Anda di halaman 1dari 20

Resume Buku Dasar-Dasar Ilmu Politik Karya Prof.

Miriam Budiardjo

Judul Buku : Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi)

Penulis : Prof. Miriam Budiardjo

Tebal Buku : 543 halaman

Cetakan : Kelima, September 2012

ISBN : 978-979-22-3495-4

BAB I
Sifat, Arti, dan Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya.
A. Perkembangan dan definisi ilmu politik
Ilmu politik lahir dan berkembang dengan cabang-cabang ilmu social lainnya yaitu pada abad
ke-19. Politik adalah ilmu yang mempelajari tentang politik atau kepolitikan sedangkan
politik sendiri adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Menurut Miriam
budiardjo politik sebagai berbagai macam kegiatan yang terjadi di suatu negara yang
menyangkut proses penentuan tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
B. Ilmu Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan (Science)
Ilmu Politik dan ilmu sosial lainnya bila digolongkan dalam ilmu pengetahuan (science)
sebenarnya belum memenuhi syarat karena sampai sekarang belum ditemukan hukum-hukum
yang ilmiah karena yang diteliti adalah manusia dan manusia adalah makhluk yang kreatif
dan pemikiranya selalu berkembang. Sehingga perilaku manusia tidak dapat diamati dalam
keadaan terkontrol. Sehingga para sarjana ilmu politik cenderung untuk merumuskan definisi
yang umum sifatnya.
C. Definisi Ilmu Politik
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan. Pokok-
pokok ilmu politik adalah:
a. Negara
b. Kekuasaan
c. Pengambilan keputusan
d. Kebijakan Umum (public policy, Beleid)
e. Pembagian ( distribution ) atau alokasi
D. Bidang-bidang Ilmu Politik
Dalam Contemporary Political Science, terbitan UNESCO 1950, Ilmu Politik dibagi dalam
empat bidang:
Teori Politik
A. Teori Politik.
B. Sejarah Perkembangan Ide-Ide Politik.
Lembaga-Lembaga Politik
C. Undang-Undang Dasar.
D. Pemerintah Nasional.
E. Pemerintah Daerah dan Lokal.
F. Fungsi Ekonomi dan Sosial dari Pemerintah.
G. Perbandingan Lembaga-Lembaga Politik.
Partai-partai, golongan-golongan (groups), dan Pendapat Umum
H. Partai-partai Politik.
I. Golongan-golongan dan asosiasi-asosiasi.
J. Partisipasi warga Negara dalam pemerintah dan admnistrasi.
K. Pendapat umum.
Hubungan Internasional
1. Politik Internasional.
2. Organisasi-organisasi dan Administrasi Internasional.
3. Hukum Internasional.
E. Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lain
1. Sejarah
Sejarah merupakan hal yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang
bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut.
2. Filsafat
Ilmu politik erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari filsafat yang
menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula dan nilai
(value) dari negara. Filsafat politik juga mencangkup dan erat hubungannya dengan
moral filosofi atau etika (ethics).
3. Sosiologi
Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang,
susunan dan pola kehidupan social dari berbagai golongan dan kelompok dalam
masyarakat.
4. Antropologi
Antropologi menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai
satuan social-budaya yang lebih kecil dan sederhana.
5. Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi menjadi salah satu cabang ilmu sosial, yang sering digunakan untuk
menyusun perhitungan-perhitungan kedepan.
6. Psikologi Sosial
Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana kepemimpinan tidak resmi (informal
leadership) turut menentukan hasil suatu keputusan dalam kebijakan politik dan
kenegaraan; bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation) masyarakat.
7. Geografi
Faktor-faktor yang berdasarkan geografi seperti perbatasan strategis (strategic frontiers),
desakan pendudukan (population pressure), daerah pengaruh (sphere of influence)
memengaruhi politik.
8. Ilmu Hukum
Ilmu hukum sejak dulu kala erat hubungannya dengan ilmu politik , karena mengatur dan
melaksanakan undang-undang (law enforcement) merupakan salah satu kewajiban
negara yang penting.
BAB II
Konsep-Konsep Politik
A. Teori Politik
Teori Politik adalah bahasan dan renungan atas tujuan dari kegiatan politik, cara-cara
mencapai tujuan itu, kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan
oleh situasi politik tertentu, dan kewajiban-kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik
itu.
1. Filsafat Politik
Filsafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan rasio, ia melihat jelas adanya
hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta dengan sikap dan hakikat dari
kehidupan politik di dunia fana ini.
2. Teori Politik Sistematis
Teori -teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan tersendiri mengenai metafisika
dan epistimologi, tetapi mendasarkan diri atas pandangan-pandangan yang sudah lazim
diterima pada masa itu.
3. Ideologi Politik
Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide-ide atau norma-norma, kepercayaan atau
keyakinan, suatu Weltanschauung, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas
dasar mana ia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problematika politik yang
dihadapinya dan yang menentukan perilaku politiknya.
B. Masyarakat
Keseluruhan hubungan antar manusia.
C. Negara
Merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan
politik. Dan Negara pun memiliki tugas untuk mengendalikan mengatur gejala-gejala
kekuasaan yang asosial yang bertentangan antara satu sama lain dan tugas untuk
mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan kea rah
tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.
1. Sifat-sifat Negara:
 Sifat Memaksa
 Sifat Monopoli
 Sifat Mencakup Semua
2. Unsur-unsur Negara :
 Wilayah
 Penduduk
 Pemerintah
 Kedaulatan
D. Istilah Negara dan Istilah Sistem Politik
Konsep system politik merupakan pokok dari gerakan pembaharuan yang timbul dari bagian-
bagian atau komponen-komponen yang saling bergantung pada yang lain dan saling
mengadakan interaksi.
Konsep Kekuasaan
a. Definisi
Kekuasaan adalah kemampuan seorang pelaku untuk mempengaruhi perilaku seseorang,
sehingga seseorang tersebut menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang
mempunyai kekuasaan.
b. Sumber Kekuasaan
Sumber kekuasaan dapat berupa kedudukan, kekayaan, atau kepercayaan. Kekuasaan
dapat pula bersumber pada kepercayaan atau agama.
c. Pengaruh
Pengaruh biasanya tidak merupakan satu-satunya factor yang menentukan perilaku
seseorang, dan sering bersaing dengan factor lain. Akan tetapi, sekalipunpengaruh sering
kurang efektif dibandingkan dengan kekuasaan, ia kadang-kadang mengandung unsur
psikologis dan menyentuh hati, dan karena itu sering kali cukup berhasil.

BAB III
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
A. Pendekatan Legal/Institusional
1. Mulai berkembang pada abad ke-19.
2. Pendekatan ini menjadikan Negara sebagai fokus pokok. Terutama segi
konstitusional dan yuridisnya.
3. Bersifat normatif, yaitu sesuai dengan standar tertentu dengan mengasumsikan norma-
norma demokrasi Barat.
B. Pendekatan Perilaku
1. Berkembang tahun 1950-an setelah Perang Dunia II
2. Politik harus mengamti proses. karena itu fokus kajian adalah perilaku manusia
sebagai sebuah gejala yang dapat di amati.
3. Cakupanya bukan hanya perilaku seseorang tetapi juga kesatuan-kesatuan yang lebih
besar. ormas,elite, gerakan, masyarakat politik
4. Sifatnya multisisipliner
5. Menggunakan prinsip-prinsip ilmu alam untuk memahami politik
6. Melahirkan teori sistem politik
C. Pendekatan Neo-Marxis
1. Fokus analisis adalah kekuasaan dan konflik yang terjadi dalam Negara .
2. Konflik antarkelas merupakan proses dialektis paling penting yang mendorong
perkembangan masyarakat.
3. Tidak lagi memandang konflik kelas antara borjuis dan proletar.
4. Konflik antara massa yang sedikit namun mempunyai banyak fasilitas, berhadapan
dengan yang banyak namun tidak mempunyai fasilitas.
D. Teori Ketergantungan
Teori Ketergantungan adalah sekelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada hubungan
antar Negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga. Kelompok ini berpendapat bahwa
imperialisme masih hidup, tetapi dalam bentuk lain yaitu donminasi ekonomi dari negara-
negara kaya terhadap Negara-negara yang kurang maju.
E. Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice)
1. Pendekatan ini berkembang akibat pengaruh ilmu ekonomi dalam politik.
2. Fokus kajian pada pilihan rasioanal manusia.
3. Individu adalah aktor terpenting dalam dunia politik.
4. Manusia adalah makluk rasional yang berusaha memaksimalkan kepentingan sendiri.
5. Pendekatan Institusional Baru
6. Perbedaan dengan institusionalise lama ialah sifatnya yang dinamis
7. Berpandangan institusi negara dapat di desain kearah satu tujuan tertentu.
8. Pendekatan ini dipicu pendekan behavioral yang memandang institusi hasil perilaku
aktor.
9. Bersifat saling mempengaruhi: perilaku aktor membentuk institusi, namun institusi
juga mempengaruhi actor.
BAB IV
Demokrasi
A. Beberapa Konsep Mengenai Demokrasi
Demokrasi ada yang dinamakan demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi
terpimpin, demokrasi pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi soviet, demokrasi nasional, dan
sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasi yang menurut asal kata berarti
rakyat berkuasa atau government by the people.
B. Demokrasi Konstitusional

Demokrasi konstitusional adalah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah


pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang
terhadap warga negara nya.

 Sejarah Perkembangan
Pada permulaan pertumbuhannya demokrasi telah mencangkup beberapa asas dan nilai
mengenai demokrasi dari kebudayaan Yunani Kuno dan kebebasan beragama oleh aliran
Reformasi. Sistem demokrasi yang terdapat dinegara-kota (city-state) Yunani Kuno
merupakan demokrasi langsung yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk
membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga Negara.
Dilihat dari sudut perkembangan demokrasi Abad Pertengahan menghasilkan suatu dokumen
yang penting, yaitu Magna Charta. Sebelum Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-16 di
Eropa Barat muncul Negara-negara nasional dalam bentuk yang modern. Kejadian ini
dinamakan Renaissance. Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat
kepada kesusatraan dan kebudayaan Yunani Kuno yang selama Abad Pertengahan telah
disisihkan.
C. Demokrasi Konstitusional Abad ke-19: Negara Hukum Klasik

Akibat dari keinginan untuk menyelenggarakan hak-hak politik secara efektif timbul gagasan
bahwa cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan pemerintah adalah dengan suatu
konstitusi, baik bersifat naskah (written constitutioni) atau tidak bersifat naskah (unwritten
constitution).

D. Demokrasi Konstitusional Abad ke-20: Rule of Law yang Dinamis


Dalam abad ke-20, terjadi perubahan social dan ekonomi yang sangat besar. Gagasan bahwa
pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga Negara baik dibidang social maupun
dibidang ekonomi lambat laun berubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggung
jawab atas kesejahteraan rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan
sosial.
Sesuai dengan perubahan dalam jalan pikiran ini, perumusan yuridis ditinjau kembali dan
dirumuskan kembali sesuai dengan tuntutan abad ke-20. International Commission of Jurist
memperluas konsep mengenai Rule of Law. Di anggap bahwa, di samping hak-hak politik,
hak-hak sosial dan ekonomi juga harus diakui dan dipelihara, dalam arti bahwa harus
dibentuk standar-standar dasar sosial dan ekonomi.
E. Perkembangan Demokrasi di Asia : Pakistan dan Indonesia
1. Pakistan: Pakistan lahir tahun 1947 terdiri dari 2 bagian , bagian barat dan timur .
Kedua bagian terpisah secara geografis oleh wilayah india sepanjang 1600km.
Pakistan mengalami krisis kepemimpinan dan instabilitas politik setelah
meninggalnya pelopr kemerdekaan Mohammad ali jinnah . Timbulah masalah
penyusunan UUD baru pada tahun 1956 yang tidak selesai sampai terpilihnya Ayub
Khan sebagai Presiden diberi tugas untuk menyusun UUD. Pada tahun 1968 Ayub
Khan menyerahkan kekuasaannya kepada Yahya Khan,, Yahya pun membuat janji-
janji yang awalnya menguntungkan tapi pada akhirnya tidak , 2 partai besar justru
terpecah belah menjadi 2 bagian
2. Indonesia :   Demokrasi di Indonesia telah mengalami paasang surut . Selama 25
tahun Indonesia memiliki masalah pokok yakni bagaimna dalam masyarakat yang
beraneka ragam pola budayanya mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi disamping
membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis .
BAB V
KOMUNISME, DEMOKRASI MENURUT TERMINOLOGI KOMUNISME,
DAN PERKEMBANGAN POST-KOMUNISME
Pada akhir abad ke 19 telah timbul uatu ideology yang juga mengembangkan suatu konsep
demokrasi yang dalam banyak hal linea recta  bertentangan dengan asas-asas pokok dari
demokrasi konstitusional. Demokrasi dalam arti ini dipakai missal dalam istilah
istilah demokrasi proletar dandemokrasi soviet. Semua istilah ini berdasarkan aliran pikiran
komunisme atau marxisme –leninisme ( ajaran marx seperti yang ditafsirkan oleh lenin).
A. Ajaran Karl Marx
Marxisme merupakan suatu paham yang mengikuti pandangan-pandangan Karl Marx (1818-
1883). Karl Marx adalah seorang filsuf besar berkebangsaan Prusia (sekarang Jerman).
Merupakan salah seorang pakar dalam bidang sejarah, filsafat, sosial-politik dan ekonomi.
Analisisnya terhadap sejarah dan sosial-politik terutama mengenai pertentangan kelas, disini
namanya telah mencuak bagaikan seorang pahlawan yang telah membawa perubahan bagi
para kaum tertindas (buruh).
B. Pandangan Mengenai Negara dan Demokrasi

Golongan komunis selalu bersifat ambivalen terhadap Negara. Marx menganggap negatif
Negara, dia menganggap bahwa Negara adalah suatu alat pemaksa (instrument of coercion)
akhirnya akan lenyap seiring dengan munculnya masyarakat komunis.

 Demokrasi Rakyat
Menurut peristilahan komunis, demokrasi rakyat adalah bentuk khusus demokrasi yang
memenuhi fungsi dictator proletar. Menurut Georgi Dimitrov demokrasi rakyat merupakan :”
arah dalam masa transisi yang bertugas untuk menjamin peran Negara kea rah sosialisme” .
Pertumbuhan demokrasi rakyat berbeda beda di tiap tiap Negara sesuai dengan situasi politik
Negara tersebut. di Uni Sovyet hanya ada satu partai dalam masyarakat, golongan golongan
lainnya disingkirkan secara paksa. Di Negara Negara Eropa Timur secara resmi terdapat
system multi partai dengan keudukan serta peranan partai komunis yang dominan.
Ciri ciri demokrasi rakyat berbentuk dua : a) suatu wadah front persatuan yang merupakan
landasan kerja sama dari partai komunis dengan golongan golongan lainnya dalam penguasa.
b) penggunaan beberapa lembaga pemerintahan di Negara yang lama. Di China gagasan
demokrasi rakyat dipengaruhi oleh pemikiran Mao Zedong.
Sepanjang tahun 1989 sampai akhir tahun 1991 semua Negara komunis di Eropa Timur
mengalami transisi politik fundamental, bergeser menjauh dari komunisme. Demokrasi
Forum adalah cika bakal bagi munculnya partai di luar partai komunis Hongaria yang tidak
dipermasalahkan Moskow.
Sampai saat ini hanya ada 5 negara dari 23negara bekas komunis yang menyatakan dirinya
sebagai Negara komunis adalah Cina, Kuba , Korea Utara, Laos dan Vietnam.
Para sinology dan pegamat sering menyatakan faktor keunikan di China sebagai salah satu
alasan mengapa komunisme China bisa bertahan. Alasan lain yang dikemukakan adalah fakta
bahwa komunisme di China di bawah pimpinan Mao Zedong relative independen dari
pengaruh Uni Soviet. Faktor lain yang serin dikemukakan adalah tradisi confusion di China.
 Demokrasi nasional
1. Kritik terhadap komunisme dan runtuhnya kekuasaan komunis
Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Sovietdi tahun 1991,
yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang murni
belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk sosialisme
(Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir
punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak
buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah dilakukan
dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.
Seperti yang digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan sosialisme sebenarnya belum
mati. Ia akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di
banyak negara, komunisme berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru ataupun
komunisme khas seperti di Kuba dan Vietnam. Di negara-negara lain, komunisme masih ada
di dalam masyarakat, namun kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap
pemerintah yang berkuasa.
BAB VI
UNDANG- UNDANG DASAR
Dalam kehidupan sehari hari kita telah terbiasa menerjemahkan istilah dalam bahasa
inggrisconstitution   menjadi Undang undang dasar (UUD). Padahal
istlah constitution  adalah sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan
baik yang tertulis maupun ang tidak , yang mengatur secara mengikat cara-cara pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
UUD adalah memuat peratura tertulis maupun peraturan yang tidak tertulis, dengan kata lain
UUD memiiki unsur “ tidak tertulisnya” sedangkan setiap UUD  tak tertulis ada unsur “
tertulisnya”.
A. Sifat dan Fungsi Undang-Undang Dasar

UUD merupakan suatu perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab
dari berbagai alat kenegaraan. UUD juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan
itu dan memaparkan hubungan-hubungan diantara mereka. UUD mempunyai status legal
yang khusus, merupakan ungkapan aspriasi, cita-cita, dan standar-standar moral yang
dijunjung tinggi oleh suatu bangsa.

B. Konstitusionalisme
Ide pokok konstitusionalisme adalah pemerintah perlu di batasi kekuasaannya agar
penyelenggaraannya tidak bersifat sewenang-wenang. UUD dianggap sebagai jaminan utama
untuk melindungi warga dari perlakuan yang semena-mena.
C. Ciri-ciri Undang-Undang Dasar
1. Organisasi Negara.
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur mengubah UUD (amandemen)
4. Memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD
5. Aturan hukum yang tertinggi yang mengikat.
D. UUD dan konvensi
Konvensi ada di dalam UUD ketika aturan formal tidak memadai atau tidak jelas.
E. Pergantian Undan-Undang Dasar
Adakalanya suatu UUD dibatalkan atau diganti dengan yang baru. Hal semacam ini terjadi
jika dianggap bahwa UUD  yang ada tidak lagi  mencermikan konstelasi politik atau tidak
lagi memenuhi harapan dan aspirasi rakyat. Misalnya Negara Prancis. Dan dinegara komunis
pergantian UUD mencerminkan tercapainya tahap tertentu dalam perjuangan untuk mencapai
masyarakat komunis.
Di Indonesia kita telah melalui lima tahap perkembangan UUD, yaitu :
1. Tahun 1945( UUD republic Indonesia yang de facto hanya berlaku di wilayah jawa,
Madura dan Sumatra
2. Tahun 1949 (UUD Republik Indonesia serikat yang berlaku di seluruh Indonesia, kecuali
irian barat
3. Tahun 1950 (UUD Negara kesatuan republic Indonesia , yang berlaku di seluruh
Indonesia, kecuali irian barat)
4. Tahun 1959 (UUD republic Indonesia 1945. UUD ini mulai 1959 berlaku di seluruh
Indonesia termasuk irian barat)
5. Tahun 1999 ( UUD 1945 dengan amandemen dalam masa reformasi)
F. Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen)

Selain pergantian menyeluruh, tidak jarang Negara mengadakan perubahan sebagian UUD-
nya. Perubahan ini disebut amandemen.

G. Supremasi UUD

UUD mempunyai sifat yang lebih tinggi daripada UU biasa dan badan yang membentuknya
pun berbeda.

H. Undang-Undang Dasar Tidak Tertulis dan Undang-Undang Dasar Tertulis

Suatu UUD umumnya disebut tertulis bila merupakan sebuah naskah, sedangkan UUD tidak
tertulis tidak merupakan sebuah naskah dan banyak di pengaruhi oleh tradisi dan konvensi.

I. Undang-Undang Dasar Yang Fleksibel Dan Undang-Undang Dasar Yang Kaku


Undang undang dasar juga diklasifikasi menurut sifat fleksibel dan kaku. Dasar ini dibuat
oleh beberapa sarjana. Seperti C.F.Strong dan Rod Haque.
1. Undang undang dasar yang fleksibel
Inggris :gagasan mengenai UUD yang fleksibel berdasarkan konsep supremasi
parlemen. Selandia baru:  di Selandia Baru perubahan dari Negara federal menjadi Negara
kesatuan dalam tahun 1876, dilakukan dengan undang undang biasa.
2. Undang undang dasar yang kaku
UUD yang kaku biasanya hasil kerja dari suatu konstituante yang dianggap lebih tinggi
kekuasaannya daripada parlemen karena memiliki “kekuasaan membuat UUD”
J. UUD Indonesia
Rumusan UUD 1945 di Indonesia cukup memberi kerangka konstitusional untuk dipakai
dalam menghadapi masa depan.
BAB VII

HAK-HAK ASASI MANUSIA

Hak asasi manusia biasanya dianggap hak yang  dimiliki setiap manusia, yang melekat
atauinheren padanya karena dia adalah manusia. Dewasa ini kita membedakan tiga generasi
hak asasi manusia. Generasi pertama adalah hak sipil dan politik yang sudah lama dikenal
dan disosialisasikan dengan pemikiran Negara Negara barat. Generasi kedua adalah hak
ekonomi  social, dan budaya. Generasi ketiga adalah hak atas perdamaian dan hak atas
pembangunan, yang diperjuangkan oleh Negara dunia ketiga.

A. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Eropa

Pemikiran mengenai hak asasi di Eropa Barat berawal di abad ke-17 dengan timbulnya
konsep Hukum Alam dan serta hak-hak alam. Tetapi sebelumnya, pada Zaman Pertengahan,
masalah hak manusia sudah mulai ada di Inggris.

B. Hak Asasi Manusia Pada Abad Ke 20 Dan Awal Abad Ke 21


Dalam peembangan berikutnya terjadi perubahan dalam pemikiran mengenai hak asasi,
antara lain karena terjadinya depresi besar pada tahun 1929 sampai 1934 yang terjadi di
Amerika. Dan di Jerman timbulnya Nazismeyang dipimpim oleh Adolf hitler.
Dalam suasana seperti itu Presiden Amerika Serikat , Roosevelt pada 1941 merumuskan
empat kebebasan, yaitu kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, kebebasan beragama,
kebebasan dari ketakutan, dan kebebasan dari kemiskinan. Proses terjadinya Negara
kesejahteraan di Negara Negara barat telah berjalan sebagai sesuatu yang sewajarnya , tanpa
secara formal mengacu pada rumusan internasional mengenai Hak Asasi ekonomi.
Sementara itu, di belahan timur Eropa telah terjadi perubahan besar yang dampaknya terasa
di seluruh Eropa dan Amerika. Dan dewasa ini , Negara Negara Eropa Timur yang tadinya
berdasarkan system komunis, berada dalam transisi kea rah demokrasi dan mendekatkan diri
dengan Negara Negara barat, berikut pandangan mengenai hak asasi
 Deklarasi Universal  Hak Asasi Manusia(1948)
Pada 1948 hasil pekerjaan komisi ini, universal declarations of human rights, diterima di 48
negara. Deklarasi universal dimaksud sebagai pedoman sekaligus standar minimum yang
dicita citakan oleh seluruh umat manusia. Maka dari itu, berbagai hak dan kebebasan
dirumuskan secara sangat luas, seolah olah bebas tanpa batas. Sekaligus sifatnya yuridis,
namun mempunyai pengaruh moral, politik, dan edukatif tiada taranya. Sebagai lambang
“komitmen moral” dunia internasional pada perlindungan hak asasi manusia deklarasi ini
menjadi acuan di banyak Negara dalam undang undang dasar, serta putusan putusan hakim.   
 Dua Kovenan Internasional
Tahap kedua yang ditempuh oleh komisi hak asasi PBB adalah menyusun sesuatu yang lebih
mengikat daripada deklarasi belaka. Dalam bentuk perjanjian. Juga diputuskan untuk
menyusun dua perjanjian yakni pertama mencakup hak politik dan sipil, dan yang kedua hak
ekonomi , social dan budaya. Deklarasi ini membutuhkan waktu 28 than untuk disetujui,
naskah naskah deklarasi universal hak asasi manusia , dua kovenan serta dua optional
protocoldianggap sebagai satu kesatuan, yang dinamakan Undang Undang Internasional Hak
Asasi Manusia.
 Perdebatan dalam Forum PBB
Salah satu kesukaran adaah perbedaan sifat antara hak politik dan hak ekonomi, yang kadang
kadang menuju kesuatu “ketegangan” antara dua jenis hak asasi ini.hak politik yang
dimaksud untuk melindungi individu dari penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak penguasa,
dan berbeda denga hak ekonomi yang sukar ditentukan tolok ukur yang dapat diterima oleh
semua Negara. Perbedaan lain , adalah jika pelaksanaan hak politik memerlukan dibatasinya
peran pemerintah, maka untuk melaksanakan hak ekonomi tidak cukup hanya melaui
perundang undangan saja. Tapi pemerintah harus aktif. Perbedaan antara kedua jenis hak
manusia juga dapat dilihat pada mekanisme pengawasan.
 Pembatasan dan Konsep Non-Derogable
Pelaksanaan beberapa hak politik secara khusus diberi pembatasan yaitu perundang undangan
yang menyangkut ketertiban dan keamanan nasional dalam Negara masing masing. ,
disamping itu pasal 4 kovenan sipil dan politik member wewenang kepada Negara Negara
pihak untuk dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan bangsa dan eksistensinya,
mengurangi kewajiban kewajiban nya menurut kovenan ini.akan tetapi ada beberapa hak
yang sama sekali tidak boleh dikurangi: hak hak ini antara lain adalah hak atas hidup, hak
atas kebebasan beragama, dan hak untuk tidak dinyatakan bersalah atas tindakan yang bukan
merupakan tindakan tindak pidana pada saat dilakukannya. Hak hak tersebut bersifat tidak
boleh dikurangi ( non- derogable)
 Masalah Ratifikasi
Meratifikasi suatu perjanjian berarti bahwa Negara yang bersangkutan mengikat diri untuk
melaksanakan ketentuan ketentuan perjanjian dan bahwa ketentuan ketentuan itu menjadi
bagian dari hukum nasionalnya. Akan tetapi, setiap Negara dapat mengajukan keberatan
terhadap suatu ketentuan dalam perjanjian itu. Dari daftar Negara yang telah meratifikasi juga
jelas bahwa bagi beberapa Negara, ratifikasi hanya merupakan formalitas belaka. Jika
jalannya ratifikasi dua kovenan PBB menyita waktu lama, di tingkat regional, terutama di
Eropa Barat yang masyarakatnya lebih homogen, pelaksanaan hak asasi lebih berhasil.
 Hak dan Kewajiban:
UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RESPONSIBILITIES .   Pada 1997, interaction
council, sebagai organisasi internasional, mencanangkan suatu naskah, universal declaration
of human responsibilities  , sebagai pelengkap bagi universal declaration of human
rights  PBB.
Deklarasi tanggung jawab manusia yang diumumkan 1 september 1997 tidak hanya
bermaksud untuk menari keseimbangan antara hak dan kewajiban tetapi juga untuk
mendamaikan berbagai ideology, kepercayaan serta pandangan politik yang dimasa lampau
bersifat antagonistic. Prinsip dasar adalah tercapainya kebebasan sebanyak mungkin.
Naskah deklarasi tanggung jawab manusia sendiri pendek sekali, hanya mencakup 19 pasal.
Dalam preambule dikatakan bahwa terlalu mengutamakan hak secara esklusif, dapat
menimbulkan konflik, perpecahan dan pertengkaran tanpa akhir, di pihak lain mengabaikan
tanggung jawab manusia dapat menjurus ke chaos.
C. Hak Asasi Manusia di Indonesia

Hak asasi manusia di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sesudah dua periode represi
(rezim soekarno dan rezim soeharto), reformasi berusaha lebih memajukan hak asasi. Akan
tetapi dalam kenyataannya harus menghadapi tidak hanya pelanggaran hak secara vertikal
tetapi juga horisontal.

BAB VIII

Pembagian Kekuasaan Negara Secara Vertikal Dan Horizontal

A. Perbandingan Konfederasi, Negara Kesatuan, dan Negara Federal


 Konfederasi
Negara Negara yang tergabung dalam konfederasi itu tetap merdeka dan berdaulat, sehingga
konfederasi itu sendiri pada hakikatnya bukanlah suatu Negara, baik ditinjau dari sudut
politik maupun dari sudut huku internasional. Keaggotaan suatu Negara dalam suatu
konfederasi tidaklah menghilangkan ataupun mengurangi kedaulatannya sebagai Negara
anggota konfederasi itu.
 Negara kesatuan
Hakikat Negara kesatuan ialah bahwa kedaukatannya tidak terbagi, atau dengan kata lain
kekuasaan pemerintah pusat tidak dibatasi, karena konstitusi Negara kesatuan tidak mengakui
badan legislatif selain dari badan legislatif pusat. Ada dua ciri mutlak pada Negara kesatuan
yaitu :1. Adanya supremasi dari dewan perwakilah rakyat pusat,, dan 2. Tidak adanya badan
badan lainnya yang berdaulat.
  Negara federal
Perbedaan antara Negara federal satu sama lain banyak sekali tetapi ada satu prinsip yang
dipegang teguh, yaitu bahwa soal soal yang menyangkut Negara dalam keseluruhannya
diserahkan kepada kekuasaan federal. Penyelenggaraan kedaukatan le luar dari Negara
Negara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintah federal, sedangkan kedaulatan ke
dalam dibatasi.
 Beberapa Contoh Integrasi dalam Sejarah

Contohnya adalah Negara Amerika, Jerman, dan Belanda.

 Beberapa Macam Negara Federal


a. Federalisme di Amerika Serikat
b. Federalisme di Uni Soviet
c. Federalism di Indonesia (Republik Indonesia Serikat, Desember 1949-Agustus 1950)
B. Perkembangan Konsep Trias Politika: Pemisahan Kekuasaan Menjadi
Pembagian Kekuasaan

Trias Politika adalah anggapan bahwa kekuasaan Negara terdiri atas tiga macam kekuasaan:
kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat undang-undang, eksekutif atau kekuasaan
melaksanakan undang-undang, dan yudikatif atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran
undang-undang.

BAB IX

Badan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.


A. Badan Eksekutif
Eksekutif yakni Badan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan undang undang yang
dibuat oleh Legeslatif dan aturan-aturan turunannya, termasuk memperjelas/menjabarkan
agar undang undang tsb bisa dilaksanakan dan dimengerti oleh masyarakat. Eksekutif:Di
bawah doktrin pemisahan kekuasaan, eksekutif adalah cabang pemerintahan
bertanggung jawab mengimplementasikan, atau menjalankan hukum. Figur paling senior
secara de facto dalam sebuah eksekutif merujuk sebagai kepala pemerintahan. Eksekutif
dapat merujuk kepada administrasi, dalam sistem presidensiil, atau sebagai pemerintah.
B. Badan Legislatif

Badan Legislatif yang bertanggung jawab dalam pembuatan undang undang (Pembuat
Undang-Undang). Dan adalah badan deliberatif pemerintah dengan kuasa membuat hukum.
Legislatif dikenal dengan beberapa nama, yaitu parlemen, kongres, dan asembli nasional.
Dalam sistem Parlemen, legislatif adalah badan tertinggi dan menujuk eksekutif. Dalam
sistem Presidensiil, legislatif adalah cabang pemerintahan yang sama, dan bebas, dari
eksekutif.

C. Badan Yudikatif
Yudikatif, Badan yang mengawasi pelaksanaan undang-undang termasuk memberikan
hukuman kepada warga masyarakat yang telah terbukti melanggar peraturan perundang-
undangan. Lembaga kehakiman (atau kejaksaan) terdiri dari hakim, jaksa dan magistrat dan
sebagainya yang biasanya dilantik oleh kepala Negara masing-masing. Mereka juga biasanya
menjalankan tugas di mahkamah dan bekerjasama dengan pihak berkuasa terutamanya polisi
dalam menegakkan undang-undang.
BAB X
Partisipasi Politik
A. Sifat dan Definisi Partisipasi Politik
Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan salah suatu masalah yang
penting; dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan Negara-
negara berkembang. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik , antaralain dengan jalan memilih pimpinan
Negara; dan secara langsung dan tindak langsung , mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Di Negara-negara demokrasi konsep partisipasi politik bertolak dari paham bahwa kedaulatan
ada ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-
tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-orang yang akan
memgang tampuk pimpinan.
Partisipasi Politik erat kaitannya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa
dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan
pemerintah.  Orang yang memiliki kesadaran politik tentunya harus orang yang memiliki
pendidikan, yang kehidupannya lebih baik, dan orang-orang terkemuka. Jika Partisipasi
Politik disebuah Negara rendah pada umumnya sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat
ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap permasalahan Negara.
BAB XI
Partai Politik.
A. Sejarah Perkembangan Partai Politik

Partai politik pertama-tama lahir di Negara -negara Eropa Barat. Dengan meluasnya gagasan
bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses
politik, maka partai politik lahir secara spontan dan menjadi penghubung antara rakyat di satu
pihak dan pemerintah di pihak lain.

B. Definsi Partai Politik (Parpol)


Secara umum dapat dikatakan bahwa parpol adalah suatu kelompok terorganisir  yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dari dan merebut kedudukan politik
—(biasanya) sdengan cara konstitusional—untuk melaksanakan program-programnya.
C. Fungsi Partai Politik
Fungsi Parpol di Negara Demokrasi meliputi Parpol dapat sebagai sarana komunikasi politik,
sebagai sarana sosialisasi politik, sebagai rekrutmen politik dan sebagai sarana pengatur
konflik. Sedangkan, fungsi parpol di Negara otoriter  yaitu  untuk mencari dukungan
masyarakat untuk tidak kepuasan terhadap pemerintah dan bertujuan untuk mencapai
kedudukan atau kekuasaan yang dapat dijadikan batu loncatan guna menguasai semua parpol
yang ada dan menghancurkan sistem politik yang demokratis. Contohnya, seperti Partai
Komunis.  Sedangkan fungsi parpol di Negara Berkembang yaitu selain sebagai penyambung
aspirasi masyarakat terhadap pemerintah tetapi yang lebih terpenting merupakan sebuah
peran yang sangat diharapkan dari parpol yaitu sebagai sarana untuk memperkembangkan
integrasi nasional dan memupuk identitas nasional, karena Negara baru atau berkembang
sering dihadapkan dengan masalah – masalah berbagai macam sumber perbedaan yang ada
disebuah Negara itu.
D. Klasifikasi Sistem Kepartaian
a. Sistem Partai Tunggal, hanya ada satu partai dalam suatu negara , biasanya diterapkan
dalam negara sosialis.
b. Sistem Dwi-Partai, hanya ada dua partai dalam suatu negara , ditujukan untuk kestabilan
politik.
c. Sistem Multi-Partai, banyak partai dalam suatu negara , pendirian partai tidak dibatasi.

BAB XII
Sistem Pemilihan Umum
Dalam Ilmu Politik dikenal bermacam-macam sistem Pemilihan Umum (Pemilu) dengan
berbagai variasinya , akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu prinsip
yang pertama adalah Satu Daerah Pemilihan memilih satu wakil; biasanya disebut dengan
sistem distrik. Dan prinsip yang kedua yaitu Satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil;
biasanya dinamakan Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem Proporsional. Berikut
penjabaran mengenai kelebihan dan kekurangan sistem distrik dan proporsional yang
keduanya termasuk sistem pemilu mekanis seperti yang dijelaskan di atas. Sistem perwakilan
distrik (satu dapil untuk satu wakil) Di dalam sistem distrik sebuah daerah kecil menentukan
satu wakil tunggal berdasarkan suara terbanyak.
A. Sistem Pemilihan Umum
a. Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut
Sistem Distrik)
b. Multi-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil, biasanya
disebut Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem Proposional)
B. Kelebihan Sistem Distrik
 Sistem ini mendorong terjadinya integrasi antar partai, karena kursi kekuasaan yang
diperebutkan hanya satu.
 Perpecahan partai dan pembentukan partai baru dapat dihambat, bahkan dapat
mendorong penyederhanaan partai secara alami.
 Distrik merupakan daerah kecil, karena itu wakil terpilih dapat dikenali dengan baik
oleh komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih akrab.
 Bagi partai besar, lebih mudah untuk mendapatkan kedudukan mayoritas di parlemen.
 Jumlah partai yang terbatas membuat stabilitas politik mudah diciptakan
C. Kelemahan Sistem Distrik
 Ada kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan jumlah kursi di partai, hal
ini menyebabkan partai besar lebih berkuasa.
 Partai kecil dan minoritas merugi karena sistem ini membuat banyak suara terbuang.
 Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen dan pluralis.
 Wakil rakyat terpilih cenderung memerhatikan kepentingan daerahnya daripada
kepentingan nasional.
Kelebihan Sistem Proposional
 Dipandang lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan
persentase kursinya di parlemen.
 Setiap suara dihitung & tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil & minoritas
memiliki kesempatan untuk mengirimkan wakilnya di parlemen. Hal ini sangat mewakili
masyarakat majemuk(pluralis).
Kelemahan Sistem Proposional
 Sistem proporsional tidak begitu mendukung integrasi partai politik. Jumlah partai
yang terus bertambah menghalangi integrasi partai.
 Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal
ini memberikan kedudukan kuat pada pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di
parlemen.
 Banyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk
menjadi partai mayoritas.
     Perbedaan utama antara sistem proporsional & distrik adalah bahwa cara penghitungan
suara dapat memunculkan perbedaan dalam komposisi perwakilan dalam parlemen bagi
masing-masing partai politik.

Anda mungkin juga menyukai