pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai ideologi, mempunyai program politik, sebagai rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis menurut penahapan jangka pendek sampai jangka panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa Asal usul Partai Adanya perbedaan pendapat dan kepentingan-kepentingan yang menonjol diantara kelompok masyarakat tidak menjadi tempat lahirnya partai politik. Ia hanya suatu kondisi yang harus terpenuhi tetapi tidak memadai agar partai politik bisa muncul. Perspektif Asal usul Partai teori institusional lahirnya partai politik dari dua arah, yaitu partai politik yang terbentuk dari dalam parlemen (Intra- parlemen), dan partai politik yang lahir dari luar parlemen (ekstra-parlemen). Contoh: Partai Konservatif dan Partai Liberal di Inggris, Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat, Partai Liberal Nasional Wilhelmina di Jerman, dan Partai-partai liberal abad sembilan belas di Italia. Kemunculan partai politik dari intra- parlemen berkembang dalam tiga tahap: lahirnya kelompok-kelompok parlementer, pembentukan panitia-panitia pemilihan lokal, diadakannya hubunganpermanen diantara keduanya. partai politik dari ekstra-parlemen secara tipikal menghadirkan perlawanan-perlawan ideologis terhadap elit yang berkuasa. Partai-partai ekstra parlemen berusaha masuk ke koridor kekuasaan dengan mengedepankan kepentingan-kepentingan kelompok yang sebelumnya disingkirkan. Ia berusaha mentransformasikan sistem politik itu sendiri. Contoh: partai-partai sosialis, partai-partai komunis, partai-partai kristen demokratis, partai-partai agraria dalam konteks Eropa Teori Historis memberi tekanan pada krisis-krisis sistemis yang berkaitan dengan proses pendirian-bangsa [nation-building]. Krisis-krisis itu diantaranya krisis yang berkaitan dengan integrasi nasional, legitimasi bangsa dan tuntutan partisipasi yang lebih besar. Krisis-krisis itu akan menentukan karakter partai. Krisis legitimasi: Mempertanyakan legitimasi institusi- institusi perwakilan beberapa partai politik generasi pertama (ektra-parlemen), baik di benua Eropa maupun di negara berkembang, biasanya terkait dengan krisis ini Krisis legitimasi bangsa: mempertanyakan bukan saja legitimasi institusi- institusi perwakilan, tetapi juga mempersoalkan legitimasi negara yang ada sebagai suatu keseluruhan. Contoh: Kemunculan partai-partai nasionalis era kolonial mempertanyakan legitimasi negara kolonial partai-partai fasis dan komunis abad 20 mempertanyakan demokrasi liberal. Krisis partisipasi Menunjuk pada adanya perluasan hak pilih dan kekecewaan kekurangan terhadap sistem politik yang ada. Hampir semua partai yang diciptakan secara eksternal adalah dibentuk bersamaan dengan krisis partisipasi pemilihan, atau adanya kekecewaan kekurangan terhadap sistem politik yang ada. teori modernisasi dan pembangunan politik Respon positif modernisasi: terjadinya peningkatan dalam hal aliran informasi, ekspansi pasar-pasar internal, pertumbuhan teknologi, ekspansi jaringan transportasi dan yang terpenting adalah karena terjadinya peningkatan mobilitas spasial maupun sosial (LaPalombara dan Weiner 1966: 20). Respon negatif modernisasi: eksternalitas aktivitas industri -- seperti ancaman terhadap lingkungan -- mengantar munculnya Greens TIPOLOGI PARTAI POLITIK Tipe-Tipe Partai Politik
Berdasarkan Asas & Orientasi
Komposisi & Fungsi Anggota
Tipologi Parpol Basis Sosial
Tujuan Parpol
Orientasi Ideologis A. Parpol Berdasarkan Asas dan Orientasi
Terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Partai politik pragmatis, 2. Partai politik doktriner, dan 3. Partai politik kepentingan. B. Parpol Berdasarkan Komposisi dan Fungsi Anggota
Terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Partai massa/lindungan dan 2. Partai kader C. Berdasarkan Basis Sosial dan Tujuan
partai politik diklasifikasikan menjadi:
1. Partai politik yang beranggotakan lapisan sosial dalam masyarakat, 2. Partai politik yang anggotanya berasal dari kalangan kepentingan tertentu, 3. Parpol yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu, dan 4. Parpol yang anggotanya berasal dari kelompok budaya tertentu. D. Parpol Berdasarkan Tujuan Parpol
partai politik diklasifikasikan menjadi
1. Partai perwakilan kelompok, 2. Partai pembinaan bangsa, dan 3. Partai mobilisasi E. Parpol Berdasarkan Orientasi Ideologis
partai politik diklasifikasikan menjadi
1. Partai sayap kiri 2. Partai sayap kanan Rekrutmen Politik Struktur politik sebagai susunan kekuasaan negara secara konkret berisi lembaga-lembaga politik atau badan-badan politik. Tiap-tiap lembaga atau badan politik menjalankan fungsi-fungsi politik tertentu sesuai tugas yang dimilikinya menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. Agar lembaga atau badan politik dapat menjalankan fungsinya maka jabatan-jabatan yang ada dalam lembaga atau badan tersebut harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kecakapan yang dipersyaratkan. Pengisian jabatan-jabatan tersebut tentu saja harus melalui mekanisme tertentu yang disebut dengan rekrutmen politik Rekrutmen politik dapat menjadi penentu dalam arah perjuangan partai ke depan. Sebab, dalam teori perilaku organisasi, perilaku dan budaya anggota organisasi secara otomatis akan menjadi perilaku serta budaya organisasi tersebut. Definisi Rekrutmen Politik Prosespengisian jabatan-jabatan pada lembaga-lembaga politik, termasuk di dalamnya jabatan dalam birokrasi atau administrasi negara/pemerintah dan partai-partai politik Makna proses rekrutmen politik Pertama, menyangkut seleksi untuk menduduki posisi-posisi politik yang tersedia, seperti anggota legislatif, kepala negara dan kepala daerah. Kedua, menyangkut transformasi peran- peran non-politik warga yang berasal dari aneka subkultur agar menjadi layak untuk memainkan peran-peran politik Tiga pertimbangan dalam proses rekrutmen politik
Pertama, rekrutmen politik merupakan indikator
yang sensitif dalam melihat nilai-nilai dan distribusi pengaruh politik dalam sebuah masyarakat politik. Kedua, pola-pola rekrutmen politik merefleksikan sekaligus mempengaruhi masyarakat. Ketiga, pola-pola rekrutmen politik juga merupakan indikator yang penting untuk melihat pembangunan dan perubahan dalam sebuah masyarakat politik. Mekanisme Rekrutmen Politik Rekrutmen terbuka Semua warga negara yang memenuhi syarat tertentu (seperti kemampuan, kecakapan, umur, keadaan fisik dan sebagainya) mempunyai kesempatan yang sama untuk menduduki posisi-posisi yang ada dalam lembaga negara/pemerintah. Rekrutmen tertutup Kesempatan tersebut hanyalah dinikmati oleh sekelompok kecil orang. Bentuk-bentuk Rekrutmen Politik Seleksi pemilihan Perebutan kekuasaan Patronage yaitu bagian dari sistem penyuapan dan korupsi yang rumit. "Ko-opsi" (co-option), yaitu pemilihan anggota-anggota baru atau pemilihan seorang ke dalam suatu badan oleh anggota-anggota yang ada. Rekrutmen Politik dalam Sistem Politik Indonesia Di Indonesia sistem demokrasi belum berjalan sebagaimana mestinya. Peran pimpinan, terutama dalam partai politik sangat menentukan, meskipun keberadaan partai politik merupakan alat perwujudan dan lambang adanya demokrasi. Akibatnya, pelaksanaan rekrutmen politik di Indonesia dilakukan dengan cara semi terbuka. ADA 5 BENTUK KOALISI 1. Minimal Winning Coalition 2. Minimal Size Coalition 3. Bargaining Position 4. Minimal Range Coalition 5. Minimal Connected Winning Coalition 1. Minimal Winning Coalition Maksimalkan kekuasaan/sebanyak mungkin perolehan kursi di kabinet dan abaikan partai yang tidak berarti; Koalisi dibentuk tanpa perlu mempedulikan posisi partai dan spektrum ideologi; 2. Minimal Size Coalition Partai dengan suara terbanyak akan mencari partai yang lebih kecil untuk sekedar mencapai suara mayoritas; Rendah sekali probabilitasnya teori ini sehingga paling jarang dipakai utk menganalisis; 3. Bargaining Position Koalisi dengan jumlah partai paling sedikit; Prinsip dasar : memudahkan proses negosiasi dan tawar menawar karena anggota atau rekan koalisi hanya sedikit; Jumlah rekanan yg sedikit juga bukan jaminan bahwa koalisi akan berjalan lancar; Termasuk teori yang jarang dipakai sebagai acuan; 4. Minimal Range Coalition Dasar koalisi : kedekatan pada kecenderungan ideologis sehingga memudahkan partai2 berkoalisi membentuk kabinet; 5. Minimal Connected Winning Coalition Partai2 berkoalisi karena masing2 memiliki kedekatan dalam orientasi kebijakannya; Partai-partai akan mencari anggota koalisi dari partai yg terdekat secara ideologis, yg dg sendirinya tercermin pada orientasi kebijakan partai; Partai tidak sekedar bergabung untuk merebut kekuasaan, tetapi juga mempertimbangkan benar2 kedekatan kebijakan masing-masing partai Paling banyak dipakai secara empiris
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita