Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya bauksit terbesar ke enam
dunia. Bauksit merupakan bijih utama aluminium alias material dasar untuk
memproduksi alumina. Bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1924 di
Kijang, pulau Bintan, di provinsi Kepulauan Riau. Pulau Bintan juga merupakan
daerah penghasil bauksit terbesar di Indonesia dan produksinya sudah mencapai
pasaran internasional.
Bauksit sendiri bukanlah sebuah mineral, melainkan batuan yang terbentuk
dari proses laterisasi. Ada tiga komponen yang mendominasi mineral aluminium
hidrat, yakni gibsit, boehmite dan diaspora.
Sebagai bahan dasar untuk memproduksi aluminium, bauksit memiliki
manfaat yang dapat langsung dirasakan dalam kehidupan sehari hari seperti, bahan
dasar pembuatan badan pesawat terbang, produksi perabotan rumah tangga, bahan
kemasan makanan dalam tin dan lain sebagainya.
Banyaknya daerah penghasil bauksit di Indonesia membuat kebutuhan
bauksit selalu tercukupi. Bahkan, beberapa perusahaan yang mengolah bahan alam
tersebut mampu mengekspor hasil produksinya ke luar negeri. Soal ekspor,
bauksit yang ditambang di Pulau Bintan telah diekspor sejak tahun 1935.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis
dan pembaca mengenai bauksit serta tatacara atau proses pengolahan bauksit
menjadi aluminium, sehingga menjadi semakin menarik dan mudah untuk dicerna.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bauksit
Bauksit adalah batuan yang terbentuk karena suatu proses lateritisasi batuan
induk yg kaya akan unsur alumina dan merupakan Biji Utama Aluminium yang
terdiri dari Tiga Unsur Aluminium Hidrat yang antara lain Gibsit, Diaspora dan
Boehmite. Oleh karena itu bisa ditekankan bahwa Bauksit itu Batuan, bukan
Mineral. Batuan Bauksit pertama kali ditemukan oleh Ahli Geolog yang berasal
dari Perancis bernama Pierre Berthier ditahun 1821 silam dan nama Bauksit
diambil dari nama desa di Selatan Perancis yakni Les Baux.i.
Bauksit merupakan bebatuan yang mengandung banyak unsur alumina dan biji
utama aluminium, yang nantinya di proses secara Proses Bayer dan Proses Hall
Heroult (Proses Peleburan Aluminium Oksida) untuk mendapatkan Aluminium
Oksida dan Aluminium Murni yang nantinya bisa digunakan untuk membuat alat
dapur aluminium, sepeda dan lain lain.
Bauksit didalam rumus kimia dituliskan sebagai Al(OH)3 dengan
kemungkinan terjadinya penambahan Unsur Al dan OH, sebagai contoh AIO (OH),
AIO (OH), dan (Al2O3.2H2O).
3
B. Material Penyusun Bauksit
4
Aluminium dalam bauksit terutama dalam bentuk:
Namun di Indonesia sendiri bauksit tipe bijih umumnya adalah Gibbsite. Dibawah
ini merupakan gambaran jelas berbagai material yang terdapat didalam bijih
bauksit.
5
1. Jaw Crusher
2. Belt Conveyor
Berfungsi untuk memindahkan material yang telah mengalami pengecilan
ukuran.
3. Drum Scrubber
Berfungsi untuk memisahkan suatu flow yang berisi rasio tinggi gas dan
cairan.
6
Gambar 2.7 Drum Scrubber
4. Screw Feeder
7
D. Pengolahan Bauksit Menjadi Aluminium
Sebelum proses pengolahan dilakukan ada tahapan yang harus dilalui yaitu
bijih bauksit harus dicuci terlebih dahulu agar kotoran-kotoran yang tidak
dibutuhan tidak ikut terbawa di proses pengolahan. Dibawah ini merupakan
diagram alir proses pencucuian bijih bauksit:
8
Pabrik Pencucian
9
1. Digestion
Bauksit yang telah digerus halus direaksikan dengan larutan NaOH panas di
dalam digeser larutan sodium aluminate (Na[Al(OH)4])
- Pelarutan aluminium dalam tangki bertekanan
- Leaching agent: NaOH
- Mengapa tidak dilakukan pelindian dengan asam?
• Dalam asam, Fe dan Ti dalam mineral larut dan mengkonsumsi asam
• presipitat Al(OH)3 dari pelindian asam berbentuk gel, sulit dicuci dan
difiltrasi
- Reaksi pelindian:
10
2. Klarifikasi
− Larutan kaya yang mengandung alumina dipisahkan dari mineral-mineral
pengotornya yang tidak larut dengan pengendapan (settling), pengentalan
(thickening) dan penyaringan (filtration).
− Campuran pengotor padat dikenal dengan istilah RED MUD = lumpur
merah.
− Kandungan utama RED MUD: Fe2O3, SiO2 dan TiO2, Al2O3 serta Na2O,
K2O, CaO dan MgO dalam persentase lebih kecil.
3. Presipitasi
- Aluminium hydrate dikristalisasi dari larutan hasil pelindian:
2NaAlO2 + 4H2O Al2O3.3H2O + 2 NaOH
~ kebalikan dari reaksi pelarutannya
11
ditambahkan seeding berupa serbuk alumina
hidrat untuk mempercepat proses kristalisasinya.
Dilkukan dalam tangki dengan volume 4000 s/d
6000 m³
Mempunyai kinetika yang lambat (hingga 48 jam)
menjadi pengendali laju proses secara
keseluruhan
4. Kalsinasi
Hydrate dikalsinasi untuk menghasilkan Al2O3 murni untuk memproduksi
logam Al atau untuk keperluan lain (CGA)
Al2O33H2O Al2O3 + 3H2O
Kalsinasi dilakukan dalam rotary kiln, fluidized bed roaster atau fluid flash
roaster
- Pada proses kalsinasi dengan fluid flash roaster, alumina hidrat
diumpankan secara counter current dengan udara panas hasil pembakaran
fuel oil atau gas.
- Pada rentang suhu 180-600oC, pertama-tama terjadi penghilangan free
moisture yang diikuti dengan air kristal.
- Pada suhu yang lebih tinggi terbentuk partikel yang berukuran lebih kasar
(luas permukaan turun)
- Pada suhu >1000°𝐶𝐶 terbentuk ∝ −alumina
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bauksit adalah batuan yang terbentuk karena suatu proses lateritisasi batuan
induk yg kaya akan unsur alumina dan merupakan Biji Utama Aluminium. Batuan
Bauksit pertama kali ditemukan oleh Ahli Geolog yang berasal dari Perancis
bernama Pierre Berthier ditahun 1821 silam dan nama Bauksit diambil dari nama
desa di Selatan Perancis yakni Les Baux.i.
Proses Bayer adalah satu-satunya rute proses yang diterapkan di industri untuk
memprosuksi alumina dari bauksit. Proses Bayer pada dasarnya terdiri dari 4 tahap
utama yaitu; 1) Digestion, 2) Klarifikasi, 3) Prespitasi, dan 4) kalsinasi
B. Saran
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya bauksit terbesar ke enam
dunia. Sudah sepatutnya kita menjaga sumber daya alam yang sangat berharga
tersebut agar digunakan sebaik-baiknya untuk menjadi salah satu sektor penunjang
ekonomi di Indonesia. Namun jangan sampai sumber daya alam ini di eksploitasi
secara besar-besaran hingga merusak lingkungan. Pemerintah harus memastikan
seluruh tambang di Indonesia memerhatikan kelangsungan wilayah , lingkungan
dan satwa liar yang ada disekitar area tambang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14