Anda di halaman 1dari 3

Teori Spekulatif

A. Pengertian Negara
Negara beda dengan bangsa. Bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok
orang yang berada di dalamnya atau bisa dikatakan Negara adalah suatu wilayah di
permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun
budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga
merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku
bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat
primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki
pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat
pengakuan dari negara lain.

Secara terminologi, negara diartikan sebagai oraganisasi tertinggi di antara suatu


kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah
tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung
nilai konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah
negara yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.

Teori yang bersifat Spekulatif

Teori ini meliputi teori teokratis, teori perjanjian masyarakat, dan teori kekuatan
atau kekuasaan.

a. Teori Teokrasi (ketuhanan) menurut teori ketuhanan, segala sesuatu di dunia


ini adanya atas kehendak Allohu Subhanahu Wata’ala, sehingga negara pada
hakekatnya ada atas kehendak Allah. Penganut teori ini adalah Fiedrich Julius
Stah, yang menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui
proses bertahap mulai dari keluarga menjadi bangsa dan negara.

b. Teori perjanjian masyarakat. Dalam teori ini tampil tiga tokoh yang paling
terkenal, yaitu Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rousseau. Menurut teori ini
negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya
hidup bebas merdeka terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian
ini diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan terjamin, supaya
”orang yang satu tidak merupakan binatang buas bagi orang lain” (homo homini
lupus, menurut Hobbes).
c. Teori kekuasaan/ kekuatan. Menurut teori kekuasaan/kekuatan, terbentuknya
negara didasarkan atas kekuasaan/kekuatan, misalnya melaluipendudukan dan
penaklukan. Ditinjau dari teori kekuatan, munculnya negara yang pertama kali,
atau bermula dari adanya beberapa kelompok dalam suatu suku yang masing-
masing dipimpin oleh kepala suku (datuk). Kemudian berbagai kelompok tersebut
hidup dalam suatu persaingan untuk memperebutkan lahan/wilayah, sumber
tempat mereka mendapatkan makanan.

Unsur – unsur terbentuknya negara

1. Rakyat
adalah orang yang tinggal dalam suatu negara atau menjadi penghuni suatu
wilayah tertentu.
Rakyat diartikan sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa
persamaan dan
persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah negara.
Pengertian rakyat dengan penduduk dan juga warga negara berbeda, satu dan
yang lainnya
merupakan konsep yang serupa tapi tak sama.
Rakyat sebuah negara dibedakan atas dua, yakni:

a.) penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat
tinggal atau menetap dalam suatu negara, sedang yang bukan penduduk adalah
orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak bertujuan tinggal
atau menetap di wilayah negara tersebut.

b.) warga negara dan bukan warga negara.Warga negara ialah orang yang secara
hukum merupakan anggota dari suatu negara, sedangkan bukan warga negara
disebut orang asing atau warga
negara asing.

2. Wilayah
adalah tempat manusia dan juga negara dalam melangsungkan
pemerintahannya. Wilayah merupakan ruangan yang terdiri atas tanah, dratan,
perairan, ruang uadara yang ada diatasnya serta wilayah teritorial.
3. Pemerintah yang berdaulat
Pemerintah memiliki kedaulatan yang bersifat:
a. Asli, Kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
b. Permanen, kedaulatan itu akan ada selama negara masuh berdiri.
Kedaulatan dalam negara
bersifat abadi, karena kedaulatan itu akan tetap ada walaupun pemerintahannya
sudah berganti.
c. Tidak terbagi-bagi, kedaulatan merupakan satu-satunya kekuasaan yang
tertinggi dalam
negaranya.
d. Tidak terbatas, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapapun.

4. Pengakuan dari negara lain


Pengakuan dari negara lain dapat dibedakan secara de facto dan de jure
a. Pengakuan secara de facto adalah pengakuan tentang kenyatan adanya
suatu negara yang dapat
mengadakan hubungan dengan negara lain yang mengakuinya.
b. Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan
hukum oleh Negara lain
dengan segala akibatnya.

http://trio-tutorial.blogspot.com/2014/11/pengertian-negara-teori-terbentuknya.html

Anda mungkin juga menyukai