DOSEN :
Suryanto, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Gede Gupta Rastika (112190046)
2.3.d Punarbhawa..........................................................................................12
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama Hindu merupakan agama tertua di muka bumi yang
hingga saat ini terus berkembang. Hindu diyakini berkembang pertama kali di
daerah India Selatan yang sekarang telah menjadi Negara Pakistan. Tempat pertama
kali Hindu berkembang adalah di dekat lembah sungai Indus. Para ahli barat
menganggap bahwa Hindu merupakan peleburan dan penyatuan dari berbagai
budaya di India. Namun, sesungguhnya Hindu adalah para penganut weda, sebuah
wahyu suci tuhan yang suci dan kekal abadi.
1
porosnya, hal ini ditemukan jauh setelah Veda lahir saat Galileo baru menemukan
teleskopnya. Sementara di Veda yang sudah berumur sangat tua disebutkan bahwa:
Bumi yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu, ia
berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah.
Dari sloka diatas kita dapat lihat bahwa Veda merupakan ajaran
yang berisi kebenaran dan sangat akurat. Oleh sebab itu kita sebagai umat Hindu
tidak boleh meragukan isi dari Veda ini sendiri. Di dalam Veda juga berisi fondasi
kita sebagai umat Hindu yang disebut sebagai Sraddha. Sraddha ini harus kita
yakini karena merupakan sebuah kebenaran yang harus kita jalani sama seperti
sloka diatas yang menunjukkan bagaiman akuratnya Veda sebagai penuntun kita
dalam menjalani kehidupan.
2
merugikan orang lain seperti korupsi, membully dan merendahkan satu sama lain,
dan masih banyak lagi, itu disebabkan salah satunya karena banyak orang yang
tidak memahami bagian dari salah satu Sraddha yaitu Karmaphala. Masih banyak
lagi contoh yang memperlihatkan bahwa banyak umat Hindu Dharma yang belum
memahami bentuk keyakinannya dalam beragama. Dalam makalah ini akan dibahas
secara mendalam mengenai apa itu Sraddha dan bagaimana seharussnya kita
sebagai Umat Hindu menjalankan ajaran Sraddha dengan baik.
3
d) Untuk meyakinkan diri bahwa Sraddha harus senantiasa diikuti dan
dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan beragama,
e) Untuk mengetahui bagaiman kondisi dan perkembangan ajaran Sraddha di
masa sekarang ini,
f) Untuk mengetahu prilaku-prilaku apa saja yang menunujukkan penerapan
ajaran Sraddha,
g) Untuk mengetahu sloka-sloka dalam Veda yang mendasari ajaran Sraddha.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sraddha
Setiap agama tentu memiliki keyakinannya begitu pula dengan
Agama Hindu. Dalam ajaran Hindu keyakinan ini disebut sebagai Sraddha. Secara
etimologis, Sraddha berasal dari kata srat yang bermakna hati dan dha yang
bermakna menempatkan. Dengan demikian, Sraddha berarti menempatkan sesuatu
di dalam hati. Ketika kita menempatkan sesuatu di dalam hati kita tentu itu
berkmakna bahwa kita benar-benar mempercayai hal tersebut.
5
tentu bangun agama yang kita miliki akan mudah sekali runtuh. Sebelum
menjalankan ajaran lain dalam agama kita hal pertama yang harus kita lakukan tentu
adalah memperkuat Sraddha kita.
6
Ketiga konsep Sraddha diatas terlihat berbeda karena berasal dari
kitab Veda yang berbeda pula. Namun inti dari seluruh konsep Sraddha dalam
evolusi diatas tetaplah sama dapat dilihat dari tujuannya yaitu untuk mencapai
kebebasan lahir batin. Dari semua konsep tersebut, yang paling lumrah digunakan
saaat ini adalah konsep Sraddha Bhagavadgita, karena konsep ini yang paling baru
dan kita ketahui sendiri Kita Bhagavadgita merupakan Kitab Veda terbaru dan
paling universal saat ini dikalangan semua Umat Hindu Dharma.
2.3.a Brahman
7
Selain itu, di dalam kitab Brahman Sutra dinyatakan “Jan Ma
Dhyasya Yatah” artinya Brahman adalah asal mula dari semua yang ada di alam
semesta ini. Dari pengertian tersebut bahwa Brahman adalah asal dari segala yang
ada. Kata ini diartikan semua ciptaan, yaitu alam semesta beserta isinya termasuk
dewa-dewa dan lain-lainnya berasal dan ada di dalam Brahman. Tidak ada sesuatu
di luar diri beliau serta semua penciptaan dan peleburan adalah kekuasaan beliau.
2.3.b Atman
8
Atman atau Jiwatman sendiri berasal dari Brahman, Atman dan
Brahman sesungguhnya adalah satu. Hal itu terdapat dalam Upanisad yang
berbunyi “Brahman atman Aikyam”. Atman merupakan bagian atau percikan-
percikan kecil dari Brahman. Dari hal sebut dapat kita lihat bahwa jika Atman
merupakan bagian dari Brahman maka Atman memiliki sifat yang sama dengan
Brahman. Namun pertemuan antara Atman dan badan kasar kita ketika dilahirkan
menimbulkan kegelapan atau Avidya. Kegelapan ini menimbulkan berbagai
ketidaksempurnaan dalam diri manusia. Itulah mengapa walaupun Atman memiliki
sifat yang sama dengan Brahman namun diri kita yang di dalamnya terdapat Atman
tidak bisa sehebat Brahman.
“Oh Arjuna Aku adalah Atma, menetap dalam hati semua maklhuk hidup, aku
adalah permulaan, pertengahan dan akhir daripada semua Mahluk.”
9
Dehino smin yatha dehe
kaumaram yauvanam jara
tatha dehantara-praptir
dhiras tatra na muhyati
(Bhagavadgita II.13)
“Sebagaimana halnya sang roh itu ada pada masa kecil, masa muda, dan masa tua
demikian juga dengan diperolehnya badan baru, orang bijaksana takkan
tergoyahkan.”
2.3.c Karmaphala
10
dibawa hingga mati nanti, Oleh sebab itu, walaupun Atman telah meninggalkan
badan kasar manusia, karma itu akan selalu melekat padanya. Karma ini akan
dibawa dan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Karma baik akan dinikmati di
Surgaloka dan sebaliknya karma yang tidak baik akan dinikmati di Nerakaloka.
Karena itu, kita sebagai manusia harus selalu berbuat baik dan menebar kebaikan
kepada sekitar kita.
Dari makanan maklhuk hidup menjelma, dari hujan lahirnya makanan, dari
yadnya muncullah hujan dan yadnya lahir dari pekerjaan.
11
2.3.d Punarbhawa
12
Banyak kehidupan yang telah kujalani dan demikian juga engkau oh Arjuna,
semua kelahiran itu aku ketahui tetapi engkau tidak dapat mengetahuinya oh
Arjuna
Semua mahluk lahir dalam kedaan tertipu, o bharata disebabkan oleh kedua sifat
yang timbul dari keinginan dan kemarahan, o penakluk musuh.
2.3.e Moksha
13
Moksha Dang Hyang Nirartha yang hilang dan langsung menyatu dengan Parama
Atman tanpa meninggalkan jejak apapun. Lokasi Moksha Dang Hyang Nirartha
sekarang telah menjadi Pura yaitu Pura Uluwatu di ujung paling Selatan Pulau Bali.
Masih banyak lagi kisah-kisah menakjubkan mengenai Moksha yang dapat kita
ketahui melalui Veda ataupun sastra-sastra yang ada.
Setelah manunggal Brahman dan tenang dalam jiwa, ia bebas dari duka cita dan
keinginan. Memandang semua maklhuk param bakti pada ku.
Tujuan utama dari dharma atau agama adalah jagaditha dan moksa.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan demikian, dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa
Sraddha dalam perkembangan atau evolusinyaa serta dalam bentuk Panca Sraddha
merupakan pondasi utama kita dalam menjalankan kehidupan beragama sebagai
umat Hindu. Sraddha meruppakan dasar keyakinan yang harus selalu kita pegang
teguh. Panca Sraddha sebagai salah satu bentuk keyakinan yang ada sangatlah nyata
dan bukan hanya sekadar konsep dalam Veda. Keberadaan Panca Sraddha sendiri
dapat dibuktikan secara ilmiah dari berbabagi teori fisika dan kasus-kasus unik yang
ada di kehidupan kita.
3.2 Saran
Sudah semestinya kita sebagai umat Hindu harus selalu
menjunjung tinggi keberadaan Sraddha. Saat ini ajaran dan konsep Sraddha mulai
dilupakan oleh umat Hindu. Padahal, seperti yang telah diuraikan diatas bahwa
Sraddha merupakan pondasi utama kita dalam beragama. Kita sebagai generasi
muda Hindu harus selalu ingat dan yakin dengan ajaran Sraddha dan harus
senantiasa berbuat baik, karena hal itu, dengan sendirinya akan terbentuk Sraddha
15
yang kuat di dalam hati dan pikiran kita. Dengan Sraddha yang kuat maka kita akan
lebih mantap dalam menjalankan kehidupan beragama kita sebagai umat Hindu.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Weda.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Weda.Diakses Tanggal 12
Oktober 2019
PHDI.2010.Evolusi Sraddha.http://phdi.or.id/artikel/evolusi-sraddha
17