Dalam demokrasi, partai berada dan beroperasi dalam suatu sistem kepartaian tertentu. Setiap
partai merupakan bagian dari sistem kepartaian yang diterapkan di suatu negara. Dalam suatu
sistem tertentu, partai berinteraksi dengan sekurang-kurangnya satu partai lain atau lebih
sesuai dengan konstruksi relasi regulasi yang diberlakukan. Sistem kepartaian memberikan
gambaran tentang struktur persaingan di antara sesama partai politik dalam upaya meraih
kekuasaan dalam pemerintahan. Sistem kepartaian yang melembaga cenderung meningkatkan
stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan.
tengah-kiri seperti partai Sosial Demokrat di Eropa Barat mendukung walfare states namun
tidak menasionalisasikan industri. Partai haluan tengah seperti partai liberal swedia dan italia
umumnya liberal terhadap persoalan sosial, tetapi konservatif (pasar bebas) tentang ekonomi.
Partai haluan tengah-kanan seperti partai Kristen Demokrat Jerman ingin mengandalikan
(tetapi tidak menghancurkan) welfare state demi mendukung perusahaan bebas. Partai sayap
kanan seperti british conservative di bawah kepemimpinan Thatcter ingin membongkar
welfare state, menghancurkan kekuatan serikat pekerja, dan mempromosikan pertumbuhan
kapitalis yang kuat. Kini hampir setiap negara eropa mempunyai partai anti imigran dan
partai anti Uni-Eropa yang dianggap menyimpang jauh dari sayap kanan. Adapun swedia
memiliki sayap spektrum haluan politik yang lebih lengkap.( Michael G.Roskin, Roberth L.
Cord, dll, Pengantar Ilmu Politik).
Tipologi partai politik di Indonesia pada sekarang ini mulai berkembang seiring dengan
perkembangan waktu, pemikiran demokrasi dan juga partisipasi masyrakat dalam dunia
berpolitik. Muhadam Labolo dan Teguh Ilham menjelaskan dalam buku Partai Politik dan
Sistem Pemilihan Umum di Indonesia, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan model partai politik, yaitu:
1. The electoral dimension.
2. The Interstof the party constitutency.
3. Party organization.
4. The party system.
5. Polici formation.
6. Polici implemantion.
Partai politik dapat diklasifikasikan berdasarkan tipologi tertentu yang sudah ada
ditentukan berdasarkan tipologi tertentu yang telah ditentukan kriterianya.
Dalam kaitanya dengan kriteria dalam kaitanya dengan kriteria dan peran idelogi, menurut
Austin Ranney yang di tulis kembali oleh Ikhsan Darmawan ada dua tipe partai politik:
1. Missionary Parties. Partai politik bertipe seperti ini lebih mengedepankan penyebaran
ideologi daripada memenagkan kursi atau jabatan dalam sebuah pemilihan umum. Untuk
kategori ini yang mana perubahan ideologi sangan tidak diinginkan. Contoh dari kategori ini
ialah Socialist Labor Party di Amerika Serikat.
2. Broker Parties. Partai politik tipe ini ialah kebalikan dari Missionary parties, yang mana
lebih mengedepakan untuk mendapatkan kursi atau jabatan dalam pemilihan umum daripada
mengejar jumlah pengikut atau orang yang percaya terhadap ideolgi partai politik. Bagi partai
politik bertipe ini biasnya ideologi dapat disesuaikan dengan kepentingan atau keinginan
masyrakat pada saat itu. Contoh dari tipe ini yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat di
Amerika Serikat. (Ikhsan Darmawan, Mengenal Ilmu Politik h.133)
II. Metode Klasifikasi Tipologi
Partai Politik Pada dasarnya klasifikasi khusus untuk membagi partai dapat dilihat dari
beberapa faktor pendorong partai tersebut. Adapun Catur Wibowo menjelaskan dalam Partai
Politik: Teori dan Praktik di Indonesia, faktor pendorong terbentuknya partai politik, yaitu:
1. Adanya persamaan kepentingan atau persamaan pekerjaan sehingga muncul partai politik
yang memperjuangkan kepentingan atau pekerjaannya.
2. Adanya persamaan cita-cita tentang kenegaraan yang dianut sehingga mendorong lahirnya
beberapa partai politik yang masing-masing memperjuangkan idenya.
3. Adanya persamaan keyakinan agama yang dianut sehingga timbulah partai politik yang
memperjuangkan keyakinan agamanya masing-masing.
Dalam literatur ilmu politik, pada dasarnya terdapat tiga metode pengklasifikasian partai
politik yang pernah ditawarkan dan digunakan. Metode pertama ini paling sederhana, yaitu
dengan mendaftar tipe-tipe partai politik dan merinci karakter utama masing-masing partai.
Klasifikasi Katz dan Mair yang membedakan partai politik ke dalam empat tipologi, yaitu
elit, massa, catch-all, dan kartel. Lalu menemukan 13 aspek yang membedakan
masingmasing tipe partai politik masuk dalam metode ini.
Untuk metode ke dua ini, beberapa studi mengidentifikasi “genus” tipe partai politik dan
setelah itu menjabarkan seluruh tipe partai politik yang berkembang di setiap genus.
Penggunaan metode ini adalah klasifikasi Gunther dan Diamond yang mengembangkan lima
genus kemudian melahirkan 15 spesies. Genus partai politik yang kemudian menurunkan
spesies tertentu partai politik adalah partai berbasis elit, partai berbasis massa, partai berbasis
etnisitas, partai elektoralis, dan partai pergerakan. Genus partai berbasis elit merupakan genus
tertua dalam sejarah evolusi kepartaian. Sementara, genus partai pergerakan yang kemudian
menghasikan dua spesies partai, yaitu partai-partai libertarian kiri dan partai-partai post
industrial atau partai kanan ekstrim, adalah partai yang muncul di penghujung tahun 1900-an
dan awal tahun 2000-an. Menurut Sigit, Partai Politik Teori Dan Partai Politik Di Indonesia
(Yogyakarta: Institute for Democracy and Welfarism, 2011), h. 24. Klasifikasi itu didasarkan
pada tiga hal, yaitu:
1. Sifat dari organisasi partai
2. Toleransi dan pluralistik
3. Orientasi programatik partai
Metode pengklasifikasian ketiga menggunakan dimensi yang lebih abstrak dalam
membedakan setiap partai politik. Dalam merumuskan ketiga orientasi atau tujuan
partamasuk dalam kluster yang mana dilihat dari: debat kebijakan di internal partai,
konsistensi asumsi posisi kebijakan, perilaku partai ketika pemilu, dan keberadaan
infrastruktur partai untuk mendukung kebijakan. (Ibid., 270)
C. Basis Sosial dan Tujuan Berdasarkan basis sosial dan tujuanya partai politik dibagi
menjadi empat tipe yaitu:
1) Partai Politik yang memiliki anggota lapisan – lapisan sosial dalam masyarakat,
baik dari kelas atas, menengah hinga bawah.
2) Partai politik yang memiliki anggota dari banyaknya kelompok atau kalamgan
yang memiliki kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, dan pengusaha.
3) Partai politik yang anggotanya – anggotanya berasal dari penganut atau pemuluk
agama tertentu, seperti Islam, Katolik, Kristen, dan Hindu.
4) Partai Politik yang anggota – anggotanya berasal dari kelompok budaya tertentu,
seperti suku bangsa, bahasa, dan daerah tertentu.
Kenyataanya, sebagian besar parpol tidak hanya memiliki basis sosial dari kalagan tentu
saja, tetapi juga memiliki basis sosial dari berbagai kalangn dengan satu atau dua kelompok.
Pendukung partai demokrat di Amerika Serikat pada umumnya berasal dari kalangan mengah
dan bawah, berkulit hitam, dan katolik. Hal ini tidak berarti pendukung partai ini tidak ada
yang berasal dari kalangan atas, kulit putih, dan prostestan.
Sedangkan berdasarkan tujuanya partai politik dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1) Partai perwakilan kelompok yang mana diartikan partai yang menghimpun
berbagai kelompok masyarakat untuk memnangkan sebanyak kursi dalam parlemen
seperti Barisan Nasional di Malaysia.
2) Partai pembinaan bangsa dapat diartikan partai yang bertujuan menciptakan
kesatuan nasional dan biasnya menindas kepentingan – kepentingan sempit seperti
Aksi Rakyat di Singapura.
3) Partai mobilisasi dapat diartikan partai yang berupaya memobilisasi masyarakat
kearah pecapian tujuan – tujuan yang ditetapkan oleh pemipin partai, namun
partisipasi dan perwakilan cendurung diabaikan. Seperti komunis di negara – negara
yang menagut paham komunis ini.
Daftar Pustaka
Pamungkas, Sigit. Partai Politik Teori dan Praktik di Indonesia. Yogyakarta: Insitute For
Democracy and Welafarism, 2011.
Subakti, Ramlan. Mehami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Granmedia Widiasarana Indonesia,
2010.
Labolo, Muhadam dan Teguh Ilham. Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di
Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015.
Darmawan, Ikhsan. Mengenal Ilmu Politik. Jakarta: PT: Kompas Media Nusantara, 2015.
Wibowo, Catur. Partai Politik: Teori dan Praktik di Indonesia. Jakarta Selatan: Indocamp,
2018.
Pamungkas, Sigit. Partai Politik Teori Dan Partai Politik Di Indonesia. Yogyakarta: Institute
for Democracy and Welfarism, 2011.
Michael G. Roskin, Roberth L. Cord, James A. Medeiros, Walter S. Jones. 2008. Pengantar
Ilmu Politik. Jakarta: Prenada Media.