Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU


POLITIK DAN PEMBIDANGANNYA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RESKIA
NPM : 43182073
PRODI : ADMINISTRASI NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu politik adalah salah satu cabang ilmu sosial yang berdampingan erat
dengan cabang ilmu sosial lainnya, namun walaupun ilmu-ilmu itu saling
berdampingan dan berhubungan erat tentu ada pembatas antara ilmu politik dan ilmu-
ilmu sosial lainnya dengan melihat sifat dan ruang lingkup ilmu politk itu sendiri.

Sistem politik hanya merupakan salah satu dari bermacam-macam sistem


yang terjadi di masayarakat, seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem komunikasi
dan lain-lain. Setiap sistem tentu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing untuk
menjaga kelangsungan hidup dari masyarakat tersebut. Dalam hal ini, maka sistem
politik menjalankan fungsi-fungsi dan tujuan tertentu untuk masyarakat, yaitu
merumuskan tujuan-tujuan masyarakat dan selanjutnya diaksanakan oleh kebijakan-
kebijakan untuk kepentingan masyarakat.

Karena itu, masyarakat perlu mengetahui dam memahami ilmu politik mulai
dari lingkup kecil sampai lingkup yang labih luas. Agar masyarakat dapat
berkontribusi langsung demi memajukan negara kita tercinta ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :


1. Apa definisi dari ilmu politik ?
2. Bagaimana perkembangan ilmu politik zaman sebelum masehi dan sesudah
masehi ?
3. Apa saja pembidangan ilmu politik ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Ilmu Politik


Sebelum mendefinisikan apa itu ilmu politik, maka perlu diketahui lebih dulu
apa itu politik. Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani ”polis” yang
berarti kota yang berstatus negara. Secara umum istilah politik dapat diartikan
berbagai macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan
tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.

Menurut Miriam Budiardjo dalam buku ”Dasar-dasar Ilmu Politik”, ilmu


politik adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai
usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani seperti Plato dan
Aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life (kehidupan yang
baik).

Menurut Goodin dalam buku “A New Handbook of Political Science”,


politik dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan social secara paksa. Jadi, ilmu
politik dapat diartikan sebagai sifat dan sumber paksaan itu serta cara menggunakan
kekuasaan social dengan paksaan tersebut.

a. Beberapa definisi berbeda juga diberikan oleh para ahli , misalnya:


 Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa ilmu
politik adalah ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan.
 Menurut Seely dan Stephen Leacock, ilmu politik merupakan ilmu yang
serasi dalam menangani pemerintahan.
 Dilain pihak pemikir Prancis seperti Paul Janet menyikapi ilmu politik
sebagai ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip-
prinsip pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N. Gilchrist.

b. Ilmu politik secara teoritis terbagi kepada dua yaitu :


 Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori
valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.
 Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan
mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya
dengan moral atau norma.

B. Perkembangan Ilmu Politik


Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu dari ilmu-ilmu
sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas, maka dapat
dikatakan bahwa ilmu politik masih muda usianya karena baru lahir pada akhir abad
ke-19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan
cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi dan
psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling mempengaruhi. Akan tetapi
apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yakni sebagai pembahasan
secara rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik dapat dikatakan jauh
lebih tua umurnya. Bahkan sering dikatakan ilmu sosial tertua di dunia karena dalam
perkembangannya banyak bersandar pada sejarah dan filsafat perkembangan ilmu
politik dibagi dalam 2 zaman, antara lain:

 Zaman Sebelum Masehi

Ilmu politik sebagai pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun
450 S.M. seperti dalam karya Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lainnya. terbukti dari
hasil karya filosof seperti Plato dan Aristoteles. Bahkan Plato yang telah meletakan
dasar-dasar pemikiran ilmu politik dikenal sebagai bapak filsafat politik, sedangkan
Aristoteles yang telah meletakan dasar-dasar keilmuan dalam kajian politik dikenal
sebagai Bapak ilmu politik. Baik Plato maupun Aristoteles pada dasarnya menjadikan
negara sebagai perspektif filosofis, dan pandangan mereka tentang pengetahuan
merupakan sesuatu yang utuh. Perbedaan keduanya terletak pada tekanan dan obyek
pengamatan yang dilakukan, kalau Plato bersifat normatif-deskriptif, sedangkan
Aristoteles sudah mendekati empiris dengan memberikan dukungan dan preferensi
nilai melalui fakta yang dapat diamati dengan nyata. zaman ini yang terkenal dengan
zaman Romawi Kuno memberikan sumbangan yang berharga bagi ilmu politik,
antara lain: bidang hukum, yurisprudensi dan administrasi negara. Bidang-bidang
tersebut didasarkan atas persefektif mengenai kesamaan manusia, persaudaraan
setiap orang, ke-Tuhan-an dan keunikan nilai-nilai individu.

Para filosof pada zaman ini berusaha mencari esensi ide-ide seperti keadilan
dan kebaikan, juga mempertimbangkan masalah-masalah esensial lainnya seperti
pemerintahan yang baik, kedaulatan, kewajiban negara terhadap warga negara atau
sebaliknya. Analisis-analisis yang digunakan bersifat analisis normatif dan deduktif.
Analisis normatif adalah membicarakan asumsi-asumsi bahwa ciri khas tertentu
adalah baik atau diinginkan, sedangkan analisis deduktif adalah didasarakan pada
penalaran dari premis umum menuju kesimpulan khusus.

Beberapa pusat kebudayaan Asia seperti India dan Cina, telah terkumpul
beberapa karya tulis bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul dalam
kesusasteraan Dharmasatra dan Arthasastra, berasal kira-kira dari tahun 500 S.M. Di
antara filsuf Cina terkenal, ada Konfusius, Mencius, dan Shan Yang(±350 S.M.).

 Zaman Sesudah Masehi

Indonesia sendiri sudah mengenal tentang kenegaraan, ditandai dengan


beberapa karya tulis, misalnya Negarakertagama sekitar abad 13 dan Babad Tanah
Jawi. Kesusasteraan di Negara-negara Asia mulai mengalami kemunduran karena
terdesak oleh pemikiran Barat yang dibawa oleh Negara-negara penjajah dari Barat.

Perkembangan Ilmu Politik di Negara-negara benua Eropa sendiri bahasan


mengenai politik pada abad ke-18 dan ke-19 banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum,
karena itu ilmu politik hanya berfokus pada negara. Selain ilmu hukum, pengaruh
ilmu sejarah dan filsafat pada ilmu politik masih terasa sampai perang Dunia II.

Pada abad kedelapan belas, di Inggris permasalahan politik lebih banyak


merupakan kajian filsafat serta pembahasannya tidak terlepas dari sejarah. Di
Amerika Serikat terjadi perkembangan berbeda, karena ada keinginan untuk
membebaskan diri dari tekanan yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada
pengumpulan data empiris. Amerika Serikat yang telah menempatkan pangajaran
politik di universitas semenjak tahun 1858, mula-mula studinya lebih bersifat yuridis,
akan tetapi semenjak abad ini telah melepaskan diri dari kajian yang bersifat yuridis
dengan lebih memfokuskan diri atas pengumpulan data empiris. Baru memasuki awal
abad kedua puluh kajian ilmu politik telah menjauhi studi yang semata-mata legalistis
normatif maupun yang murni normatif dan deduktif. Hal ini dipengaruhi oleh
perkembangan teori ilmu pengetahuan sosial lainnya, terutama konsepsi yang
berubah tentang hakekat manusia, pragmatisme dan pluralisme.

Faktor pertama tentang hakekat manusia, telah diakui bahwa sifat manusia
sangat beragam dan kompleks. Pengakuan akan sifat manusia tersebut menimbulkan
implikasi-implikasi yaitu: pertama, digugatnya pernyataan mengenai hukum
menentukan pemerintahan yang baik, hal ini disebabkan sifat manusia yang berbeda-
beda. Kedua, tidak semua manusia akan berperilaku sama dalam suatu lembaga
tertentu. Ketiga, sifat itu diyakini sebagai obyek resmi penelitian. Faktor yang kedua
yang mempengaruhi ilmu politik adalah pragmatisme. Ini berarti bahwa tindakan-
tindakan yang dilakukan manusia tidak dapat dinilai dari logika, melainkan dari hasil
tindakan atau perilaku tersebut. Misanya, sesorang dicap sebagai nasionalis, karena
hasil dari tindakan dan perilakunya selalu menunjukkan sikap antipati terhadap
bangsa sendiri, terhadap produksi dalam negeri, menjelek-jelekan bangsa sendiri di
hadapan bangsa lain, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang ketiga, yakni pluralisme,
mengandung pengertian bahwa kekuasaan dalam politik dibagi-bagi antara berbagai
kelompok, partai dan lembaga-lembaga pemerintahan. Misalnya, organisasi
kemasyarakatan, golongan, partai politik, dan yang lebih ekstrim seperti partai oposisi
memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi berbagai kebijakan pemerintah. Hal ini
disebabkan karena organisasi kemasyarakatan dan partai politik tersebut memiliki
kekuasaan untuk melakukan itu walaupun kekuasaan tersebut belum tentu mampu
mempengarui kekuasaan yang lainnya.

Ilmu politik Baru mendapatkan identitasnya setelah didirikannya “School of


Political Science” di Columbia pada tahun 1880, atas prakarsa John. W. Burges, dan
ia sendiri yang memimpinnya. Pada tahun 1886 sekolah tersebut menerbitkan the
Political Science Quarterly yang menjadi saluran pertama menulis karyanya. Pada
saat itu lah berdiri berbagai macam institut-institut atau pun sekolah-sekolah yang
mengajarkan ilmu politik dan mengenai politik lebih mendalam, para ahlipun
menganalisa menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengn Negara. semenjak
itulah mendorong para sarjana politik untuk lebih meneliti dan menemukan fungsi-
fungsi dari politik.
Negara-negara Eropa Timur, pendekatan tradisional dari segi sejarah, filsafat,
dan hukum masih berlaku hingga saat ini. Sesudah keruntuhan komunisme, ilmu
politik berkembang pesat, bisa dilihat dengan ditambahnya pendekatan-pendekatan
yang tengah berkembang di negara-negara barat pada pendekatan tradisional.

Pada akhir abad ke 19 ilmu politik mengukuhkan dirinya sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri dengan berbagai sumbangan besar yang diberikan
oleh para sarjana politik untuk lebih mengetahui politik itu sendiri dan memberikan
informasi serta fakta-fakta yang terkuak saat melakukan penelitian tentang sejarah
politik. Pada saat itulah ilmu politik juga mempelajari ilmu lainnya yang menjadi
landasan untuk mempelajari imu politik karena seperti sosiologi dan sejarah adalah
sumber informasi dan bukti untuk mempelajari ilmu politik lebih dalam lagi. Stelah
terbukanya penyelidikan yang terarah secara fungsional dan menggunakan metode-
metode yang telah disempurnakan ilmu politik mulai memantapkan diri dengan
penyelidikannya.

Pada permulaan abad ke 20 Gettell menunjukkan ilmu politik mulai


dipengarui oleh kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahap penelitian
dikalangan kaum intelektual secara khusus pun juga menunjukkan keterkaitan ilmu
lainnya dengan ilmu politik setelah adanya penyempurnaan metode pengumpulan data
yang bersifat kuantitatif. Dimana metode-metode modern menunjukkan sesuatu
kecenderungan berbeda dalam observasi, survey, dan pengukuran yang berbeda.
Partisipasi yang diberikan oleh para ilmuan antara lain Hans Speier, Goodwin
Watson, Nathan Leites, dan Edward Shils menganalisis mengenai divisi yng
menganalisi komunikasi dengan nazi dan menyampaikan kepada pihak pemerintah
untuk informasi yang lebih baik dan untuk mengatur siasat ketika perang.

Setelah peperangan berakhir, ilmu politik mulai mengukuhkan dirinya dalam


suatu ilmu yang berdiri sendiri dengan melakukan penyempurnaan yang terus
dilakukan hingga kini. Ilmu politik diseluruh dunia mulai mengalami kemajuan
dimana setelah dilakukan penyelidikan yang mendalam ternyata ditemukan fakta
bahwa ilmu politik menyangkut kepada pembelajaran seluruh ilmu social yang ada.
Perkembangannya hingga kini pun mengalami kemajuan yang sangat memuaskan,
dimana berkat bantuan dari data-data penyelidikan yang dilakukan oleh berbagai ilmu
social, ilmu politik tidak lagi melakukan penyelidikan secara signifikan untuk
mendapat data yang akurat karena ilmu social sebelumnya telah melakukan
penyelidikan tersebut, jadi telah membantu dalam perkembangan ilmu politik.

Collini, Winch, dan Burrow menunjukkan bahwa dalam dalil pada abad ke-19
tentang alam dan penjelasan dari gejala politis yang terus meningkat berdasarkan pada
induksi historis dan bukannya dari asumsi tentang alam manusia. kolonialisme dan
Kekaisaran membawa kultur kompleks dan luas, seperti halnya masyarakat primitif
dan kecil-kecilan, ke dalam bidang yang intelektual mengenai sarjana Eropa dan
intelektual. Pada Oxford dan Cambridge, di akhir abad 19, di bawah kepemimpinan
komparatip sejarah dipandang sedikit banyak secara penuh harapan sebagai basis
untuk suatu studi politik yang ilmiah.

Perkembangan ilmu politik ini pun sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu


lainnya yang berkaitan dengan ilmu politik dan tata Negara serta cabang-cabang ilmu
sosial lainnya. Dimana ilmu politik juga merupakan suatu ilmu yang dimana didalam
terdapat berbagai macam ilmu yang mendukung dan menjadi pilar untuk berdirinya
ilmu politik. Jadi dapat dikatakan ilmu politik mencangkup berbagai Ilmu social yang
terkait dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan ilmu politik juga disebabkan oleh dorongan kuat beberapa


badan internasional, seperti UNESCO. Karena adanya perbedaan dalam metodologi
dan terminologi dalam ilmu politik, maka UNESCO pada tahun1948 melakukan
survei mengenai ilmu politik di kira-kira 30 negara. Kemudian, proyek ini dibahas
beberapa ahli di Prancis, dan menghasilkan buku Contemporary

Political Science pada tahun 1948. Selanjutnya UNESCO bersama


International Political Science Association (IPSA) yang mencakup kira-kira ssepuluh
negara, diantaranya negara Barat, di samping India, Meksiko, dan Polandia. Pada
tahun 1952 hasil penelitian ini dibahas di suatu konferensi di Cambridge, Inggris dan
hasilnya disusun oleh W. A. Robson dari London School of Economics and Political
Science dalam buku The University Teaching of Political Science. Buku ini
diterbitkan oleh UNESCO untuk pengajaran beberapa ilmu sosial(termasuk ekonomi,
antropologi budaya, dan kriminologi) di perguruan tinggi. Kedua karya ini ditujukan
untuk membina perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan yang
berbeda-beda.

Pada masa-masa berikutnya ilmu-ilmu sosial banyak memanfaatkan


penemuan-penemuan dari antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi, dan dengan
demikian ilmu politik dapat meningkatkan mutunya dengan banyak mengambil model
dari cabang ilmu sosial lainnya. Berkat hal ini, wajah ilmu politik telah banyak
berubah dan ilmu politik menjadi ilmu yang penting dipelajari untuk mengerti tentang
politik.

Dalam kehidupan dimana perdagangan atau kegiatan jual beli dipasar yang
dilakukan dalam keseharian merupakan suatu kegiatan politik. Yang tanpa disadari
disana terjadi istilah tawar-menawar barang yang dimana seseorang dapat menawar
barang atau saling mendesak dan membuat strategi-strategi yang dapat menjadi
keuntungan bagi mereka. Disinilah dapat melihat dimana ilmu politik tidak hanya
dapat terjadi antara kelompok atau Negara, tetapi juga terjadi antar individu-individu
yang memiliki kepentingan masing-masing. Ilmu politik juga dapat terjadi di segala
aspek masyarakat yang ada disuatu Negara.
C. Pembidangan Ilmu Politik
Upaya para pakar ilmu politik untuk mengadakan pembidangan ilmu politik ke
dalam suatu pokok-pokok bahasan tertentu telah melewati masa yang cukup panjang
dan telah membuahkan konsep-konsep pembidangan dalam pengajaran ilmu politik.
Upaya tersebut jika ditelusuri secara teliti, dan literatur-literatur ilmu politik yang ada,
barangkali dapat dimulai dari apa yang pernah diekmukan oleh APSA (The American
Political Science Assoiartion - berdiri tahun 1904) lembaga APSA ini memiliki
komite, antara lain Comitte on Instmction yang mengadakan penelitian untuk
menggali informasi tentang perkembangan ruang lingkup pengkajian (materi yang
diajarkan) ilmu politik pada kurun waktu sebelum Prang Dunia I. Dalam hasil
penelitiammya dikemukakan 5 bidang utama dalam ilmu politik, yaitu:

1) American Government (Pemerintahan Amerika)


2) Comparative Government (Perbandingan Pemerintah)
3) American Political Institutions and Processes
4) Comparative Political Instruction and Processes
5) Relations, Organization and Law

Komite ini dalam tahun yang sama juga mengemukakan hasil penemuan atau
penelitiannya yang merupakan pengembangan penelitian pertama, yaitu:

1) Political Theory, History of Political Thought, and Methodology


2) American Government and Politics
3) Foreign and Comparative Government
4) International Politics, Law and Organization

Dalarn perkembangan selanjutnya, selain hasil penelitian APSA ada hasil nemuan
perorangan dan para pakar ilmu politik, antara lain seperti pakar ilmu Politik: Canton
C, Rodee dkk, dan Joseph S. Roucek dkk. Rode dan kawan-kawan mengemukakan
pembidangan ilmu politik sebagai Berikut :

1) Political Philosophy
2) Judicial and Legal Process
3) Executive process
4) Administrative Organization and Behavior
5) Legislative Politics
6) Political parties and Interest Groups
7) Voting and Public Opinion
8) Political Socialization and Political Culture
9) Comparative Politics
10) Political Development
11) International Politic
12) Political Theory and Methodology

Roucek dan kawan-kawan mengemukakan pembidangan ilmu politik sebagai berikut:

1. Political Theory
2. Law
3. The Study of Government
4. Political Forces
5. International Relations

Sebagai standar, yakni dalam upaya untuk rnemeperoleh kesatuan pandangan


dan pendapat terhadap pembidangan pengajaran ilmu politik, UNESCO (United
Nation Educational, Secientific and Cultural Organization) memberikan semacam
benang merah pembidangan (ruang lingkup) ilmu politik untuk dijadikan pedoman
dalam pengajaran ilmu politik. Konferensi UNESCO (1964) menghasilkan keputusan
tentang pengajaran ilmu politik meliputi pembidangan sebagai berikut :

1. Political Theory (Teori Politik)


 Political Theory (teori politik)
 History of political ideas (sejarah ide-ide politik)
2. Political Institutions (Lembaga-lembaga politik)
 Konstitusi
 Pemerintahan nasional
 Pemerintahan wilayah dan daerah
 Admimstrasi Negara
 Perbandingan lembaga-lembaga politik
3. Political Parties, Pressure Groups and Public Opinion (Partai Politik, Kelompok-
kelompok penekan dan pendapat umum)
 Partai politik
 Kelompok-kelompok penekan
 Partisipasi warganegara dalam pemerintahan dan administrasi
 Pendapat umum
4. International Relations (Hubungan Internasional)
 Politik intemaional
 Organisasi dan administrasi intemasional
 Hukum internasional
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Politik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam
kehidupan bermasyarakatdengan pemusatan perhatian pada perjuangan manusia
mencari atau mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa yang diinginkan. Politik
bertujuan untuk mencapai tujuan negara, diantaranya kesejahteraan, pertahanan,
keamanan, tata tertib, keadilan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan teman-teman, khususnya bagi penulis
sendiri agar lebih mudah memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan
dengan materi yang dikaji dalam Pengantar ilmu politik “Sejarah Perkembangan Ilmu
Politik dan pembidangannya ”.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan. Oleh karena itu kepada para pembaca, penulis mengharapkan saran dan
kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun. Akan diterima dengan senang
hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai