Anda di halaman 1dari 24

RESENSI BUKU

“DASAR – DASAR ILMU POLITIK”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pengantar Ilmu Politik (PIP)

Dosen pengampu : Prof. Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.

Disusun oleh :

Nama : Deasita Angelika Tatontos

NIM : 2350121168

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2023
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Dasar - Dasar Ilmu Politik

Penulis :Prof. Miriam Budiarjo

Tebal Buku : 543 halaman

Ukuran Buku : 15 x 23 cm

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit : Februari 2008

Cetakan : Keempat, Oktober 2009

Jumlah Halaman : xxvii + 517 Halaman

Jumlah Bab : 12 Bab

Harga Buku : Rp 68.425

Desain Cover : Pagut Lubis

Perwajahan Isi : Muhammad Riyadh, Ryan Pradana

Jenis Cover : Soft Cover

Text Bahasa : Bahasa Indonesia


PENDAHULUAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau
pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai
kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel,
maupun film dengan cara memaparkan data-data, synopsis, dan kritikan terhadap karya
tersebut.

Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau
recensere yang memiliki arti melihat Kembali, menimbang atau melihat. Dalam bahasa
Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah
review.

Resensi buku di samping membuat kita tahu akan banyak hal, tapi melatih kita untuk
aktif membaca karena Orang yang menyukai aktivitas membaca, hasilnya, mereka tidak
akan berpikir sempit ketika menghadapi masalah-masalah yang sedang dialaminya.
Serta mempunya potensi dan kecenderungan yang bijak dalam menyikapi kejadian-
kejadian sehari-hari disekitarnya. Tapi, bagi orang yang ingin berbuat lebih dan mau
berbagi ilmu kepada orang lain, membaca saja tidak cukup. Mereka perlu memiliki
keterampilan lagi yaitu ketrampilan meresensi buku.

Resensi buku non fiksi di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini memang
membuat kita enggan melakukannya karena memang lebih asyik meresensi buku fiksi.
Akan tetapi meresensi buku buku non fiksi seperti buku politik ini sudah pasti sangat
berguna apalagi bagi kita yang suka akan dunia politik, sudah tentu kita harus tau dasar-
dasarnya,oleh karena itu penulis akan meresensi buku politik ini supaya bertambah ilmu
dan wawasan.
ISI / SUBSTANSI BUKU

BAB I

Berisi tentang sifat, arti dan hubungan ilmu politik dengan ilmu pengetahuan lainnya

] Perkembangan dan Definisi Ilmu Politik

Ilmu politik lahir dan berkembang dangang cabang-cabang ilmu sosial lainnya
yaitu pada ke-19. Politik adalah ilmu yang mempelajari tentang politik atau
kepolitikan sedangkan politik sendiri adalah usaha menggapai kehidupan yang
baik. Menurut Miriam Budiardjo politik sebagai berbagai macam kegiatan yang
terjadi di suatu negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut.

] Ilmu Politik Sebagai Ilmu pengetahuan

Sebagai ilmu pengetahuan politik memberikan penjelasan tentang tatacara dan


bagaimana politik berlangsung.

] Definisi Ilmu Politik


1. Negara = Suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang sah yang di taati oleh rakyatnya.
2. Kekuasaan = Kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi perilaku seseorang sesuai dengan keinginanya.
3. Pengambilan keputusan = Hasil dari membuat beberapa pilihan dan
menunjukan pada proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai.
4. Kebijakan Umum ( Public Policy, Beleid )= Berbagai keputusan
tentang bagaimana mencapai tujuan.
5. Pembagian ( Distribution ) atau alokasi + Pembagian dan penjatahan
nilai – nilai dalam masyarakat.

Bidang-Bidang Ilmu Politik :

A. Teori Politik
1. Teori Politik
2. Sejarah Perkembangan Ide-Ide Politik
B. Lembaga-Lembaga Politik
1. Undang-Undang Dasar
2. Pemerintahan Nasional
3. Pemerintahan Daerah dan Lokal
4. Fungsi Ekonomi dan Sosial dari Pemerintah
5. Perbandingan Lembaga-Lembaga Politik
C. Partai-Partai, Golongan-Golongan ( Groups ), dan Pendapatan Umum
1. Partai-Partai Politik
2. Golongan-Golongan dan Asosiasi -Asosiasi
3. Partisipasi Warga Negara Dalam Pemerintah dan Administrasi
4. Pendapatan Umum
D. Hubungan internasional
1. Politik Internasional
2. Organisasi-Organisasi dan Administrasi Internasional
3. Hukum Internasional

Ilmu politik juga berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan lain seperti sejarah dan
filsafat.

a. Sejarah
Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, karena
menyumbang bahan yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih
lanjut. Perbedaan pandangan antara ahli sejarah dan sarjana ilmu politik bahwa
ahli sejarah selalu melihat masa lampau dan inilah yang menjadi tujuannya,
sedangkan sarjana ilmu politik biasanya lebih melihat ke depan (future
oriented)
b. Filsafat
Filsafat dalam Politik adalah usaha untuk secara rasional dan sistematis untuk
mencari pemecahan atau jawaban yang menyangkut kehidupan politik terutama
mengenai sifat hakiki, asal mula, dan nilai negara.
Ilmu Politik juga berhubungan dengan Ilmu-Ilmu Sosial lain

a. Sosiologi
Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar
belakang, susunan, dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok dalam kelompok masyarakat.
b. Antropologi
Antropologi dalam perkembangan ilmu politik menyumbang pengertian dan
teori tentangb kedudukan serta peran berbagai satuan sosial budaya yang lebih
kecil dan sederhana. Ilmu Ekonomi
Kerjasama antara ilmu ekonomi dan ilmu politik dibutuhkan untuk
menganalisisi siasat-siasat pembangunan nasional.
c. Psikologi Sosial
Kegunaan psikologi sosial dalam ilmu politik adalah untuk menganalisis secara
lebih mendalam makna dan perang orang yang berpengaruh, kondisi sosial
ekonomi, serta ciri-ciri kepribadian yang memungkinkannya menjadi orang
yang berpengaruh.
d. Geografi
Geografi memengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat dan karena
itu mutlak harus diperhitungkan dalam Menyusun politik luar negri dan politik
nasional.
e. Ilmu Hukum
Hukum di dalam politik berguna untuk mengatur dan melaksanakan undang-
undang merupakan patokan dari politik dan sebagai tata cara menjalankan
kenegaraan.

BAB II

KONSEP-KONSEP POLITIK
Di dalam BAB 2 berisi tentang konsep-konsep dari Ilmu Politik. Teori Politik adalah
bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat politi. Bahasannya dan renungan
di atas yaitu :

a. Tujuan dan kegiatan politik


b. Cara-cara mencapai tujuan itu
c. Kemungkinan- kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh
suatu politik tertentu
d. Kewajiban-kewajiban (obligations) yang diakibatkan oleh tujuan politik itu

Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik ini mencakup masyarakat, kelas sosial,
negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, Lembaga-lembaga
negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan sebagainya.

A. Masyarakat
Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antarmanusia. Dan didalam
ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok.
Dimana kelompok-kelompok itu adalah karena dua sifat manusia yang bertentangan satu
sama lain, disatu pihak dia ingin bekerja sam dipihak yang lain dia cenderung untuk
bersaing dengan sesama manusia.

B. Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, negara adalah organisasi pokok dari
kekuasaan politik. Dan negara pun memiliki tugas untuk mengendalikan mengatur
gejala-gejala kekuasaan yang asosial yang bertentangan satu sama lain dan tugas untuk
mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan gologan-golongan kearah
tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.

Sifat-Sifat Negara :
a. Sifat memaksa
b. Sifat monopoli

c. Sifat mencakup semua

unsur-unsur Negara :
1) Wilayah
2) Penduduk
3) Pemerintah
4) Kedaulatan

 Konsep Kekuasaan

a. Definisi
Kekuasaan adalah kemampuan seoraang pelaku untuk mempengaruhi perilaku
seseorang, sehingga seseorang tersebut menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku
yang mempunyai kekuasaan.

b. Sumber Kekuasaan
sumber Kekuasaan dapat berupa kedudukan,kekayaan atau,kepercayaan .

c. Pengaruh
kekuasaan dapat mempengaruhi sifat seseorang dalambertindak . sedangkan didalam
negara pengaruh masyarakat dan peimpin yang memberikan kontribusi penuh bagaimana
kualitas suatu negara dapat dinilai.

BAB III

Didalam Bab III berisi tentang berbagai pendekatan dalam ilmu politik.
• Pendekatan
- Mulai berkembang pada abad ke-19.

- Pendekatan ini menjadikan Negara sebagai fokus pokok. Terutama segi


konstitusional dan yuridisnya.

-Bersifat normatif, yaitu sesuai dengan standar tertentu dengan mengasumsikan


norma-norma demokrasi Barat.
B. Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah
organisasi pokok dari kekuasaan politik. Dan Negara pun memiliki tugas
untuk mengendalikan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial yang
Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah
organisasi pokok dari kekuasaan politik. Dan Negara pun memiliki tugas
untuk mengendalikan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial yang
Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah
organisasi pokok dari kekuasaan politik. Dan Negara pun memiliki tugas
untuk mengendalikan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial yang
Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah
organisasi pokok dari kekuasaan politik. Dan Negara pun memiliki tugas
untuk mengendalikan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial yang
Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah
organisasi pokok dari kekuasaan politik. Dan Negara pun memiliki tugas
untuk mengendalikan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial yang
Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah
organisasi pokok dari kekuasaan politik. Dan Negara pun memiliki tugas
untuk mengendalikan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosBAB IDidalam Bab.III ini
berisi tentang berbagai pendekatan dalam ilmu p

Pendekatan a. Pendekatan Legal/Insti- Mulai berkemang pada abad ke-19


norma demokrasi Barat.
b. Pendekatan Perilaku
- Berkembang di Amerika Tahun !950-an setelah PD II.
- Politik harus mengamati proses. Karena itu fokus kajian adalah perilaku manusia
sebagai sebuah gejala yang dapat di amati.
- cakupnya bukan hanya perilaku seseorang tetapi juga kesatuan-kesatuan yang
lebih besar. Seperti ormas,elite,gerakan dan masyarakat politik.
- Melahirkan teori sistem poitik .
c. Pendekatan Neo-Marxis
- Fokus analisis adalah kekuasaan dan konflik yang terjadi didalam negara
- Konflik antar kelas merupakan proses dialektis palig penting yang mendorong
perkembangan masyarakat.
- Tidak lagi memandang konflik kelas
- Konflik ntar masa yang sedikit namun mempunyai banyak fasilitas, berhadapan
dengn yang banyak namun tidak mempunyai fasilitas.
d. Teori Ketergantungan (depedency theory)
- Fokuas penelitiannya adalah fokus ketergantungan antara negara dunia pertama
dan dunia ketiga.
- Berpendapat bahwa imperalisme masih ada tetapi hadir dalam bentuk lain.
Bukan lagi penjajahan langsung, tetapi kontrol secara politik dan ekonomi.
e. Pendektan Pilihan Rasional (Rational Choice)
- Pendekatan ini berkembang akibat ilmu ekonomi dalam politik
- Fokus kajian pada pilihan rasional manusia.
- Individ adalah aktor terpenting dalam dunia politik.
- Manusia adalah makhluk rasional yang berusaha memaksimalkan kepentingan
sendiri.
- Pendekatan ini dipicu pendekan behavioralis yang memandang politik dan
kebijakan publik sebagai hasil dari perilaku kelompok besar atau massa dan
pemerintah.
- Bersifat saling mempengaruhi: Perilaku aktor membentuk institusi, namun
institusi juga mempengaruhi actor.

BAB IV

Didalam bab IV berisi tentang demokrasi.


• Beberapa Konsep Mengenai Demokrasi
Didalam demokrasi ada beberapa istilah demokrasi yaitu ada demokrasi
konstitusional, demokrasi parlementer, Demokrasi Terpimpin, Demokrasi
Pancasila, demokrasi rakyat, Demokrasi Soviet, demokrasi nasional, dan
sebagainya.
• Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional adalah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah
pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak
sewenang-wenang terhadap warga negara nya.
• Sejarah Perkembangan
a. Istilah demokrasi sendiri berasal dari abad ke – 5 SM yang pada waktu itu
digunakan untuk menunjukkan masyarakat yang berkumpul di dalam sidang
Dewan Eklesia atau Dewan Rakyat Yunani Kuno.
b. Di Yunani Kuno, tepatnya di Polis Athena (abad ke-6 sampai abad ke-3 SM),
pelaksanaan demokrasi bersifat langsung (direct democracy), yaitu suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan
secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur
mayoritas.
c. Kecuali budak, wanita dan penduduk asing, semua orang di Polis (city state)
Athena mempunyai hak pilih (franchise).
d. Sifat langsung dari demokrasi yunani kuno ini dapat diselenggarakan secara
efektif karena berlangsung dalam kondisi yang sederhana, wilayahnya terbatas,
dan jumlah penduduk sedikit (300.000 penduduk dalam city state).
e. Dalam Negara modern demokrasi tidak lagi bersifat langsung, tetapi merupakan
demokrasi berdasarkan perwakilan (representative democracy).
• Demokrasi Konstitusional Abad ke-19: Negara Hukum Klasik
Akibat dari keinginan untuk menyelenggarakan hak-hak politik secara efektif timbul
gagasan bahwa cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan pemerintah adalah
dengan suatu konstitusi, baik bersifat naskah (written constitutioni) atau tidak
bersifat naskah (unwritten constitution).
• Demokrasi Konstitusional Abad ke-20: Rule of Law yang Dinamis
Setelah PD II terjadi perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang sangat besar.
Akibat itu gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan
warga Negara baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi (staatsonthouding
dan laissez faire) dirubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggung jawab
atas kesejahteraan rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi
dan sosial.

• Perkembangan Demokrasi di Asia : Pakistan dan Indonesia


a. Pakistan
Pakistan lahir tahun 1947 dan terdiri dari 2 bagian yaitu, Pakistan Barat dan Pakistan
Timur. Kedua bagian terpisah secara geografis oleh wilayah India sepanjang
1.600 km. Pakistan mengalami krisis kepemimpinan dan instabilitas politik
setelah meninggalnya pelopor kemerdekaan Mohammad Ali Jinnah dan Liaquat
Ali Khan. Kemudian, timbulah masalah penyusunan UUD baru pada tahun 1956
yang tidak selesai sampai terpilihnya Ayub Khan sebagai Presiden dengan diberi
tugas untuk menyusun UUD. Pada tahun 1968 Ayub Khan menyerahkan
kekuasaannya kepada Yahya Khan. Yahya Khan membuat janji-janji yang
awalnya menguntungkan tetapi pada 2 partai besar justru terpecah belah menjadi 2
negara yaitu Pakistan dan Bangladesh.
b. Indonesia
Perkembangan demokrasi sejarah Indonesia dapat dibagi dalam empat masa, yaitu:
a) Masa Republik Indonesia I (1945-1959), yaitu masa demokrasi (konstitusional)
yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Karena itu dapat
dinamakan Demokrasi Parlementer.
b) Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang
dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara
formal merupakan landasannya, dan menunjukan beberapa aspek demokrasi
rakyat.
c) Masa Republik Indonesia III (1965-1998), yaitu masa Demokrasi Pancasila yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.
d) Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang), yaitu masa Reformasi yang
menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-
praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III.
BAB V

Didalam Bab V berisi tentang komunisme, demokrasi menurut terminologi


komunsime, dan perkembangan post-komunisme.
• Ajaran Karl Marx
Marxisme merupakan suatu paham yang mengikuti pandangan-pandangan Karl Marx
(1818-1883). Karl Marx adalah seorang filsuf besar berkebangsaan Prusia
(sekarang Jerman). Merupakan salah seorang pakar dalam bidang sejarah, filsafat,
sosial-politik dan ekonomi.
• Perkembangan Marxisme-Leninisme di Uni Soviet
Lenin memimpin revolusi 1917 dan menguasai Uni Soviet sampai saat meninggalnya
tahun 1924. Revolusi ini membentuk diktator proletariat seperti yang dibayangkan
oleh Marx. Undang-Undang Dasar 1918 mencerminkan tahap pertama revolusi
yang memusnahkan golongan-golongan yang dianggap penindas seperti tuan
tanah, pejabat agama, pengusaha, dan polisi Czar.
• Pandangan Mengenai Negara dan Demokrasi
Golongan komunis selalu bersifat ambivalen terhadap Negara. Marx menganggap
negatif Negara, dia menganggap bahwa Negara adalah suatu alat pemaksa
(instrument of coercion) akhirnya akan lenyap seiring dengan munculnya
masyarakat komunis.
• Demokrasi Nasional (National Democratic State)
Akhir tahun 1950-an kaum komunis mencoba menjalin hubungan dengan Negara-
negara baru seperti Afrika dan Asia yang baru merdeka setelah PD II, dengan
harapan bahwa Negara-negara jajahan akan berubah menjadi revolusi proletar
tetapi gagal karena golongan nasional cukup mendapat dukungan rakyat.
• Kritik terhadap Komunisme dan Runtuhnya Kekuasaan Komunis
Keruntuhan rezim komunis sejak 1989 diberbagai Negara memunculkan beragam
teori dan penjelasan, selain akibat dari kecaman terhadap komunisme yang timbul
dari kalangan non-komunisme dan anti komunis maupun dari dunia komunis
sendiri. Menurut Leslie Holmes dalam bukunya mencoba merangkum berbagai
pendekatan dengan kelebihan dan kekurangannya untuk mencoba menjelaskan
kejatuhan rezim komunisme diberbagai Negara, menjelaskan kejatuhan rezim
komunis karena factor Gorbachev, kegagalan ekonomi, peran kekuatan oposisi,
kompetisi dengan Negara-negara Barat, dan lain-lain.
BAB VI

Didalam bab VI berisi tentang Undang-Undang Dasar.


• Sifat dan Fungsi Undang-Undang Dasar
UUD merupakan suatu perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan
tanggung jawab dari berbagai alat kenegaraan. UUD juga menentukan batas-batas
berbagai pusat kekuasaan itu dan memaparkan hubungan-hubungan diantara
mereka. UUD mempunyai status legal yang khusus, merupakan ungkapan
aspriasi, cita-cita, dan standar-standar moral yang dijunjung tinggi oleh suatu
bangsa.
• Konstitusionalisme
UUD tidak dapat lepas dari konsep konstitusionalisme yaitu suatu konsep yang telah
berkembang sebelum UUD pertama dirumuskan, ide pokok konstitusionalisme
adalah bahwa pemerintah perlu dibatasi kekuasaanya (the limited state), agar
penyelenggaraanya tidak bersifat sewenang-wenang.
• Ciri-ciri Undang-Undang Dasar
a. Organisasi Negara.
b. Hak-hak asasi manusia.
c. Prosedur mengubah UUD (amandemen)
d. Memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD
e. Aturan hukum yang tertinggi yang mengikat.
• Undang-Undang Dasar dan Konvensi
Konvensi itu sendiri adalah aturan perilaku kenegaraan yang didasarkan tidak pada
undang-undang melainkan pada kebiasaan ketatanegara an dan presiden.
Konvensi ada didalam semua sistem UUD, dan biasanya memberikan panduan
ketika aturan formal tidak memadai atau tidak jelas.
• Pergantian Undang-Undang Dasar
Pergantian undang-undang terjadi jika dianggap bahwa UUD yang ada tidak lagi
mencerminkan konstelasi politik atau tidak lagi memenuhi harapan dan aspirasi
rakyat.
Lima tahap perkembangan UUD yang dilalui Indonesia:
1. Tahun 1945 UUD RI defacto berlaku di Jawa , Madura dan sumatera.
2. Tahun 1949 UUD RIS berlaku di seluruh Indonesia kecuali Irian barat.
3. Tahun 1950 NKRI berlaku diseluruh Indonesia kecuali Irian Barat
4. Tahun 1959 UUD RI 1945 berlaku di seluruh Indonesia.
5. Tahun 1999 UUD 1945 dengan amademen masa reformasi.
• Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen)
Selain pergantian menyeluruh, tidak jarang Negara mengadakan perubahan sebagian
UUD-nya. Perubahan ini disebut amandemen.
• Supremasi Undang-Undang Dasar
UUD berbeda dengan undang-undang biasa. UUD mempunyai sifat yang lebih tinggi
daripada UU biasa dan badan yang membentuknya pun berbeda.
• Undang-Undang Dasar Tidak Tertulis dan Undang-Undang Dasar Tertulis
Suatu UUD umumnya disebut tertulis bila merupakan sebuah naskah, sedangkan
UUD tidak tertulis tidak merupakan sebuah naskah dan banyak di pengaruhi oleh
tradisi dan konvensi.
• Undang-Undang Dasar yang Fleksibel dan Undang-Undang Dasar yang Kaku
Suatu UUD yang dapat di ubah dengan prosedur yang sama dengan prosedur
membuat undang-undang disebut fleksibel seperti di Inggris. UUD yang hanya
dapat di ubah dengan prosedur yang berbeda dengan prosedur membut Undang-
undang di sebut kaku.
• Undang-Undang Dasar Indonesia
UUD yang berlaku saat ini dahulu sudah mengalami beberapa kali pergantian yaitu,
dari UUD 1945, kemudian diganti UUD RIS 1949, lalu berganti lagi dengan UUD
Sementara 1950, dan akhirnya kembali ke UUD 1945 dan itu juga sudah
mengalami beberapa amandemen.
BAB VII

Didalam Bab VII berisi tentang hak-hak asasi manusia.


• Perkembangan Hak Asasi Manusia di Eropa
Pemikiran mengenai hak asasi di Eropa Barat berawal di abad ke-17 dengan timbulnya konsep
Hukum Alam dan serta hak-hak alam. Tetapi sebelumnya, pada Zaman Pertengahan, masalah
hak manusia sudah mulai ada di Inggris.
• Hak Asasi Manusia pada Abad ke-20 dan Awal Abad ke-21
Karena terjadinya depresi besar (the Great Depression) terjadi perubahan pemikiran mengenai
hak asasi sekitar tahun 1929-1934. Dan muncul berbagai pandangan mengenai hak asasi setelah
terjadinya perpecahan dalam dunia komunis di Eropa Timur tahun 1989.
a. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948)
Dalam sidang komisi Hak Asasi Manusia, kedua jenis hak asasi manusia dimasukkan sebagai
hasil kompromi antara Negara -negara Barat dan Negara -negara lain, walaupun hak politik
masih lebih dominan.
b. Dua Kovenan Internasional

Tahap kedua yang ditempuh oleh Komisi Hak Asasi PBB adalah menyusun suatu yang lebih
mengikat dibanding deklarasi dalam bentuk perjanjian (covenant). Dan diputuskan untuk
menyusun dua perjanjian (covenant) yaitu mengenai hak politik dan sipil, dan meliput ekonomi,
sosial, dan budaya.

c.Perdebatan dalam Forum PBB


Kesukaran yang dijumpai pada forum PBB dalam menyusun kedua perjanjian itu salah satunya
adalah perbedaan sifat antara hak politik dan hak ekonomi, yang kadang-kadang menuju ke suatu
“ketegangan” antara dua jenis hak asasi.
d.Pembatasan dan Konsep Non-Derogable
Usaha untuk mencapai kata sepakat mengenai Kovenan Hak Sipil mengalami kesukaran karena
implementasi hak tersebut menyangkut masalah hukum internasional yang sangat rumit sifatnya.
Seperti didalam Pasal 2 Piagam PBB yang menentukan bahwa badan itu tidak diperkenankan
campur tangan dalam hal-hal yang berkenaan dengan Yuridiksi domestic masing-masing Negara.
e.Masalah Ratifikasi
Meratifikasi suatu Negara berarti bahwa Negara yang bersangkutan mengikat diri untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan perjanjian dan bahwa ketentuan itu menjadi hukum
nasionalnya.
f.Hak dan Kewajiban
Ditengah kontroversi mengenai hak asasi sifatnya universal atau tidak, dan mengenai keterkaitan
antara hak dan kewajiban, yang menurut banyak pengamat merupakan perbedaan pokok
pandangan antara dunia Barat dengan pandangan dunia non-Barat.
•Peran Negara-Negara Dunia Ketiga
Setelah PD II banyak bermunculan Negara baru. Salah satu usaha untuk menggalang
kesetiakawanan dalam forum internasional salah satunya dengan diadakanya konfrensi Asia-
Afrika di Bandung (1955). Dan dalam usaha menyusun suatu perumusan regional terutamanya
ASEAN menghasilkan deklarasi Kuala Lumpur.
a.African (Banjul) Charter on Human and People’s Rights (1981)
b.Cairo Declaration on Human Rights in Islam (1990)
c.Singapore White Paper on Shared Values (1991)
d.Bangkok Declaration (1993)
e.Vienna Declaration and Programme of Action (1993)
•Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak asasi manusia di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sesudah dua periode represi
(rezim soekarno dan rezim soeharto), reformasi berusaha lebih memajukan hak asasi. Akan tetapi
dalam kenyataannya harus menghadapi tidak hanya pelanggaran hak secara vertikal tetapi juga
horisontal.

BAB VIII

Didalam Bab VIII berisi tentang pembagian kekuasaan secara vertikal dan horizontal.
•Perbandingan Konfederasi, Negara Kesatuan, dan Negara Federal
Pembagian kekuasaan menurut tingkat dapat dinamakan pembagian kekuasaan secara vertikal,
yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan atau dapat juga dinamakan
pembagian kekuasaan secara territorial. Persoalan sifat kesatuan atau sifat federal dari sesuatu
Negara sungguhnya merupakan bagian dari suatu persoalan yang lebih besar, yaitu persoalan
integrasi dari golongan-golongan yang berada dalam suatu wilayah.
•Beberapa Contoh Integrasi dalam Sejarah
Contohnya adalah Negara Amerika, Jerman, dan Belanda.
•Beberapa Macam Negara Federal
a.Federalisme di Amerika Serikat
b.Federalisme di Uni Soviet
c.Federalism di Indonesia (Republik Indonesia Serikat, Desember 1949-Agustus 1950)
•Perkembangan Konsep Trias Politika: Pemisahan Kekuasaan Menjadi Pembagian Kekuasaan
Trias Politika adalah anggapan bahwa kekuasaan Negara terdiri atas tiga macam kekuasaan:
kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat undang-undang, eksekutif atau kekuasaan
melaksanakan undang-undang, dan yudikatif atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-
undang.

BAB IX

Didalam Bab IX berisi tentang badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.


*Badan Eksekutif
Badan Eksekutif adalah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan undang undang yang
dibuat oleh Legislatif dan aturan-aturannya, termasuk memperjelas/menjabarkan agar undang-
undang bisa dilaksanakan dan dimengerti oleh masyarakat.
Di bawah doktrin pemisahan kekuasaan, eksekutif adalah cabang pemerintahan yang
bertanggung jawab mengimplementasikan, atau menjalankan hukum. Figur paling senior secara
de facto dalam sebuah eksekutif merujuk sebagai kepala pemerintahan. Eksekutif dapat merujuk
kepada administrasi, dalam sistem presidensiil, atau sebagai pemerintah.
*Badan Legislatif
Badan Legislatif yang bertanggung jawab dalam pembuatan undang undang (Pembuat Undang-
Undang). Dan adalah badan deliberatif pemerintah dengan kuasa membuat hukum. Legislatif
dikenal dengan beberapa nama, yaitu parlemen, kongres, dan asembli nasional. Dalam sistem
Parlemen, legislatif adalah badan tertinggi dan menujuk eksekutif.
*Badan Yudikatif
Badan Yudikatif yang mengawasi pelaksanaan undang-undang termasuk memberikan hukuman
kepada warga masyarakat yang telah terbukti melanggar peraturan perundang-undangan.
Lembaga kehakiman (atau kejaksaan) terdiri dari hakim, jaksa dan magistrat dan sebagainya
yang biasanya dilantik oleh kepala Negara masing-masing.

BAB X
Didalam Bab X berisi tentang partisipasi politik.
• Sifat dan Definisi Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta aktif dalam
kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin Negara secara langsung atau
tidak langsung atau memengaruhi kebijakan pemerintah.
• Partisipasi Politik di Negara Demokrasi
Kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai partisipasi politik memiliki berbagai bentuk dan
intensitas. Biasanya dibedakan jenis partisipasi menurut frekuensi dan intensitas.
• Partisipasi Politik di Negara Otoriter
Di Negara -negara otoriter seperti komunis pada masa lampau, partisipasi massa umumnya
diakui kewajarannya, karena secara formal kekuasaan ada ditangan rakyat.
• Partisipasi Politik di Negara Berkembang
Negara -negara berkembang non komunis menunjukkan pengalaman yang berbeda-beda.
Kebanyakan Negara baru ini ingin cepat mengadakan pembangunan untuk mengejar
ketertinggalan mereka karena berhasil atau tidaknya pembangunan dianggap bergantung pada
partisipasi rakyat.
• Partisipasi Politik Melalui New Social Movements (NSM) dan Kelompok-Kelompok
Kepentingan
Partisipasi yang relatif dapat selain dapat diukur berdasarkan hasil pemilihan umum, ada juga
bentuk partisipasi lain, yaitu melalui kelompok-kelompok.
• Beberapa Jenis Kelompok
a. Kelompok Anomi
b. Kelompok Nonasosiasional
c. Kelompok Institusional
d. Kelompok Asosiasional
e. Lembaga Swadaya Masyarakat di Indonesia

BAB XI

Didalam Bab XI berisi tentang partai politik.


• Sejarah Perkembangan Partai Politik
Partai politik pertama-tama lahir di Negara -negara Eropa Barat. Dengan meluasnya gagasan
bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses
politik, maka partai politik lahir secara spontan dan menjadi penghubung antara rakyat di satu
pihak dan pemerintah di pihak lain.
• Definisi Partai Politik
Partai politik adalah anggapan bahwa dengan membentuk wadah organisasi mereka bisa
menyatukan orang-orang yang mempunyai pikiran yang serupa sehingga pikiran dan orientasi
mereka bisa dikonsolidasikan.
• Fungsi Partai Politik
a. Fungsi di Negara Demokrasi
1) Sebagai sarana komunikasi politik.
2) Sebagai sarana sosialisasi politik.
3) Sebagai sarana rekrutmen politik.
4) Sebagai sarana pengatur konflik (Conflict Management)
b. Fungsi di Negara Otoriter
c. Fungsi di Negara -Negara Berkembang
• Klasifikasi Sistem Kepartaian
a. Sistem Partai Tunggal, hanya ada satu partai dalam suatu negara , biasanya diterapkan dalam
negara sosialis.
b. Sistem Dwi-Partai, hanya ada dua partai dalam suatu negara , ditujukan untuk kestabilan
politik.
c. Sistem Multi-Partai, banyak partai dalam suatu negara , pendirian partai tidak dibatasi.

BAB XII

Didalam Bab XII berisi tentang Sistem Pemilihan Umum.


• Sistem Pemilihan Umum
a. Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut
Sistem Distrik)
b. Multi-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil, biasanya disebut
Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem Proposional)
• Keuntungan dan Kelemahan Kedua Sistem
a. Sistem distrik, yaitu sistem yang berdasarkan lokasi daerah pemilihan, bukan berdasarkan
jumlah penduduk. Dari semua calon, hanya ada satu pemenang.
Kelebihan sistem distrik diantaranya :
1) Sistem ini mendorong terjadinya integrasi antar partai.
2) Perpecahan partai dan pembentukan partai baru dapat dihambat, bahkan dapat mendorong
penyederhanaan partai secara alami.
3) Distrik merupakan daerah kecil, karena itu wakil terpilih dapat dikenali dengan baik oleh
komunitasnya.
4)Bagi partai besar, lebih mudah untuk mendapatkan kedudukan mayoritas di parlemen.
5) Jumlah partai yang terbatas membuat stabilitas politik mudah diciptakan.
Kelemahan sistem distrik diantaranya :
1) Sistem ini kurang memperhitungkan adanya partai-partai kecil dan golongan minoritas.
2) Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrik,
kehilangan suara-suara yang telah mendukungnya.
3) Umumnya kurang efektif bagi suatu masyarakat heterogen
b. Sistem proporsional, yaitu sistem yang berkiblat pada jumlah penduduk yang merupakan
peserta pemilih. Berbeda dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang akrab karena wakil
dipilih lewat tanda gambar. Sistem proporsional banyak dianut negara multi-partai, seperti
Indonesia, Italia, Belanda, dan Swedia.
Kelebihan sistem proporsional diantaranya :
1)Dianggap lebih mewakili suara rakyat karena perolehan suara partai sama dengan persentase
kursinya di parlemen.
2)Setiap suara dihitung dan tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil dan minoritas bisa
mendapat kesempatan untuk menempatkan wakilnya di parlemen.
Kelemahan sistem proporsional diantaranya :
1) Sistem proporsional mempermudah terjadinya fragmentasi partai, kurang mendorong partai
untuk saling berintegrasi atau bekerjasama.
2) Banyaknya partai yang bersaing, menyulitkan munculnya partai dengan suara mayoritas.
3) Sistem proporsional memberikan kewenangan yang kuat terhadap partai politik melalui sistem
daftar (list system). Prosedur sistem daftar bervariasi, umumnya yang dipakai adalah partai
politik menawarkan daftar calon kepada pemilih.
Sistem proporsional, yaitu sistem yang berkiblat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta
pemilih. Berbeda dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang akrab karena wakil dipilih
lewat tanda gambar.
Kelebihan sistem proporsional diantaranya :
Dianggap lebih mewakili suara rakyat karena perolehan suara partai sama dengan persentase kur
sinya di parlemen.
Setiap suara dihitung dan tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil dan minoritas bisa mendap
at kesempatan untuk menempatkan wakilnya di parlemen. Hal ini sangat mewakili masyarakat h
eterogen dan pluralis.
Kelemahan sistem proporsional diantaranya :
Sistem proporsional mempermudah terjadinya fragmentasi partai, kurang mendorong partai untu
k saling berintegrasi atau bekerjasama. Banyaknya partai yang bersaing, menyulitkan munculnya
partai dengan suara mayorita

KEKUATAN DAN KELEMAHAN BUKU

Buku ini adalah sebuah yang bagus karena dapat menuntun orang yang baru pertama kali terjun
ke dunia politik untuk memahami dan mempelajari dasar-dasar ilmu politik dan apa saja yang da
pat kita dalami dalam ilmu politik. Dan didalam edisi revisi sekarang ini materi yang disajikan le
bih banyak dan lebih mendetail dalam menjelaskan materi-materi yang sebelumnya pada edisi ya
ng lalu masih sangat sederhana dan isinya pun belum sejelas sekarang. Hal itu bisa dilihat dari bu
kunya yang lebih tebal dibanding cetakan sebelumnya.

Yang paling menarik adalah buku ini karangan Prof. Miriam Budiardjo, beliau merupakan seora
ng ilmuwan politik senior sekaligus Prof. Miriam Budiarjo, pernah menjabat sebagai Dekan Faku
ltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) periode 1974–1979, di FISIP
UI dan sekarang buku karangannya yang berjudul Dasar-dasar Ilmu Politik kini telah menjadi bu
ku wajib mahasiswa Ilmu politik di Indonesia.

Kelemahan dari buku ini adalah dikarenakan halamanya sangat tebal dan terlaalu banyak sehing
ga membuat orang malas untuk membaca buku ini, seperti yang saya alami, selain halaman buku
yang sangat banyak dan membuat orang malas untuk membaca buku ini. Bahasa yang digunakan
juga lumayan sulit untuk dipahami, karena kalimat yang digunakan menurut saya terlalu berbela
t-belit dan tidak langsung merujuk kepada point sesungguhnya. Sehingga harus dengan ketelitian
ekstra ketika saya membaca buku ini agar dapat memahami isinya, dan halaman buku yang tidak
berwarna semakin membuat minat untuk membaca buku ini bagus.

Secara keseluruhan buku ini bagus untuk dipelajari, terlebih bagi kita yang ingin mendalami tent
ang politik. Saya dapat menyimpulkan bahwa siapa saja yang akan membaca buku ini akan
mendapat banyak wawasan baru tentang ilmu politik baik secara umu diindonesia maupun di
tingkat internasional.

KONTRIBUSI BUKU TERHADAP STUDI ILMU POLITIK

Secara kseluruhan, buku dasar ilmu politik memainkan peran penting dalam memperkenalkan
dan membangun pengetahuan bagi setiap orang yang ingin mempelajari studi ilmu politik. Ilmu
politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat yang
menyangkut soal kekuasaan. Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang mengkaji tentang
hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun
hubungan sesama Negara. Sehingga buku ini membuat kita tahu banyak hal tentang apa itu dasar
politik dan apa saja yang ada didalamnya. Kontribusi yang dimiliki buku ini sangat banyak ,yaitu
diantarannya kita dapat mengetahui apa itu dasar ilmu politik,bagaimana cara berpolitik yang
baik, dan apa asaja yang dimiliki ilmu politik. Dan stelah kita tahu semua itu maka apa yang
telah kita pelajari dan ketahui harus di praktekkkan dan melaksanakan sesuai teori yng telah di
pelajari sehingga kita tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan seperti oleh oknum yang
semena-mena terhadap tanggungjawab.

Sebagai generasi yang akan melanjutkan perjuangan dari pemerintah yang sebelumnya, sudah
sepatuhnya kita tahu dan paham tentang apa itu ilmu politik , sebagai generasi muda kita harus
menjadi contoh yang baik karena secara tidak langsung kita dapat memperbaiki kondisi politik
saaat ini dan dapat menciptakan kehidupan bernegara yang lebih bak lagi

Anda mungkin juga menyukai