Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 Politik Dan ilmu Politik

#Pengertian ilmu politik

Istilah politik (politics) sering dikaitkan dengan bermacam-macam kegiatan dalam sistem politik maupun
negara yang menyangkut proses penentuan tujuan sampai dalam melaksanakan tujuan tersebut, juga
menyangkut pengambilan keputusan (decision making) tentang apakah yang menjadi tujuan sistem
politik yang menyangkut seleksi antara beberapa alternatif serta penyusunan untuk membuat skala
prioritas dalam menentukan tujuan-tujuan itu.

Politik (Yunani: Politikos; Arab: ‫سياسة‬, siyasah) (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk,
atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.[1]
Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat
politik yang dikenal dalam ilmu politik.

#pengertian politik

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik
Aristoteles).

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di
masyarakat.

politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

A.politik sebagai didiplin ilmu

(1) Brendan O’Leary dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (2000;788) ilmu politik merupakan disiplin yang
sistematis mengenai politik dan kekuasaan. Selanjutnya ia mengemukakan bahwa ilmu politik mungkin
lebih tepat diberi label politikologo.

(2) Roger F. Soltau dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (1961:4), menyatakan: Ilmu politik adalah kajian
tentang negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu;hubungan antara
negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
(3) J. Barents dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (1965:23) mengemukakan: Ilmu politik adalah ilmu
tentang kehidupan negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyrakat; ilmu politik mempelajari
negara-negara itu melakukan tugasnya-tugasnya.

(4) Deliar Noer. Laswel dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (1950:240) mengemukakan: ilmu politik
sebagai disiplin empiris pengkajian tentang pembentukan dan pembagian kekuasaan, serta tindakan
politik seperti yang ditampilkan seseorang dalam perspektif kekuasaan.

(5) Robson dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (1954:24) mengemukakan: ilmu politik adalah ilmu yang
memfokuskan dalam masyarakat, yaitu sifat hakiki, dasar, proses, ruang lingkup, dan hasilnya. Fokus
perhatian seorang sarjana ilmu politik tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau mempertahankan
kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas orang lain, atau menentang pelaksanaan
kekuasaan itu.

(6) Delier Noer dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (1965:56) mengemukakan: Ilmu politik memusatkan
perhatiannya pada masalah-masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat.

(7) Karl W. Deutsch. Mitchell dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (1969:4-5) mengemukakan: Ilmu polotik
adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan politik untuk suatu keseluruhan
masyrakat.

B.perkembangan ilmu politik

Menurut Budiardjo dalam buku Pengantar Ilmu Politik (2000;2) secara resmi politik diakui sebagai
disiplin ilmu sejak berdirinya Ecole Libre des Science Politiques di Paris tahun1870, dan London Shcool
of Economic and Political Science tahun 1895. Ilmu politik diawali dengan baik pada masa yunani kuno,
membuat peningkatan pada masa romawi, tidak terlalu berkembang di zaman pertengahan sedikit
berkembang di zaman renaissance dan penerangan, membuat beberapa perkembangan subtansial pada
bad ke-19 dan kemudian berkembang sangat pesat pada abad ke-20 karena ilmu politik mendapat
karakteristik tersendiri.

Ilmu politik sebagai pemikiran mengenai Negara sudah di mulai pada tahun 450S.S.M seperti dalam
karya hedorotus ,plato,aristoteles, dan lainya. Dibeberapa pusat kebudayaan asia, Seperti Hindia dan
Cina telah terkumpul beberapa karya tulis bermutu. Tulisan-tulisan India terkumpul dalam
kesustateraan dharmasastra dan arthasastra, berasal kira-kira dari tahun 500S.M . Di antara filsuf
terkenal dari Cina ada konfisius, menisius dan shan yang (350S.M)

19

Di Indonesia sendiri ada beberapa karya tulis tentang kenegaraan, misalnya Negarakertagama sekitar
abad ke-13 dan bahad tanah jawi. Kesustateraan di Negara-negara asia mulai mengalami kemunduran
karena terdesak oleh pemikiran barat yang di bawa oleh negara-negara dari barat.
Di Negara-negara benua eropa seperti bahasan mengenai politik pada abad ke-18 dan ke-19 banyak di
pengaruhi oleh ilmu hukum, karena itu ilmu politik hanya berfokus kepada Negara Selain itu ilmu
hukum, pengaruh ilmu sejarah dan filsafat pada ilmu politik masih terasa hingga perang dunia ke-II.

Di amerika serikat terjadi perkembangan berbeda, karena berkeinginan untuk membebaskan diri dari
tekanan yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada pengumpulan data empiris. Perkembangan
selanjutnya bersama dengan perkembangan sosiologi dan psikologi. Sehingga dua cabang ilmu tersebut
sangat mempengaruhi ilmu politik. Perkembangan selanjutnya berjalan sangat cepat dapat di lihat
dengan didirikanya American political associtation pada 1904.

Perkembangan politik setelah perang dunia ke-II leih pesat. Misalnya di Amsterdam, belanda, didirikan
falkutas ilmu sosial dan ilmu politik waktu penelitian tentang Negara belanda masih di dominasi oleh
fakultas hukum. Di Indonesia didirikan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik seperti universitas RIAU,
perkembanganI lebih pesat. Misalnya di Amsterdam, belanda, didirikan falkutas ilmu sosial dan ilmu
politik waktu penelitian tentang Negara belanda masih di dominasi oleh fakultas hukum. Di Indonesia
didirikan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik seperti universitas RIAU, perkembangan ilmu politik sangat
dipengaruhi oleh ilmu hukum. Karena ilmu hukum sangat mauju pada saat itu. Sekarang konsep-konsep
ilmu politik yang baru sudah mulai diterima oleh masyarakat.

Di Negara-negara eropa timur pendekatan tradisional dari segi sejarah, filsafat dan hukum masih berlaku
hingga saat ini. Setelah keruntuhan komunisme ilmu politik berkembang pesat, dilihat dengan di
tambahnya pendekatan-pendekatan yang tengah berkembang di Negara-negara barat pada pendekatan
tradisional.

Perkembangan ilmu politik di sebabkan oleh dorongan kuat beberapa badan internasional seperti
UNESCO. UNESCO pada tahun 1948 melakukan survei mengenai ilmu politik di kira-kira 30 negara
kemudian proyek ini di bahas oleh beberapa ahli di prancis dan menghasilkan buku Conteporancy
political science pada tahun 1948.

Selanjutnya UNESCO bersama internasional political science associtation (IPSA) yang mencangkup 10
negara. Pada tahun 1952 hasil penelitian di bahas di suatu konferensi di Cambridge, inggris dan hasilnya
disusun oleh W.A. Robson dari londen school of economics and political science dalam buku nthe
university teaching of political science.buku ini di terbitkan di terbitkan di UNESCO. Karya ini di tunjuk
untuk membina perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan yang berbeda-beda.

C.politik dan cuaca

Suatu tekanan terbesar adalah bursa pencalonan presiden yang termasuk didalamnya presiden
incumbent sekaligus ketua partai berkuasa yang mewarnai pentas politik dan media dengan segala
soalnya.

Faktor diluar pelaku politik yang ikut menggodok belanga politik kita adalah Lembaga Survey, Pengamat
Politik dan media (baik tercetak, elektronik maupun media sosial) yang saling pilin-memilin membuat
jalinan yang tak mudah dianalisa apalagi dipetakan arah dan motifnya. Semakin seseorang baik biasa
maupun tokoh menganalisa, maka justru ia sedang menyumbang kenaikan suhu pada keseluruhan cuaca
politik itu.penyumbang tekanan terbesar adalah bursa pencalonan presiden yang termasuk didalamnya
presiden incumbent sekaligus ketua partai berkuasa yang mewarnai pentas politik dan media dengan
segala soalnya.

D.politik dan Fokus Kekuasaan

kekuasaan kerap dikaitkan dengan kemampuan untuk membuat gerak yang tanpa kehadiran kuasa
(kekuasaan) tidak akan terjadi, misalnya kita bisa menyuruh adik kita berdiri yang tak akan dia lakukan
tanpa perintah kita (untuk saat itu) maka kita memiliki kekuasaan atas adik kita. Kekuasaan politik
dengan demikian adalah kemampuan untuk membuat masyarakat dan negara membuat keputusan
yang tanpa kehadiran kekuasaan tersebut tidak akan dibuat oleh mereka.

Bila seseorang, suatu organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga berbagai badan
negara yang relevan misalnya membuat aturan yang melarang atau mewajibkan suatu hal atau perkara
maka mereka mempunyai kekuasaan politik.

Variasi yang dekat dari kekuasaan politik adalah kewenangan (authority), kemampuan untuk membuat
orang lain melakukan suatu hal dengan dasar hukum atau mandat yang diperoleh dari suatu kuasa.
Seorang polisi yang bisa menghentian mobil di jalan tidak berarti dia memiliki kekuasaan tetapi dia
memiliki kewenangan yang diperolehnya dari UU Lalu Lintas, sehingga bila seorang pemegang
kewenangan melaksankan kewenangannya tidak sesuai dengan mandat peraturan yang ia jalankan
maka dia telah menyalahgunakan wewenangnya, dan untuk itu dia bisa dituntut dan dikenakan sanksi.

Sedangkan kekuasaan politik, tidak berdasar dari UU tetapi harus dilakukan dalam kerangka hukum yang
berlaku sehingga bisa tetap menjadi penggunaan kekuasaan yang konstitusional.

E objek dan Definisi ilmu politik

Objek politik yang dijadikan sasaran tersebut meliputi tiga hal sebagai berikut:

1. Objek politik umum atau sistem politik secara keseluruhan, meliputi sejarah bangsa,simbol negara,
wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara, lembaga-lembaga negara, pimpinan negara, dan
hal lain dalam politik yang sifatnya umum.
2. Objek politik input, yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses inputdalam sistem
politik. Lembaga yang termasuk dalam kategori objek politik inputini, misalnya, partai politik, kelompok
kepentingan, organisasi masyarakat, pers,dukungan, dan tuntutan.

3. Objek politik output, yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk prosesoutput dalam sistem
politik. Lembaga yang termasuk dalam kategori objek politikoutput ini, misalnya, birokrasi, lembaga
peradilan, kebijakan, putusan, undang-undang,dan peraturan.

#Definisi Ilmu poltik

Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan. Politik adalah usaha
menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia kita mengenal sebuah pepatah “gemah ripah loh jinawi”.
Orang Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau the good
life.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan
masalah kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan publik (public policy)
dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution). Pemikiran politik di dunia barat banyak
dipengaruhi oleh filsuf Yunani Kuno abad ke-5 SM, seperti Plato dan Aristoteles menganggap politik
sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik yang terbaik.

Dewasa ini definisi mengenai politik yang sangat normatif itu telah mendesak yang lebih menekankan
pada upaya (means) untuk mencapai masyarakat yang baik, seperti kekuasaan, pembuatan keputusan,
kebijakan, alokasi nilai dan sebagainya. Pada umumnya politik dapat dikatakan bahwa politik adalah
usaha untuk mentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk
membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Usaha untuk menggapai the good
life ini menyangkut bermacam-macam kegiatan yang antara lain menyangkut proses penentuan tujuan
dari sistem, serta cara-cara melaksanakan tujuan tersebut. Cara-cara yang dapat dipakainya dapt
bersifat persuasi (meyakinkan) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan,
kebijakan ini hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.

Menurut Rod Hague et al, politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok
mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan
perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya. Ada pendapat lain yang datang dari Andrew
Heywood yang menyatakan bahwa politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk
membuat, mempertahankan dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur
kehidupannya, yang berarti tidak dapat lepas dari gejala konflik dan kerja sama.

Di samping itu ada definisi-definisi lain yang lebih bersifat pragmatis, perbedaan-perbedaan dalam
definisi disebabkan karena setiap sarjana meneropong hanya satu aspek atau unsur dari politik. Unsur
ini diperlukan sebagai konsep pokok yang akan dipakainya untuk meneropong unsur-unsur lain. Konsep-
konsep itu antara lain:
– Negara

– Kekuasaan (power)

– Pengambilan keputusan (decision making)

– Kebijakan (policy, beleid)

– Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation)

Bidang-bidang Ilmu Politik

Dalam Contemporary Political Science terbitan UNESCO 1950, ilmu politik dibagi menjadi empat bidang,
yaitu:

1. Teori politik

– Teori politik;

– Sejarah perkembangan ide-ide politik.

2. Lembaga-lembaga politik

– Undang-undang Dasar;

– Pemerintah nasional;

– Pemerintah daerah dan lokal;

– Fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah;

– Perbandingan lembaga-lembaga politik.

3. Partai-partai, golongan-golongan (groups) dan pendapat umum

– Partai-partai politik;

– Golongan-golongan dan asosiasi-asosiasi;

– Partisipasi warga negara dalam pemerintah dan administrasi;

– Pendapat umum.

4. Hubungan Internasional

– Politik internasional;

– Organisasi-organisasi dan administrasi internasional;

– Hukum Internasional.
Teori politik yang merupakan bidang pertama dari ilmu politik adalah bahasan sistematis dan
generalisasi-generalisasi dari fenomena politik. Teori politik bersifat spekulatif sejauh menyangkut
norma-norma untuk kegiatan politik, tetapi dapat juga bersifat menggambarkan atau membandingkan
atau berdasarkan logika. Ide-ide politik sering juga dibahas menurut sejarah perkembangannya, oleh
karena setiap ide politik selalu erat hubungannya dengan pikiran-pikiran dalam masa ide itu lahir.

Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya

1. Filsafat

Ilmu pengetahuan lain yang sangat erat hubungannya dengan ilmu politik adalah filsafat. Filsafat ialah
usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan-persoalan
yang menyangkut alam semesta (universe) dan kehidupan manusia. Filsafat menjawab pertanyaan
seperti: Apakah asas-asas yang mendasari fakta? Apakah yang dapat saya ketahui? Apakah asas-asas
dari kehidupan? Filsafat sering merupakan pedoman bagi manusia dalam menentukan sikap hidup dan
tingkah lakunya.

Ilmu politik terutama sangat erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari filsafat yang
menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula dan nilai (value) dari negara.
Negara dan manusia di dalamnya dianggap sebagai sebagian dari alam semesta. Etika membahas
persoalan yang menyangkut norma-norma baik / buruk. Penilaian semacam ini, jika diterapkan dalam
politik menimbulkan berbagai pertanyaan sebagai berikut:

Dengan demikian kita sampai pada bidang filsafat politik yang membahas masalah politik dengan
berpedoman kepada suatu sistem nilai dan norma-norma tertentu.

2. Sejarah

Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang bahan, yaitu
data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut. Perbedaan pandangan antara ahli sejarah
dengan sarjana ilmu politik ialah bahwa ahli sejarah selalu meneropong masa yang lampau dan inilah
yang menjadi tujuannya, sedangkan sarjana ilmu politik biasanya lebih melihat ke depan (future
oriented). Bahan mentah yang disajikan oleh ahli sejarah, teristimewa sejarah kontemporer, oleh
sarjana ilmu politik hanya dipakai untuk menemukan pola-pola ulangan (recurrent patterns) yang dapat
membantu untuk menentukan suatu proyeksi masa depan. Sarjana ilmu politik tidak puas dengan hanya
mencatat sejarah, tetapi ia akan selalu mencoba menemukan dalam sejarah pola-pola tingkah laku
politik (patterns of political behavior) yang memungkinkannya untuk dalam batas-batas tertentu
menyusun suatu pola perkembangan untuk masa depan dan memberi gambaran bagaimana sesuatu
keadaan dapat diharapkan akan berkembang dalam keadaan tertentu.

3. Sosiologi

Diantara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi membantu
sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari
berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat. Dengan menggunakan pengertian-pengertian dan
teori-teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai dimana susunan dan stratifikasi sosial
memengaruhi ataupun dipengaruhi oleh misalnya keputusan kebijakan, corak dan sifat keabsahan
politik, sumber-sumber kewenangan politik, pengendalia sosial dan perubahan sosial.

Baik sosiologi maupun ilmu politik sama-sama mempelajari negara. Akan tetapi sosiologi menganggap
negara sebagai salah satu lembaga pengendalian sosial (agent of social control). Sosiologi
menggambarkan bahwa pada masyarakat yang sederhana maupun yang kompleks senantiasa terdapat
kecenderungan untuk timbulnya proses, pengaturan, atau pola-pola pengendalian tertentu yang formal
maupun yang tidak formal. Jadi, ilmu politik dan sosiologi sama dalam pandangannya bahwa negara
dapat dianggap baik sebagai asosiasi (kalai melihat manusia) maupun sebagai sistem pengendalian
(system of control). Hanya saja bagi ilmu politik negara merupakan objek penelitian pokok, sedangkan
dalam ilmu sosiologi negara hanya merupakan salah satu dari banyak asosiasi dan lembaga
pengendalian dalam masyarakat.

4. Ilmu Hukum

Terutama di negara-negara Eropa, ilmu hukum sejak dulu sangat erat dengan ilmu politik, karena
mengatur dan melaksanakan undang-undang (law enforcement) merupakan salah satu kewajiban
negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong negara ialah hukum tata
negara dan ilmu negara.

Sarjana hukum melihat negara sebagai lembaga atau instituta dan menganggapnya sebagai organisasi
hukum yang mengatur hak dan kewajiban manusia. Fungsi negara ialah menyelenggarakan penertiban,
tetapi oleh hukum penertiban ini dipandang semata-mata sebagau tata hukum. Menusia dilihat sebagai
makhluk yang menjadi objek dari sistem hukum, dan dianggap sebagai pemegang hak dan kewajiban
politik semata-mata. Ilmu hukum tidak melihat manusia sebagai makhluk yang terpengaruh oleh faktor
sosial, psikologi dan kebudayaan.

Selain itu ilmu hukum bersifat normatif dan selalu mencoba mencari unsur keadilan. Aliran ini kuat
sekali dalam kupasan-kupasan mengenai Negara Hukum (rechstaat), yang menekankan bahwa kadilan
(sense of justice) merupakan basis dari seluruh sistem norma yang mendasari negara. Sistem hukum
adalah dasar legal dari negara, seluruh struktur dan fungsi negara ditetapkan oleh hukum.

Selain itu masih terdapat ilmu-ilmu sosial lain yang berhubungan sangat erat dengan ilmu politik ini,
diantaranya geografi, anropologi, ilmu ekonomi, psikologi sosial dan sebagainya. Karena terbatasnya
literatur jadi penulis hanya menyebutkan bagian-bagian yang mendasar saja.

Anda mungkin juga menyukai