Anda di halaman 1dari 5

PARADIGMA

PENULISAN KARYA ILMIAH


NO. KOMPONEN
1.

PENEMUAN
MASALAH

IMPLEMENTASI SUBSTANSI

Langkah awal merealisasikan gagasan dalam


penulisan karya ilmiah adalah mengidentifikasi
secara akurat dan tepat permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan. Dua pertanyaan yang
perlu diajukan: (i) What do I know about? dan (ii)
What am I interested in? Permasalahan adalah
subjek.

Substansi permasalahan bukanlah sekedar konstelasinya, tetapi pada construct, concept, dan variables. Penentuan permasalahan didasarkan atas:
the criterion of interest, the economic criterion, the
investigators ability, and the criterion of uniqueness. Permasalahan ada, karena ada kesenjangan antara: (i) yang seharusnya dengan yang ada;
(ii) apa yang diperlukan dengan yang tersedia; (iii)
harapan dengan kenyataan.

Latar belakang meliputi: (i) Mengapa penulisan


dilakukan?; (ii) Apa latar belakang sosial budayanya?; (iii) Bagaimana relevansi penulisan dengan
subjek?; (iv) Adakah penulisan sebelumnya?; (v)
Adakah informasi yang relevan?

Ruang lingkup adalah konstelasi sistem yang


menjadi lokus subjek. Secara khusus dapat juga
difokuskan pada jaringan aspek atau komponen
subjek, variabel terpilih, atau konstruk dominan.
Ruang lingkup bukan wacana teoretis, tetapi fenomena subjek.

Tujuan penulisan adalah menjawab permasalahan melalui proyeksi hasil yang jelas dan sekaligus
menjawab ruang lingkup permasalahannya. Tujuan
harus realistik dan terukur (meassurable).

Asumsi dan hipotesis, asumsi merupakan landasan berpikir dan hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan yang harus diuji
secara emperik. Tidak semua penulisan memerlukan asumsi atau hipotesis.

Latar
Belakang

Ruang
Lingkup

Tujuan
Penulisan

Asumsi &
Hipotesis

HAND OUT

NO. KOMPONEN
2.

STUDI PUSTAKA

Acuan
Paradigma

IMPLEMENTASI SUBSTANSI

Kriteria: pemilihan acuan menggunakan: (i) prinsip


kemutakhiran (recency) dan (ii) prinsip relevansi.
Kecuali untuk penulisan yang bernilai historis dan
dokomentatif, prinsip otensitas dan signifikansi
menjadi penting untuk diterapkan.

Sumber: berdasarkan sumbernya, acuan untuk


penulisan dapat dibedakan menjadi: (i) secondary
sources; dan (ii) primary sources. Dapat dijelaskan
bahwa Secondary source materials in education
include any publications written an author who was
not a direct observer or participant in the event
described; dan primary sources is a direct description of an occurrence by an individual who
actually observed or witnessed the occurrence

Kerangka teori: dari berbagai informasi yang terkumpul diramu secara deduktif maupun induktif
dalam sebuah kerangka teori. Pada akhir studi
pustaka dapat disusun sebuah model teoretikal
yang menggambarkan secara skematis kerangka
pemikiran yang mendasari seluruh proses
penulisan.

Acuan paradigma: disusun berdasarkan berbagai


proposisi teoretik, evidensi, eksplanasi, dan uraian
konseptual. Acuan paradigma ini secara implementatif disusun menjadi acuan teori yang memberikan
dukungan terhadap tesis dan subjek yang diangkat
dalam penulisan.

Acuan informasi: informasi yang diutamakan adalah berbagai hasil penelitian serupa yang pernah
dilakukan sebelumnya. Informasi ini diperlukan untuk menghindari duplikasi dan replikasi penulisan,
sehingga penulisan memiliki nilai tambah terhadap
keilmuan yang ada.

Acuan metodologi: acuan metodologi ini sangat


diperlukan untuk menentukan metode yang tepat
untuk mengangkat penulisan sebuah subjek. Penentuan metode penulisan berkaitan langsung dengan teknik pembahasan, bentuk sajian, dan hasil
yang diharapkan.

Acuan
Informasi

Acuan
Metodologi

HAND OUT

NO. KOMPONEN
3.

METODOLOGI
PENULISAN

IMPLEMENTASI SUBSTANSI

Aplikasi metodologi: pemilihan metodologi sangat


bergantung kepada jenis pendekatan penulisan.
Oleh sebab itu, aplikasi metodologi memerlukan
justifikasi pemilihan metode terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan dari segi: konsepsional, teknis,
dan fisibilitasnya.

Model disain: aplikasi pemilihan metode akan tampak pada penentuan model disain, strategi, teknik,
dan berbagai instrumen yang diperlukan. Pada setiap model disain selalu memerlukan pemilihan metode yang sesuai untuk model tersebut.

Pendekatan: pendekatan ilmiah merupakan pemahaman terhadap gejala melalui metodologi ilmiah
yang mengutamakan proses logika-hipotetik-verifikatif sebagai perkawinan deduksi dan induksi.
Dalam penulisan dapat digunakan pendekatan
disipliner (satu cabang ilmu) atau interdisipliner
(beberapa cabang ilmu/eclectic).

Metode: banyak cara/metode yang dapat dipergunakan untuk menulis karya ilmiah. Cara-cara ini
sangat bergantung pada genre karya ilmiah yang
akan ditulis. Jika menginginkan menulis hasil penelitian, maka metode yang digunakan tentu sesuai
dengan jenis penelitian yang dilakukan. Itupun sangat bergantung pada subjeknya. Misalnya jika
mengangkat fenomena sastra, maka dapat menggunakan metode: positivistik, biografis, intuitif, dan
dialektik. Kemudian jika mengangkat fenomena
pengajaran, maka dapat menggunakan metode:
deskriptif, eksperimen, pengembangan, kasus,
korelasional, dsb.

Data: pada prinsipnya data adalah substansi variabel yang berhasil diperoleh dalam suatu proses
penulisan melalui teknik pengumpulan tertentu.
Berdasarkan sifatnya, data dapat berupa data lunak (soft data) dan data keras (hard data). Data
dapat pula berupa angka-angka, data verbal, dan
data nonverbal. Oleh sebab itu, instrumen pengumpul data dapat berupa: (i) human instrument; dan
(ii) technical instrument.

Pendekatan

Metode

Data

HAND OUT

NO. KOMPONEN
4.
PEMAKAIAN
BAHASA

IMPLEMENTASI SUBSTANSI

Bahasa ilmiah: Pemakaian bahasa dalam penulisan karya ilmiah harus mampu membangun wacana
ilmiah yang ditandai oleh karakteristik keterbacaan
wacana ilmiah dan ekspresi ilmiah yang konseptual
dan informatif. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat
untuk menyampaikan informasi ilmiah. Informa-si
itu harus disampaikan dengan bahasa yang je-las,
bebas dari makna ambiguitas dan figuratif.

Ragam: ragam bahasa ilmiah memiliki ciri cendekia, lugas, jelas, formal, objektif, konsisten, dan
bertolak dari gagasan. Dalam kaitan ini, (i) diksi
harus tepat; (ii) penyusunan kalimat efektif; dan (iii)
paragraf harus kohesif dan koheren.

Retorika: menggunakan retorika keilmuan, yakni


menggunakan kata-kata yang netral dari nilai
sastra, lugas, tidak emosional, logis dan objektif.
Secara prinsip harus berada dalam konstelasi
trivium, yaitu logika, gramatika, dan retorika.

Fungsi: dalam kajian makna, bahasa memiliki


fungsi: (i) ideasional, merupakan pengungkap
makna (ekspresional & logikal); (ii) interpersonal,
merupakan pembentuk hubungan sosial; dan (iii)
tekstual, berperan membentuk teks atau wacana.

Sistematika Penulisan: sebagai upaya pengorganisasian komponen/materi tulisan, sistematika


penulisan dimaksudkan untuk memaparkan gagasan secara komprehensif dan sistematis

Format Penulisan: merupakan upaya penampilan


teks agar memenuhi standar perwajahan genre
yang bersangkutan. Format memberikan kesan
perwajahan yang sugestif dan meminimalkan beban kognitif melalui kesan visual yang artistik. Format harus kreatif dan tetap pada karakteristiknya.

Ejaan Penulisan: Kaidah ejaan merupakan tata


cara penulisan yang mengimplementasikan sistem
pengelolaan bahasa untuk menjadi bahasa yang
baku. Ejaan harus dipahami sebagai aturan agar
menulis dengan baik dan benar dalam suatu

Ragam

Retorika

Fungsi

TEKNIK
PENULISAN

Sistematika

Format

Ejaan

HAND OUT

NO. KOMPONEN

IMPLEMENTASI SUBSTANSI
bahasa.

HAND OUT

Anda mungkin juga menyukai