DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS ADMINISTRASI
STIA INDRAGIRI
TAHUN 2021/2022
KONSEP DAN METODELOGI ILMU POLITIK
1. DEFINISI POLITIK
Politik berasal dari bahasa Yunani “polis” yang artinya negara-kota. Dalam
negara-kota di zaman Yunani, orang saling berinteraksi guna mencapai
kesejahteraan(kebaikan, menurut aristoteles)dalam hidupnya.
Secara ontologis, politik juga memiliki objek kajian yang spesifik. Miriam
Budiardjo menyebutkan ada 5 objek ontologis ilu politik yaitu:
1. Negara (state)
2. Kekuasaan (power)
5. Pembagian (distribution)
1. Dimensi kebijakan dan institusi yang terdiri atas kebebasan (liberty), hak
(rights), dan keadilan sosial (social justice)
2. Lingkungan dalam negeri dan fungsi negara yang terdiri atas kewajiban politik
(political obligation), nasionalisme dan negara (nationalism and the state),
kejahatan dan hukuman (crime and punishment), kesejahteraan dan
pengecualian sosial ( welfare and social exclusion), legitimasi ( legitimacy),
demokrasi ( democracy), dan aturan hukum (rule of the law).
3. Hubungan negara dengan masyarakat sipil yang terdiri atas publik dan privat
(public and private), komunitas (community), multikultularisme, dan gender.
4. Masalah global dan hubungan antarnegara yang terdiri atas teori green politics,
keadilan internasional, dan perang yang berkeadilan.
5. FILSAFAT POLITIK
Suatu pendekatan ilmu politik yang relaif abstrak sebab berbicara pada
dataran filosofis kegiatan politik.
Bagi Plato, kehidupan negara yang sempurna akan tercapai jika prinsip-
prinsip keadilan ditegakkan. Keadilan menurut Plato adalah tatanan
keseluruhan masyarakat yang selaras dan seimbang. Bagi Plato, negara
terdiri dari 3 bagian besar yaitu para penjamin makan(pekerja), para
penjaga, dan para pemimpin. Para pekerja terdiri dari mereka yang bekerja
agar kebutuhan manusia dapat tersedia. Para penjaga mengabdikan seluruh
hidupnya demi kepentingan umum para penjaga dilarang memuaskan
kepentingan pribadi masing-masing. Para pemimpin dipilihdiantara para
penjaga khususnya mereka yang paling memahami filsafat atau ahlu filsuf
D. Tradisi Modern
6. PENDEKATAN INSTITUSIONAL
7. PENDEKATAN BEHAVIORAL
8. PENDEKATAN PLURAL
9. PENDEKATAN STRUKTURAL
Penekanan utama pendekatan ini adalah pada anggapan bahwa fungsi yang
ada disebuah negara ditentukan oleh struktur yang ad ditengah masyarakat,
bukan oleh mereka yang duduk di posisi lembaga politik.
Aksiologi ilmu politik adalah untuk memberi jalan atau cara yang lebih
baik dalam hal negosiasi kepentingan antar kelompok dalam masyarakat.
Askiologi ilmu politik juga erat berkait dengan 4 asumsi orang tatkala
mendengar kata politik seperti yang diutarakan Andrew Heywood. Lewat
karier-karier yang tersedia dalam ilmu politik, seorang alumni ilmu politik
mencapai tujuan ilmu politik. Mark Rowth menyebutkan karier ilmu politik
mencakup bidan pelayanan publik (public service), pengajaran (teaching),
hukum(law), dan manajemen nonprofit (nonprofit management). Menurut J.G.
Fergusson, karier dalam bidang politik dalah duta besar, pekerja kampanye,
manajer kota, pejabat federal dan negara, pejabat luar negeri, pengumpul dana,
penafsir dan penerjemah, pengacara dan hakim, pelobi, penulis dan kolumnis
politik, reporter politik, dan lain sebagainya yang bersangkutan dengan politik.
2. Lembaga-lembaga politik
6. Ekonomi politik
7. Hubungan internasional
8. Teori politik
9. Metodologi politik
1. Jenis Kekuasaan
Monarki berasal dari kata “monarcb” yang berarti raja atau jenis kekuasaan
politik dimana raja atau ratu sebagai pemegang kekuasaan dominana negara
(kerajaan). Negara-negara yang menerapkan jenis kekuasaan monarki hingga
saat ini adalah Inggris, Swedia, Denmark, Belanda, Norwegia, Belgia,
Luxemburg, Jepang, Muangthai, dan Spanyol. Di negara ini, penguasa
monarki harus berbagi kekuasaan dengan pihak lain, terutama parlemen.
Proses berbagi kekuasaan tersebut dikukuhkan lewat konstitusi (UUD). Jenis
monarki lainnya yang kini masih ada adalah Arab Saudi. Negara ini berupa
kerajaan dan raja adalah sekaligus kepala negara dan pemerintahan bahkan
berperan besar dalam kuasa yudikatif. Bentuk pemerintahan yang buruk
didalam satu tangan adalah tirani.
4. Timokrasi
5. Oklokrasi
6. Plutokrasi
Plutokrasi adalah jenis kekuasaan dimana negara disetir oleh orang kaya.
Plutokrasi terjadi tatkala tercipta suatu kondisi ekstrem ketimpang antara
“kaya” dam “miskin” didalam suatu negara.
7. Kleptokrasi
2. Bentuk Negara
1. Negara konfederasi
2. Kesatuan
3. Federasi
4. Sistem pemerintahan
Dalam sistem parlementer, warga negara tidak memilih kepala negara secara
langsung. Umumnya sistem parlementer mengindikasikan hubungan
kelembagaan yang erat antara eksekutif dan legislatif. Kepala pemerintahan
dalam sistem parlementer adalah perdana mentri (disebut premier diItali dan
kanselir di Jerman).
Parlementer mayoritas
Sistem ini berkembang ketika satu partai memperoleh mayoritas kursi
diparlemen. Maka hubungan antara legislatif dan eksekutif bersifat
hierarkis di mana legislatif berada diatas eksekutif.
Parlementer transaksional
Eksekutif dalam sistem ini akan terdiri dari koalisi. Kabinet dalam koalisi
ini bertahan selama koalisi mampu menjamin mayoritas
3. Semi Presidensial
Premier-presidensil
Dalam varian ini perdana mentri dan kabinet secara eksklusif
bertanggungjawab kepada mayorits parlemen. Hanyamayoritas saja yang
berhak memberhentikan kabinet.
Presiden-parlementer
Dalam sistem ini presiden menikmati kekuasaan konstitusional yang lebih
kuat atas komposisi kabinet daripada di premier-presidensil.
4. Hybrid lainnya
Selain semi-presidensial, terdapat pula model hybrid sistem pemerintahan
yang bukan semi- presidensial. Model pemerintahan ini terdapat di swiss dimana
terdapat eksekutif yang dipilih dari parlemen dan memiliki jangka waktu
kekuasaan yang fix.
Pemikiran john locke mengenai triasa politika ada di dalam magnum opus
(karya besar) yang berjudul two triatises of government(1690). Dalam karya
tersebut, locke menyebutkan fitrah dasar manusia adalah bekerja dan memiliki.
Oleh sebab itu negara yang baik harus dapat melndungi manusia yang bekerja dan
juga melindungi milik setiap orang yang diperoleh dari pekerjaannya tersebut.
Negara ada tujuaan utama melindungi milik pribadi dari serangan individu lain.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu ada kekuasaan terpisah, kekuasaan yang
tidak melulu ditangan seorang raja/ratu. Menurut Locke, kekuasaan yang harus
dipisah tersebut adalah legislatif,eksekutif, dan federatif. Kekuasaan legislatif
adalah kekuasaan yang membuat undang-undang. Eksekutif adalah kekuasaan
yang melaksanakan amanat undang-undang. Federatif adalah kekuasaan menjalin
hubungan dengan negara-negara atau kerajaan lain.
Fungsi kekuasaan eksekutif ini garis besarnya adalah: chief of state, head of
government, party chief, commander in chief, chief diplomat, dispenser of appointments,
dan chief legislators.
FUNGSI-FUNGSI KEKUASAAN YUDIKATIF
BIROKRASI NEGARA
Secara etimologis, birokrasi berasal dari kata ‘biro’ (meja) dan ‘kratein’
(pemerintahan), yang jika disintesakan berarti pemerintahan meja. Micheal G. Roskin,
et.al,. menyebut birokrasi sebagai “setiap organisasi yang berskala besar yang terdiri dari
atas para pejabat yang diangkat, di mana fungsi utamantya adalah untuk melaksanakan (to
implement) kebijakan-kebijakan yang telah diambil keputusan (decision makers).
KARAKTER BIROKRASI
Menurut Max Weber, paling tidak terdapat delapan karakteristik birokrasi, yaitu :
(8) Promosi yang ada didasarkan atas penilaian atasan (superior’s judgments).
Menurut michel G. Roskin, et. al ada 4 fungsi birokrasi dalam suatu pemerintahan
modern adalah :
1. administrasi
2. pelayanan
3. pengaturan
4. Pengumpulan informasi
1. pelaksanaan administrasi
2. nasehat kebijakan
3. artikulasi kepentingan
4. stabilitas publik
Gender adalah konstruksi sosial yang menjelaskan tentang peran manusia berdasrkann
jenis kelamin.
GENDER EQUALITY
Gender equality penting sebab adanya kondisi kaun wanita sebagai berikut:
GERAKAN FEMINIS
Gerakan feminis dapat dibagi kedalam 5 kelompok yaitu feminis liberal, feminis
sosialis, feminis marxis, feminis radikal dan feminis islam.
BUDAYA POLITIK
Budaya politik adalah cara individu berpikir, merasa, dan bertindak terhadap sistem politik
serta bagian-bagian yang ada di dalamnya, termasuk sikap atas peranan mereka di dalam
sistem politik. Orientasi/kecenderungan individu terhadap sistem politik terbagi menjadi
tiga, yaitu : (1) Orientasi kognitif (2) Orientasi afektif (3) Orientasi evaluatif
Tipe-tipe budaya politik yang ada adalah politik parokial, budaya politik subjek, dan
budaya politik partisipan.
SOSIALISASI POLITIK
Fungsi sosialisasi menurut Rush dan Althoff adalah : Melatih individu Memelihara
sistem politik Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Rush dan Althoff
menyuratkan terdapat tiga cara, yaitu imitasi, intruksi, dan motivasi.
Rush dan Althoff menggariskan terdapatnya lima agen sosialisasi politik yang umum
diketahui, yaitu keluarga, sekolah, peer group, media massa, pemerintah, dan partai
politik.
PARTISIPASI POLITIK
Partisipasi politik adalah aktivitas warga negara yang bertujuan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan politik . Huntington dan Nelson membagi landasan partisipasi
politik ini menjadi lima bagian yaitu : Kelas, Kelompok atau komunal, Lingkungan, Partai,
Golongan atau faksi. Mode partisipasi terbagi kedalam dua bagian besar: convensional dan
unconvensional. Samuel P. Huntington dan Joan Nelson membagi betuk partisipasi politik
menjadi: kegiatan pemilihan, lobby, kegiatan organisasi, contacting, tindakan kekerasan
(violence)
KOMUNIKASI POLITIK
Definisi komunikasi politik adalah seluruh proses transmisi, pertukaran, dan pencarian
informasi, (termasuk fakta, opini, keyakinan, dan lainnya) .
Sistem kepartaian adalah pola kompetisi terus-menerus dan bersifat stabil tampak di
setiap proses pemilu tiap negara. Partai politik adalah organisasi yang beroperasi dalam
sistem politik.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Politik Luar Negeri menurut Carlton Clymer Roddee adalah pola perilaku yang di
wujudkan oleh suatu negara sewaktu memperjuangkan kepentingan dalam hubungannya
dengan negara lain, yaitu bagaimana cara menentukan tujuan menyusun prioritas dan
mengelola sumber daya manusia untuk bersaing dengan negara lain di lapangan
internasional. Politik Internasional menurut KJ. Holsti adalah interaksi dua negara atau
lebih yang terdiri dari pola dan tindakan suatau negara dan reaksi atau tangapan negara
lain terhadap tindakan tersebut. Faktor-faktor internasional yang diperhatikan para
pembuat kebijakan luar negeri adalah: Faktor Global, Faktor Regional, Hubungan
Bilateral, Aktor-Aktor Non-Negara. Faktor-fator domestic yang diperhatikan para pembuat
kebijakan luar negeri: Birokrasi, Opini Publik, Media, Kelompok Kepentingan, Partai
Politik.
IDEOLOGI
Istilah ideology terutam dilekatkan pada aspek politik pemerintahan atau gerakan
politik suatu negara. Di Indonesia misalnya, Pancasila diakui sebagai ideologi negara.
Pancasila terdapat di dalam konstitusi (UUD 1945), tepetnya di dalam Pembukaan UUD
1945. Pancasila merupan salah satu contoh ideologi yang hidup di dunia ini. Selain makna
etimologos, ideologi di katakana mengacu pada apa yang orang piker dan percaya
mengenai masyarakat, apa yang orang pikir dan percaya mengenai masyarakat ini dapat
berkisar pada bidang ekonomi, politik, sosial, dan filosofis. Pengertian ideologi yang yang
digunakan dalam tulisan ini adalah pemetaan realitas sosial oleh individu yang digunakan
untuk menggerakan kelompok atau masyarakat guna mengubah kondisi nayata seperti apa
yang dinyatakan dalam muatan ideologi. Dari ideologi-ideologi tersebut kemudian dapat
diturunkan varian-variannya : Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme, Neoliberalisme,
Fundamentalisme