Anda di halaman 1dari 5

Resume Materi

Dasar-Dasar Ilmu Politik


BAB X
PARTAI PARTAI POLITIK

Nama : Mensen Gerk


NIM : E1112211016
Progam Studi : Hubungan Internasional
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik

Pada permulaan perkembanganya di negara barat seperti inggris dan prancis kegiatan politik
pada mulanya dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen. Kegiatan ini
mula-mula bersifat elitist dan aristokratis, mempertahankan kepentingan kaum bangsawan
terhadap tuntutan-tuntutan raja. Dengan meluasnya hak pilih, kegiatan politik juga
berkembang di luar parlemen dengan terbentuknya panitia-panitia pemilihan yang mengatur
pengumpulan suara para pendukungnya menjerang masa pemilihan umum. Dalam
perkembangan selanjutnya di dunia Barat timbul pula partai yang lahir di luar parlemen.
Partai-partai ini bersandar pada suatu pandangan hidup atau ideologi tertentu seperti
Sosialisme, Kristen Demokrat, dan sebagainya. Di negara-negara jajahan partai-partai politik
sering didirikan dalam rangka pergerakan nasional di luar dewan perwakilan rakyat kolonial.

DEFENISI PARTAI POLITIK


Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik
(biasanya) dengan cara konstitusionil untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan
mereka. Menurut Carl J. Friedrich: Partai politik adalah "sekelompok manusia yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap
pemerintahan bagi pimpinan partainya dan, berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada
anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materil". Sedangkan menurut
Sigmund Neumann ia mengemukakan definisi sebagai berikut: "Partai politik adalah
organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan
pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan
atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda".
Perlu diterangkan bahwa partai berbeda dengan gerakan (movement). Suatu gerakan
merupakan kelompok atau golongan yang ingin mengadakan perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga politik atau kadang-kadang malahan ingin menciptakan suatu tata
masyarakat yang baru sama sekali, dengan memakai cara-cara politik.
Partai politik juga berbeda dengan kelompok penekan (pressure group) atau istilah yang lebih
banyak dipakai dewasa ini, kelompok kepentingan (interest group). Kelompok ini bertujuan
untuk memperjuangkan seSuatu "kepentingan" dan mempengaruhi lembaga-lembaga politik
agar mendapatkan keputusan yang menguntungkan atau menghindarkan keputusan yang
merugikan.

FUNGSI PARTAI POLITIK


1. Partai Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan
aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran
pendapat dalam masyarakat berkurang. Dalam masyarakat modern yang begitu luas. Di
lain fihak partai politik berfungsi juga untuk memperbincangkan dan menyebarluaskan
rencana-rencana dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Dengan demikian terjadi
arus informasi serta dialog dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, di mana partai
politik memainkan peranan sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang
diperintah, antara pemerintah dan warga masyarakat.

2. Partai Sebagai Sarana Sosialisasi Politik


Di dalam ilmu politik sosialisasi politik diartikan sebagai proses melalui mana seseorang
memperoleh sikap dan orientasi terhadap phenomena politik, yang umumnya berlaku
dalam masyarakat di mana ia berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara
berangsur-angsur dari masa kanak-kanak sampai dewasa. Dalam hubungan ini partai
politik berfungsi sebagai salah satu sarana sosialisasi politik. Dalam usaha menguasai
pemerintahan me-lalui kemenangan dalam pemilihan umum, partai harus memperoleh
dukungan seluas mungkin. Untuk itu partai berusaha menciptakan sebuah gambaran"
bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum.

3. Partai Politik Sebagai Sarana Recruitment Politik


Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut
aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (politicai recruitment).

4. Partai Politik Sebagai Pengatur Konflik


Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat
merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha untuk
mengatasinya. Sedangkan dalam praktek politik sering dilihat bahwa fungsi-fungsi
tersebut di atas tidak dilaksanakan seperti yang diharapkan. Gejala-gejala semacam ini di
beberapa negara-baru telah menimbulkan kekecewaan terhadap sistim kepartaian ini
dengan membawa bermacam-macam akibat: ada negara di mana partai-partai dibubarkan
(Pakistan, tahun 1958, sekalipug kemudian terpaksa dihidupkan kembali); ada negara di
mana hanya di benarkan adanya satu partai tunggal (beberapa negara Afrika); ada negara
dimana ruang gerak partai partai dibatasi.
Pandangan kaum komunis mengenai sifat dan tujuan partai politik bergantung pada
situasi di mana ia berada, yaitu apakah partai komunis tersebut berkuasa di negaranya
ataukah tidak. Apabila ia harus melaksanakan kegiatan politik dalam suatu negara di
mana ia sendiri tidak berkuasa, maka partai politik lainnya dianggapnya sebagai mewakili
kepentingan-kepentingan kelas tertentu yang karena itu tidak dapat bekerja untuk
kepentingan umum. Partai komunis bertujuan mencapai kedudukan kekuasaan yang bisa
dijadikan batu loncatan guna menguasai semua partai politik dan menghancurkan sistim
politik yang demokratis.
Di negara-negara dimana komunis berkuasa, partai politik mempunyai kedudukan
monopolistis dan kebebasan bersaing tidak ada. Di mana mungkin ia menentukan dirinya
sebagai partai tunggal, seperti di Uni Soviet, atau sekurang-kurangnya sebagai partai yang
paling dominan seperti di RRC dan negara-negara komunis Eropa Timur.

Maka dari itu dikatakan bahwa fungsi partai politik berbeda sekali dengan partai dalam
negara yang demokratis. Kalau dalam negara demokrasi partai mengatur keinginan dan
aspirasi golongan-golongan dalam masyarakat, maka partai komunis berfungsi untuk
mengendalikan semua aspek kehidupan secara monolithic

KLASIFIKASI PARTAI
Klasifikasi partai dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dilihat dari segi komposisi dan
fungsl keanggotaannya. secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu partai massa dan
partai kader. Partai massa mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota.
Kelemahan dari partai massa ialah bahwa masing-masing aliran atau kelompok yang
bernaung di bawah partai massa cenderung untuk memaksakan kepentingan masing-masing,
terutama pada saat-saat krisis. Klasifikasi Iainnya dapat dilakukan dari segi sifat dan
orientasi, dalam hal mana partai-partai dapat dibagi dalam dua jenis yaitu partai lindungan
(patronage party) dan partai ideologi atau partai azas (Weltanschauungs Partei atau
programmatlc party).
Partai lindungan umumnya memiliki organisasi nasional yang kendor, disiplin yang lemah
dan biasanya tidak terlalu mementingkan pemungutan iuran secara teratur. Partai ideologi
atau partai azas (Sosialisme, Fasisme, Komunisme, Kristen-Demokrat) biasanya mempunyai
pandangan hidup yang digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada
disiplin partai yang kuat dan mengikat.
Pembagian di atas sering dianggap kurang memuaskan oleh karena dalam setiap partai ada
unsur lindungan serta pembagian rezeki di samping pandangan hidup tertentu. Maka dari itu
ada sarjana yang lebih cenderung untuk menggunakan klasifikasi yang dikemukakan antara
lain oleh Maurice Duverger dalam bukunya yang terkenal Political Parties, yaitu sistim
partai-tunggal (one-party system), sistim dwi-partai (two-party system) dan sistim multi
partai (multi-party system).
1. Sistim Partai-tunggal
sistim partai-tunggal merupakan istilah yang menyangkal diri sendiri (contradictio in
terminis) sebab menurut pandangan ini suatu sistim selalu mengandung lebih dari satu
unsur. partai-partai yang ada harus menerima pimpinan dari partai yang dominan dan
tidak dibenarkan bersaing secara merdeka melawan partai itu. Kecenderungan untuk
mengambil pola sistim partai tunggal disebabkan karena di negara-negara baru pimpinan
sering dihadapkan dengan masalah bagaimana mengintegrasikan pelbagai golongan,
daerah serta suku bangsa yang berbeda corak sosial dan pandangan hidupnya. Negara
yang paling berhasil untuk meniadakan partai-partai lain ialah Uni Soviet.
2. Sistim dwi-partai
biasanya diartikan adanya dua partai atau adanya beberapa partai tetapi dengan peranan
dominan dari dua partai. Sistim dwi-partai pernah disebut "a convepient system for
contented people" dan memang kenyataannya ialah bahwa sistim dwipartai dapat berjalan
baik apabila terpenuhi tiga syarat; yaitu komposisi masyarakat adalah homogeen (social
homogeinity), konsen- sus dalam masyarakat mengenai azas dan tujuan sosial yang
pokok (political consensus) adalah kuat, dan adanya kontinuitas sejarah (historical
continuity). Sistim dwi-partai umumnya diperkuat dengan digunakannya sistim pemilihan
single-member constituency (Sistim Distrik) di mana dalam setiap daerah pemilihan
hanya dapat dipilih satu wakil saja.
3. Sistim multi-partai
Umumnya dianggap bahwa keanekaragaman dalam komposisi masyarakat menjurus ke
berkembangnya sistim multi-partai. Di mana perbedaan ras, agama, atau suku bangsa
adalah kuat, golongan-golongan masyarakat lebih cenderung untuk menyalurkan ikatan-
ikatan terbatas (primordial) tadi dalam satu wadah saja. Di lain fihak partai-partai oposisi
pun kurang memainkan peranan yang jelas oleh karena sewaktu-waktu masing-masing
partai dapat diajak untuk duduk dalam pemerintahan koalisi baru. Pola multi-partai
umumnya diperkuat oleh sistim pemilihan Perwakilan Berimbang (Proportional
Representation) yang memberi kesempatan luas bagi pertumbuhan partai-partai dan
golongan-golongan kecil.

PARTAI POLITIK DI INDONESIA


Partai politik pertama-tama lahir dalam zaman kolonial sebagai manifestasi bangkitnya
kesadaran nasional. Dengan didirikannya Volksraad maka beberapa partai dan organisasi
bergerak melalui badan ini. pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi dalam Volksraad, yakni
Fraksi Nasional di bawah pimpinan Husni Thamrin PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur
Bumi-putra) di bawah pimpinan Prawoto dan "Indonesische Nationale Groep” di bawah
pimpinan Muhammad Yamin. Di luar Volksraad ada usaha untuk mengadakan gabungan dari
partai-partai politik dan menjadikannya semacam dewan perwakilan nasional. Pada tahun
1939 dibentuk K.R.I. (Komite Rakyat Indonesia) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik
Indonesia, yang merupakan gabungan dari partai-partai beraliran nasional), MIAI (Majelisul
Islamil a'laa Indonesia, yang merupakan gabungan partai-partai beraliran İslam yang
terbentuk pada tahun 1937) dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia, yang merupakan gabungan
organişasi buruh). Dan terus berlanjut seiring berjalannya waktu hingga Pada tahun 1973
terjadi penyederhanaan partai. Empat partai Islam, yaitu Nahdatui Ulama, Partai Muslimin
Indonesia, Partai Syarikat Indonesia dan Perti bergabung menjadi Partai Persatuan
Pembangunan.
PERTANYAAN :
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan defenisi Partai Politik ?
2. Apa saja fungsi dari Partai Politik ini ?
3. Sebutkan dan jelaskan ada berapa maca sistem partai ?
4. Bagaimana jalan terbentuknya sistem partai di indonesia ?
5. Apa pandangan kaum komunis mengenai sistem partai ?

Anda mungkin juga menyukai