Anda di halaman 1dari 6

BAB I

“Sifat, Arti, dan Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”

 Perkembangan Ilmu Politik


Ilmu politik berkembang pesat pada saat setelah perang dunia II. Hal ini terjadi
karena mendapat dorongan dari bebrapa badan internasional contohnya UNESCO.
 Ilmu Politik sebagai Ilmu Pengetahuan
Karakteristik ilmu pengetahuan (science) ialah tantangan untuk menguji
hipotesis melalui eksperimen. Melalui eksperimen tersebut sebuah ilmu dapat di uji
kebenarannya.
Berdasarkan karakteristik tersebut, ilmu politik dan ilmu sosial lainnya belum
memenuhi persyaratan. Hal ini dikarenakan dalam ilmu politik dan ilmu sosial lainnya
yang diteliti adalah manusia dan manusia adalah makhluk yang kreatif, yang selalu
menemukan hal yang baru yang belum pernah di ramalkan. Lagipula manusia
berperilaku tidak selalu didasarkan atas pertimbangan yang rasional dan logis. Dengan
kata lain manusia tidak dapat diamati dalam keadaan terkontrol. Apabila perumusan
pada pertemuan yang dilakukan oleh para sarjana ilmu politik di Paris pada tahun 1948
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan dari pengetahuan yang
terkoordinasi mengenai pokok pemikiran tertentu maka ilmu politik dapat dikatakan
sebagai suatu ilmu pengetahuan.
Dalam dekade 1950-an, banyak sarjana ilmu politik yang tidak puas dengan hasil
perumusan yang luas tersebut. Maka muncul lah pendekatan perilaku yang merupakan
gerakan pembaruan untuk meningkatkan mutu ilmu politik. Akan tetapi pada akhir
dekade 1960-an, muncul kritik terhadap pendekatan perilaku yang datang dari ahli-ahli
yang orientasi politiknya kekiri-kirian, seperti Herbert Marcuse dan Jean Paul Sartre.
Mereka mengemukakan bahwa pendekatan perilaku terlalu abstrak, sehingga tidak
mencerminkan realitas sosial.
Pendekatan perilaku memiliki beberapa keuntungan diantaranya ialah memiliki
kesempatan mempelajari susunan politik negara yang berbeda sejarah perkembangan,
latar belakang dan ideologi yang menjalankan fungsi tertentu. Oleh sebab itu Ilmu
Politik Perbandingan maju dengan pesat.
Polemik sengit terjadi antara pendekatang perilaku dan pendekatan tradisional
yang dikarenakan para pelopor tradisional yang tidak tinggal diam. Para ilmuwan
tradisional seperti Erick Voegelim, Leo Strauss, dan John Hallowell menyerang
pendekatan perilaku dengan beragumentasi bahwa pendekatan perilaku terlalu jauh
dari nilai dan tidak memberikan jawaban atas pandangan hidup serta tidak adanya
relevansi dengan pilitik praktis dan menutup mata atas masalah sosial.
Perbedaan antara kaum tradisional dan kaum behavioralis tertuang dalam tabel
berikut:
Tabel 1
Perbedaan Antara Kaum Tradisional dan Behavioralis
Para tradisionalis menekankan: Para behavioralis menekankan:
Nilai-nilai dan norma-norma Fakta
Filsafat Penelitian empiris
Ilmu terapan Ilmu murni
Historis-yuridis Sosiologis-psikologis
Tidak kuantitatif Kuantitatif

Sekalipun tidak ada pihak yang menang, kedua pendekatan tersebut memiliki
peranannya masing-masing dalam ilmu politik. Pendekatan perilaku mempunyai
pengaruh yang besar dalam ilmu politik dan menduduki tempat terhormat di dalamnya.
Pendekatan tradisional tetap memainkan peran pokok, tetapi tidak lagi menjadi
pendekatan tunggal yang dominan.
 Definisi Ilmu Politik
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang politik atau kepolitikan atau
politics. Politik sendiri artinya adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Sejak
zaman dahulu masyarakat telah menerapkan politik, yaitu disaat mengatur
pendistribusian sember daya alam yang terbatas dengan adil sehingga seluruh masyarat
merasa bahagia dan puas. Semua tidakan itu dapat dicapai dengan cara adanya
kekuasaan terhadap suatu wilayah (negara atau sistem politik).
Dapat disimpulkan bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan
masalah kekuasaan (power) pengambilan keputusan(decision making), kebijakan public
(public policy), dan alokasi atau distribusi(allocation or distribution).
Setiap sarjana meneropong hanya satu aspek atau unsur dari politik. Unsur
tersebut diperlukan sebagai konsep pokok yang akan dipakai untuk meneropong unsur
lainnya. Konsep pokok tersebut ialah:
1. Negara(State), ialah organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
2. Kekuasaan, ialah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi perilaku seseorang.
3. Keputusan ialah hasil dari membuat pilihan diantara beberapa alternative,
sedangkan pengambilan kepusan lebih mengarah kepada proses agar
keputusan terjadi.
4. Kebijakan (policy), ialah kumpulan keputusan yang dilakukan dalam usaha
memilih tujuan.
5. Pembagian (distribution) dan alokasi (allocation), ialah pembagian nilai-nilai
dalam masyarakat.
 Bidang-Bidang Ilmu Politik
Dalam Contemporary Political Science, terbitan UNESCO 1950, Ilmu Politik
terbagi dalam empat bidang, yaitu:
I. Teori Politik:
1. Teori Politik.
2. Sejarah perkembangan ide-ide poltik
II. Lembaga-lembaga politik:
1. Undang-undang Dasar.
2. Pemerintah Nasional.
3. Pemerintah Daerah.
4. Fungsi Ekonomi dan sosial dari pemerintah.
5. Perbandingan lembaga-lembaga politik.

III. Partai-partai, golongan-golongan (groups), dan pendapat umum:


1. Partai-partai politik.
2. Golongan-golongan dan Asosiasi.
3. Partisipasi warga negara dalam pemerintah.
4. Pendapat Umum.
IV. Hubungan Internasional:
1. Politik Internasional.
2. Organisasi dan Administrasi Internasional.
3. Hukum Internasional.
 Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lain
1. Sejarah
Sejak dahulu, ilmu politik erat hubungannya dengan sejarah dan filsafat.
Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, karena sejarah
berisikan fakta dan data dari masa lampau. Sarjana Sejarah selalu meneropong
masa yang lampau sedangkan sarjana ilmu politik biasanya meilhat kedepan.
Data yang disajikan oleh ahli sejarah, dipakai oleh sarjana ilmu politik untuk
menentukan pola yang dapat membantu untuk menentukan suatu proyeksi
masa depan.
2. Filsafat
Filsafat ialah usaha mencari jawaban atas persoalan yang menyangkut
alam semesta dan kehidupan manusia secara rasional. Ilmu politik erat kaitannya
dengan filsafat politik, yaitu bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan
politik terutama asla mula dan nilai dari negara. Filsafat politik juga erat
hubungannya dengan moral filosofi atau etika.
3. Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Sosial Lain
a. Sosiologi
Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam memahami latar
belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagaikelompok
masyarakat.
b. Antropologi
Pada awalnya antropologi lebih memusatkan perhatian kepada
masyarakat dan kebudayaan di desa-desa dan dipedalaman sedangkan sosiologi
lebih memusatkan perhatian kepada masyarakat kota. Dengan bertambahnya
perhatian tentang kehidupan serta usaha modernisasi politik di negara-negara
baru membuat perhatian sarjana ilmu politik terhadap antropologi makin
meningkat.
c. Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi saat ini menjadi salah satu cabang ilmu sosial yang memiliki
teori serta ruang lingkup yang relative ketat dan terperinci. Oleh karena itu, ilmu
ekonomi sering digunakan untuk menyusun perhitungan kedepan.
Dalam mengajukan kebijakan ekonomi tertentu, seorang sarjana
ekonomi dapat bertanya kepada seorang sarjana ilmu politik manakah kiranya
yang paling baik disusun guna mencapai tujuan ekonomi tertentu. Sebaliknya
seorang sarjana ilmu politik dapat meninta bantuan kepada sarjana ilmu
ekonomi tentang syarat ekonomis yang harus dipenuhi agar mecapai tujuan
tertentu.
d. Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan psikologi khusus yang mempelajari hubungan
timbal balik antara manusia dan masyarakat, terkhusus faktor pendorong
seseorang untuk berperan dalam suatu kelompok natau golongan. Psikologi
umumnya berpusat pada kehidupan seseorang.
Psikologi sosial mengamati manusia dari segi eksternal dan juga internal.
Dengan kedua hal tersebut, politik dapat menganalisis secara mendalam makna
dan peran orang kuat.
Psikologi sosial juga menjelaskan bagaimana kepemimpinan tidak resmi
juga menentukn hasil suatu keputusan dalam suatu kebijakan politik dan
kenegaraan. Psikologi sosial juga dapat menerangkan sikap suatu kelompok
terhadap keadaan yang dianggapnya baru maupun berlawanan dengan kosensus
masyarakat, menganai suatu gejala sosial.
e. Geografi
Rudolf Kiellen (1864-1933) menganggap bahwa geografi turut
mempengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat dank arena itu
mutlak harus diperhitungkan dalam menyusun politik luar negeri dan politik
nasional.
f. Ilmu Hukum
Mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu
kewajiban negara yang penting. Sarjana hukum melihat negara sebagai lembaga
dan menganggap nya sebagai organisasi hukum yang mengatur hak dan
kewajiban manusia. Penertiban hanya dipandang semata-mata sebagai tata
hukum oleh Ilmu Hukum. Manusia dilihat sebagai makhluk yang menjadi objek
dari sistem hukum. Ilmu hukum tidak dapat melihat manusia sebagai makhluk
yang terpengaruh oleh faktor sosial, psikologi dan kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai