Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RANGKUMAN TERTULIS

Disiplin Ilmu Politik


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Sosial

Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si.
2. Dede Iswandi, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
1. Rizqi Kajayaan Tri Putra 2207483

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
A. Pendahuluan

Materi selanjutnya yang akan dibahas dalam pengantar ilmu sosial adalah
Disiplin Ilmu Politik. Sama seperti disiplin ilmu sebelumnya. Kali ini kita akan
membahas disiplin ilmu politik dari segi ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Ontologi membicarakan hakikat dari disiplin ilmu tersebut, epistemologi adalah


bagaimana cara mengembangkan disiplin ilmu tersebut, dan secara aksiologi
membicarakan bagaimana kebermanfaatan disiplin ilmu tersebut. Kita harus
membahas disiplin ilmu sejarah secara menyeluruh dan komprehensif.

B. Ringkasan Materi

Ilmu politik adalah ilmu sosial yang berkaitan dengan teori dan praktik politik
serta deskripsi dan analisis sistem politik dan perilaku politik. Ilmuwan politik
“melihat diri mereka terlibat dalam mengungkap hubungan yang mendasari peristiwa
dan kondisi politik. Dan dari pengungkapan ini mereka berusaha menyusun prinsip-
prinsip umum tentang cara kerja dunia politik.” Ilmu politik bersinggungan dengan
bidang lain; termasuk kebijakan publik, politik nasional, hubungan internasional,
politik komparatif, dan teori politik.
Ilmu politik "sebagai suatu disiplin", mungkin seperti ilmu sosial secara
keseluruhan, "hidup di garis patahan antara" dua budaya "di akademi, sains dan
humaniora." Jadi, di beberapa perguruan tinggi Amerika di mana tidak ada Sekolah
atau Sekolah Tinggi Seni dan sains yang terpisah, ilmu politik dapat menjadi
departemen terpisah yang ditempatkan sebagai bagian dari divisi atau sekolah
humaniora atau Seni Liberal. Sedangkan filsafat politik klasik terutama didefinisikan
oleh perhatian terhadap pemikiran Hellenic dan Pencerahan, ilmuwan politik secara
luas ditandai oleh perhatian yang lebih besar untuk "modernitas" dan negara bangsa
kontemporer, dan seperti berbagi lebih banyak terminologi dengan sosiolog (misalnya
struktur dan agen).
Ilmuwan Politik akan mempelajari hal-hal yang menyangkut alokasi dan
pengalihan kekuasaan dalam kegiatan pengambilan keputusan, peran dan sistem
pemerintahan termasuk pemerintahan dan organisasi internasional, perilaku politik
dan kebijakan publik. Mereka mengukur keberhasilan pemerintahan dan kebijakan
tertentu dengan memeriksa banyak faktor, termasuk stabilitas, keadilan, kekayaan
materi, dan perdamaian. Beberapa ilmuwan politik berusaha untuk memajukan tesis
positif (berusaha untuk menggambarkan bagaimana keadaannya, bukan bagaimana
seharusnya) dengan menganalisis politik. Lainnya memajukan tesis normatif, dengan
membuat rekomendasi kebijakan khusus. Ilmuwan politik menyediakan kerangka
kerja dari mana jurnalis, kelompok kepentingan khusus, politisi, dan pemilih
menganalisis masalah. Menurut Chaturvedy, “Ilmuwan politik dapat berfungsi sebagai
penasihat politisi tertentu, atau bahkan mencalonkan diri sebagai politisi itu sendiri.
Ilmuwan politik dapat ditemukan bekerja di pemerintahan, di partai politik atau
sebagai pegawai negeri. Mereka mungkin terlibat dengan organisasi non-pemerintah
(LSM) atau gerakan politik. Dalam berbagai kapasitas, orang yang terdidik dan terlatih
dalam ilmu politik dapat menambah nilai dan keahlian bagi perusahaan. Perusahaan
swasta seperti lembaga pemikir, lembaga penelitian, firma jajak pendapat dan
hubungan masyarakat sering mempekerjakan ilmuwan politik.”
Tokoh teori politik yang terkenal adalah Niccolo Machiavelli. Ilmu politik
dating terlambat dalam ilmu sosial. Namun, ilmu politik memiliki seperangkat
anteseden yang jelas seperti filsafat moral, filsafat politik, ekonomi politik, teologi
politik, sejarah, dan bidang lain yang berkaitan dengan penentuan normative tentang
apa yang seharusnya dan menyimpulkan karakteristik dan fungsi negara ideal.
Pendahulu politik Barat dapat ditelusuri akarnya kembali ke Plato (427-347 SM) dan
Aristoteles (384-322 SM), khususnya dalam karya Homer, Hesiod, Thucydides,
Xenophon, dan Euripides. Belakangan, Plato menganalisis sistem politik,
mengabstraksi analisisnya untuk menyertakan bukti empiris sejarah dalam analisisnya.
Plato menulis Republik dan Aristoteles menulis Politik. Negarawan seperti Julius
Cesar, Cicero, dan lainnya memberi kita contoh dari politik republik dan kekaisaran
dan perang Roma. Kajian politik pada zaman ini berorientasi pada pemahaman sejarah,
pemahaman metode pemerintahan, dan penjelasan jalannya pemerintahan. Dengan
jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, munculah arena yang lebih tersebar untuk studi
politik. Kebangkitan monoteisme dan khususnya bagi tradisi Barat, Kekristenan,
membuka ruang baru bagi politik dan aksi politik. Karya-karya seperti Augustine of
Hippo's The City of God mensintesis filosofi saat ini dan bersifat religius dan politis.
Selama Abad Pertengahan, studi politik tersebar luas di gereja-gereja dan pengadilan.
Di India kuno, Chanakya (350-275 SM) adalah seorang pemikir politik di Takshashila,
Chanakya menulis Arthashastra, sebuah risalah tentang pemikiran politik, ekonomi
dan tatanan sosial, ini membahas kebijakan moneter dan fiskal, kesejahteraan,
hubungan internasional, dan strategi perang secara rinci, di antara topik lainnya.
Selama Renaisans Italia, Niccolo Machiavelli menetapkan penekanan ilmu
politik modern pada pengamatan empiris langsung terhadap institusi dan aktor politik.
Bagi Machiavelli, tampaknya tidak ada yang terlalu baik atau terlalu jahat jika hal itu
membantu meraih dan mempertahankan kekuasaan politik. Machiavelli
menghancurkan ilusi politik, mengungkapkan kemudian, perluasan paradigma ilmiah
selama Pencerahan semakin mendorong studi politik di luar penentuan normatif.

C. Analisis

Ilmu politik yakni cabang ilmu sosial salah satunya yang adalah landasan
perangkat, pusat perhatian, serta ruang lingkup yang nyata. Ilmu Politik belum tua
karena lahir akhir abad 19. Ilmu politik tumbuh kembang dengan cepat yang dekat
diantaranya sosial antropologi ekonomi serta psikologi yang dapat saling
mempengaruhi (Budiardjo, 2014).

Berdasarkan hakikatnya politik merupakan bagian dari upaya manusia untuk


mempertahankan terkait kehidupannya. Politik juga tidak dapat dipisahkan dari
berbagai aspek kehidupan baik dari sisi dasar ataupun sebaliknya, setiap manusia
melakukan hal yang sifatnya politik dan ada pada lingkungan yang disebut sistem
politik. Ilmu politik mempelajari fenomena yang hidup dalam masyarakat. Adanya hal
mendasar seperti interaksi sosial dan kehidupan masyarakat fenomena politik sebagai
bagian dari masyarakat artinya dapat dikatakan bahwa ada manusia pasti ada fenomena
politik (Efriza et. all. 2019).

Ilmu politik mempelajari tentang kehidupan politik. Istilah politik dalam


kepustakaan ilmu politik dapat dipahami dari berbagai definisi. Perlu dikemukakan
bahwa perbedaan-perbedaan yang muncul antara satu definisi dengan definisi yang
lain, sesungguhnya hanya disebabkan oleh karena setiap sarjana hanya melihat pada
salah satu aspek politik. Aspek inilah yang kemudian digunakan sebagai konsep utama
dalam menganalisis aspek yang lain.

Konsep - konsep pokok yang mendasari perumusan definisi ilmu politik


melibatkan beberapa aspek, di antaranya : (a) negara (state); (b) kekuasaan; (c)
pengambilan keputusan dan kebijakan publik (policy); (d) kompromi dan konsensus
dan (e) pembagian (distribution) atau alokasi.

Dalam konsep sistem politik selalu akan ditemukan istilah proses, struktur, dan
fungsi. Proses adalah pola-pola (sosial dan politik) yang dibuat oleh manusia dalam
mengatur hubungan-hubungan antara satu sama lainnya. Dalam suatu negara,
lembaga-lembaga seperti parlemen, partai, birokrasi tidak lain adalah proses-proses
yang pola ulangnya sudah mantap. Lembagalembaga ini mempunyai kehidupan
masing-masing. Mereka mencerminkan struktur perilaku (structure of behavior).
Struktur ini mencakup baik lembaga-lembaga formal seperti parlemen, kepala negara
maupun informal seperti jaringan komunikasi dan lain sebagainya. Sistem politik
menyelenggarakan fungsi tertentu dalam masyarakat. Fungsi tersebut antara lain
membuat keputusan-keputusan yang mengikat seluruh masyarakat seperti kebijakan-
kebijakan umum dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat. Keputusan-
keputusan ini disebut juga output dari sistem politik. Untuk membuat keputusan yang
mengikat seluruh masyarakat tentu saja diperlukan kekuasaan.

Gambar 1. Andrew Heywood, Politics, London: Macmillan Press. 1997, hal. 19.

Pendekatan yang dilakukan dalam ilmu politik yaitu pendekatan legal,


pendekatan perilaku dan pasca perilaku, pendekatan neo-marxis, pendekatan pilihan
rasional, dan pendekatan institusionalisme baru. Namun, dalam sistem politik,
pendekatan yang dilakukan adalah Pendekatan normative, struktural, dan perilaku.
Hanya dibedakan berdasarkan fokus atau penekanan bidang kajian dari unit analisnya.

D. Komentar

Ilmu politik mempelajari tentang kehidupan politik. Istilah politik dalam


kepustakaan ilmu politik dapat dipahami dari berbagai definisi. Perlu dikemukakan
bahwa perbedaan-perbedaan yang muncul antara satu definisi dengan definisi yang
lain, sesungguhnya hanya disebabkan oleh karena setiap sarjana hanya melihat pada
salah satu aspek politik. Aspek inilah yang kemudian digunakan sebagai konsep utama
dalam menganalisis aspek yang lain.

Konsep - konsep pokok yang mendasari perumusan definisi ilmu politik


melibatkan beberapa aspek, di antaranya : (a) negara (state); (b) kekuasaan; (c)
pengambilan keputusan dan kebijakan publik (policy); (d) kompromi dan konsensus
dan (e) pembagian (distribution) atau alokasi.

Pendekatan yang dilakukan dalam ilmu politik yaitu pendekatan legal,


pendekatan perilaku dan pasca perilaku, pendekatan neo-marxis, pendekatan pilihan
rasional, dan pendekatan institusionalisme baru. Namun, dalam sistem politik,
pendekatan yang dilakukan adalah Pendekatan normative, struktural, dan perilaku.
Hanya dibedakan berdasarkan fokus atau penekanan bidang kajian dari unit analisnya.

E. Referensi

Agustino, L. 2020. Pengantar Ilmu Politik. Malang: Intrans Studio

Eby Hara, A. (2010). Pengantar Ilmu Politik.

Pandiangan, A. (2017). Pengantar Ilmu Politik: Suatu Pengantar. SCU Knowledge


Media.

Anda mungkin juga menyukai