Anda di halaman 1dari 17

http://www.free-powerpoint-templates-design.

com

Pertemuan 2

Ketentuan Umum Pertambangan


Undang-undang Pertambangan

UU UU
No.11/1967 UU No.
No.3/2020
4/2009

PERUBAHAN ATAS
KETENTUAN- UNDANG-UNDANG NOMOR
PERTAMBANGAN
KETENTUAN 4 TAHUN 2OO9
MINERAL DAN TENTANG
POKOK
BATUBARA PERTAMBANGAN MINERAL
PERTAMBANGAN.
DAN BATUBARA
UU No.11/1967 UU No. 4/2009

1. bahan galian : unsur-unsur kimia mineral- 1. Mineral adalah senyawa anorganik yang
mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan
termasuk batu-batu mulia yang merupakan kimia. tertentu serta susunan kristal teratur atau
endapan-endapan alam; gabunganya yangmembentuk batuan, baik
2. kuasa pertambangan: wewenang yang dalam bentuk lepas atau padu.
diberikan kepada badan/perseorangan untuk Batubara adalah endapan senyawa organik
melaksanakan usaha pertambangan karbonan yang terbentuk secara alamiah dari
3. wilayah hukum pertambangan Indonesia: sisa tumbuh-tumbuhan.
seluruh kepulauan Indonesia, tanah dibawah 2. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya
perairan Indonesia dan paparan benua disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan
(continental shelf) kepulauan Indonesia; usaha pertambangan.
4. Bahan-bahan galian dibagi atas tiga 3. Wilayah Pertarnbangan, yang selanjutnya
golongan :a. golongan bahan galian disebut WP,adalah wilayah yang memiliki
strategis;b. golongan bahan galian vital. c. potensi mineral dan/atau batubara dan tidak
golongan bahan galian yang tidak termasuk terikat ciengar, batasan administrasi
dalam golongan a atau b. pemerintahan yang verupakan bagian dari tata
ruang nasional.
4. Bahan galian : Mineral dan Batubara
KUASA PERTAMBANGAN
UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1967
TENTANG
Pasal 8. PENANAMAN MODAL
(1). Penanaman modal asing dibidang pertambangan ASING
didasarkan pada suatu kerja sama dengan
Pemerintah atas dasar kontrak karya atau bentuk
lain sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
(2). Sistim kerja sama atas dasar kontrak karya atau
dalam bentuk lain dapat dilaksanakan dalam bidang-
bidang usaha lain yang akan ditentukan oleh
Pemerintah
Kontrak Karya (KK) adalah: “suatu perjanjian
antara Pemerintah Republik Indonesia
dengan perusahaan swasta asing atau
patungan antara asing dengan nasional
(dalam rangka PMA) untuk pengusahaan
mineral dengan berpedoman kepada KK
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing serta
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967
tentang Ketentuanketentuan Pokok
Pertambangan”.
Perjanjian kerja sama adalah perjanjian antara
perusahaan negara tambang batubara sebagai
pemegang kuasa pertambangan dan pihak
Pasal 1 Keppres
swasta sebagai kontraktor untuk pengusahaan
49/1981
tambang batu bara untuk jangka waktu 30 tahun
berdasarkan ketentuanketentuan tersebut dalam
Perbandingan Keppres ini
Definisi PKP2B Perjanjian karya adalah perjanjian antara
pemerintah dan perusahaan kontraktor swasta Pasal 1 Keppres
untuk melaksanakan pengusahaan 75/1996
pertambangan bahan galian batu bara.
PKP2B adalah suatu perjanjian antara
pemerintah RI dengan perusahaan swasta asing
Pasal 1 Kep. Menteri
atau patungan antara asing dengan nasional
Pertambangan dan
(dalam rangka PMA) untuk pengusahaanbatu
Energi
bara dengan berpedoman kepada UU No. 1/1967
No.1409.K/201/M.PE/19
tentang PMA serta UU No.11/1967 tentang
96
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan
Umum.
Sumber: Salim (2005) dalam “Hukum Pertambangan di Indonesia”, hal. 225-227, PT
RajaGrafindo Persada
KUASA PERTAMBANGAN

Usaha pertambangan bahan-bahan galian dapat meliputi :


a. penyelidikan umum;
b. eksplorasi;
c. eksploitasi;
d. pengolahan dan pemurnian;
e. pengangkutan;
f. penjualan;
IJIN USAHA PERTAMBANGAN
IUP terdiri ata.s dua tahap:
a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan
studi kelayakan;
b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstrrzksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

Pemegang IUP Eksplorasi dan pemegang IUP Operasi Produksi dapat


melakukan sebagian atau seluruh kegiatan

Dalam rangka konservasi Mineral dan Batubara, pemegang IUP atau IUPK
tahap kegiatan Operasi Produksi wajib melakukan kegiatan Eksplorasi
lanjutan setiap tahun dan menyediakan anggaran.
Pertambangan Rakyat adalah suatu usaha
pertambangan bahan-bahan galian dari semua
golongan a, b, dan c yang dilakukan oleh rakyat
setempat secara kecil-kecilan
atau secara gotong-royong dengan alat-alat
sederhana untuk pencaharian sendiri.

PERTAMBANGAN
1. Pertambangan Rakyat bertujuan memberikan kesempatan
RAKYAT
kepada rakyat setempat dalam mengusahakan bahan
galian untuk turut serta membangun Negara dibidang
pertambangan dengan bimbingan Pemerintah.
2. Pertambangan Rakyat hanya dapat dilakukan oleh Rakyat
setempat yang memegang Kuasa Pertambangan (Izin)
Pertambangan Rakyat.
3. Ketentuan-ketentuan mengenai Pertambangan Rakyat
dan cara serta syarat-syarat untuk memperoleh Kuasa
Pertambangan (Izin) Pertambangan Rakyat diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya
disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan
usaha pertambangan dalam wilayah
pertambangan rakyat dengan luas wilayah
dan investasi terbatas.
PERTAMBANGAN
RAKYAT

Kegiatan Pertambangan dikelompokkan


sebagai berikut:

a. Pertambangan Mineral logam;


b. Pertambangan Mineral bukan logam; atau
c. Pertambangan batuan.
Golongan bahan galian yang strategis adalah : -
minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam; -
A bitumen padat, aspal; - antrasit, batubara, batubara
muda; - uranium, radium, thorium dan bahan-bahan
galian radioaktip lainnya; - nikel, kobalt; - timah.

Golongan bahan galian yang vital adalah: - besi,


PERATURAN PEMERINTAH mangaan, molibden,khrom, wolfram, vanadium, titan; -
REPUBLIK INDONESIA (PP) bauksit, tembaga, timbal, seng; - emas, platina, perak,
NOMOR 27 TAHUN 1980 air raksa, intan; - arsin, antimon, bismut; - yttrium,
B rhutenium, cerium dan 1ogam-logam langka lainnya; -
(27/1980) TENTANG berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa; - kriolit,
PENGGOLONGAN BAHAN- fluorspar, barit; - yodium, brom, khlor, belerang.
BAHAN GALIAN
Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a
atau b adalah. - nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu
(halite); - asbes, talk, mika, grafit, magnesit; - yarosit, leusit,
tawas (alum), oker; - batu permata, batu setengah permata;
C - pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit; - batu apung,
tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers
earth); - marmer, batu tulis; - batu kapur, dolomite, kalsit; -
granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang
tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun
golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi
ekonomi pertambangan.
Arti penggolongan bahan-bahan galian :
A. Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan
dan Keamanan serta Perekonomian dan Negara;
B. Bahan galian Vital berarti dapat menjamin hajat hidup
orang banyak;
C. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis
PERATURAN PEMERINTAH dan Vital berarti karena sifatnya tidak langsung
REPUBLIK INDONESIA (PP) memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
NOMOR 27 TAHUN 1980
(27/1980) TENTANG Dasar penggolongan bahan-bahan galian :
PENGGOLONGAN BAHAN-
A. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
BAHAN GALIAN
B. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
C. Penggunaan bahan galian bagi industri;
D. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak
E. Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan;
F. Penyebaran pembangunan di Daerah.
Usaha pertambangan dikelompokkan atas:
a. pertambangan mineral; dan
UNDANG-UNDANG b. pertambanqan batubara.
NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG Pertambangan mineral digolongkan atas:
PERTAMBANGAN
MINERAL DAN a. pertambangan mineral radioaktif;
BATUBARA b. pertambangan mineral logam;
c. pertambangan mineral bukan logam; dan
d. pertambangan batuan.
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang:
a. mineral radioaktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit,
dan bahan galian radioaktif lainnya;
PERATURAN PEMERINTAH b. mineral logam meliputi litium, berilium, magnesium, kalium,
NOMOR 23 TAHUN 2010 kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel,
TENTANG mangaan, platina, bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa,
PELAKSANAAN KEGIATAN wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt,
USAHA PERTAMBANGAN tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi,
MINERAL DAN BATUBARA galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium,
DENGAN
ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium,
neodymium, hafnium, scandium, aluminium, palladium,
rhodium, osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride,
stronium, germanium, dan zenotin;
c. mineral bukan logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen,
pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang,
fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit,
ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum,
dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas,
batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk
semen;
d. batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer,perlit,
tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit,
PERATURAN PEMERINTAH granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit,
NOMOR 23 TAHUN 2010 tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert,
TENTANG
kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet,
PELAKSANAAN KEGIATAN
USAHA PERTAMBANGAN giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil
MINERAL DAN BATUBARA galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak
DENGAN tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami
(sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah
setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut,
dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau
unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau
dari segi ekonomi pertambangan; dan
e. batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan
gambut
UU No.11/1967 UU No. 4/2009

1. eksplorasi: segala penyelidikan geologi 1. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha


pertambangan untuk menetapkan lebih pertambangan untuk memperoleh informasi
teliti/seksama adanya dan sifat letakan secara terperincl dan teliti tentang lokasi, bentuk,
bahan galian; dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya
2. eksploitasi: usaha pertambangan terukur dari bahan galian, serta infoi-masi
dengan maksud untuk menghasilkan mengenai lingkungan sosial dan lingkungan
bahan galian dan memanfaatkannya; hidup
3. pengolahan dan pemurnian: pengerjaan 2. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha
untuk mempertinggi mutu bahan galian pertambangan yang meliputi konstruksi,
serta untuk memanfaatkan dan penarnbangan, pengolahan, pemurnian,
memperoleh unsur-unsur yang terdapat termasuk pengangkutan dan penjualan, serta
pada bahan galian itu; sarana pengendalian dampak lingkvrigan sesuai
dengan hasil studi kelayakan.
3. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan
usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu
mineral dan/ atau batubara serta untuk
memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai