Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGOLAHAN/PEMURNIAN, PENGANGANGKUTAN
DAN PEMASARAN BAUKSIT

DISUSUN OLEH:

NICO PERDANA S.S


213030504048

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
2023

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

telah memberikan kesempatan kepada kami sebagai penyusun untuk

menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan berkat-Nya lah kami penyusun dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul pengolahan/pemurnian, pengangkutan dan

pemasaran Bauksit tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tambang Terbuka

di Universitas Palangka Raya, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Pertambangan.

Saya penyusun mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata

kuliah Tambang Terbuka.

Saya penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima demi

kesempurnaan laporan ini. Walaupun laporan ini tidak sepenuhnya bagus , saya

berharap ada manfaat yang diperoleh oleh pembaca. Atas perhatiannya, saya

segenap penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya.

Palangka Raya, 13 April 2023

PENULIS

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.........................................................2
1.3.1 Maksud Penelitian................................................................2
1.3.2 Tujuan Penelitian..................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1 Pengertian Bauksit............................................................................3
2.2 PengolahanBauksit....................................................................................4
2.3Pemurnian Bauksit.......................................................................................4
2.4 Pengangkutan Bauksit ...............................................................................5
2.5 Pemasaran Bauksit .....................................................................................5.
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
1.1Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium (Al) nisbi

tinggi, kadar besi (Fe) rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO 2 ).

Bentuknya menyerupai tanah liat/cellular dan kadang-kadang berstruktur pisolitik.

Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf, kekerasan bauksit berkisar antara 1-

3 Skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5-2,6. Bauksit merupakan bahan

heterogen yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida

aluminium, yaitu berupa mineral gibbsite (Al 2 O 3 .3H 2 O), mineral boehmit (Al

2 O.3H 2 O), mineral diaspor (Al 2 O 3 .3H 2 O). Secara umum bauksit layak

tambang mengandung Al 2 O 3 sebanyak 45-65%, SiO 2 1-12%, Fe 2 O 3 2-25%,

TiO 2 >3%, dan H 2 O 14-36%. Persentase unsur bauksit akan menentukan

langkah selanjutnya seperti perhitungan cadangan dan perancangan metode

penambangan. Kandungan bauksit pada daerah penelitian adalah aluminium (Al 2

O 3 ), besi (Fe 2 O 3 ), silika (SiO 2 ) dan titanium (TiO 2 ).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Bauksit

2. Pemurnian Bauksit

3. Pengangkutan Bauksit

4
5

4. Pemasaran Bauksit

1.3 Maksud dan Tujuan Makalah

1.3.1 Maksud Makalah

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan

Bauksit, Pemurnian, Pengangkutan, hingga ke pemasaran Bauksit.

1.3.2 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini.

1. Mengetahui cara pengolahan Bauksit

2. Mengetahui cara pemurnian Bauksit

3. Mengetahui proses pengangkuta Bauksit

4. Mengetahui cara pemasaran Bauksit

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bauksit

Bauksit adalah bahan mineral yang heterogen, yang mempunyai mineral

dengan susunan terutama dari oksida aluminium, Mineral aluminium di bauksit

dapat mencakup gibbsite Al(OH)3, boehmite AlO.OH, dan diaspore AlO2H.

Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45-65 %, SiO2 1-12 %,


6

Fe2O3 2-25%, TiO2 >3 % dan H2O 14-36 %.(Donaldson, 2013). Berikut adalah

gambar dari bijih bauksi (geology, 2011).

Batuan Bauksit Bauksit merupakan batuan tambang yang kaya akan

kandungan alumina dan rendah kandungan besinya. Batuan ini sering disebut

dengan bijih. Kandungan mineral bauksit beragam untuk bauksit yang berasal dari

tempat berbeda. Berikut ini adalah kandungan utama dari tiap mineral:

(Donaldson & Raahauge, 2013) Ore Minerals

 Gibsite, Al(OH)3 atau Al2O3. 3H2O

 Nordstrandite, Al(OH)3 atau Al2O3. 3H2O

 Boehmite, AlO.OH, Al2O3. H2O

 Diaspore, AlO2H, Al2O3.H2O

Gangue Minerals

 Corundum, α-Al2O3

 Aluminium goethite, (Fe, Al)O2H

 Kaolinite, Al2Si2O5 (OH)4

 Quartz, SiO2 - Hematite, α- Fe2O3

 Rutile, TiO2

Berdasarkan kandungan alumina di dalam bijih bauksit maka bauksit dapat

digolongkan kedalam tiga kelas seperti berikut: (Lianasari, 2013)


7

2.2 Pengolahan Bauksit

Pekerjaan pengolahan bahan galian dilakukan untuk mendapatkan konsentratatau

bijih yang sesuai dengan standar, keinginan atau patokan pasar dengan ketentuan-

ketentuan atau kriteria tertentu. Adapun konsentrat yang didapatkan dari hasil

pengolahan ini berupa Alumina. Logam alumunium sebagai produk dari industri

pertambangan yang berasal dari pengolahan bijih bauksit melalui standar yang

telah kita kenal, yaitu didapat dari proses pengolahan bauksit menjadi alumina

(proses bayer) dan pengolahan alumina menjadi alumunium.

Dengan mengekstrak aluminium yang terkandung di dalam bauksit dengan

menggunakan'-etil-3-metilimidazolium klorida ((emim)Cl). Bahkan logam lain

pun seperti besi dan titan yang terkandung di dalam bauksit dapat diekstrak

dengan menggunakan (emim)Cl. Logam aluminium, besi dan titan dapat

membentuk cairan ionic dengan (emim)Cl. Cairan ionik yang terbentuk pada

teknologi alternatif ini adalah (emim)AlCl4, (emim)FeCl4, dan (emim)2 TiCl4.

Menurut earle, sintesis (emim) AlCl4 dapat dilakukan dengan menambahkan

garam (emim)Cl dengan AlCl 3 secara langsung pada atmosfir (Earle, 2000). Oleh

karena itu, aluminium, besi dan titan yang terkandung didalam bauksit harus

diubah terlebih dahulu menjadi AlCl3, FeCl3, dan TiCl2. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menambahkan HCl terlebih dahulu ke dalam bauksit yang akan

diolah. Setelah diubah AlCl3, FeCl3, dan TiCl2 barulah mereaksikan dengan

(emim)Cl pada atmosfir N2. Dengan demikian akan terbentuk cairan ionik yang

diharapkan. Berikut adalah reaksi yang terjadi: M = Al, Fe N = Ti. Cairan ionik

yang terbentuk,terutama (emim) AlCI4 merupakan pelarut yang kuat (Earle,


8

2000). Dengan begitu akan membantu untuk melarutkan senyawa-senyawa

alumina, besi, dan titan yang masih terdapat di dalam bauksit,sehingga tidak akan

menghasilkan red mud.

2.3 Pemurnian Bauksit

Pada prinsipnya, proses Bayer bertujuan untuk Pemurnian Bauksit dengan

cara menghilangkan 3 komponen pengotor utama yaitu Fe2O3, SiO2 dan TiO2.

Kalsium dan magnesium biasanya terkandung dalam bentuk mineral dolomit yang

tidak larut. Pemurnian atau menghilangkan senyawa silika dalam larutan sodium

aluminat hasil proses Bayer menggunakan reagen-reagen desilikasi yaitu CaCl2,

Ca(OH)2, dan karbon aktif.

Bauksit yang berkadar rendah diketahui mengandung aluminium rendah,

yang akan mengurangi kemampuan mengekstraksi unsur aluminium (Songqing,

2011). Pengotor utama pada bauksit di antaranya adalah senyawa silika, besi dan

titanium. Silika biasanya berasosiasi membentuk mineral silikat berupa kaolinit

(Al2O3.2SiO2.2H2O), haloysite (Al2O3.2SiO2.2H2O) atau silika itu sendiri

berupa mineral kuarsa. Sebagian silika (kuarsa) larut dalam larutan sodium

aluminat hasil proses Bayer pada suhu di atas 180 C, sedangkan lempung atau

silikat lain seperti kaolinit mudah bereaksi dengan NaOH pada saat proses

digestion (Smith, 2009).


9

2.3 Pengangkutan Bauksit

Pengangkutan (Hauling) yaitu material hasil pembongkaran yang telah dimuat

kembali diangkut ke lokasi pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke

mesin penghancur & proses pengankutan dilakukan untuk pemindahan material

dari lokasi penggalian atau front penambangan ke lokasi.

Penampungan sementara dimana nanti selanjutnya akan dilakukan pencucian pada

proses pengolahan bauksit itu sendiri. Proses pengangkutan ini bisa dilakukan

dengan menggunakan beberapa macam alat angkut seperti dump truck, lori, belt

conveyor, dll. Pada penambangan bauksit alat angkut yangdigunakan yaitu dump

truck dengan berbagai macam ukuran dan kemampuan muatnya.

2.4 Pemasaran Bauksit

Tidak banyak produsen bijih bauksit skala besar yang eksis sampai saat ini di

Indonesia.Sampai tahun 2011, boleh dikata hanya PT. Antam Tbk yang

merupakan produsen utama bijih bauksit, dan selebihnnya adalah produsen-

produsen kecil dengan skala produksi rendah.Terakhir, PT. Harita Prima Abadi

Mineral yang berlokasi di Ketapang, Kalimantan Barat jugamulai beroperasi dan

berencana meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai

250.000Wmt/bulan.Data dari Direktorat Pengusahaan Mineral dan Panas Bumi

Kementrian Energi danSumberdaya Mineral menujukkan bahwa sampai tahun

2004 produksi bijih bauksit di Indonesiacenderung meningkat walaupun tidak


10

signifikan (tabel IX.1), namun boleh dikata seluruh bauksittertambang tersebut

dipasok untuk pasar eksport.

Berbeda dengan produksinya yang cenderung meningkat, harga jual bijih

bauksitcenderung fluktuatif walaupun juga tidak signifikan, baik di pasar

domestik maupun eksport.Data pada tabel IX.2 menunjukkan bahwa harga jual

bauksit dunia antara tahun 2000-2004 berkisar antara US $ 19-23.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang sudah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa:

Bauksit adalah bahan mineral yang heterogen, yang mempunyai mineral

dengan susunan terutama dari oksida aluminium, Mineral aluminium di

bauksit dapat mencakup gibbsite Al(OH)3, boehmite AlO.OH, dan diaspore

AlO2H. Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45-65 %, SiO2

1-12 %, Fe2O3 2-25%, TiO2 >3 % dan H2O 14-36 %.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, W., Hasyim, I., & Kurniawan, E. (n.d.).

LN 1961/113
11

Anda mungkin juga menyukai