searah jarum jam. Pada setiap topik, Bagaimanapun juga, bila lokakarya terlalu singkat dan peserta hanya punya
kelompok diminta untuk mempelajari hasil diskusi yang telah dibuat oleh sedikit pengalaman melakukan evaluasi, pemandu bisa melanjutkan dengan
kelompok topik yang bersangkutan, mencatat pertanyaan yang telah terjawab melakukan sendiri pengelompokan masalah, setelah membuat daftar masalah
dalam hasil diskusi, serta pertanyaan yang diperkirakan ada dalam benak berdasarkan curah-pendapat peserta. Hal ini tergantung kepada tujuan dari
kelompok topik yang bersangkutan. lokakarya itu. Apakah anda mengingkan mereka mengevaluasi sendiri pekerjaan
Tujuan dari latihan ini adalah untuk mengenali bahwa dibalik semua mereka, atau anda ingin mereka berlatih ketrampilan mengevaluasi?
pernyataan evaluasi sebenarnya tersimpan asumsi nilai-nilai, dan pertanyaan.
Ada ukuran, harapan, atau seperangkat nilai yang secara sadar atau tidak, yang Ringkasan
kita coba raih. Oleh karenanya, adalah penting bagi orang yang melakukan Daftar berikut ini bisa berguna sebagai bahan untuk melihat apakah peserta
evaluasi, menyadari dengan jelas tentang asumsi, nilai-nilai dan ukuran yang telah membahas semua unsur. Semua pertanyaan haruslah berkisar pada
mereka tetapkan untuk mereka sendiri. unusur-unsur berikut:
c.Bila tugas ini telah selesai, semua kelompok bergabung dan membahas salah
satu topik, dimana semua pertanyaan dibacakan dihadapan semua peserta. Hal-hal yang perlu dievaluasi: Tujuan, Etik, Partisipasi, Metoda, Isi: harapan,
Setelah itu, pindah ke topik berikutnya, dan begitulah seterusnya sampai semua bahan-bahan, bahasa, ketepatan isyu, Pemandu, Tindak-lanjut, Tempat Latihan,
topik selesai dibahas. Waktu, biaya, Perencanaan, koordinasi, administrasi, Pengambilan keputusan
d. Bila masih ada waktu, seseorang bisa menanyakan kepada kelompok, apakah Tidak semua unsur ini harus dievaluasi pada waktu yang sama, tapi semua
mereka merasa telah belajar sesuatu dari latihan ini. Kalau ya, apa saja? nya harus dievaluasi, kapan saja.

3. Masalah-masalah Evaluasi 4. Kenapa Kita Melakukan Evaluasi?


a. Mintalah peserta untuk menuliskan masalah, kekawatiran atau perhatian yg Melalui curah-pendapat peserta memberikan pendapat mengenai hal-hal yang
utama mengenai proses evaluasi program, proyek atau kelompok. Daftarlah menjelaskan secara umum kenapa kita mengevaluasi diri kita, program dan
masalah-masalah tsb di atas kertas koran. Doronglah peserta untuk menuliskan proyek kita. Pendapat-pendapat ini ditulis di atas kertas koran. Kegiatan ini
juga kekhawatiran mereka terhadap metoda evaluasi partisipatif. Sesi ini butuh singkat saja.
beberapa waktu dan jangan sampai merepotkan. Banyak informasi yang bisa
Mencoba dan gagal, bukanlah kemalasan.
diperoleh dari kegiatan ini.
Di akhir sesi, jangan lupa mengingatkan bahwa evaluasi yang melibatkan
5. Kapan Kita Melakukan Evaluasi?
banyak orang, butuh perhatian yang sungguh-sungguh. Tugas yang harus
Pada kelompok kecil, dilontarkan pertanyaan, 'Kapan kita mengevaluasi?'
dikerjakan mestilah dipikirkan secara cermat agar betul-betul bermanfaat, jelas
Seluruh kelompok mendiskusikan jawaban dari pertanyaan tersebut. Ini akan
dan sederhana bagi yang lain. Evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar akan lebih
sangat membantu, karena bisa memperjelas apakah evaluasi itu untuk
mudah, akan tetapi hasilnya sedikit akan berbeda
kepentingan 'pihak luar', atau untuk kepentingan peserta sendiri. Idealnya,
b. Dari daftar panjang tentang masalah yang ditemukan dalam evaluasi ini,
peserta seharusnya mandiri dan melaksanakan evaluasi sendiri, terutama bila
selanjutnya dibuat penggolongan berdasarkan wilayah di mana masalah itu akan
mereka telah merasakan kebutuhan untuk itu. Akan tetapi, seringkali hal ini tidak
dijumpai. Peserta diminta untuk membaca perlahan-lahan, satu demi satu, semua
terjadi. Penyebabnya, kalau tidak karena keterbatasan waktu, biasanya karena
point-point yang telah dicatat pada sesi sebelumnya, sambil mengira-ngira di
ada pertentangan di dalam kelompok.
wilayah mana masalah tersebut akan dijumpai. Sesi ini akan memakan waktu
Karena itu, kelompok membutuhkan dorongan agar melakukan evaluasi
yang cukup panjang, tapi akan sangat berguna untuk menolong peserta dalam
secara berkala, untuk menghindari masalah keterlambatan evaluasi (masalahnya
menggolongkan pendapat.
terlanjur meluas) atau terlalu cepat (belum banyak masalah).

36
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Sebuah lakon bisa mengandung
6. Etika Evaluasi lebih dari satu tema.
Seperti yang telah disinggung pada pengantar tulisan ini, adalah penting b. Karakter:
untuk memperjelas lagi apa yang kita maksud dengan evaluasi, dimana peserta - Jiwa dari setiap lakon adalah konflik.
diminta untuk terlibat. Beberapa penelitian besar dan proyek evaluasi bertujuan - Konflik hanya bisa terjadi jika ada karakter. Karena itu dikatakan juga
hanya untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dengan cara yang paling bahwa lakon adalah cerita dari karakter-karakter yang berkonflik.
efisien. Tetapi, bila kita bicara tentang pengembangan manusia, persoalan rakyat, - Karakter harus didandani, ditafsirkan dan dibentuk sedemikian rupa
beberapa pertanyaan etis muncul. 'Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga klop dengan tema dan tujuan lakon.
dalam mengevaluasi?' 'Bagaimana dengan kebanggaan budaya, nilai-nilai dan - Karakter harus menimbulkan ilusi akan seorang manusia yang utuh, wajar,
kehidupan pribadi peserta?' 'Siapa yang memperoleh keuntungan dari semua tidak sekedar seperti wayang atau seperti sebuah karikatur.
kegiatan ini?' Point-point ini masih bisa ditambah lagi oleh pemandu. Setelah c. Situasi: situasi merupakan dasar bagi seseorang untuk bertindak. Sebuah
menerima pengantar, peserta diminta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil:'Apa lakon pada hakekatnya adalah rang-kaian situasi-situasi, yang:
yang akan dan tidak akan dilakukan dalam mengevaluasi?' Point ini kemudian - Rangkaian itu harus masuk akal, wajar dan memikat.
dibahas bersama-sama dalam kelompok besar. - Situasi merupakan alat untuk menyatakan maksud.

7. Metoda Evaluasi 2. PETUNJUK UNTUK MEMILIH TOKOH


Seluruh peserta diminta untuk melakukan curah-pendapat tentang berbagai a. Tokoh-tokoh yang dengan jelas menampilkan tema dan konflik lakon.
metoda yang tepat untuk menjalankan proses evaluasi. Tuliskan hasilnya di atas b. Tokoh-tokoh dengan tiga dimensi: phisiologi, psikologi dan status sosial.
kertas koran. c. Tokoh-tokoh yang dinamis:
Dalam kelompok kecil (4 atau 5 orang) diskusikan 'Apa keuntungan dan - Selalu menampilkan sesuatu tentang diri mereka dalam menanggapi lawan
kelemahan masing-masing metoda?' bermain dan situasi, tingkah-laku, pengalaman masa-lalu, sifat, dsb, atau,
Sesi ini sangat penting karena peserta bisa belajar banyak dari sesama tentang - Mereka terus menumbuhkan, mengembangkan proses peralihyan,
metoda yang mungkin belum pernah mereka gunakan pada situasi yang mereka perkembangan yang lambat-laun bisa membentuk plot.
hadapi sendiri. Beberapa metoda yang bisa disarankan a.l.: Pertanyaan tertulis, d. Tokoh-tokoh dengan perbedaan sebutan (gelar), tingkah-laku, tujuan, tingkat
Wawancara-oral informal, Wawancara berstruktur, Metoda diskusi kelompok, kesadaran, sedemikian rupa sehingga pengembangan konflik tergantung pada
Metoda seluruh kelompok, Metoda kelompok kecil, Pengamatan, Survey, Studi kemampuan mengorkestrasi seluruh faktor-faktor yang berbeda atau yang
kasus, Slide, foto, gambar, dsb. berlawanan.

3. PETUNJUK UNTUK MEMILIH SITUASI


a. Situasi yang dibentuk, berhubungan dengan, dan mengembangkan konflik
utama atau tema.
b. Situasi dengan satu 'point of attack' yang menarik; biasanya point of attack
1. BAHAN PENULISAN LAKON yang baik memiliki unsur-unsur:
- tokoh-tokoh berada pada titik kritis, di mana dia harus mengambil
a. Tema: adalah ide pokok atau gagasan dasar dari lakon. Tema bisa diangkat keputusan penting dalam hidupnya.
dari kejadian nyata yang begitu mengesankan, bisa juga berupa rekaan belaka, - tokoh pada awal adegan telah memancangkan satu nilai.

37
- tokoh, yang mengambil keputusan penting, melaksanakannya dan akan - Adakah konflik berkembang ke puncak sebagaimana juga para pelaku
menghadapi resiko dari keputusan itu. berkembang?
c. Situasi-situasi di mana tokoh-tokoh dapat dengan leluasa berinteraksi - Adakah plot memperlihatkan konflik yang muncul secara bertahap?
dengan sesama. - Apakah tujuan dari setiap adegan sudah jelas?
d. Situasi-situasi di mana emosi dan perasaan manusia bisa dibuat memuncak - Adakah naskah itu secara keseluruhan bulat dan utuh? Kenapa?
atau menyajikan lakon yang padat. d. Dialog:
e. Situasi-situasi, akan membentuk siapa, apa, di aman. kapan dan mengapa. 1. Apakah dialog naskah membantu pengembangan tokoh dan plot? Atau adakah
diulang-ulang, bertele-tele, tanpa arah? Adakah dia melompat dari satu topik
4. PETUNJUK UNTUK LAKON REALIS SATU BABAK atau bagian ke topik lainnya tanpa masa peralihan?
a. Berlainan dengan naskah panjang di aman waktu dan latar bisa mencakup 2. Adakah dialog mencerm,inkan jenis tokoh yang sedang digambarkan lewat
banyak langkah atau pergantian, lebih efektif naskah satu babak, memperoleh tokoh, irama, tekstur, cara bicara, pemilihan kata, dan ungkapan, kata seru,
keberhasilannya dari waktu ke waktu dan lokasi yang singkat, kompak, dsb?
ringkas. 3. Adakah pengertian dialog membantu membrikan jenis suasana hati yang
b. Lebih sedikit latar yang diubah dan lebih sedikit yang tak bisa direntangkan. dibutuhkan dalam adegan, dalam hal ketukan, panjangnya baris, dsb? Adakah
c. Tokoh-tokohnya terbatas. Pilih siapa yang menjadi pelaku uatama dan figuran. berimbang? Adakah ia membantu dalam rangka membentuk adegan?
Pilih tokoh utama dengan ciri-ciri:
- paling terlibat atau berpengaruh dalam setiap seri dari krisis utama dalam 6. KUALITAS PERTUNJUKAN
naskah. a. Relaksasi: Tubuh tidak tegang atau kaku atau ngotot walaupun sdang
- atau paling tanggap dalam adegan yang menentukan dalam naskah. menggambarkan emosi yang berat dari peran.
- dan yang akan memberikan keputusan yang meletakkan kekalahan, b. Keyakinan: Keyakinan terhadap apa yang dilakukan dan apa yang diucapkan
perwujudan, kesadaran dan kemenangan dalam naskah. sebagai aktor.
d. Adalah penting bahwa pembentukan plot dari kejadian-kejadian akan mampu c. Penghayatan: Masuk ke dalam peran pelaku dengan bantuan sket biografis
menahan ketertarikan penonton, dan mengikat mereka dengan suspense (biologis, psikologis dan sosiologis).
begitu mereka mengikuti rangkaian kejadian yang akan menanjak ke arah d. Konsentrasi:Tetap berbicara, mendengarkan, bertindak dan bereaksi sebagai
klimaks yang tak bisa dihindarkan. Namun demikian, kejadian tak bisa diberi tokoh yang diperankan, kendatipun dalam diam dan jangan sekalipun kendor
plot dalam satu cara yang terencana, melainkan akan muncul dari motivasi atau 'drop'.
dan keinginan tokoh.
7. PETUNJUK UNTUK PERJALANAN MENINJAU
5. UNSUR-UNSUR PENULISAN LAKON (Untuk pegangan bagi peserta, dan dijelaskan sebelum berangkat)
a. Tema/premis: apakah sudah jelas? Apakah pemilihan tema sudah tepat?
Apakah tema yang dipilih efektif mencerminkan permasalahan yang ada di 1. Perhatikan elemen-elemen artistik berikut ini ketika anda melakukan
daerah tersebut? pengamatan terhadap daerah dan kehidupan di tempat di amana anda
b. Tokoh: adakah tanda-tanda atau ciri-ciri dan tujuan tokoh jelas? melakukan perjalanan meninjau:
c. Konflik/struktur plot: a. Ruang: terbuka (lebar, luas), tertutup (sempit, sesak)
- Apakah kejadian dimotivisir dengan baik? b. Warna: kesan umum dan warna dalam memilih warna pakaian, intensitas
- Apakah ada konflik utama ke dalam mana seluruh pelaku dan adegan (cerah, buram), nilai (terang, gelap)
dihubungkan.

38
c. Irama: kesan umum pada derap kehidupan, cepat, lamban, sedang, 1. Thema dan Variasi.
mekanis, alamiah a. Thema: subyek, ide, gagasan dasar, tujuan.
d. Suara: hening, riuh b. Variasi: pilihan cara penyampaian gagasan atau ide, pilihan atas elemen-
e. Gerak: bagaimana orang-orang bergerak, ringan, mantap elemen yang tepat guna untuk mengungkapkan keseluruhan gagasan.
f. Bentuk: bentuk-bentuk yang menonjol 2. Fokus atau Tekanan (dominan atau subordinasi): Memberikan kejelasan pada
g. Garis: lurus, melengkung detil yang penting atau komposisi elemen, subordinasi perlu dikurang-
h. Tekstur: aktual, visual, internal (sebagaimana ditampakkan oleh benda itu) fokuskan untuk menonjolkan gagasan utama.
kasar, halus 3. Kontras: Penggunaan 'lawan' atau 'kebalikan' sebagai cara untuk menonjolkan
2. Bawalah benda-benda yang menarik perhatianmu dan yang kau anggap ide atau gagasan.
mencerminkan keadaan tempat tersebut. Amatilah kualitas suara yang 4. Proporsi: Hubungan antar bagian-bagian dalam satu kesatuan (unit) yang
dihasilkan oleh benda itu dan benda yang bisa menghasilkan suara yang bisa bersifat kwantitas.
dipakai sebagai model yang menarik dan atau benda-benda untuk visual-arts. 5. Keseimbangan: Pembagian berat pada ruang yang dipakai.
3. Tipe-tipe orang yang bagaimana yang engkau lihat? Apakah mata pencarian 6. Dinamisme: Rasa gerak untuk memberikan komposisi rasa pada kehidupan.
mereka yang utama? Perhatikan juga silhoet, dialog dan gesture mereka. kalau 7. Kontinuitas: Rasa mengalir atau mengalirnya hubungan antar bagian yang
bisa, gambarkan juga masalah, kesenangan, keinginan, impian dan tingkah- berbeda dalam satu kesatuan ide.
laku mereka. Apakah mereka gembira dengan pekerjaan mereka? Apa 8. Penalaran: Penempatan pikiran atau perkembangan sebuah ide.
pandangan mereka mengenai kehidupan? 9. Harmoni: Keseluruhan dari elemen yang mendukung sebuah ide, mis.: jalinan
antar bagian untuk memberi kejelasan dari sebuah ide dasar.
8. UNSUR-UNSUR ARTISTIK
1. GARIS : sejumlah titik yang berderat dan bergerak.
2. RUANG : bidang transformasi (lapangan, panggung).
3. BENTUK : benda dengan sifat-sifat khusus, yang dibatasi oleh perpotongan
garis.
4. TEKSTUR : sifat dari susunan benda yang dapat dirasakan dengan rabaan.
5. WARNA : perbedaan karakter dari suatu benda yang menimbulkan kesan
tertentu.
6. GERAK : kontinuitas garis yang menimbulkan kesan bergerak.
7. SUARA :
8. IRAMA : pengulangan gerak/suara secara teratur.

9. UNSUR-UNSUR PERTUNJUKAN

39

Anda mungkin juga menyukai