Disusun Oleh:
Teddy Chrisprimanata Putra
221186918005
Kelas C1
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam
proses pengelolaan sebuah sistem pemerintahan atau negara. Partai politik sudah menjadi
sebuah organisasi yang sangat akrab di tengah masyarakat. Sebagai organisasi atau
lembaga politik, partai politik bukanlah sesuatu yang muncul dengan sendirinya.
Kelahiran partai politik memiliki latar belakangnya sendiri. Partai politik sendiri bisa
dikatakan sebagai organisasi baru dalam kehidupan manusia, bahkan jauh lebih muda
dibandingkan dengan negara, dan partai politik baru ada di negara-negara modern. Dalam
tulisan ini berbagai penjelasan tentang partai politik akan disampaikan dari buku yang
berjudul “Memahami Ilmu Politik” oleh Ramlan Surbakti pada bab 7 yang membahas
II. Pembahasan
Dalam bab ini, Ramlan Surbakti menjelaskan asal-usul partai politik yang
kemudian ia bagi menjadi tiga teori. Ketiga teori tersebut adalah teori kelembagaan, teori
situasi historik, dan teori pembangunan. Pertama, teori kelembagaan merupakan sebuah
teori yang mengatakan bahwa partai politik dibentuk oleh kalangan legislatif (dan
eksekutif) karena adanya sebuah kebutuhan para anggota parlemen (yang ditentukan
dukungan dari masyarakat. Partai politik yang telah terbentuk dan kemudian
menjalankan fungsinya memicu munculnya partai politik lain yang dibentuk oleh
kalangan masyarakat. Partai politik ini biasanya dibentuk oleh kelompok kecil pemimpin
masyarakat yang sadar politik dan sadar pula bahwa partai politik yang dibentuk oleh
kalangan legislatif maupun eksekutif tidak mampu memperjuangkan kepentingan
mereka.
Kedua, teori situasi historik menjelaskan bahwa krisis situasi historis terjadi
manakala suatu sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan masyarakat
dari bentuk tradisional yang berstruktur sederhana menjadi masyarakat modern yang
mobilitas okupasi, perubahan pola pertanian dan industry, partisipasi media, urbanisasi,
memunculkan tiga macam krisis, yakni legitimasi, integrasi, dan partisipasi. Tiga krisis
tuntutan yang semakin besar untuk ikut serta dalam proses politik. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, maka partai politik dibentuk. Hadirnya partai politik yang berakar
dan masyarakat. Keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum juga tidak hanya
Ketiga, teori pembangunan adalah sebuah teori yang melihat modernisasi sosial
lingkungan, melahirkan suatu kebutuhan akan suatu organisasi politik yang mampu
memadukan dan memperjuangkan berbagai aspirasi tersebut. Berangkat dari hal tersebut,
maka partai politik merupakan sebuah produk yang logis dari modernisasi sosial
ekonomi. Sehingga dapat dikatakan teori pembangunan memiliki kesamaan dengan teori
situasi historik yang mengatakan bahwa partai politik berkaitan dengan perubahan yang
ditimbulkan oleh modernisasi. Perbedaan dua teori ini terletak pada proses
krisis dan partai politik dibentuk untuk mengatasi krisis tersebut, sedangkan teori ketiga
Menurut Lapalombara dan Weiner partai politik bukanlah organisasi politik yang
berkesinambungan yang berarti masa hidupnya tidak bergantung pada masa jabatan atau
masa hidup dari para pemimpinnya. Adapun ciri-ciri dari partai politik menurut
Lapalombara dan Weiner adalah berakar dalam masyarakat lokal, melakukan kegiatan
pemerintahan, dan ikut serta dalam pemilihan umum. Berdasarkan ciri-ciri tersebut,
maka apabila tidak memenuhi ciri-ciri tersebut, organisasi politik akan mengalami
Namun, dalam bagian ini Ramlan Surbakti memberi dua catatan terhadap pendapat
yang dikemukakan oleh Lapalombara dan Weiner. Pertama, ideologi tidak dianggap
sebagai sebuah ciri penting suatu partai politik. Ia menganggap bahwa setiap partai
politik mesti memiliki ideologi yang tidak hanya berfungsi sebagai identitas pemersatu,
tetapi ideologi juga berfungsi sebagai tujuan perjuangan partai. Kedua, kesimpulan
tersebut tidak berlaku sepenuhnya pada masyarakat yang tengah dijajah ketika partai
politik lebih berfungsi untuk membina kesadaran nasional dan mengerahkan massa untuk
mencapai kemerdekaan.
penghubung penting antara rakyat dan pemerintah. Bahkan partai politik dianggap
sebagai perwujudan atau lambang negara modern. Bentuk dan fungsi partai politik di
berbagai negara berbeda satu sama lain sesuai dengan sistem politik yang diterapkan
negara tersebut. Partisipasi politik rakyat melalui partai politik di negara-negara yang
menerapkan sistem politik demokrasi, memiliki dasar budaya politik dan ideologi yang
kuat bahwa rakyat mereka, dan untuk menentukan isi kebijakan umum yang
komunis dan fasis, gagasan mengenai partisipasi rakyat melalui partai politik dilandasi
dengan pandangan elit bahwa massa rakyat harus dibina dan dimobilisasikan untuk
mencapai tujuan masyarakat. Jika dalam sistem politik demokrasi partai politik memiliki
melalui pemilihan umum, maka partai politik dalam sistem politik totaliter lebih
berfungsi sebagai pengendali pemerintahan dan sebagai alat untuk melakukan mobilisasi
Lalu apa yang dimaksud dengan partai politik? Carl Friedrich memberi batasan
partai politik sebagai kelompok manusia yang terorganisasikan secara stabil dengan
partainya, dan berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan materiil dan idiil
kepada para anggotanya. Sedangkan Soltau memberi definisi partai politik sebagai
kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai
mereka buat. Seperti halnya Lapalombara dan Weiner, dua ilmuwan terakhir pun
Partai politik memiliki fungsi untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna
yang dimilikinya melalui pemilihan umum. Sedangkan dalam sistem politik totaliter,
partai politik mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan melalui paksaan fisik dan
psikologik. Namun, partai politik baik dalam sistem politik demorkasi maupun sistem
politik totaliter juga melaksanakan sejumlah fungsi lain. Berikut ini dikemukakan
1. Sosialisasi Politik
2. Rekrutmen Politik
3. Partisipasi Politik
4. Pemadu Kepentingan
5. Komunikasi Politik
6. Pengendalian Konflik
7. Kontrol Politik
berdasarkan kriteria tertentu, seperti asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota,
basis sosial dan tujuan. Klasifikasi yang disampaikan tersebut cenderung bersifat ideal
pemahaman, tipologi ini sangatlah berguna. Berikut diuraikan sejumlah tipologi partai
Sistem kepartaian adalah pola perilaku dan interaksi di antara sejumlah partai
politik dalam suatu sistem politik. Oleh Maurice Duverger, sistem kepartaian
digolongkan menjadi tiga, yakni sistem partai tunggal, sistem dwi partai, dan sistem
banyak partai. Terdapat beberapa catatan yang perlu dikemukakan terhadap pendapat
tersebut, misalnya: istilah sistem dalam kata-kata “sistem partai tunggal” merupakan
contradiction in termenis karena dalam setiap sistem terdiri atas lebih dari satu bagian.
Dalam hal ini, mestinya lebih dari satu partai. Oleh karena itu, istilah yang lebih tepat
digunakan berupa bentuk partai tunggal. Kedua, tidak adanya pembeda yang secara tegas
antara bentuk partai tunggal totaliter seperti yang dapat ditemui dalam banyak negara
berkembang, dan bentuk partai tunggal dominan (tidak totaliter dan tidak otoriter).
Ketiga, sejumlah negara di dunia ini tidak memiliki partai politik, sebagaimana
diterapkan dapat ditemui sistem politik Otokrasi Tradisional. Berikut beberapa jenis
sistem kepartaian:
1. Jumlah Partai
2. Jarak Ideologi
III. Kesimpulan
Adapun buku berjudul “Memahami Ilmu Politik” dalam Bab 7 tentang Partai
Politik yang ditulis oleh Ramlan Surbakti merupakan sebuah referensi yang cukup
lengkap dan dapat memudahkan dalam memahami berbagai hal tentang partai politik.
Dalam buku ini secara runut disampaikan latar belakang dari lahirnya partai politik, ciri-
ciri dan syarat dari partai politik, fungsi-fungsi yang dijalankan oleh partai politik,
tipologi dari partai politik, hingga berbagai sistem kepartaian yang dianut oleh berbagai
negara di belahan dunia. Melalui buku ini pula, Ramlan Surbakti memberi beberapa
catatan penting terhadap berbagai pendapat ilmuwan yang ia kutip dalam bukunya—dan
yang berjudul “Partai Politik” karya dari Ramlan Surbakti, penulis memandang bahwa
Ramlan Surbakti mencoba menguraikan partai politik secara runut. Mulai dari latar
belakang lahirnya partai politik di sebuah negara, ciri-ciri dan syarat dari partai politik,
fungsi-fungsi yang dijalankan oleh partai politik, tipologi partai politik, hingga sistem
kepartaian yang dianut oleh negara di berbagai belahan dunia. Penjelasan yang runut ini
komperehensif mengapa ideologi menjadi penting dalam sebuah partai politik dan hanya
menjelaskan dengan sekilas saja. Kemudian Ramlan Surbakti juga belum membuka
ruang adanya partai politik yang berada dalam negara yang mengkombinasikan beberapa
sistem menjadi satu. Ramlan Surbakti juga kurang memberikan penjelasan atau contoh
tentang keadaan partai politik yang ada di Indonesia. Hal ini penting untuk menjaga
Bahan Bacaan
Budiardjo, Miriam. (2021). Dasar-Dasar Ilmu Politik (edisi revisi cetakan ketujuhbelas).
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.