Anda di halaman 1dari 33

KESTABILAN EKONOMI

•Pasang-surut Kegiatan Ekonomi


•Inflasi dan Pengangguran
•Keseimbangan Perekonomian Nasional
•Kebijakan Ekonomi
PASANG SURUT KEGIATAN EKONOMI

Dua peristiwa yang berpengaruh terhadap


perkembangan ekonomi:

• RESESI: atau kemunduran


Kegiatan ekonomi seret, produksi merosot dan
banyak pengangguran, perekonomian lesu, hasil
produksi kurang dari yang sebenarnya dapat dicapai
dengan kapasitas produksi yang ada.Kalau
kemerosotan ini parah, disebut depresi.

•INFLASI:
Proses meningkatnya tingkat harga umum dalam suatu
perekonomian yang berlangsung secara terus menerus.
Kedua “penyakit” tsb dapat menyerang
sekaligus sehingga menjadi stagflasi
(stagnasi + inflasi)
Kegiatan ekonomi tidak selalu stabil melainkan
bergelombang.
Pola dasar satu gelombang (satu cycle)dapat dibagi dalam
4 tahap:
1. Tahap ekspansi:
Kegiatan ekonomi berkembang dengan laju
pertumbuhan yang cepat.
Setelah beberapa waktu mulai mengalami
kemunduran
Titik baliknya disebut titik kritis.
2. Resesi atau kemunduran:
Adanya kesulitan-kesulitan menyebabkan terjadi
kemacetan (stagnasi) atau mundur sedikit (resesi)
Kalau kemunduran berlangsung lama dan terjadi di
semua sektor ekonomi maka yang terjadi adalah
kemerosotan.

3. Depresi atau kemerosotan:


Produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak
pengangguran
Keadaan ini disebut baisse, titik rendah.

4. Pemulihan (recovery):
Kegiatan perekonomian mulai normal kembali.
Jenis Inflasi
(Berdasar penyebabnya)

1. Demand pull inflation (DPI):


Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai macam barang terlalu kuat (inflasi tarikan
permintaan)
2.Cost push inflation (CPI) :
Terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga
mengakibatkan harga produk (output) yang dihasilkan ikut naik
(dorongan biaya produksi)
3.Mixed inflation :
Inflasi disebabkan kombinasi DPI & CPI
P DEMAND PULL INFLATION

Keteranagan :
D1
Kenaikan permintaan mengakibatkan
D kurva DD bergeser D1D1
S
Titik keseimbangan pada E menjadi
E1
P1 E1
E Harga naik dari OP menjadi OP1 dan
P
Permintaan/penawaran naik OQ
D1 menjadi OQ1
D

0
Q Q1 Q
P COST PUSH INFLATION

Keteranagan :
S1 Kenaikan biaya produksi mengakibatkan
D kurva SS bergeser S1S1
S
E1 Titik keseimbangan pada E menjadi E1
P1 Harga naik dari OP menjadi OP1 dan
Permintaan/penawaran turun dr OQ
P menjadi OQ1
S1
S
D

0 Q1 Q Q
Jenis Inflasi
(Berdasar asal timbulnya)

1. Domestic Inflation :
Inflasi yang berasal dari dalam negeri akibat dari terjadinya
defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan mencetak uang
baru dan gagalnya pasar yang berakibat bahan makan mahal
2. Imported Inflation :
Berasal dari luar negeri akaibat adanya perdagangan antar
negara, dimana negra lain mengalami inflasi
Jenis Inflasi
(Berdasar cakupan pengaruh kenaikan harga)

1. Closed Inflation :
Inflasi terjadi jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan
dengan beberapa barang tertentu secara terus menerus
2. Open Inflation :
Kenaikan harga terjadi secara keseluruhan
3. Hyper Inflation :
Serangan inflasi yang hebat dan setiap harga terus berubah
naik sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
karena nilai uang terus merosot
Jenis Inflasi
(Berdasar berat atau ringannya)

1. Inflasi ringan : dibawah 10% setahun


2. Inflasi sedang : antara 10% - 30% setahun
3. Inflasi berat : antara 30% - 100% setahun
4. Hiperinflasi : lebih 100% setahun
Teori Inflasi
1. Teori kuantitas :
Inflasi terjadi jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan
dengan beberapa barang tertentu secara terus menerus
2. Teori Keynes :
Kenaikan harga terjadi secara keseluruhan
3. Teori Strukturalis :
Serangan inflasi yang hebat dan setiap harga terus berubah
naik sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
karena nilai uang terus merosot
Kebijakan mengatasi
inflasi
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan yang berkenaan dengan naik-turunnya jumlah
uang yang beredar
2. Kebijakan fiskal
Kebijakan yang berkenaan dengan penerimaan-pengeluaran
pemerintah
3. Kebijakan Non Moneter/non Fiskal (Riil)
Kebijakan yang berkenaan langsung dengan masyarakat &
pengusaha (sektor Riil)
Dampak inflasi

1. Meningkatkan kesenjangan
2. Ketidakpastian ekonomi
3. Meningkatkan kegiatan spekulatif
4. Menurunkan daya beli masyarakat
Mengukur inflasi.
 Angka inflasi dihitung oleh Badan Pusat Statistik dari
persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)
 IHK pada suatu saat dibandingkan dengan IHK pada periode
sebelumnya
 IHK adalah perbandingan relatif dari harga suatu paket
barang dan jasa pada suatu saat dibandingkan dengan
harga-harga barang dan jasa tsb pada tahun dasar dan
dinyatakan dalam persen.
 Data diambil dari gabungan 44 kota (ibu kota provinsi dan
kabupaten) mencakup 250 -350 jenis barang dan jasa, yang
masing-masing diberi bobot tertentu.
 Barang dan jasa tsb dikelompokkan menjadi 7 kelompok (1.
bahan makanan; 2. makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau; 3. perumahan; 4. sandang; 5. kesehatan; 6
pendidikan, rekreasi dan olah raga; 7. transportasi dan
komunikasi).
Menghitung besarnya laju inflasi
IHKt  IHKt  1
Rumus : I  x100
IHKt  1

Keterangan :
I : Laju Inflasi
IHKt : IH pada periode t
IHKt-1 : IH pada periode t-1
KESEMPATAN KERJA DAN PENGANGGURAN
•Angkatan Kerja:
Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
bekerja atau mencari pekerjaan dalam suatu
periode tertentu

•BUKAN Angkatan Kerja:


Orang muda yang masih sekolah
Ibu yang mengurus rumah tangga saja
Orang sakit, cacat jasmani, lansia, dsb

• Para pencari kerja meskipun belum


mempunyai pekerjaan, demikian pula mereka
yang menganggur atau setengah menganggur.
Kesempatan Kerja : Banyaknya lapangan kerja yang
tersedia untuk angkatan kerja.

Masalah kesempatan kerja :

 Pertumbuhan angkatan kerja kurang diimbangi


dengan penyediaan lap. kerja.
 Mutu dan produktivitas rendah, berakibat
penghasilan juga rendah
 Penyebaran angkatan kerja tidak merata, baik
sektoral maupun regional.
Menurut BPS Pengangguran dibedakan
menjadi 4 kelompok :

1. Penganggur penuh (terbuka), yakni


orang yang termasuk angkatan kerja
tetapi tidak bekerja dan tidak mencari
pekerjaan (open unemployement).

2. Setengah penganggur terpaksa


(involuntary under-employment), yakni
orang yang bekerja kurang dari 35
jam seminggu karena suatu sebab di
luar kemauannya.
3.Setengah penganggur sukarela
(voluntary un-employment), yakni
mereka yang memilih lebih baik
menganggur daripada menerima
pekerjaan yang dirasa tidak sesuai
dengan pendidikannya atau dengan
upah yang lebih rendah dari yang
diharapkan.

4. Pengangguran terdidik, yakni orang


yang bekerja kurang dari yang
sebenarnya dapat dilakukan sesuai
dengan keterampilan atau pendidikan
yang dimilikinya.
Jenis Pengangguran :
Berdasarkan Penyebabnya

1. FRIKSIONAL
(Frictional Unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran


yang sifatnya sementara yang disebabkan
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural

• Pengangguran struktural adalah keadaan di mana


penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan
kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran Siklikal

• Pengangguran siklikal adalah pengangguran


yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
4. Pengangguran Teknologi

Pengangguran Teknologi adalah pengangguran


yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan
kemajuan teknologi lainnya.
Akibat buruk dari pengangguran :

1. Akibat buruk ke atas perekonomian :


 Menyebabkan masyarakat tidak
memaksimumkan tingkat kemakmuran
 Menyebabkan pendapatan pajak pemerintah
berkurang
 Pengangguran tidak menggalakan
pertumbuhan ekonomi

2. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat :

 Menyebabkan kehilangan mata pencarian dan


pendapatan
Menyebabkan kehilangan ketrampilan
Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN NASIONAL

Perekonomian nasional dikatakan dalam keadaan


“keseimbangan bila:

1. permintaan total (aggregate demand), yaitu


jumlah barang dan jasa yang mau dibeli oleh
seluruh komponen permintaan masyarakat
pada tingkat harga tertentu sama atau sesuai
dengan jumlahnya
2. total penawaran (aggregate supply), yaitu nilai
total barang dan jasa hasil produksi nasional
yang disediakan untuk dijual pada tingkat
harga itu.
SUPPLY menunjukkan jumlah keluaran (output)
yang mau dijual pada berbagai kemungkinan
tingkat harga.

DEMAND menunjukkan pada berapa jumlah hasil


produksi yang mau dibeli.

AGGREGATE SUPPLY menunjukkan tingkat


produksi nasional riil yang mau dihasilkan dan
ditawarkan pada berbagai tingkat harga, dengan
anggapan ceteris paribus.

Tingkat harga yang tinggi menciptakan insentif


bagi dunia usaha untuk memperbesar
produksinya dan menawarkannya utk dijual.
AGGREATE DEMAND menunjukkan
berbagai jumlah barang dan jasa hasil
produksi nasional yang mau dibei oleh
para konsumen, para produsen,
pemerintah dan luar negeri bersama-
sama pada berbagai kemungkinan tingkat
harga, ceteris paribus.

Makin rendah tingkat harga makin


banyak barang dan jasa yang mau dibeli,
dan sebaliknya.
KEBIJAKAN EKONOMI
Tugas pemerintah adalah:

1. Menjaga kestabilan dengan


mengendalikan pembelanjaan
masyarakat dan laju pertambahan
jumlah uang beredar.
2. Meningkatkan kemampuan
berproduksi dengan usaha-usaha
pembangunan.
SARANA POLITIK PEREKONOMIAN

1. POLITIK FISKAL
Adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur keuangan
negara, di bidang anggaran maupun bidang perpajakan,
dengan maksud untuk memengaruhi, mengatur,
menstabilkan, dan memajukan perekonomian nasional.
Untuk itu pemerintah mempunyai dua alat utama yakni:
pajak (TX) dan pengeluaran-pengeluarannya (G).

2. POLITIK MONETER
Kebijakan pemerintah dan bank sentral dalam mengatur
keuangan dan perkreditan, jumlah uang beredar, batas-
batas pemberian kredit, tinggi rendahnya tingkat bunga,
jenis-jenis prioritas (kredit usaha kecil, kredit bimas,
dsb)
3. POLITIK HARGA
Kebijakan pemerintah dalam hal mengawasi dan
mengendalikan harga-harga, di mana pemerintah
dapat campur tangan dalam secara langsung
(penetapan: harga BBM, harga dasar beras, tarif
angkutan, pupuk dan pestisida) maupun tidak
langsung (peraturan perpajakan, BULOG, KUD,
dll).

4. POLITIK PRODUKSI
Kebijakan pemerintah di bidang produksi dan
penyaluran barang terutama bertujuan untuk
meningkatkan hasil produksi dalam negeri sehingga
kebutuhan dalam negeri dapat tercukupi dari hasil
produksi sendiri sehingga tidak memberatkan
Neraca Pembayaran dan juga meningkatkan ekspor
nonmigas.
5. POLITIK KESEMPATAN KERJA

 Langkah bersifat umum: segala usaha yang mendorong


produksi dan kestabilan harga dengan kebijakan antara
lain penyedian kredit murah bagi pengusaha kecil,
perlindungan hasil produksi dalam negeri terhadap saingan
barang impor, peningkatan pendidikan ketrampilan bagi
calon/tenaga kerja.

 Langkah bersifat sektoral dan regional: pembangunan


pertanian, kerajinan rakyat, perhubungan, pariwisata,
dll.

 Langkah bersifat khusus: proyek padat karya, proyek


penghijauan, proyek sentra kerajinan, dll.
6. POLITIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Kebijakan pemerintah berhubungan dengan
ekspor dan impor, kurs valuta asing dan
kerjasama internasional.

7. LAIN-LAIN
Untuk setiap bidang penting pemerintah
harus mempunyai suatu kebijakan. Misal
penataan kawasan industri, pengawasan
penggunaan sumberdaya alam, dll.

Anda mungkin juga menyukai