JUDUL
Masyarakat Berkembang (Prismatic) Dan Sistem Politik Demokrasi.
PENDAHULUAN
Semua konsep ini memakai istilah demokrasi yang menurut asal kata yang berarti
rakyat berkuasa atau government by the people ( kata yunani demos berati rakyat dan
merupakan dasar dari kebanyakan negara di dunia. Menurut suatu penelitian yang di
dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebgai nama yang paling baik dan wajar untuk
semua sistem organisasi politik dan sosial yang di perjuangkan oleh pendukung-
tahap perkembangan dan mengenai sifat dan cirri-cirinya terdapat berbagai tafsiran
serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat di sangkal adalah beberapa nilai pokok dari
demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat dalam undang-undang dasar 1945 yang
belum di amandemen.
DEMOKRASI
kemudian lebih di kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
yang berjumlah lebih banyak memerintah yang jumlahnya lebih sedikit, sedangkan
rousseeau mengemukakan:
“ kalau dipegeng arti kata seperti di artikan umum, maka demokrasi yang
sungguh-sungguh tidak perna ada dan tidak akan ada, adalah berlawanan dengan
paham kedaulatan rakyat, rakyatlah yang di anggap sebagai pemilik dan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara. Rakyatlah yang menentukan corak dan cara
juga di sebut sistem demokrasi perwakilan atau demokrasi tidak langsung. Di dalam
praktek, yang menjalankan kedaulatan rakyat itu adalah wakil-wakil rakyat yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat yang di sebut parlemen. Agar wakil-wakil rakyat
benar-benar dapat bertindak atas nama rakyat, maka wakil-wakil rakyat tersebut harus
serentak koeksistensi dan konflik antara pandangan yang tidak ilmiah dan yang
terhadap individu dalam bertindak. Bagi pandangan yang bersifat ilmiah, yang
terpenting” meng obyek-kan” dunia luar. Alam di pandang sebagai obyek yang
tunduk pada hukum-hukum yang bersifat mekanik. Pemahaman yang bersifat ilmiah
dapat di pahami dalam pengertian yang bersifat suci, supernatural dan personal. Alam
yang tampak ini di tidak pahami sebagai mana adanya tetapi di pahami sebagai
mahluk aneh yang di berkahi kemauan, emosi, keinginan, kesukaan dan kebencian,
sama seperti manusia itu sendiri. Karena itu , alam menurut pandangan mereka tidak
dapat di ramalkan dengan demikian, tidak ada sesuatu yang dapat mengendalikan
setiap musim.
tercapai, maka tekanan tekanan tradisional tersebut menyatakan diri kembali dan
hasil dari padanya adalah campuran kompleks dari hal-hal yang tradisional dan yang
Aturan-aturan moral yang bersifat universal yang di bawa oleh orang eropa
ternyata berbentrokan dengan segala segi dengan nilai-nilai yang bersifat khusus yang
berasal dari masyarakat pribumi. Persamaan di depan hukum (nilai barat) secara
mutlak tak dapat saling bersesuaiyan dengan status kepala suku masyrakat pribumi
suatu sistem politik akan cendrung apatis dalam partisipasinya. Apatisme adalah
sikap yang dimiliki orang yang tidak berminat atau tidak perhatian terhadap orang
lain, situasi atau gejala-gejala umum tau khusus yang ada dalam masyarakatnya.
Orang yang apatis adalah orang yang pasif, yang mengandalkan perasaan dalam
secara pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan selalu merasa terancam.
negatiF dari aktifitas politik. Disini orang menganggap aktipitas politik merupakan
dalam politik adalah kesia-siaan. Dia merasa sia-sia, karna partisipasi politiknya
tidak akan mempengaruhi proses politik. Ketiga, karena tidak adanya perangsang
menghargai gagasan-gagasan politik. Tidak ada hasil yang bisa di petik dari
partisipasi tersebut. Maka orangpun enggan atau tidak mau berpartisipasi dalam
aktivitas politik.iv
i
Miriam Budiardjo, 2008,Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm 105-106
ii
Jimly Asshiddiqie, 2009, Hukum Tata Negara, hlm 413-414
iii
Ankie M.M Hoogvelt, 1985, Sosiologi masyarakat sedang berkembang, Rajawali, Jakarta, hlm 204
iv
Rafael raga maran, 2001, pengantar sosiologi politik, Jakarta, rineka cipta, hlm 155-156