Anda di halaman 1dari 8

Nama: Yusrinda Amelya

Kelas: 1F

PENGANTAR ILMU POLITIK

1. Pengertian Politik
Politik (bahasa Yunani:  politiká; bahasa Arab: siyasah), yang artinya dari,
untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara),adalah proses pembentukan
dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

 politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan


bersama (Teori Klasik Aristoteles).
 politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik pemerintahan
dan negara.
 politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik Pemerintahan.

1.1 Pengertian Ilmu Politik

Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari politik atau politics atau


kepolitikan. Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik.

1.2 Pengertian Politik Menurut Para Ahli

 Andrey Heywood. Pengertian politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan


untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum
yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan
kerja sama.
 Gabriel A. Almond. Pengertian politik adalah kegiatan yang berbuhungan dengan
kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di
mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif dan koersif.
 Teori klasik Aristoteles. Menurut teori klasik Aristoteles, pengertian politik adalah
usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
 Miriam Budiardjo. Pengertian politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam
suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari
sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.
 Ramlan Surbakti. Pengertian politik adalah interaksi antara pemerintah dan
masyarakat dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat
tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

2. Perkembangan Ilmu Politik

Perkembangan Ilmu Politik juga sudah cukup maju dari mulai lahirnya pada akhir
abad ke-19 ilmu politik diberbagai Negara belahan dunia seperti Yunani Kuno pemikiran
mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M., yang pada saat itu sudah dijumpai
berbagai karya-karya ahli sejarah Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan
sebagainya. Di Indonesia itu sendiri perkembangan seperti itu banyak dijumpai melalui
beberapa karya tulis yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan, seperti
Negarakertagama yang ditulis pada zaman kerajaan Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke-15
Masehi dan Babad Tanah Jawi. Dan karya karya tersebut semenjak adanya imprealisme maka
karya tersebut terdesak oleh pemikiran-pemikiran bangsa barat yang berada di sekitar
kawasan Asia sehingga karya sastra tersebut mengalami kemunduran.

3. Tipologi Politik

Pada dasarnya hanya ada 2 tipologi partai politik yang hadir dalam kehidupan
demokrasi. Partai politik sebagai salah satu pilar dalam pelaksanaan demokrasi di indonesia,
tipologi tersebut adalah berdasarkan kader dan berdasarkan massa kedua tipologi ini hadir
berdasarkan ideologi yang diwujudkan berdasarkan ide ide perjuangan partai dan melalui
program kerja partai yang di tawarkan oleh partai tersebut.
Partai politik merupakan instrumen yang tak terpisahkan dari sistem demokrasi di
negara manapun di dunia ini. Tidak dapat dikatakan I - Parrai Polirik I :ffi demokratis sebuah
negara jika tidak ada partai politik di negara tersebur karena pada hakikatnya partai politik
merupakan manifestasi dari kebebasan masyarakat untuk membentuk kelompok sesuai
dengan kepentingannya.

Partai politik merupakan bagian dari infrastruktur politik dalam negara. Untuk
memahaminya maka beberapa ahli menyatakan pendapat tentang pengertian dari partai
politik.
3.1 Berikut ini pengertian partai politik yang dikemukakan oleh para ahli:

a. Miriam Budiardjo menyebutkan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang
sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik, biasanya dengan cara konstitusional, untuk melaksanakan kebij
aksanaan-kebij aksanaan mereka.

b. Sigmund Neumann dalam Modern Political Parties mengemukakan definisi sebagai


berikut: a political party is the articulate organization of society's active political
agents, those who are concerned with the control of government power and who
compete for popular support with another group or groups holding divergent views
(Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar
persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai
pandangan yang berbeda)

c. Carl J. Friedrich; A political party is a group of human beings, stably organized with
the objective of securing or maintaining for its leaders the control of a government,
with the further objective of giving to members of the party, through such control
ideal and material benefits and adventages (Partai Politik adalah sekelompok manusia
yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan
kekuasaan terhadap pemerintah an bagi pimpinan partainy a dan berdasarkan penguas
aanini memberikan kepada anggora partainya kemanfaata n yangbersifat ideal
maupun materiil"

d. R. H. Soltau mendefinisikan mengenai partai politik adalah "..Agroup of citizens


more or less organized, who act as a political unit and who by the use of their
votingpower, aimto control the government and carry out their general policies."
(Sekelompok warga kurang lebih terorganisir, yang bertindak sebagai unit politik
dengan menggunakan hak suara mereka, bertujuan untuk mengontrol pemerintah dan
melaksanakan kebijakan umum mereka)

e. Robert K. Carr, Political Party is an organization that attemps to achieve and


maintain control of goy ernment (Partai Politik adalah suatu organisasi yang berusaha
untuk mencapai dan memelihara pengawasan terhadap pemerintah).
f. Joseph Schumpeter dalam bukunya Capitalism, Socialism, and Democracy2a
berpendapat bahwa partai politik adalah " . . . is a group whose members propose to
act in concert in the competitive struggle for power. . . . party and machine politicians
are simply the response to the fact that the electoral mass is incapable of action other
than in a stampede, and they constitute an attempt to regulate political competition
exactly similar to the corresponding practice of a trade association. (... adalah
kelompok yang anggotanya bertindak terutama dalam hal perjuangan mencapai
kekuasaan ... Partai dan para politisinya merupakan contoh sederhana bagi tanggapan
atas ketidakmampuan massa pemilih untuk bertindak selain dari ketidakrapian
organisasinya, dan mereka secara nyata berusaha mengatur kompetisi politik layaknya
praktik yang sama yang dilakukan oleh asosiasi perdagangan2s).

g. Menurut La Palombara dan Anderson,2s partai politik adalah " ... drry political
group, in possession of an fficial label and of a formal organization thatlinhs centre
andlocality, thatpresents at elections, andis capable ofplacing through elections (free
or non-free), candidates for public offitr. (... setiap kelompok politik, yang memiliki
label dan organisasi resmi yang menghubungkan antara pusat kekuasaan dengan
lokalitas, yang hadir saat pemilihan umum, dan memiliki kemampuan untuk
menempatkan kandidat pejabat public.

3.2 Contoh – Contoh Tipologi Polititk

Berdasarkan asas dan orientasinya, partai politik diklasifikasikan menjadi tiga tipe,
meliputi partai politik pragmatis, partai politik doktriner, dan partai politik kepentingan.

Partai politik pragmatis

Parpol pragmatis ialah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan yang tak
terikat kaku pada suatu doktrin dan ideologi tertentu.

Contohnya pada pemilihan Gubernur Jawa Timur ketika Gerindra dan PKS merapat ke PDIP
untuk mengusung Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.

Partai Politik doktriner

Parpol doktriner ialah suatu partai politik yang memiliki sejumlah program dan
kegiatan kongkrit sebagai penjabaran ideologi.

Partai Komunis di mana saja merupakan contoh partai doktriner. Dan PKS pun sepertinya
lebih dekat dengan klasifikasi partai doktriner ini.
Partai politik kepentingan

Parpol kepentingan merupakan suatu parpol yang dibentuk dan dikelola atas dasar
kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, etnis, agama, atau lingkungan hidup yang secara
langsung ingin berpartisipasi dalam pemerintahan.

Partai ini sering ditemui dalam ystem banyak partai, tetapi kadangkala terdapat pula dalam
ystem dua partai berkompetisi namun tak mampu mengakomodasikan sejumlah kepentingan
dalam masyarakat.

3.3 Kaitan Dengan Kondisi Di Indonesia

Dalam tinjauan historis, semenjak masa pra-kolonial, Indonesia sebagai bagian dari
kebudayaan proto-Malay dianggap sebagai bangsa yang patrimonial. Klaim sejarahsosiologis
ini berjangkar pada argumen terkait praktek-praktek penguasa-penguasa lokal (kerajaan),
terutama di wilayah Jawa yang mempertahankan kekuasaannya lewat pemberian hadiah atau
upeti kepada bawahannya sebagai pendapatan dari penguasaan lahan: dimana praktek
eksploitasi atas lahan dijalankan, namun lahan tidak dibeli atau dimiliki oleh mereka.34Lewat
praktek-praktek cara berkuasa ini, relasi kuasa „penguasa dan hamba‟ (patron-client)sudah
dianggap sebagai cara penguasaan tradisional di Indonesia. Relasi timpang ini kemudian
dikapitalisasi oleh penguasa kolonial Belanda untuk menguasai Indonesia.35 Dalam konteks
politik pasca-kemerdekaan, partai politik memiliki nuansa ideologis yang mengakar kuat
sampai kebawah, namun tetap elitis (deeply rooted, butelitist).36Partai politik tetap memiliki
jaringan dalam sistem birokrasi pemerintahan.Bagi partai pro-pemerintah, beberapa pengurus
partai juga menguasaipos-pos departemen pemerintahan.Semisal NU menguasai Kementerian
Agama, PNI menguasai Kementerian Dalam Negeri dan PKI menguasai Kementerian
Pertanian.37Fenomena patronaseini diperparah ketika Soekarno tergoda untuk menjadi
patron tunggal di masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965).
Embrio patronase dalam tubuh partai politik terbina lewat kebijakan pemerintah
Soeharto. Lewat karisma sebagai pemimpin tradisional Jawa, Soeharto melakukan fusi partai
politik menjadi dua partai politik: Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sebagai wadah kalangan
nasionalis, abangan dan sekularis; Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai wadah
ummat Islam dan satu Golongan Karya (Golkar) sebagai wadah fungsionaris,birokrat dan
militer.
Namun kemudian Soeharto mencoba mempengaruhi konstituen Muslim dengan bersikap
lebih ramah dalam aturan-aturan Zakat dan Haji.Soeharto mencoba menggerus persepsi
dirinya sebagai eorang abangan yangsinkretis.Soehartomenginisiasi lahirnya organisasi ICMI
(Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) yang bertujuan untuk memobilisasi masa Muslim
moderat untuk sami‟na wa atho‟na kepada langgam politik otoritarianisme..
4. Rezim
Rezim dan Organisasi Internasional merupakan salah satu pembahasan dari studi
hubungan internasional. Apa itu rezim dan organisasi internasional menurut para ahli?
Berikut beberapa definisi rezim dan organisasi internasional menurut para ahli. 

A. Definisi Rezim Internasional


Dalam politik, rezim (bahasa Prancis: régime) adalah bentuk pemerintah atau
seperangkat aturan, norma budaya atau sosial, dll. Yang mengatur operasi suatu pemerintah
atau lembaga dan interaksinya dengan masyarakat. Menurut KBBI,[2] rezim adalah tata
pemerintah negara atau pemerintahan yang berkuasa dan menguasai secara total.

4.1 Menurut Para Ahli

1. Menurut Krashner (1982)


Rezim Internasional merupakan sebuah prinsip,norma,peraturan,dan prosedur
pembuatan keputusan di mana ekspetasi dari para aktornya bertemu pada area tertentu dalam
hubungan internasional. Rezim adalah variabel sela dan variabel terikat. Variabel sela artinya
variabel yang berdiri di antara variabel bebas berupa faktor-faktor dasar yang menjadi
penyebab,sedangkan variabel terikat adalah yang berupa hasil atau prilaku yang diharapkan
muncul.

2. Ruggie (1975) 
Merupakan perilaku internasional yang terinstitusi.  

3.  Young (1982)
Merupakan institusi sosial yang mengatur aksi kepada aktivitas-aktivitas spesifik
tertentu. 

4.  Keohane (1985) 
Rezim Internasional merupakan sebuah prinsip,norma,peraturan,dan prosedur
pembuatan keputusan di mana ekspetasi dari para aktornya bertemu pada area tertentu dalam
hubungan internasional. Rezim adalah variabel sela dan variabel terikat. Variabel sela artinya
variabel yang berdiri di antara variabel bebas berupa faktor-faktor dasar yang menjadi
penyebab,sedangkan variabel terikat adalah yang berupa hasil atau prilaku yang diharapkan
muncul.
5. Keohane dan Nye (1977) 
Seperangkat aturan yang mengatur yang meliputi jaringan atas aturan,norma,dan
prosedur yang mengatur perilaku dan mengontrol dampak atas perilaku tersebut. 

B. Definisi Organisasi Internasional 

1. Evans dan Newnham (1998)


Organisasi internasional adalah sebuah institusi formal yang dibentuk dari adanya
perjanjian-perjanjian antar aktor-aktor di dalam hubungan internasional. 

2. Keohane dan Young (1994) 


 Organisasi internasional memuat adanya perjanjian yang bersifat
eksplisit,dinegosiasikan antar aktor-aktor internasional dan memiliki perilaku otorisasi yang
sifatnya bisa jadi memberikan rekomendasi dan menerapkan larangan dan batasan atas isu-isu
tertentu. 

3. Alvarez (2006)
Merupakan sebuah entitas antar pemerintah yang didirikan dengan sebuah
perjanjian,biasanya mempunyai sekretariat permanen,mengadakan sidang-sidang pleno yang
melibatkan seluruh negara anggota dan organ eksekutif dengan partisipasi yang lebih
terbatas.

4.2 Contoh – Contoh Di Luar Negeri


Keterlibatan Amerika Serikat dalam pergantian rezim meliputi tindakan terang-
terangan dan tindakan rahasia untuk mengubah, mengganti, atau mempertahankan
pemerintahan negara-negara asing. Pada paruh akhir abad ke-19, pemerintah Amerika
Serikat mulai melakukan pergantian rezim di Amerika Latin dan Pasifik barat daya, termasuk
perang Meksiko–AS, Spanyol–AS dan Filipina–AS. Pada permulaan abad ke-20, Amerika
Serikat membangun atau mendirikan pemerintahan bersahabat di berbagai negara,
termasuk Panama, Honduras, Nikaragua, Meksiko, Haiti, dan Republik Dominika.
Usai Perang Dunia II, pemerintah AS memperluas wilayah operasi pergantian
rezimnya. Negara ini berlomba-lomba melawan Uni Soviet untuk menguasai kepemimpinan
dan pengaruh global dalam Perang Dingin. Operasi besar di luar wilayah operasi tradisional
AS (Amerika Tengah dan Karibia) meliputi kudeta Iran 1953 yang diotaki AS dan Britania
Raya, invasi Teluk Babi Kuba tahun 1961, pembantaian anti-komunis di Indonesia, dan
dukungan untuk Perang Kotor di Argentina. Selain itu, AS campur tangan dalam pemilihan
umum nasional di beberapa negara, termasuk Jepang pada tahun 1950-an dan 1960-an
supaya Partai Demokrat Liberal berhaluan tengah-kanan tetap berkuasa menggunakan dana
rahasia, Filipina untuk membantu kampanye presiden Ramon Magsaysay tahun 1953,
dan Lebanon untuk membantu partai-partai Kristen dalam pemilu 1957 menggunakan
suntikan dana rahasia.[3] AS diketahui melakukan sedikitnya 81 campur tangan terang-
terangan dan rahasia dalam pemilihan umum di berbagai negara pada tahun 1946 sampai
2000.[4]
Selain itu, pada tahun 1945, Amerika Serikat meratifikasi[5] Piagam PBB, dokumen
hukum internasional utama dunia[6] yang mewajibkan pemerintah AS patuh dengan pasal-
pasalnya, termasuk Pasal 2(4) yang melarang ancaman atau pemaksaan dalam hubungan
internasional, kecuali dalam keadaan tertentu.[7] Karena itu, setiap dasar hukum yang dipakai
untuk membenarkan pergantian rezim oleh negara asing membutuhkan alasan yang sangat
kuat.[8]
Setelah Uni Soviet bubar, Amerika Serikat memimpin atau mendukung perang untuk
menentukan arah pemerintahan beberapa negara. AS beberapa kali menetapkan tujuan resmi
untuk beberapa konflik, termasuk melakukan Perang Melawan Teror dalam perang
Afghanistan 2001 dan menggulingkan rezim diktator dalam Perang Irak 2003 dan intervensi
militer di Libya 2011

Anda mungkin juga menyukai