Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Polities” yang berarti “Warga Negara”, kemudian berkembang
menjadi “Politikos” yang berarti Kewarganegaraan” dan “Politike” yang berarti “Kemahiran Politik”.
Menurut Prof, Dr, Miriam Budihardjo Politik ialah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik
(Negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem tersebut dan melaksanakan
tujuan tersebut.
Menurut Ramlan Subakti Politik ialah interaksi antara pemerintah dan rakyat dalam rangka proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang bersifat mengikat tentang kebaikan bersama dalam
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Politik ialah suatu kegiatan atau interaksi
antara rakyat dengan pemerintah dalam proses menentukan tujuan, baik dalam proses pembuatan
keputusan maupun pelaksanaan keputusan dan bersifat mengikat dalam suatu wilayah tertentu.
Didalam ilmu politik, kita mengenal konsep-konsep dasar ilmu politik. Diantarnya, Negara, Kekuasaan,
Pengambilan keputusan, Kebijaksanaan Umum (Public Policy), dan Pembagian Lokasi (Distribution and
Alocation).
Menurut Prof. Dr. Mahfud MD “Politik determinan terhadap proses Hukum”, artinya setiap kekuasaan
dalam dunia politik sangat menentukan proses Hukum. Dan terkadang hukum sendiri memang terlahir
karena adanya kepentingan politik, bukan karena adanya pembatasan moral dan etika bangsa itu
sendiri.
I. Negara
Menurut Prof, Dr, Miriam Budihardjo Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
(Governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan kepada
peraturan perundang-undangan melalui penguasaan yang sah.
Menurut Roger H Sultau negara adalah alat (Agency) atau Wewenang (Authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
Dari beberapa pendapat para Ahli dapat di simpulkan bahwa Negara adalah suatu daerah teritorial yang
didalamnya terdapat pemerintah, masyarakat dan terdapat aturan-aturan yang bersifat memaksa yang
mengendalikan persoalan-persoalan bersama untuk mencapai sebuah tujuan.
Wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada masa
lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik alam, misalnya sungai,
gunung, atau laut. Sedangkan setelah masa kolonialisme, batas-batas tersebut dibuat oleh negara yang
menduduki daerah tersebut, dan berikutnya dengan adanya negara bangsa, istilah yang lebih umum
digunakan adalah batas nasional.
Kita juga sering kali mendengar kata ‘Daerah’, namun dalam konteks pembagian administratif di
Indonesia, daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Daerah ini terdiri atas Provinsi, Kabupaten, atau Kota. Sedangkan kecamatan, desa, dan kelurahan
tidaklah dianggap sebagai suatu Daerah (daerah otonom). Daerah dipimpin oleh Kepala Daerah
(gubernur/bupati/wali kota), dan memiliki Pemerintahan Daerah serta Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
Namun di Malaysia "Daerah" adalah bagian dari negeri (negara bagian), kecuali di Malaysia Timur (Sabah
dan Sarawak) di mana "daerah" adalah bagian dari "bahagian" yang sendirinya merupakan bagian dari
negeri.
b. Penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
· Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di
daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu.
c. Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta
undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama
halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
d. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara yang berlaku dalam seluruh wilayah
dan seluruh rakyat dalam negara itu. Kedaulatan juga suatu kekuasaan yang penuh untuk menentukan
dan mengatur seluruh wilayah dan negara suatu negara tanpa campur tangan dari pemerintahan negara
lain.
Dalam hukum konstitusi dan internasional, konsep kedaulatan terkait dengan suatu
pemerintahan yang memiliki kendali penuh urusan dalam negerinya sendiri dalam suatu wilayah atau
batas teritorial atau geografisnya, dan dalam konteks tertentu terkait dengan berbagai organisasi atau
lembaga yang memiliki yurisdiksi hukum sendiri. Penentuan apakah suatu entitas merupakan suatu
entita
Politik berasal dari bahasa yunani polites berarti warga negara kemudian berkembang menjadi Politikos
yang berarti kewarganegaraan, dan Politike yang berarti kemahiran politik. Adapun konsep-konsep
dalam ilmu politik senantiasa berkutat dalam masalah:
Sebagai ilmu, politik mempunyai lingkup yang meliputi berbagai aspek. Berikut pendapat para ahli
tentang ruang lingkup dan pengertian ilmu politik:
- Gambte:
politik merupakan kumpulan dari satu wilayah kehidupan sosial seperti jender, ras, dan kelas sosial,
sehingga politik diartikan sebagai aspek dari keseluruhan kehidupan sosial, dan tidak hanya terpusat
pada lembaga-lembaga pemerintah.
- Lefwich
Politik tidak terlepas dari kehidupan dan aktivitas publik. Politik menyangkut keseluruhan aktivitas dan
kerjasama dan konflik di dalam atau antar masyarakat.
- Deliar Noer
Politik adalah segala aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang dimaksud untuk
mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.
Mengkaji tentang sejarah ilmu politik bisa dilihat dari dua pandangan yaitu pembahasan secara luas atau
secara sempit. Secara luas berarti ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu berupa pembahasan dalam
buku-buku tertentu yang telah dikarang masa lampau, sedangkan secara sempit berarti ilmu politik
dilihat dari aspek sistematisasinya sebagai ilmu dan pengakuannya dari aspek akademis. Sejarah secara
luas. Ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu, ini bisa dilihat dari karya-karya berikut;
a. Yunani tahun 450 SM terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
- Abad 18 dan 19 di Jerman, Austria dan Prancis telah muncul pembahasan tentang politik namun masih
kental dipengaruhi hukum dan negara.
- Di Inggris tahun 1895 muncul lembaga London School of Economic and Political Science
- Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik di columbia
College.
- Unesco lembaga dibasah PBB tahun 1948 melahirkan buku Contemporary Political Science
Dalam Buku Contemporary Political Science ini terdapat 4 bidang ilmu politik, yaitu:
1. Teori Politik
2. Lembaga Politik (Undang-Undang, pemerintah)
3. Partai
Pada zaman Yunani Kuno para pemikir yang terkenal antara lain:
Menurut socrates ilmu politik adalah ilmu yang membahas masalah Public good (kebaikan bersama)
yakni struktur ideal serta tentang keadilan.
Menurut socrates ilmu politik adalah ilmu yang membahas tentang siapa yang memerintah dan
kedudukan individu dalam lingkup kekuasaan yang dipegang.
Menurut socrates ilmu politik adalah ilmu yang membahas tentang asal dan tujuan terbentuknya
negara.
Perkembangan sebagai ilmu pada akhir abad 19 mulai berkembang sebagai cabang ilmu social memiliki :
rangka, dasar, fokus, dan ruang lingkup mengembangkan hukum-hukum ilmiah, obyektif, sistematis, dan
empiris, Muncul pendekatan-pendekatan yg berkembang. David E Apter Menyatakan beberapa
pendekatan yang berkembang:
4. Pendekatan stuktural
5. Pendekatan Developmentalis.
Perkembangan ilmu politik diberbagai Negara berbeda-beda tahapnya, berikut adalah contoh
perkembangan ilmu politik diberbagai Negara termasuk Indonesia.
Eropa Daratan Anglo Saxon Indonesia
2. Aspek Kajian
- Kelembagaan
- Filosofis
- Historis
- Yuridis Formal
- Sempit
3. Kecenderungan
- Klasik
- Tradisional
4. Sifat
- Ilmu Terapan
- Bernilai
2. Aspek Kajian
- Tingkah laku
- Empiris
- Sosiopsikologis
- Luas
3. Kecenderungan
- Aktual
- Fenomenal
- Kotemporer
4. Sifat
- Ilmu Murni
- Bebas nilai
1. Belanda 1596
2. 1960
3. 1970
4. Anglo Saxon
- Roger F Soltau:
Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga negara yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan tersebut, hubungan antar negara dengan war