Anda di halaman 1dari 11

RESUMEN

PENGAT ILMU POLITIK

NAMA DOSEN : ABDUL MUIN LOILATU, M.Si

NAMA PEMAKALA : MUHAMMAD SURAJI RAHAYAAN


Nim : 220202013
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU POLITIK

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON
A. Pengertian Ilmu politik
 Secara etimologi
Politik (dari bahasa Yunanni: ,politika, 'urusan kota') adalah serangkaian kegiatan yang terkait
dengan pengambilan keputusan dalam kelompok, atau bentuk lain dari hubungan
kekuasaan individu, distribusi sumberdaya air dan status.

 Secara terminologi
Cabang ilmu sosial yang mempelajari politik dan pemerintahan disebut sebagai ilmu politik.

B. Defenisi ilmu politik


 Aristoteles (384-322 SM)

Ilmu politik merupakan suatu ilmu yang membahas tentang asal serta tujuan
terbentuknya negara.

 Socrates (469-399 SM)

Ilmu politik merupakan ilmu yang membahas tentang masalah public goot
(kebaikan bersama) yaitu struktur sosial tentang keadilan.

 Plato (429-347 SM)

Ilmu politik merupakan ilmu yang membahas tentang siyapa yang memerintah
serta kedudukan individu dalam lingkungan kekuasaan yg di pegang.

C. Objek kajian, bidang-bidang dan metode ilmu politik.

Kehidupan politik. Ilmu politik juga merupakan salah satu cabang


ilmu-ilmusosial yang memiliki dasar, rangka dan ruang llingkup
yang jelas. Dalam perkembangannya ilmu politik bersandar pada
sejarah dan filsafat, ilmu ini berkembangsecara pesat serta
berdampingan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti
sosiologi,antropologi, ekonomi dan psikologi yang saling
mempengaruhi.

Perkembangan ilmu politik disetiap negara berbeda-beda dan terus


meningkatkanmutu dengan banyak mangambil model dari cabang
ilmu-ilmu sosial lainnya. Hal initelah banyak mengubah wajah ilmu
politik. Berkat berbagai usaha, ilmu politik telahmenjadi ilmu yang
terpandang yang perlu dipelajari untuk mengerti kehidupan politik

Politik telah lama diakui sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan


sosial yang berdiri sendiri, karena politik dinilai telah memenuhi
kriteria sebagai sebuah disiplinilmu. Perlu digaris bawahi bahwa
salah satu syarat untuk bisa dikatakan sebagai sebuahdisiplin ilmu
adalah adanya objek. Sementara itu, objek adalah sesuatu yang
menjadi pokok pembicaraan. Dengan kata lain, objek merupakan
apa yang akan diamati, diteliti,dipelajari, dan dibahas. Dalam
penjabarannya, objek itu sendiri terdiri dari objek materidan objek
formal. Setiap objek materi dari sebuah disiplin ilmu bisa saja sama
denganobjek materi disiplin ilmu lainnya, karena bersifat umum dan
merupakan topik yangdibahas secara global tentang pokok
persoalan (subject matter). Sedangkan objek formallebih bersifat
khusus dan spesifik, karena merupakan pusat perhatian (focus of
interest)suatu disiplin ilmu pengetahuan. Objek formal berbeda
pada masing-masing disiplin ilmukarena perbedaan sudut pandang,
yaitu meninjau sasarannya hanya dari suatu sudut pandang dengan
caranya yang khas dan khusus.
B. Studi ilmu politik

1. Sejarah ilmu politik

Ilmu politik lahir di Amerika Serikat pada abad kedelapan belas. Itu adalah
respons terhadap munculnya fenomena global besar pertama – Revolusi
Industri. Peningkatan pesat dalam kekayaan dan pasar menciptakan gejolak
sosial ketika orang berjuang untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup baru.

Beberapa melihat ini sebagai tanda pemeliharaan ilahi, sementara yang lain
melihat ketidakstabilan sebagai akibat alami dari kebebasan baru yang dibawa
oleh revolusi industri. Pendekatan baru terhadap politik menjadi populer, dan
ilmuwan politik John Locke berpendapat bahwa semua masyarakat harus
dianggap “sosial”, dengan cara yang sama bahwa semua objek fisik adalah
“organik”.

2. Sumber-sumber ilmu politik

Pengetahuan

Pengetahuan dan kekuasaan saling terkait satu sama lain. Pengetahuan sebagai
sumber kekuasaan dibangun dalam kerangka pemahaman bahwa kekuasaan
menghasilkan ilmu pengetahuan. Begitupun sebaliknya, pengetahuan
membentuk hubungan kekuasaan.

 Ekonomi

Kekayaan merupakan sumber kuasa dan memiliki pengaruh dalam masyarakat.

Semakin banyak kekuasaan politik seseorang, semakin besar bagian seseorang


dalam kekayaan ekonomi. Begitupun sebaliknya, semakin besar bagian
seseorang dalam kekayaan ekonomi, semakin besar bagiannya dalam
kekuasaan politik.

 Jabatan

Fakta politik menunjukkan bagaimana seorang penguasa atau pemimpin politik


memiliki kekuasaan yang besar berkat jabatan yang ada padanya.

Jabatan sebagai kekuasaan berfungsi sebagai tempat meneguhkan diri.


Pemimpin politik menginginkan agar kekuasaan yang dimiliki mendapat
pengakuan dan legitimasi dari masyarakat untuk menguatkan otoritasnya.

 Hukum
Ketika hukum menjadi sumber kekuasaan, maka akan mewujudkan moralitas
terpuji baik bagi penguasan maupun yang dikuasai, mencegah pemerintahan
yang sewenang-wenang, penguasa akan memerintah untuk kepentingan
kesejahteraan umum.

Akan tetapi, dalam praktiknya, masih banyak hukum yang tidak berpihak
kepada rakyat. Biasanya hadir dalam sistem pemerintahan otoriter. Hukum
digunakan untuk membungkam dan menjerat lawannya.

 Modal Sosial dan Politik

Modal sosial dan politik merupakan salah satu sumber kekuasan yang sangat
penting bagi penguasa dan pemimpin politik.

Fondasi yang ditawarkan dalam modal sosial adalah sumber daya, jaringan,
pengakuan, dan dukungan kolektif. Keempat modal sosial ini akan
menumbuhkan kepercayaan.

3. Memahami timbulnya Ilmu politik

Ilmu politik lahir di Amerika Serikat pada abad kedelapan belas. Itu adalah
respons terhadap munculnya fenomena global besar pertama – Revolusi
Industri. Peningkatan pesat dalam kekayaan dan pasar menciptakan gejolak
sosial ketika orang berjuang untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup baru.

4. Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial yang lain

Ilmu politik adalah salah satu cabang dari ilmu sosial, yang berdampingan
dengan cabang ilmu sosial lainnya yakni sosiologi, antropologi, dll. Dengan
demikian maka ilmu politik berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial tersebut
yang objeknya adalah manusia sebagai anggota kelompok.
C. Negara dan kekuasaan sebagai konsep politik.
1. Negara sebagai konsep politik

Negara adalah suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah


penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan
pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain. Ketentuan yang
tersebut diatas adalah syarat berdirinya suatu negara menurut konferensi
Montevideo pada tahun 1933

2. Kekuasaan sebagai konsep politik

Politik kekuasaan sebenarnya adalah cara memahami dunia hubungan


internasional. Negara-negara bersaing memperebutkan sumber daya dunia dan
suatu negara beruntung jika memiliki kemampuan untuk mengacaukan negara
lain. Politik jenis ini mengutamakan kepentingan pribadi nasional di atas
kepentingan negara lain ataupun komunitas internasional.
D. Bangsa dan nasionalisme sebagai komoditas politik.
a. Bangsa sebagai komoditas politik yang di sokong dengan
nasionalisme .
Sering kali nasionalisme digaung-gaungkan, namun acap kali pula nasionalisme
hilang.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam kegiatan “Sosialisasi


Non-perda: Penguatan Nasionalisme melalui Pendidikan Politik” di Purworejo,
Jumat (27/5/2020). Dengan cepatnya masyarakat merespons isu-isu seputar
nasionalisme pada akhir-akhir ini dinilai hanya bersifat sesaat. Dalam dinamika
sosial politik masyarakat saat ini, nasionalisme seakan menjadi komoditas
politik.

Padahal, lanjut Heri, para perumus negara telah menampatkan prinsip


nasionalisme sebagai salah satu prinsip fundamen negara. Sepatutnya
nasionalisme juga ditunjukkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat bukan menonjolkan identitas unsur-unsur keindonesiaan dan
membangun sentimen primordial.

Nilai-nilai Pancasila harus menjadi prinsip pemersatu bangsa. Keragaman harus


menjadi alat harmonisasi bangsa, menjadi dasar bagi identitas kolektif yang
melahirkan nasionalisme kultural, dan bukan sekadar nasionalisme politis.

b. Masa depan negara sebagai bentuk organisasi politik dan cita-cita


politik.

 Salah satu wujud pelibatan masyarakat dalam proses politik adalah


pemilihan umum (pemilu).

Pemilu merupakan sarana bagi masyarakat untuk ikut menentukan figur


dan arah kepemimpinan negara atau daerah dalam periode tertentu. Ketika
demokrasi mendapat perhatian yang luas dari masyarakat dunia,
penyelenggaraan pemilu yang demokratis menjadi syarat penting dalam
pembentukan kepemimpinan sebuah negara. Pemilu memiliki fungsi utama
untuk menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar mendekati kehendak
rakyat.
 Pemilu Demokratis

Pemilu sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan


pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
RI Tahun 1945, dimaksudkan untuk memilih presiden dan wakil presiden,
anggota DPR, DPD, DPRD, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
mampu mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan dapat menyerap serta
memperjuangkan aspirasi rakyat sesuai dengan tuntutan perkembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terselenggaranya pemilu secara demokratis menjadi dambaan setiap warga


negara Indonesia. Pelaksanaan pemilu dikatakan berjalan secara demokratis
apabila setiap warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dapat
menyalurkan pilihannya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Setiap pemilih hanya menggunakan hak pilihnya satu kali dan mempunyai nilai
yang sama, yaitu satu suara. Hal ini yang sering disebut dengan prinsip one
person, one vote, one value (opovov).

 Pelembagaan Partai Politik

Problematik lain, partai politik di Indonesia dewasa ini belum terlembaga


sebagai organisasi moderen. Yang dimaksud dengan pelembagaan partai
politik adalah proses pemantapan sikap dan perilaku partai politik yang terpola
atau sistemik sehingga terbentuk suatu budaya politik yang mendukung
prinsip-prinsip dasar sistem demokrasi. Dalam konteks pembangunan politik,
yang terpenting bukanlah jumlah partai yang ada, melainkan sejauh mana
kekokohan dan adaptabilitas sistem kepartaian yang berlangsung. Sistem
kepartaian disebut kokoh dan adaptabel, apabila partai politik mampu
menyerap dan menyatukan semua kekuatan sosial baru yang muncul sebagai
akibat modernisasi. Dari sudut pandang ini, jumlah partai hanya akan menjadi
penting bila ia mempengaruhi kapasitas sistem untuk membentuk saluran-
saluran kelembagaan yang diperlukan guna menampung partisipasi politik.

 Fungsi Partai Politik

Persoalan lain yang dihadapi sistem kepartaian adalah belum berjalannya


secara maksimal fungsi yang dimiliki oleh partai politik, baik fungsi partai
politik terhadap negara maupun fungsi partai politik terhadap rakyat. Fungsi
partai politik terhadap negara antara lain adalah menciptakan pemerintahan
yang efektif dan adanya partisipasi politik terhadap pemerintahan yang
berkuasa. Sedangkan fungsi partai politik terhadap rakyat antara lain adalah
memperjuangkan kepentingan, aspirasi, dan nilai-nilai pada masyarakat serta
memberikan perlindungan dan rasa aman. Kebanyakan partai politik pada saat
ini belum sepenuhnya memberikan pendidikan politik dan melakukan
pengkaderan serta rekrutmen politik yang efektif untuk menghasilkan keder-
kader pemimpin yang memiliki kemampuan di bidang politik.

E. Kedudukan konstitusi

a. Keberadaan dan terbentuknya konstitusi negara

Sebenarnya. Konstitusi (constitution) berbeda dengan Undang-Undang Dasar


(Grundgezets), dikarenakan suatu kekhilafan dalam pandangan orang
mengenai konstitusi pada negara-negara modern sehingga pengertian
konstitusi itu kemudian disamakan dengan Undang-Undang Dasar. Kekhilafan
ini disebabkan oleh pengaruh faham kodifikasi yang menghendaki agar semua
peraturan hukum ditulis, demi mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan
hukum dan kepastian hukum. Begitu besar pengaruh faham kodifikasi,
sehingga setiap peraturan hukum karena penting itu harus ditulis, dan
konstitusi yang ditulis itu adalah Undang-Undang Dasar.

Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu :

1) Konstitusi tertulis dan

2) Konstitusi tak tertulis.

b. Pengertian dari klasifikasi dan tujuan dari sebuah konstitusi.

Sebuah negara yang menganut paham konstitusionalisme adalah sistem negara


yang menjadikan konstitusi sebagai perwujudan hukum tertinggi. Indonesia
merupakan negara yang menganut paham tersebut. Sesuai yang dimuat dalam
Undang Undang Dasar Tahun 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang
Dasar.

Paham konstitusionalisme dapat didefinisikan sebagai sebuah paham yang


menganut prinsip di mana perwujudan hukum tertinggi yang harus dipatuhi
oleh seluruh komponen negara termasuk rakyat dan pemerintah adalah
konstitusi. Konstitusionalisme dapat dijadikan sebagai komponen integral dari
suatu negara yang menganut sistem demokrasi. Hal itulah yang menjadi sebuah
dasar di mana suatu sistem pemerintahan yang demokratis tidak akan mungkin
terwujud tanpa adanya pelaksanaan paham konstitusionalisme sebagai
perwujudan hukum tertinggi.
c. Konstitusi merupakan masalah yg sangat penting

Negara Akan Hancur Tanpa Konstitusi Konstitusi adalah pemberi pegangan


sekaligus pedoman dalam menjalankan kekuasaan negara. Tanpa kosntitusi,
sebuah negara tidak akan mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan
masyarakatnya.

Tanpa konstitusi, tidak ada yang mengatur hak-hak asasi warga negaranya. Hal
ini akan memicu banyak konflik dan perseteruan karena masing-masing
individu berusaha mencapai keinginannya tanpa menghormati hak asasi orang
lain.
F. Legitimasi dan demokrasi.

a. Legitimasi (Legitimasi dan stabilitas politik dan mengapa


legitimasi penting)
Secara umum, legitimasi adalah penerimaan dan pengakuan
masyarakat terhadap hak moral pemimpin untuk memerintah,
membuat dan melaksanakan keputusan politik.
Para pemimpin pemerintahan dari setiap negara pasti
berupaya untuk mendapatkan atau mempertahankan
legitimasi bagi kewenangannya.

b. Demokrasi (Memahami, model-model demokrasi dan


demokrasi dalam praktek serta demorasi Kosmopolitan).

Demokrasi kosmopolitan adalah teori politik yang mendalami


penerapan norma dan nilai demokrasi di berbagai tingkat, mulai
dari tingkat global sampai lokal. Teori ini menjelaskan makna
pemerintahan global dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Anda mungkin juga menyukai