PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan galian?
2. Bagaimana penggolongan bahan galian di Indonesia berdasarkan undang-
undang pertambangan?
3. Apa saja contoh bahan galian berdasarkan penggolongan menurut undang-
undang pertambangan?
4. Bagaimana nilai ekonomis dan kegunaan bahan-bahan galian tersebut?
5. Bagaimana potensi bahan galian di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
2
II.1 Pengertian Bahan Galian
Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan
kecuali mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk
penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang
bukan untuk dilebur seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon
dan lainnya.
Sumber daya mineral atau yang lebih dikenal dengan bahan galian
mengandung arti bahan yang dijumpai di dalam baik berupa unsur kimia,
mineral, bijih ataupun segala macam batuan.Berdasarkan bentuknya bahan
galian dibedakan menjadi tiga yaitu bahan galian berbentuk padat (misalnya
emas, perak dan gamping, lempung dll), bahan galian berbentuk cair
(misalnya minyak bumi, yodium dll), maupun bahan galian yang berbentuk
gas (misalnya gas alam).
Barang tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut.Untuk
mengolah barang tambang tersebut tentunya kita harus memiliki banyak
modal, tenaga ahli dan penguasaan tekhnologi yang cukup
mumpuni.Kekayaan alam Indonesia dapat dikelola oleh perusahaan swasta
maupun asing dengan syarat bahwa mereka telah mendapatkan konsensi
resmi dari Pemerintah Indonesia. Konsensi ini merupakan surat izin yang
dikeluarkan pemerintah terhadap perusahaan yang berminat untuk mengolah
barang tambang yang ada di Indonesia dengan peraturan sistem bagi hasil.
3
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-
Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan :
- golongan bahan galian strategis (Golongan A)
- golongan bahan galian vital (Golongan B)
- golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :
- Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
- Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
- Penggunaan bahan galian bagi industri;
- Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
- Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;
- Penyebaran pembangunan di Daerah
4
amupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan.
Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti
penggolongan bahan-bahan galian adalah :
- Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan
serta Perekonomian Negara,
- Bahan galian Vital berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak,
- Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital
berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat
internasional.
Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri
sebagian besar termasuk ke dalam bahan galian golongan C, walaupun
beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.
5
pertambangan mineral logam; c. pertambangan mineral bukan logam;
dan d. pertambangan batuan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatu komoditas tambang
ke dalam suatu golongan pertambangan mineral sebagaimana
dimaksud pada ayat [2] diatur dengan peraturan pemerintah.
Dalam PP No 23 Tahun 2010 dijelaskan mineral bukan logam
meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit,
yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit,
yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit,
gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas,
batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen, dan
batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah
diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit,
gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung,
opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan,
gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian
dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir
urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan
(tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik,
pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau
unsure mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi
ekonomi pertambangan.
Potensi bahan galian industri (mineral non logam) hampir dijumpai
di semua wilayah Indonesia, dari jenis komoditinya mungkin lebih dari
100 jenis, dengan waktu kurang lebih 3-4 jam, baik itu berupa ceramah
umum dan diskusi sangat sulit untuk dapat memahami keseluruhan
mengenai mineral non logam, untuk itu bahan diklat dibuat secara ringkas,
tanpa mengabaikan tujuan dari diklat ini, yaitu peserta (aparatur pemda)
memiliki kompetensi dalam evaluasi laporan eksplorasi untuk pelaksanaan
tugas fungsinya.
Acuan Evaluasi Pemetaan bahan galian non logam ini mengacu pada :
6
1. SNI 13-4688-1998, Penyusunan peta sumber daya mineral, batubara dan
Gambut
2. SNI 13-4691-1998, Penyusunan peta geologi
3. SNI 13-4726-1998, Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan
4. SNI 13-6606-2001, Tatacara penyusunan laporan eksplorasi bahan
galian
5. SNI 13-6676-2002, Evaluasi laporan penyelidikan umum dan eksplorasi
bahan galian
6. Pedoman umum tata laksana kegiatan lapangan di lingkungan Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral
7. Pedoman teknis inventarisasi sumber daya mineral, batubara dan
bitumen padat
8. Pedoman teknis basis data sumber daya mineral non logam.
7
tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika
dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja
tahan karat yang keras.
Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina
dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun
tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu:
sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan
beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya
berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.
Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan
ultramafik pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan
iklim tropis sampai dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia
mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah
di Indonesia memiliki profil laterit (produk pelapukan) yang tebal dan
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel laterit
yang utama. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit
dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi,
airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral.
Nikel digunakan untuk membuat campuran logam (non Ferros
Alloy),missal alloy nikel-besi dengan kandungan nikel antara 50-80%
sisanya besi. Alloy alni yaitu campuran alminium nikel dan besi,yang
dalam penggunaanya sama dengan penggunaan baja karbon,alloy Ferrid
yang mengadung nikel oksida dan seng . Alloy tersebut biasanya
dimanfaatkan untuk peralatan elektronika. Disamping itu nikel digunakan
untuk pelapis logam dengan cara elekro pllating,baja tahan karat ,bahan
campuran keramik. Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan
bagian tenggara, Maluku, dan Papua.
8
Pada umumnya, endapan belerang mempunyai hubungan erat dengan
kegiatan gunung berapi. Beberapa pendapat mengenai genesa belerang :
a. Belerang berasal dari H2S yang merupakan hasil reduksi CaSO4 oleh
karbon dan methan. Terbentuknya H2S dapat melalui dua cara, yaitu
oksidasi oleh air tanah dan reaksi antara H2S dengan CaSO4.
b. Belerang dibentuk oleh bakteri de sulpho vibrio de sulfuricans.
Prosesnya, sulfat oleh bakteri diubah menjadi sulfite. Selanjutnya
sulfit diubah menjadi belerang.
c. Belerang terdapat pada gypsum yang diendapkan langsung dari poly
sulfite.
d. Cebakan belerang ditemukan sebagai hasil sublimasi solfatara atau
fumarola yang merupakan hasil dari aktivitas gunung berapi.
9
Untuk tipe sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada
aktivitas gunung berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe
ini dapat diproduksi. Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi
dapat dianggap tidak terbatas.
10
inovasi yang bermunculan saat ini.Begitupun halnya dengan sumber daya
mineral yang pemanfaatannya memiliki peran yang sangat sentral bagi
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Di bawah ini pemanfaatan beberapa
hasil tambang :
1. Minyak bumi
Minyak bumi ini setelah diolah dihasilkan minyak gas (avigas), bensol
(avtur), gasoline (bensin, premium dan super 98), karosin (minyak tanah
dan minyak lampu), minyak solar, diesel dan minyak bakar, vaselin dan
paraffin (untuk industry batik dan korek api) dan aspal. Hasil olahan
tersebut dapat digunakan untuk penerangan rumah, tenaga penggerak dan
mesin pabrik, bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar pesawat
terbang dan pemanfaatan lainnya.
2. Gas alam
Gas alam ini biasanya digunakan untuk bahan bakar rumah tangga dan
keperluan industri lainnya.
3. Batubara
Batubara biasanya digunakan sebagai bahan bakar pemberi tenaga dan
bahan mentah cat, obat-obatan, wangi-wangian dan bahan bakar peledak.
4. Tanah liat
Tanah liat digunakan untuk membuat gerabah dan bahan bangunan seperti
batu bata, genting dan kerajinan tangan seperti kendi dsb.
5. Kaolin
Kaolin ini digunakan sebagai bahan dasar membuat porselen.
6. Batu gamping
Batu gamping digunakan sebagai bahan perekat bangunan, bahan pembuat
semen, dan pengapur dinding.
7. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa ini dapat digunakan untuk membuat kaca.
8. Pasir besi
Pasir besi biasanya digunakan untuk membuat besi tuang.
9. Marmer
Marmer ini biasa digunakan untuk membuat lantai dan hiasang dinding.
10. Batu aji
Batu aji digunakan untuk perhiasan.
11. Alumunim
11
Alumunium merupakan logam ringan dan kuat yang digunakan untuk
industry kapal terbang, mobil, mesin-mesin dan alat-alat rumah tangga
lainnya.
12. Timah
Timah sebagai bahan untuk membuat pipa ledeng, logam patri dan kawat
telepon.
13. Nikel
Nikel dapat digunakan untuk bahan campuran dalam industry besi baja
agar kuat dan tahan karat.
14. Tembaga
Tembaga dapat digunakan untuk membuat bahan kapal dan industry
barang-barang perunggu dan kuningan.
15. Intan
Intan ini biasa dipergunakan untuk perhiasan bagi kaum perempuan pada
umumnya.
16. Asbes
Asbes dapat digunakan sebagai atap bangunan pengganti genting.
12
disampaikan beberapa angka mengenai mineral andalan Indonesia, disertai
pula beserta cadangan potensinya.Klasifikasi yang dipakai adalah klasifikasi
Mckelvey (1973). Angka angka tersebut disampaikan dalam bentuk tabel
berikut :
Taksiran cadangan
Perbandin
Nama Mineral Indonesia Dunia gan
1 11.100.0 8%
. Timah 865 ton 00 ton
2 100 14%
. Nikel 15 juta ton juta ton
3 Tembag 126 5%
. a 6 juta ton juta ton
663
4 Batubar 32 milyar milyar 2%
. a ton ton
139.00
5 Alumun 934 juta 0 juta 0,7%
. ium ton ton
916,6
6 Minyak 9,1 milyar milyar 1%
. bumi barrel barrel
6,9
7 Gas 0,138 juta juta 2%
. bumi BSCF BSCF
Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru
25% yang dieksploitasi.Menurut perkiraan, sumberdaya minyak bumi mencapai
lebih kurang 70 72 milyar barrel, sedangkan yang sudah diteliti dan sudah dapat
digolongkan sebagai cadangan baru kurang lebih 9 10 milyar barrel.
13
Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia akan bertambah terus bila
eksplorasi terus dilakukan. Belum lagi potensi yang mungkin ada di dalam batuan
yang lebih tua (batuan Pra-Tersier), karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru
diproduksi dari batuan berumur Tersier karena lebih dangkal letaknya.Demikian
pula potensi sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk dikembangkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan banyaknya jenis bahan galian, tentu perlu penggolongan bahan galian
yang terdiri atas beberapa klasifikasi agar dalam pencarian hingga
pemanfaatannya tidak terjadi kesalahan dan kebingungan sehingga segala
sesuatunya menjadi lebih properly atau lebih tepat guna dan tujuan. Maka dari itu
oleh pemerintah dibuatlah undang-undang dan juga peraturan pemerintah yang
mengatur penggolongan dan pembagian klasifikasi bahan galian hasil tambang
dengan mempertimbangkan beberapa karakteristiknya.
Contoh nya adalah :
Menurut Undang-Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan
14