Anda di halaman 1dari 6

Makalah Ilmu Politik

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Definisi Ilmu Politik atas dasar Hakikat Politik” sejatinya adalah karena
Pendefinisian atas dasar Hakikat Politik lebih sejalan dengan konsep ilmu politik
sebenarnya. Konsep dasar Ilmu politik adalah unsur penelitian yang terpenting dan
merupakan sesuatu yang digunakan oleh para peneliti untuk lebih mengerti dunia
sekelilingnya. Dunia ini penuh dengan benda-benda, kejadian-kejadian dan ide-ide
yang masing-masing mempunyai ciri yang berbeda satu sama lain. Namun
diantaranya ada yang menunjukan satu karakteristik yang sama. Dalam perumusan
yang paling sederhana, ciri yang sama atau yang sama-sama dimiliki itu disebut
“konsep”. Dengan demikian suatu konsep dapat dikenali dengan melihat ciri inti
yang ada dalam berbagai benda, kejadian atau ide.
Ilmu politik mengenal adanya konsep-konsep yang disebut konsep politik,
yaitu menyangkut gejala-gejala politik. Para filusuf politik mencari seperti
kebenaran, hukum dan keadilan. Sedangkan Sarjana-sarjana modern lebih cenderung
untuk meneropong konsep-konsep seperti masyarakat, negara atau sistem politik,
pemerintah, kekuasaan, legitimasi dan sebagainya. Konsep-konsep Politik antara lain
:
1.      Masyarakat
Merupakan salah satu bentuk asosiasi yang mencakup semua hubungan dan
kelompok didalam suatu wilayah. Dalam kajian ilmu politik salah satu bentuk
masyarakat yang paling utama adalah negara.
2.      Negara
Adalah Asosiasi yang menyelenggarakan penertiban didalam suatu masyarakat
dalam suatu wilayah, berdasarkan pada sistem hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan untuk memaksa.
3.      Kekuasaan
Adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang atau sekelompok orang, sehingga orang atau kelompok itu bertingkah
laku sesuai dengan keinginan atau tujuan pihak yang memiliki kemampuan.
4.      Pengambilan Keputusan
Pengambilan kepustusan dalam ilmu politik adalah Pengambilan keputusan kolektif
atau pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat seluruhnya.
5.      Pembagian (Distribution)
Pembagian dalam ilmu politik adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai secara
mengikat, sehingga dalam politik ada istilah “politik adalah masalah siapa mendapat
apa, kapan dan bagaimana.”
B.     Tujuan

Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengungkapkan beberapa tujuan


penulisan dalam makalah ini, yaitu :
1.      Mengetahui apa itu hakekat ilmu politik.
2.      Mengetahui apa fungsi ilmu politik bagi kita.
C.    Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan saya sajikan, yaitu :
1.         Apa itu hakekat ilmu politik ?
2.         Apa fungsi ilmu politik ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG
LINGKUP POLITIK
Istilah ilmu politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunanai ‘polis’ yang
berarti kota atau negara kota. Dari kata polis itu diturunkan kata “polities” (warga
negara) dan “politikos” (kewarganegaraan), kemudian kata “politike techne” atau
kemahiran politik dan “politike episteme” untuk ilmu politik. Ilmu politik dipandang
sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus dan
ruang lingkup yang sudah jelas baru berkembang akhir abad ke-19. Namun apabila
ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yaitu sebagai pembahasan secara rasionil dari
berbagai aspek negara dan kehidupan politik, maka ilmu politik dapat dikatakan jauh
lebih tua umurnya, bahkan dikatakan sebagai ilmu sosial yang paling tua umurnya.
Di Yunani Kuno, pemikiran mengenai negara sudah dimulai pada tahun 450 S.
M. ini dapat dilihat dari karya-karya yang dihasilkan oleh Herodotus, atau filusuf-
filusuf seperti Plato dan Aristoteles. Di Indonesia kita mengenal beberapa tulisan
yang menuangkan ide mengenai kehidupan berbudaya dan bernegara antara lain
Negara Kertagama karya Mpu Prapanca dan Babad Tanah Jawi. Di Inggris
permasalahan politik dianggap termasuk kedalam masalah filsafat. Terutama Moral
Philosophy, dan bahasannya tidak bisa dilepaskan dari sejarah. Setelah perang dunia
II perkembangan ilmu politik semakin pesat. Di Negeri Belanda pertama kali
didirikan Faculteit der Sociale en Politike Wetenschappen tahun 1947. Selanjutnya
terus berkembang, UNESCO bersama International Political Science Association
(IPSA) menyelenggarakan suatu penelitian secara mendalam yang mencakup kira-
kira 10 negara. Hasilnya di bukukan dalam The University Teaching of Social
Sciences : Political Science.
Di STIA-LAN di buka dua jurusan yakni Administrasi Publik dan Administrasi
Bisnis. Di dua jurusan itu diajarkan Pengantar Ilmu Politik serta Sistem Politik
Indonesia untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai sistem perpolitikan
dan pengetahuan dunia politik di indonesia khususnya serta pengetahuan politik
dunia secara umum. Mengingat begitu besarnya arti politik dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, khususnya bagi aparatur pemerintah yang kesehariannya
menjadi pelaku pelaksanaan program pemerintah, maka perlu dibekali pengetahuan
mengenai politik.
Hakikat Ilmu Politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan
politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan
dalam Ilmu Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik,
negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan
sosial, pembangunan politik, perbandingan politik
Istilah politik sering dikaitkan dengan bermacam- macam
kegiatand a l a m s y s t e m p o l i t i k a t a u p u n N e g a r a y a n g m e n y a n g k u t
p r o s e s p e n e n t u a n tujuan sampai dalam melaksanakan tujuan tersebut.Ilmu politik
adalah kajian tentang Negara, tujuan- tujuan Negara, danlembaga- lembaga yang
akan melaksanakan tujuan- tujuan itu ; hubungan antara Negara dengan warga
negaranya serta dengan Negara lain.R u a n g l i n g k u p d i s i p l i n i l m u
p o l i t i k k o n t e m p o r e r s a n g a t l u a s . Subbidang utama dari penyelidikan
ilmu politik meliputi : pemikiran politik,teori politik, lembaga- lembaga politik,
sejarah politik, politik perbandingan,e k o n o m i p o l i t i k , a d m i n i s t r a s i p u b l i c ,
t e o r i - t e o r i k e n e g a r a a n , h u b u n g a n internasional.
B.     Teori politik
Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik,
bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam
Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem
politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga
negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.
Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara
di dunia antara
lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme, federalisme, feminism
e, fundamentalisme
keagamaan, globalisme, imperialisme, kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertari
anisme, marxisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokras
i, totaliterisme, oligarki dsb.
C.    Lembaga politik
Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan
suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik
yang diakui oleh negara lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang
diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu
organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan pada
orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan
bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku
politik yang terpola dalam bidang politik.
Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan
tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam
suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga
pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-nya) melainkan seluruh perilaku yang
terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin
ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.
Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju
demokrasi seperti indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu
bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang
banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi, umumnya yang harus
diatasi adalah merobah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal,
bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi
sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga yang
terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan
kesejahteraan.
Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan
dan perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis
sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian
kesejahteraan yang sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi
hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap
individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang
berlaku.
D.    Hubungan Internasional
Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional adalah hubungan antar negara,
namun dalam perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi
yang berlangsung lintas batas negara. Dalam bentuk klasiknya hubungan
internasional diperankan hanya oleh para diplomat (dan mata-mata) selain tentara
dalam medan peperangan. Sedangkan dalam konsep baru hubungan internasional,
berbagai organisasi internasional, perusahaan, organisasi nirlaba, bahkan perorangan
bisa menjadi aktor yang berperan penting dalam politik internasional.
Peran perusahaan multinasional seperti Monsanto dalam WTO (World Trade
Organization/Organisasi Perdagangan Dunia) misalnya mungkin jauh lebih besar
dari peran Republik Indonesia. Transparancy International laporan indeks persepsi
korupsi-nya di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar.
Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan organisasi internasional
terpenting, karena hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam
periode perang dingin PBB harus mencerminkan realitas politik bipolar sehingga
sering tidak bisa membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan
realitas politik cenderung menjadi unipolar dengan Amerika Serikat sebagai
kekuatan Hiper Power, PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu
tindakan internasional sebagai tindakan multilateral dan bukan
tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS untuk mendapatkan dukungan atas
inisiatifnya menyerbu Irak dengan melibatkan PBB, merupakan bukti diperlukannya
legitimasi multilateralisme yang dilakukan lewat PBB.
Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat
di berbagai belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat
pasukan perdamaian dunia (peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di
bawah komando PBB. Hal ini diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam
mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB telah memiliki semacam
polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jendral PBB untuk
beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi Civpol (Civilian
Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia.
Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat
dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan
setiap orang bisa menjadi aktor dan memengaruhi jalannya politik baik di tingkat
global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan
munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada
keteraturan suatu negara (konfederasi?).
E.     Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang orang yang mendiami wilayah suatu
negara.
F.     Kekuasaan
Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain
melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga
sumber kekuasaan: pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua, dari
kekerasan seperti penguasaan senjata; ketiga, dari karisma.
G.    Negara
Negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah
penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan
pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut
diatas merupakan syarat berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo
pada tahun 1933
H.    Tokoh dan pemikir ilmu politik
1.    Mancanegara
Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun
kontempoter antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich
Engels, Immanuel Kant, John Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max
Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas
Hobbes, Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage.
2.   Indonesia
Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan
Internasional dari Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said dan Ramlan
Surbakti.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Istilah ilmu politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunanai ‘polis’ yang
berarti kota atau negara kota. Dari kata polis itu diturunkan kata “polities” (warga
negara) dan “politikos” (kewarganegaraan), kemudian kata “politike techne” atau
kemahiran politik dan “politike episteme” untuk ilmu politik. Ilmu politik dipandang
sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus dan
ruang lingkup yang sudah jelas baru berkembang akhir abad ke-19. Namun apabila
ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yaitu sebagai pembahasan secara rasionil dari
berbagai aspek negara dan kehidupan politik, maka ilmu politik dapat dikatakan jauh
lebih tua umurnya, bahkan dikatakan sebagai ilmu sosial yang paling tua umurnya.
Hakikat Ilmu Politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan
politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan
dalam Ilmu Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik,
negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan
sosial, pembangunan politik, perbandingan politik
B.     Saran
Dalam hal ini pembelajaran dan pemberian motivasi merupakan rumpun ilmu
pengetahuan juga yang mana merupakan hasil dari penelitian maka dari itu
setidaknya mahasiswa mampu memahami dan menganalisis, mensisntesa eksistensi
dan ilmu-ilmu sosial dan IPS dalam tataran kehidupan bermasyarakat serta
pergerakan model dan implikasi pembelajaran dalam masyarakat sehingga menjadi
pendidik yang cakap dengan ilmunya.

Anda mungkin juga menyukai