Anda di halaman 1dari 10

BUKU REFERENSI TENTANG ILMU POLITIK

Nama Anggota Kelompok 1 :


1. Ayu Fadilla (02011181924073)
2. Adela Osa Azzanurshafiyah
(02011281924156)
3. Dahlia Sufiani (02011181924066)
4. Dinda Maulia Dini (02011181924062)
5. Khoirul Aditiawan Fadlurrohman
(02011281924141)
6. Laura Mariana (020011281924511)
7. Mohammad Reynaldi
(02011281924179)
8. Muhammad Dzulqornain Dosen Mata Kuliah :
(02011281924116) Dra. Hj. Eva Lidya, M.Si
9. Raja Rafiariqah (02011281924139) Kelas : B
10. Salsabilla Oktaverena
(02011181924070)
PERKEMBANGAN DAN DEFINISI ILMU POLITIK

Ilmu politik sendiri adalah kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis

tentang politik. Singkatnya,politik ada di dekat setiap manusia karena politik tidak

hanya tentang persoalan yang berkenaan dengan sedikit orang seperti tarik-

menarik kepentingan di antara para elite partai politik,tapi juga bersentuhan

dengan hal paling kecil dan dihadapi banyak(bahkan jutaan) orang di sebuah

negara.

Sejarah kemunculan ilmu politik dimulai ketika ilmuwan Yunani kuno bernama

Plato menghasilkan karya-karya nya yang berjudul Republic,Statesman dan Laws.

Ketiga buku itu adalah karya klasik pertama dari ilmu politik. Dalam ketiga karya

tersebut,Plato mengajukan gagasan-gagasan tentang keadilan,political virtue,dan

macam-macam bentuk pemerintahan wilayah.

Dalam kacamata rentang waktu,Gabriel Almond membagi sejarah ilmu politik

berdasarkan sejak zaman Yunani Kuno yang kemudian dilanjutkan zaman Romawi

kuno, zaman tengahan, zaman Renaisans dan zaman Pencerahan, zaman abad ke-
Sementara menurut George B. De Huzar,perkembangan ilmu politik dapat dibagi

menjadi 3 masa yakni:

1. Zaman Yunani Kuno,pada zaman ini diyakini masyarakat susah memiliki

kesadaran yang tinggi tentang dampak dari ilmu politik dan ilmuwan politik pada

saat itu tidak hanya membahas studi tentang politik terbatas pada kacamata

formalistic seperti bagaimana struktur sebuah negara.

2. Zaman Romawi,Masa Pertengahan,dan Periode Renaisans. Di masa Romawi

kuno studi ilmu politik menonjolkan diri pada kajian hukum. Sementara itu,di masa

pertengahan persoalan yang dianggap terpenting ialah kaitan antara agama dan

negara. Lalu di masa Renaisans,karya Nicolo Machiavell,The Prince adalah karya

pertama di Eropa modern yang membantu pemisahan antara politik dan etika.

3. Zaman modern. Dari sekian banyak pendekaran,ada setidak nya dua tren

kelompok besar ilmuwan politik. Pertama,kelompok ilmuwan yang menekankan

perhatian pada fenomena legal dan kelembagaan. Kedua,kumpulan ilmuwan politik

yang sangat tertarik dengan studi mengenai perilaku dan proses politik.
Menurut John Seeley subtansi ilmu politik di awal kemunculan nya
bersifat historis. Seperti ungkapan nya “History without political
science has no fruit; political science without history has no root.”
Artinya,sejarah tanpa ilmu politik terasa hambar untuk dikaji. Ilmu
politik tanpa sejarah ibarat ilmu yang tidak memiliki akar.

Sumber : Mengenal Ilmu Politik karya Ikhsan Darmawan


ILMU POLITIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Permasalahan yang sering kali timbul adalah pertanyaan apakah ilmu politik merupakan

suatu ilmu pengetahuan atau tidak. Sebagai titik terang setiap ilmu pengetahuan

berusaha mambatasi diri pada aspek-aspek yang spesifik terutama mengenai obyek

yang menjadi ruang lingkup penelitiannya.

Para sarjana ilmu politik pada pertemuan di Paris tahun 1948 berpendapat bahwa ilmu

pengetahuan adalah “ keseluruhan dari pengetahuan yang terkoordinasi mengenai

pokok pemikiran tertentu.” . Definisi lain yang juga serupa adalah “ilmu adalah

pengetahuan yang tersusun, sedangkan pengetahuan adalah pengamatan yang disusun

secara sistematis”.

Sumber :

Althoff, Philips dan Michael Rush, Sosiologi Politik, RajaGrafindo Persada, Jakarta, Cetakan

ke- sembilan, Maret 2002

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993

Isjwara, F, Pengantar Ilmu Politik, Bina Cipta, Bandung 1986.

Rodee, Carlton clymer, Pengantar Ilmu Politik, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2
ILMU POLITIK SEBAGAI ILMU NEGARA

Ilmu politik juga fokus pada studi tentang negara. Bahkan, studi tentang negara jauh lebih

dulu muncul di zaman yunani kuno di bandingkan kajian tentang kekuasaan. Misalnya saja

karya plato yang berjudul republic yang membahas tentang bentuk dan tujuan negara.

Adapun definisi negara menurut para ahli. negara (state) menurut Laksi, adalah sebuah

masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang di batasi oleh aturan aturan untuk

sebuah cara hidup tertentu sementara itu menurut Max Weber negara ialah sebuah institusi

yang mengklaim monopoli terhadap tekanan legitimasi untuk sebuah daerah tertentu

Sumber : Buku mengenal ilmu politik Ikhsan Darmawan


ILMU POLITIK SEBAGAI KEKUASAAN

Menurut Maran (2001:190) Max Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai

kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai kehendaknya. Gejala

tersebut bersifat alamiah, karena pada hakikatnya manusia sebagai makhluk

sosial tidak terlepas akan kepentingan dirinya terhadap orang lain.

Namun, konsep kekuasaan dan otoritas dalam pandangan Max Weber timbul

adanya perbedaan makna meskipun tujuannya sama. Kekuasaan dimaknai

sebagai kekuatan atau paksaan, sedangkan otoritas berkaitan dengan proses

pengambilan keputusan dan tidak berkaitan dengan kekuatan.

Sumber : Kompasiana
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Pengertian keputusan

Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH, keputusan adalah suatu pengakhiran dari

pada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab

pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan

menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

B. Pengertian Pengambilan Keputusan

1. Menurut James A.F. Stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan

untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

2. Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif

perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari

beberapa alternatif secara sistemtis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara

pemecahan masalah.

Sumber : "TeoriPengambilanKeputusan“ Ir. M.Iqbal Hasan, M.M.


Kebijakan Umum
Sebagaimana dikemukakan di atas,ciri khas kebijakan umum (keputusan politik pada umumnya),
sebagai produk tindakan pemerintah ialah sifatnya yang mengikat dalam arti pelaksanaannya
ditegakkan dengan kewenangan memaksakan secara fisik yang dimonopoli oleh pemerintah.

Ada 4 Tipe Kebijakan Umum :


1. Kebijakan regulatif, terjadi apabila kebijakan mengandung paksaan dan akan · diterapkan
secara langsung terhadap individu.
2. Kebijakan redistributif, ditandai dengan adanya paksaan secara langsung kepada warga negara
tetapi penerapannya melalui lingkungan.
3. Kebijakan distributif, ditandai dengan pengenaan paksaan secara tidak langsung (kemungkinan
pengenaan paksaan fisik sangat jauh), tetapi kebijakan itu diterapkan secara langsung terhadap
individu.
4. kebijakan konstituen, ditandai dengan kemungkinan pengenaan paksaan fisik yang sangat jauh,
dan penerapan kebijakan itu secara tidak langsung melalui lingkungan.

Sumber: Ramlan Surbakti “Memahami Ilmu Politik”


Pembagian Atau Alokasi Definisi dan Pengertian
Pengertian Penyaluran (Distribution) dan Penempatan (Allocation)
Ada dua asumsi dasar yang menghantarkan pentingnya konsep distribusi dan alokasi sebagai bagian dari
konsep ilmu politik. Pertama, terkait dengan kewajiban pemerintah. Misalnya dalam ekonomi, pemerintah
memiliki kewajiban untuk distribusi bahan bakar, distribusi  hasil  pertanian,  alokasi  dana pembangunan dan
sebagainya.
Dalam bidang polItik, ada distribusi kekuasaan antara rakyat, dan pejabat publik. Dalam birokrasi dan
administrasi ada kewajiban untuk menjelaskan distribusi  kekuasaan antar lembaga politik yang ada dalam
struktur pemerintahan.
Pada sisi kedua, yaitu terkait dengan hakikat politik dan negara itu sendiri. sebagai sebuah organisasi sosial
yang terdiri dari berbagai kepentingan, maka masalah distribusi kekuasaaan dan alokasi menjadi hal yang
sangat penting. Bukan hanya dalam sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi kekuasaan  politik itu sendiri.
(David Easton, 1958)
Ketimpangan dalam melakukan distribusi dan alokasi ini, akan menyebabkan konflik kepentingan terjadi di
masyarakat. implikasi lebih lanjutnya adalah adanya ancaman disintegrasi sosial dan  disintegrasi politik dalam
negara.
( Harold D Lasswell, 1958).
Sarjana ilmu politik yang  menekankan  penyaluran dan penempatan sebagai kajian  politik  menganggap
 bahwa politik adalah penyaluran dan  pengalokasian  nilai-nilai secara   mengikat.

Anda mungkin juga menyukai