Judul Buku
Penulis
Tebal Buku
: 543 halaman
Ukuran Buku
: 15 x 23 cm
Penerbit
Terbit
: Februari 2008
Cetakan
ISBN
: 978-979-22-3494-7
Jumlah Halaman
Jumlah Bab
: 12 Bab
Harga Buku
: Rp 68.425
Desain Cover
: Pagut Lubis
Perwajahan Isi
Jenis Cover
: Soft Cover
Text Bahasa
: Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan
atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi
diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik
itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis,
dan kritikan terhadap karya tersebut. Resensi bermanfaat agar kita mengetahui
tentang banyak hal, selain itu juga bermanfaat agar dapat melatih kita untuk
membaca dan menilai suatu karya dari orang lain. Selain manfaat membaca yang
menambah wawasan, membaca juga dapat membuka pemikiran kita terhadap
permasalahan agar permasalahan yang kita hadapai dapat dipecahkan dengan
pemikiran yang luas dan tidak terbatas.
Dan manfaat kita meresensi buku Dasar-Dasar Ilmu Politik ini adalah selain
untuk kita yang berkecimpung di dunia politik, orang-orang yang menyukai ilmu
politik juga dapat menimbang buku ini sebagai referensi mereka. Terlebih dengan
meresensi kita mempermudah orang lain untuk melihat dan memberikan
gambaran tentang buku tersebut dari sudut pandang kita sebagai pembaca.
Orang awam pun yang baru berkecimpung didunia politik dapat mempelajari
buku ini sebagai dasar-dasar bagaimana dan apa yang harus dia pelajari terlebih
dahulu untuk mengerti lebih lanjut tentang politik. Maka dari itulah resensi buku
Dasar-Dasar Ilmu Politik karangan Prof. Miriam Budiardjo bisa menjadi sasaran
awal untuk mempelajari ilmu politik sebelum mendalami ilmu politik yang lain.
adalah
untuk
ada dalam
unsur politik sehingga hukum merupakan patokan dari politik dan sebagai
tata cara menjalankan kenegaraan.
2) BAB II
Didalam Bab II berisi tentang konsep-konsep politik.
Teori Politik
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat
politik. Yaitu bahasan dan renungan atas :
a. Tujuan dari kegiatan politik.
b. Cara-cara mencapai tujuan itu.
c. Kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan
yang
di
kekayaan,
atau
kepercayaan.
c. Pengaruh
Kekuasaan dapat mempengaruhi sifat seseorang dalam bertindak.
Sedangkan didalam Negara pengaruh masyarakat dan pemimpin yang
memberikan kontribusi penuh bagaimana kualitas suatu Negara dapat
dinilai. Kekuasaan atau penguasa memiliki peranan dalam kemajuan
3) BAB III
Didalam Bab III berisi tentang berbagai pendekatan dalam ilmu politik.
Pendekatan
a. Pendekatan Legal/Institusional
Mulai berkembang pada abad ke-19.
Pendekatan ini menjadikan Negara sebagai fokus pokok. Terutama
segi konstitusional dan yuridisnya.
Bersifat normatif, yaitu sesuai dengan standar tertentu dengan
mengasumsikan norma-norma demokrasi Barat.
b. Pendekatan Perilaku
Berkembang di Amerika tahnun 1950-an setelah PD II.
Politik harus mengamati proses. Karena itu fokus kajian adalah
perilaku manusia sebagai sebuah gejala yang dapat di amati.
Cakupanya bukan hanya perilaku seseorang tetapi juga kesatuankesatuan yang lebih besar. Seperti ormas,elite, gerakan, dan
masyarakat politik.
Melahirkan teori sistem politik.
c. Pendekatan Neo-Marxis
Fokus analisis adalah kekuasaan dan konflik yang terjadi dalam
Negara .
Konflik antarkelas merupakan proses dialektis paling penting yang
mendorong perkembangan masyarakat.
Tidak lagi memandang konflik kelas antara borjuis dan proletar.
Konflik antara massa yang sedikit namun mempunyai banyak
fasilitas, berhadapan dengan yang banyak namun tidak mempunyai
fasilitas.
d. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Fokus penelitiannya adalah hubungan ketergantungan antara negara
dunia pertama dan dunia ketiga.
Bependapat bahwa imperialisme masih ada tetapi hadir dalam bentuk
lain. Bukan lagi penjajahan langsung, tetapi kontrol secara politik
dan ekonomi.
c. Kecuali budak, wanita dan penduduk asing, semua orang di Polis (city
state) Athena mempunyai hak pilih (franchise).
d. Sifat langsung dari demokrasi yunani kuno ini dapat diselenggarakan
secara efektif karena berlangsung dalam kondisi yang sederhana,
wilayahnya terbatas, dan jumlah penduduk sedikit (300.000 penduduk
dalam city state).
e. Dalam Negara modern demokrasi tidak lagi bersifat langsung, tetapi
merupakan
demokrasi
berdasarkan
perwakilan
(representative
democracy).
Demokrasi Konstitusional Abad ke-19: Negara Hukum Klasik
Akibat dari keinginan untuk menyelenggarakan hak-hak politik secara
efektif timbul gagasan bahwa cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan
pemerintah adalah dengan suatu konstitusi, baik bersifat naskah (written
constitutioni) atau tidak bersifat naskah (unwritten constitution).
Demokrasi Konstitusional Abad ke-20: Rule of Law yang Dinamis
Setelah PD II terjadi perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang
sangat besar. Akibat itu gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan
dalam urusan warga Negara baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi
(staatsonthouding dan laissez faire) dirubah menjadi gagasan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan karenanya
harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial.
Perkembangan Demokrasi di Asia : Pakistan dan Indonesia
a. Pakistan
Pakistan lahir tahun 1947 dan terdiri dari 2 bagian yaitu, Pakistan Barat
dan Pakistan Timur. Kedua bagian terpisah secara geografis oleh wilayah
India sepanjang 1.600 km. Pakistan mengalami krisis kepemimpinan dan
instabilitas
politik
setelah
meninggalnya
pelopor
kemerdekaan
konstitusional
yang
secara
formal
merupakan
yang
merupakan
demokrasi
konstitusional
yang
10
mencerminkan tahap pertama revolusi yang memusnahkan golongangolongan yang dianggap penindas seperti tuan tanah, pejabat agama,
pengusaha, dan polisi Czar.
Pandangan Mengenai Negara dan Demokrasi
Golongan komunis selalu bersifat ambivalen terhadap Negara. Marx
menganggap negatif Negara, dia menganggap bahwa Negara adalah suatu
alat pemaksa (instrument of coercion) akhirnya akan lenyap seiring dengan
munculnya masyarakat komunis.
Demokrasi Nasional (National Democratic State)
Akhir tahun 1950-an kaum komunis mencoba menjalin hubungan dengan
Negara-negara baru seperti Afrika dan Asia yang baru merdeka setelah PD
II, dengan harapan bahwa Negara-negara jajahan akan berubah menjadi
revolusi proletar tetapi gagal karena golongan nasional cukup mendapat
dukungan rakyat. Hal ini mendorong kaum komunis untuk melahirkan
konsepsi-konsepsi baru yang menyebabkan perubahan sikap dalam politik
Negara-negara komunis terutama Uni Soviet terhadap Negara-negara yang
baru merdeka.
Kritik terhadap Komunisme dan Runtuhnya Kekuasaan Komunis
Keruntuhan rezim komunis sejak 1989 diberbagai Negara memunculkan
beragam teori dan penjelasan, selain akibat dari kecaman terhadap
komunisme yang timbul dari kalangan non-komunisme dan anti komunis
maupun dari dunia komunis sendiri. Menurut Leslie Holmes dalam bukunya
mencoba
merangkum
berbagai
pendekatan
dengan
kelebihan
dan
11
12
13
(covenant) yaitu mengenai hak politik dan sipil, dan meliput ekonomi,
sosial, dan budaya.
c. Perdebatan dalam Forum PBB
Kesukaran yang dijumpai pada forum PBB dalam menyusun kedua
perjanjian itu salah satunya adalah perbedaan sifat antara hak politik dan
hak ekonomi, yang kadang-kadang menuju ke suatu ketegangan antara
dua jenis hak asasi.
d. Pembatasan dan Konsep Non-Derogable
Usaha untuk mencapai kata sepakat mengenai Kovenan Hak Sipil
mengalami kesukaran karena implementasi hak tersebut menyangkut
masalah hukum internasional yang sangat rumit sifatnya. Seperti didalam
Pasal 2 Piagam PBB yang menentukan bahwa badan itu tidak
diperkenankan campur tangan dalam hal-hal yang berkenaan dengan
Yuridiksi domestic masing-masing Negara.
e. Masalah Ratifikasi
Meratifikasi suatu Negara berarti bahwa Negara yang bersangkutan
mengikat diri untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan perjanjian dan
bahwa ketentuan itu menjadi hukum nasionalnya.
f. Hak dan Kewajiban
Ditengah kontroversi mengenai hak asasi sifatnya universal atau tidak,
dan mengenai keterkaitan antara hak dan kewajiban, yang menurut banyak
pengamat merupakan perbedaan pokok pandangan antara dunia Barat
dengan pandangan dunia non-Barat.
Peran Negara-Negara Dunia Ketiga
Setelah PD II banyak bermunculan Negara baru. Salah satu usaha untuk
menggalang kesetiakawanan dalam forum internasional salah satunya
dengan diadakanya konfrensi Asia-Afrika di Bandung (1955). Dan dalam
usaha
menyusun
suatu
perumusan
regional
terutamanya
ASEAN
14
15
yang
bertanggung
jawab
mengimplementasikan,
atau
(Pembuat
Undang-Undang).
Dan adalah
badan
deliberatif
16
intensif, yaitu orang yang tidak banyak menyita waktu dan biasanya tidak
berdasarkan prakarsa sendiri lebih banyak jumlahnya dibanding orang yang
secara aktif dan sepenuh waktu melibatkan diri dalam politik.
Partisipasi Politik di Negara Otoriter
Di Negara -negara otoriter seperti komunis pada masa lampau, partisipasi
massa umumnya diakui kewajarannya, karena secara formal kekuasaan ada
ditangan rakyat.
Partisipasi Politik di Negara Berkembang
Negara -negara berkembang non komunis menunjukkan pengalaman yang
berbeda-beda. Kebanyakan Negara
gagasan
bahwa
rakyat
merupakan
faktor
yang
perlu
18
2) Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah
dalam
suatu
mendukungnya.
mementingkan
distrik,
kehilangan
suara-suara
Ada
kecenderungan
wakil
kepentingan
daerah
yang
telah
tersebut
lebih
pemilihannya
dari
pada
kepentingan nasional.
3) Umumnya kurang efektif bagi suatu masyarakat heterogen
b. Sistem proporsional, yaitu sistem yang berkiblat pada jumlah penduduk
yang merupakan peserta pemilih. Berbeda dengan sistem distrik, wakil
dengan pemilih kurang akrab karena wakil dipilih lewat tanda gambar.
Sistem proporsional banyak dianut negara multi-partai, seperti
Indonesia, Italia, Belanda, dan Swedia.
Kelebihan sistem proporsional diantaranya :
1) Dianggap lebih mewakili suara rakyat karena perolehan suara partai
mendorong
partai
untuk
saling
berintegrasi
atau
bekerjasama.
2) Banyaknya partai yang bersaing, menyulitkan munculnya partai
dengan suara mayoritas.
19
digunakan pun lumayan sulit untuk dipahami, karena kalimat yang digunakan
menurut saya terlalu berbelat-belit dan tidak langsung merujuk kepada point
sesungguhnya. Sehingga butuh ketelitian ekstra ketika saya membaca buku ini
agar dapat memahami isinya, dan halaman buku yang tidak berwarna semakin
membuat minat untuk membaca buku ini bagus.
Secara keseluruhan buku ini bagus untuk dipelajari, terlebih bagi kita yang ingin
mendalami tentang politik. Sehingga dapat saya simpulkan siapa saja yang
membaca buku ini akan mendapat banyak wawasan baru tentang politik yang ada
di Indonesia dan di internasional. Tinggal bagaimana saja kita memahami benar
kata-kata dalam buku agar bisa benar-benar mengerti isi dalam buku ini.
KONTRIBUSI BUKU TERHADAP STUDI ILMU POLITIK
Sebagai ilmu yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan ilmu-ilmu sosial
yang lain, politik sebagai ilmu yang banyak digunakan dalam tatacara bernegara
dan berkehidupan menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari terlebih untuk
orang yang ingin terjun ke dunia politik. Ilmu politik pun penting dipelajari untuk
memahami secara betul bagaimana cara berpolitik yang baik, karena di zaman ini
terutama di Indonesia perpolitikan yang berlangsung banyak mengandung
pelanggaran-pelanggaran dan memiliki dalam dunia perpolitikan di Indonesia
banyak yang tidak karuan dan cenderung tidak bersih.
Tetapi, menurut saya kontribusi yang dimiliki buku ini terhadap studi ilmu
politik sangat banyak dan besar. Diantaranya kita dapat mengetahui apa itu politik,
dasar-dasar dalam berpolitik dan apa saja yang dimiliki ilmu politik. Setelah kita
tahu tentang itu semua, otomatis dalam praktiknya kita dapat melaksanakan
politik yang berdasarkan teori dan tentunya membuat kita tidak akan melakukan
penyimpangan-penyimpangan seperti yang dilakukan oleh oknum tidak
bertanggung jawab.
Karena itulah sebagai generasi muda yang akan melanjutkan perjuanganperjuangan dari pemerintah sebelumnya sudah semestinya setelah kita tahu dan
21
kita menjadi bagian dari masyarakat yang tahu akan ilmunya tentunya kita harus
menerapkannya dan memberi contoh kepada generasi muda yang lain dalam
kehidupan karena, secara tidak langsung akan semakin memperbaiki kondisi
politik bangsa saat ini, dan dapat menciptakan kehidupan bernegara yang lebih
baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ginanurulazhar.blogspot.com/2014/10/resensi-buku-dasar-dasar-ilmupolitik.html (Di akses pada tanggal 14 November 2014)
22