Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KIMIA DASAR

BATUBARA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

CHESY AISYAH STEFANE (06111282227015)


WINDHA (06111182227021)
WILYNDA PURNAMA (06111282227023)
RAHMA HAFITRI (06111282227027)
SENANDUNG SENJA (06111282227035)
TINA OKTASARI (06111182227037)

DOSEN PENGAMPU :
PROF. DRS TATANG SUHERY, M.A., PH.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRWIJAYA TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat

dan hidayah-Nya, penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar dan tanpa

kekurangan satu apa pun. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jejem

Mujamil yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami

pelajari dalam makalah ini. Makalah berjudul “Batu Bara” disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah Kimia Dasar. Selain itu, makalah ini juga diharapkan bisa memberikan

pengetahuan dan wawasan baru tentang Batu Bara yang ada di Indonesia. Tentu penyusunan

makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun begitu,kami dkk berharap bahwa

makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua Apabila ada kritik dan saran yang ingin

disampaikan, penulis sangat terbuka dan dengan senang hati menerimanya.

Indralaya, 16 september 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pengertian Batu Bara.......................................................................................4

2.2 Jenis dan Klasifikasi Batu Bara......................................................................4

2.3 Proses Pembentukan Batu Bara.....................................................................8

2.4 Sejarah PTBA.................................................................................................11

2.5 Teknik Pengolahan Batu Bara......................................................................12

2.6 Struktur PTBA..............................................................................................15

2.7 Pemanfaatan Batu Bara.................................................................................17

2.8 Dampak Batubara terhadap Lingkungan dan Permukaan Bumi.............20

BAB III PENUTUP..............................................................................................23

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di


dunia. Indonesia telah menjadi eksportir utama batubara termal sejak melampaui
produksi Australia pada tahun 2005. Sebagian besar batubara termal yang diekspor
terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/g) dan jenis kualitas
rendah (di bawah 5100 cal/g), dengan sebagian besar permintaan berasal dari China
dan India. Berdasarkan informasi dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Indonesia menyampaikan bahwa cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis
dalam kurun waktu 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan salah satu produsen batu bara
dan emas terbesar di dunia. Hal ini didukung oleh wilayah Indonesia yang merupakan
perpotongan lempeng tektonik seperti lempeng Eurasia, Pasifik, IndoAustralia dan
Filipina. Pertemuan lempeng tektonik menjadikan kondisi geologi dan geomorfologi
Indonesia kaya akan mineral dan mineral.

Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang
terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara biokimia,
kimia dan fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta
temperatur tertentu pada kurun waktu yang sangat lama. Menurut The lnternational
Hand Book of Coal Petrography (1963) Batubara adalah batuan sedimen yang mudah
terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh
proses kompaksi dan terkubur dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang
bervariasi, dari dangkal sampai dalam.

Batubara merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik sebesar hampir 40% di seluruh
dunia (Anonim, 2005). Selama berabad-abad, batubara telah memainkan peran yang
sangat penting, tidak hanya dalam menghasilkan listrik, tetapi juga sebagai bahan
bakar utama untuk produksi baja, semen, pusat pengolahan alumina, pabrik kertas,
industri kimia dan farmasi. Selain itu, ada produk sampingan batubara, antara lain
sabun, aspirin, pelarut, pewarna, plastik, dan fiber.
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umum adalah
batuan sedimen yang mudah terbakar yang terbentuk dari sedimen organik, terutama
sisa-sisa tumbuhan, dan terbentuk melalui proses coalification. Unsur-unsur utama
termasuk karbon, hidrogen dan oksigen. Pembentukan batubara memerlukan kondisi
tertentu dan hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu sepanjang sejarah geologi. Era
Karbon, sekitar 340 juta tahun yang lalu, adalah periode yang paling banyak
menghasilkan batubara dan di mana hampir semua endapan batubara (black coal) yang
layak secara ekonomi di Belahan Bumi Utara terbentuk..

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian batubara secara umum?


2. Apa saja unsur kimia yang terkandung dalam batubara?
3. Apa saja jenis dan klasifikasi batubara?
4. Bagaimana pembentukan batubara bisa terjadi?
5. Bagaimana pemanfaatan dan penggunaan batubara yang tepat supaya
tidak terjadi pemborosan sumber daya alam tak terbaharui?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian batubara secara umum


2. Mengetahui unsur-unsur kimia pembentuk batubara
3. Mengetahui jenis dan klasifikasi batubara
4. Mengetahui proses pembentukan batubara bisa terjadi dimulai dari
bentuk edapan organik hingga menjadi batubara

5. Mengetahui Teknik Pengelolaan batu bara


6. Mengetahui pemanfaatan dan penggunaan batubara yang tepat
sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya alam
7. Mengetahui dampak batu bara terhadap lingkungan dan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batu Bara

Batubara terbentuk karena hasil dekomposisi tumbuhan yang tersedimentasi


dan sudah mati. Oleh karena itu batubara dianggap sebagai batuan organik karena
faktanya batubara terbentuk dari makhluk hidup. Batubara biasanya ditemukan di
lapisan batuan sedimen karena proses pembentukannya termasuk proses sedimentasi.
Selain itu batubara dapat juga ditemukan pada lapisan batu lain apabila terjadi uplift
atau aktivitas tektonik yang lain. Hal ini dapat ditemukan pada lapisan batuan sedimen
jika proses pembentukannya termasuk proses sedimentasi. Selain itu batubara juga
dapat ditemukan di lapisan batuan lain selama pengangkatan atau aktivitas tektonik
lainnya. Batubara terdiri dari oksigen, hidrogen dan karbon. Ini adalah batuan organik
dengan sifat fisik dan kimia yang kompleks. Analisa unsur memberikan rumus formula
empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

2.2 Jenis dan Klasifikasi Batu Bara

Batubara dapat dikategorikan berdasarkan kualitasnya. Saat ini, ada lima


klasifikasi yang mencakup material gambut, lignit, sub-bituminous, bituminous dan
anthracite. Setiap batubara memiliki persentase karbon, oksigen, dan hidrogen yang
sama. Selanjutnya, unsur-unsur ini dapat mengubah kualitas batubara. Kualitas
batubara bervariasi berdasarkan rasio karbon terhadap bahan lain. Batubara yang
berkualitas lebih baik memiliki lebih banyak karbon daripada material lainnya, dan
batubara berkualitas buruk memiliki sedikit karbon daripada material lainnya.

a) Gambut

Gambut juga dikenal sebagai peat adalah tahap pertama dari transformasi tubuh
Tumbuhan yang berubah menjadi batu bara. Gambut memiliki kandungan karbon lebih
rendah dari 40 hingga 55%, jauh dibawah standar mutu batubara. Gambut biasanya
juga mengandung cukup banyak air dan partikulat ukuran kecil. Keduanya membuat
gambut ketika menghasilkan banyak asap dan polusi pada saat dibakar. Dibandingkan
dengan batu bara, gambut yang terbakar cenderung memiliki sifat seperti kayu Secara
umum. Pembakarannya menghasilkan lebih sedikit panas, lebih banyak asap, dan
banyak abu residu pembakaran.

b) Lignit

Lignit atau biasa dikenal dengan lignite/brown adalah batu bara yang biasa
digunakan untuk pembakaran, tetapi kualitasnya masih sangat rendah. Batubara ini
memiliki Kandungan karbon antara 40% dan 55%, masih relatif rendah, tetapi lebih
tinggi dari gambut. Lignit berwarna hitam atau coklat tua dan merupakan tahap kedua
dari perubahan jasad tumbuhan menjadi batubara. Saat ini kandungan batubaranya
masih Cukup tinggi, lebih dari 35%. Sayangnya, lignit sering menyala secara spontan
atau tiba-tiba. Oleh karena itu, lignit sulit untuk menjadi sumber energi yang dapat
diandalkan. di samping itu, Ini juga berbahaya bagi para penambang karena dapat
menyebabkan kebakaran di lubang tambang.

c) Sub-Bituminus

Batu bara sub bituminus adalah semua jenis batu bara yang memiliki
kandungan karbon di antara bituminus dan lignit. Meskipun memiliki kualitas yang
kurang baik, batu bara sub bituminus tersedia dalam jumlah banyak. Batu bara jenis ini
umumnya digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga batu bara.
d) Bituminous

Bituminus merupakan jenis batu bara yang paling banyak tersedia dan digunakan di
seluruh dunia. Batu bara ini mengambil nama dari sejenis cairan pekat bernama
bitumen. Batu bara berjenis ini memiliki kadar karbon 60 hingga 80%, sudah cukup
tinggi untuk digunakan sebagai bahan bakar yang efisien. Selain itu, kadar karbon yang
tinggi ini juga memungkinkan batu bara bituminus untuk diubah menjadi coke, bahan
penting dalam industri besi dan baja.Karena sudah cukup lama berada di dalam
permukaan bumi, kandungan cairan dan partikulat lainnya cukup rendah, hanya sekitar
15-40%. Selain itu, sudah tidak lagi terlihat bekas-bekas tumbuhan pada batu bara
bituminus.

Batu bara ini memiliki karakteristik warna yang relatif gelap dan tingkat kekerasan
yang cukup tinggi. Hal ini terjadi karena bituminus sudah lama berada dalam tekanan
dan suhu tinggi di perut bumi.

Umumnya batu bara dengan kualitas bituminus digunakan sebagai bahan bakar bagi
pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah cukup canggih. Selain karena memiliki
kadar karbon yang tinggi, kadar sulfur dan material lainnya pun rendah, sehingga
pembakaran lebih bersih dan efisien. Bituminus juga dapat digunakan sebagai coking
coal dalam industri produksi besi baja serta sebagai smithing coal dalam industri
tempaan besi-baja
e) Antrasit

Batu bara berjenis antrasit atau anthracite merupakan batu bara kualitas tertinggi yang
dapat terbentuk di alam. Antrasit hampir seluruhnya terdiri dari karbon, yaitu sekitar
80-95%.Karena sudah sangat murni, antrasit memiliki kadar mineral lain dan partikulat
yang sangat sedikit. Selain itu, kandungan air pada batu bara ini juga sangat rendah.
Hal ini menyebabkan antrasit memiliki karakteristik pembakaran yang sangat baik.

Pembakaran antrasit akan menghasilkan api berwarna biru. Api biru menunjukkan
bahwa proses pembakaran yang terjadi merupakan pembakaran sempurna dan
menghasilkan sedikit polusi. Karena kualitasnya yang sangat tinggi dan kelangkaannya
di alam, antrasit umumnya digunakan sebagai bahan bakar pemanas ruangan.
Meskipun akan sangat efektif jika digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik,
harganya terlalu mahal sehingga tidak ekonomis.

2.3 Proses Pembentukan Batu Bara

Menurut Sukandarrumidi 2018, batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan


yang sudah mati, dengan komposisi terdiri dari cellulose. Proses pembentukan
batubara, dikenal sebagai proses pembatubaraan atau coalification.

Pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia


(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan).

2 Tahap biokimia (penggambutan) adalah tahap ketika sisa-sisa tumbuhan yang


terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaeorobik) didaerah rawa
dengan sistem penisiran (drainage system) yang buruk dan selalu tergenang air
beberapa inci dari permukaan air rawa. Material tumbuhan yang busuk 10 tersebut
melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O dan NH3
untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobic dan fungi, material
tumbuhan itu diubah menjadi gambut. (Stach, 1982, opcit. Susilawati 1992).
3 Tahap geokimia (pembatubaraan) merupakan proses diagenesis terhadap
komponen organik dari gambut yang menimbulkan peningkatan temperature dan
tekanan sebagai gabungan proses biokimia, kimia dan fisika yang terjadi karena
pengaruh pembebanan sedimen yang menutupinya dalam kurun waktu geologi.
Pada tahap tersebut, persentase karbon akan meningkat, sedangkan persentase
hidrogen dan oksigen akan berkurang sehingga menghasilkan batubara dalam
berbagai tingkat maturitas material organiknya. (Susilawati 1992). Proses ini akan
menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya
mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta
antrasit.

Teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu :

a. Teori In-situ
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan
ditempat dimana batubara tersebut. Batubara yang terbentuk biasanya terjadi
dihutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat
mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut dan sisa tumbuhan
tersebut tidak mengalami 11 pembusukan secara sempurna dan akhirnya
menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.

b. Teori Drift
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan
yang bukan ditempat dimana batubara tersebut. Batubara yang terbentuk
biasanya terjadi di delta mempunyai ciri-ciri lapisannya yaitu tipis, tidak
menerus (splitting), banyak lapisannya (multipleseam), banyak pengotor
(kandungan abu cenderung tinggi).

Ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pembetukan batubara yaitu: umur,
suhu dan tekanan. Mutu endapan batubara juga ditentukan oleh suhu, tekanan serta
lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik. Pembentukan
batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) dikenal
sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta
tahun yang lalu. Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut/peat
(C60H6O34) yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignite) atau disebut
pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis
maturitas organik rendah.

Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan
tahun, maka batubara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap
menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batubara sub-
bituminus (sub-bituminous). Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga
batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk
bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang tepat,
peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga
membentuk antrasit.

Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan


perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara. Disamping itu
semakin tinggi peringkat batubara, maka kadar karbon akan meningkat, sedangkan
hidrogen dan oksigen akan berkurang. Karena tingkat pembatubaraan secara umum
dapat diasosiasikan dengan mutu atau mutu batubara, maka batubara dengan tingkat
pembatubaraan rendah disebut pula batubara bermutu rendah seperti lignite dan
subbituminus biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram
seperti tanah, memiliki tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon
yang rendah, sehingga kandungan energinya juga rendah. Semakin tinggi mutu
batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin
hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar
karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.

2.4 Sejarah PTBA

PT. Bukit Asam Tbk adalah Perusahaan Pertambangan yang dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia yang didirikan pada tahun 1950. Perusahaan Menjadi perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode "PTBA" pada 23 Desember 2002. Bukit
Asam mempunyai empat budaya perusahaan yakni kerja cerdas, kerja keras, kerja
dengan benar dan bekerja dengan tulus.

Di era awal 1970-an saat melambungnya harga minyak, mata dunia terbuka
bahwa batubara merupakan sumber energi alternatif yang murah dan memiliki
cadangan besar. Di awal tahun 1976, Unit Produksi TABA yang merupakan bagian
dari Perum Batubara mendapatkan kunjungan dari pihak Bank Dunia. Unit yang
memiliki kapasitas produksi tahunan 122,000 ton saat itu telah memiliki studi
kelayakan sederhana dan memiliki angka produksi yang tidak melebihi 1 juta ton per
tahun. Kemudian diputuskan untuk mengubah coal mining project menjadi coal mining
transportation atau pertambangan terpadu. Pertambangan Terpadu ini dalam
perencanaannya transportasi batubara akan menempuh perjalanan darat sejauh 420
kilometer dan perjalanan laut 100 kilometer dari lokasi awal (hulu) di area
penambangan batubara Tanjung Enim, dan berujung (hilir) di PLTU Suralaya. Untuk
studi kelayakan terpadu program pengembangan ini sendiri, Bank Dunia dan
pemerintah RI masing-masing mengeluarkan anggaran 10 juta dolar AS.

Awalnya, pertambangan batubara di Tanjung Enim ini diprakarsai oleh


Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1919 dengan mengoperasikan tambang
batubara pertama menggunakan metode penambangan terbuka di Air Laya. Dengan
menggunakan metode penambangan bawah tanah, operasi awal dimulai pada tahun
1923 berlangsung sampai tahun 1940, sementara produksi komersial dimulai pada
tahun 1938.

Ketika periode kolonial Belanda berakhir di Indonesia, para pekerja tambang


berjuang untuk nasionalisasi tambang. Akhirnya pada 1950, pemerintah Indonesia
menyetujui pembentukan BUMN Bukit Asam Tambang Batubara Arang atau dikenal
sebagai Perusahaan Negara Tambang Bukit Asam (PN TABA). Pada1981, PN TABA
statusnya dikonversi menjadi perseroan terbatas dengan nama PT Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) Tbk. Kemudian pada 1993, perusahaan ini ditugaskan
pemerintah untuk mengembangkan usaha briket batubara.

Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pembangunan tambang terpadu


ini dan dibentuklah PTBA di tahun 1981 untuk melaksanakan pembangunan tambang
dan pelabuhan. PTBA mendapat pinjaman 185 juta dolar AS, dimana 120 juta dolar
AS merupakan pinjaman dari Bank Dunia selaku project sponsor. Sisanya merupakan
pinjaman dari beberapa negara seperti Jerman (KFW), Jepang, Kanada dan Belanda.
Pemerintah Republik Indonesia (RI) pun turut memberikan pinjaman dengan nilai yang
sama dalam bentuk mata uang rupiah. Selain itu pemberi pinjaman lainnya dari dalam
negri adalah Bank BNI 46. Berdasarkan data dari Laporan Tahunan 2014, produksi
PTBA di tahun 2014 sudah mencapai angka 16,3 juta ton per tahun dengan net profit
2,02 Triliun rupiah.
Bukit Asam memiliki misi mengelola sumber sumber daya energi dengan
mengembangkan kompetensi dan keunggulan manusia untuk memberi nilai tambah
maksimal bagi stakeholders dan lingkungan. Kini perusahaan tersebut menjajaki
proyek gasifikasi batu bara (Coal Bed Metan/CBM) di Tanjung Enim, Sumatera
Selatan. Pengembangan CBM itu dalam pola bisnis edit value. Pelaksanaan studi masih
dijajaki dengan merangkul PT Pupuk Sriwijaya.

2.5 Teknik Pengolahan Batu Bara

Pengolahan bahan galian termasuk pengolahan batubara pada umumnya


dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Preparasi

2. Konsentrasi

3. Dewatering

1. Preparasi
pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan untuk mereduksi
ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai dengan
penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan dengan alat peremuk
yang antara lain alat crusher atau grinder. Proses peremukan atau crushing
biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan, yakni:
a. Primary crushing, suatu tahapan untuk meremuk umpan dengan ukuran
2 inch – 90 inch dan umpan ini biasanya berasal dari hasil tambang.
Alat yang digunakan berupa jaw crusher dan gyratory crusher.
b. Secondary crushing, umpan yang dimasukkan sebesar 1 inch sampai 3
inch yang biasanya berasal dari primary crushing. Alat yang digunakan
ialah stamp mill, roller dan cone crusher.
c. Grinding atau fine crushing, umpan yang dimasukkan sebesar ¼ inch
sampai 3/8 inch. Alat yang digunakan adalah ball mill, tube mill atau
pebble mill, rod mill. Untuk mencegah adanya re-crushing dan over
grinding, serta untuk menambah produktivitas, maka digunakanalat
pembantu berupa ayakan (screen) atau bisa juga classifier. Screen dan
classifier berfungsi untuk mengelompokkan material hasil crushing atau
grinding.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara batubara
dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan warna atau
kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific gravity cara
konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi:
a. Flowing film concentration Proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada
aliran tipis.
b. Jigging Proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap antara
pengotor dengan batubara.
c. Sifat permukaan mineral Proses konsentrasi yang mendasarkan pada senang
atau tidaknya mineral terhadap gelembung udara. Cara konsentrasi ini disebut
Flotasi.
3. Dewatering
Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan biasanya
dilakukan setelah proses konsentrasi. Dewatering ini dikelompokkan dalam tiga
tahapan, yaitu:
2.5.1 Thickening: merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan
cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam
suatu pulp, sehingga solid faktornya = 1 (% solid = 50%).
2.5.2 Filtrasi: merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara
menyaring, sehingga didapat solid factor = 4 (persen solid = 80%).
2.5.3 Drying: adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan
sehingga padatan ini bebas dari cairan (% solid = 100%). B.
Pemanfaatan Batubara Untuk Energi
2.6 Struktur PTBA

Struktur Organisasi DI PT BUKIT ASAM


Struktur Holding

2.7 Pemanfaatan Batu Bara

A. Sumber tenaga pembangkit listrik

Manfaat ini adalah yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia.
Batubara dapat dapat dimanfaatkan menjadi sumber dari tenaga pembangkit listrik.
Kementerian ESDM mencatat konsumsi batubara. Total dari kapasitas pemasangan
PLTU batubara adalah sebesar 34,6 Giga Watt. Sebanyak 98,9 juta ton penggunaan
batubara. Potensi Fly Ash and Bottom Ash (FABA) sebesar 9,89 juta ton.
Manfaat ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Banyak negara yang sudah
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama. Negara-negara tersebut
menggunakan batubara untuk pembangkit tenaga listrik. Seperti India, Australia,
Tiongkok, Jerman, Jepang dan beberapa negara lain.

B. Menghasilkan produk gas

Batu bara adalah adalah satu energi yang bisa menghasilkan suatu produk.
Produk tersebut adalah produk gas. Gas alam dapat keluar dari batu bara yang masih
terdapat di dalam tanah. Batu bara yang masih ada di dalam tanah bisa langsung
menghasilkan gas alam. Kemudian, gas alam tersebut akan diolah pada tempat
pertambangan. Setelah itu bisa menjadi berbagai produk.

Contohnya, seperti bahan bakar untuk industri. Bisa juga dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga gas. Selain itu gas alam tersebut bisa diproduksi menjadi
solar dan hidrogen.

C. Membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga

Meskipun tidak banyak, tetapi manfaat batu bara lainnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Batu bara yang berbentuk briket dapat
dimanfaatkan dalam sektor ini. Pemanfaatannya adalah sebagai bahan bakar alternatif.

Batu bara dapat dimanfaatkan untuk pengganti minyak tanah. Sehingga akan
membantu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Contohnya seperti memasak.
Selain itu, batu bara juga dapat membantu menghangatkan ruangan.

D. Mendukung produk industri aluminium

Manfaat batu bara yang lain adalah untuk mendukung produk industri
aluminium. Bahan ini bisa didapatkan sebagai hasil sampingan. Hasil tersebut didapat
dari proses oksidasi besi ketika aktivitas industri baja.

Gas dan panas kokas yang berasal dari batu bara bisa memisahkan beberapa
produk baja. Hal itu akan membuat hasil produk aluminium yang dipakai untuk
berbagai jenis industri. Contohnya seperti industry peralatan dapur, industri pertanian,
industry konstruksi, serta industri-industri lainnya.

E. Membantu industri produk baja


Manfaat batu bara juga dapat ditemui pada industri produk baja. Baja adalah
salah satu bahan yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia. Baja
bisa menghasilkan berbagai barang. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk
membantu kehidupan manusia.Banyak bahan sehari-hari yang terbuat dari baja.
Contohnya pada peralatan kesehatan, peralatan transportasi, peralatan pertanian dan
lain-lain. Selain itu, pada juga digunakan dalam mesin yang ada pada produk rumah
tangga.

F. Bahan bakar dengan bentuk cair

Manfaat selanjutnya dari batu bara adalah sebagai bahan bakar yang bentuknya
cair. Minyak adalah salah satu bahan bakar yang dibutuhkan banyak orang. Jika
minyak digunakan secara terus menerus dan boros, maka persediaannya akan cepat
habis. Dalam hal inilah batu bara memiliki peran.Batu bara bisa dijadikan sebagai
bahan bakar yang berbentuk cair. Ini yang membuat batu bara bisa menggantikan
bahan bakar minyak. Pengolahan batu bara pada dasarnya akan menjadi bahan bakar
dengan bentuk cair. Batu bara akan diolah menjadi bubuk atau bongkahan. Selanjutnya
akan dilarutkan dalam suhu yang relatif tinggi.

G. Dapat diolah untuk produksi industri kimia

Manfaat batu bara lainnya adalah dalam produk industri kimia. Baru bara dapat
diolah menjadi tar batu bata. Kemudian, tar ini bisa dimanfaatkan kembali. Seperti
untuk bahan material membuat bangunan yang tahan air.Selain itu, bisa juga digunakan
untuk isolasi bangunan. Bahan ini juga dapat digunakan untuk membuat cat atau kain.
Bahkan, dapat juga digunakan untuk membuat sabun dan sampo.

H. Membantu industri semen

Manfaat lain dari batu bara adalah untuk industry semes. Batu bara adalah
bahan dari hasil bumi atau galian. Sehingga bisa membantu dalam industri produksi
semen.Bisa dikatakan bahwa batu bara adalah bahan bakunya. Akan tetapi, batu bara
bukan menjadi bahan baku dalam hal materialnya. Namun, batu bara digunakan ketika
proses pembakarannya.

I. Membantu industri kertas

Batu bara dapat membantu dalam produksi industri kertas. Dapat diketahui
bahwa panas yang dihasilkan dari batu bara sangat tinggi. Hal inilah yang membuat
batu bara bisa dimanfaatkan untuk industri kertas.Batu bara adalah bahan yang sangat
efektif untuk digunakan. Pasalnya, panas yang dihasilkan batu bara terbilang sangat
stabil. Hal itu dapat dilihat dalam mesin pengolahan serat. Mesin tersebut digunakan
untuk industri bahan baku kertas.

J. Membantu produksi pupuk pertanian

Manfaat batu bara selanjutnya adalah membantu produksi pupuk pertanian.


Pupuk pertanian kimia tidak terlepas dari batu bara. Batu bara akan berperan dalam
proses pengolahannya.Hal ini karena produksi pupuk pertanian selalu membutuhkan
gas khusus. Gas khusus itu digunakan untuk pembakaran. Hal ini dapat diberikan dari
batu bara.Banyak produk kimia yang dihasilkan dari olahan sisa pembakaran dari batu
bara. Batu bara tersebut akan dimurnikan dengan beberapa perlengkapan serta
peralatan khusus. Proses inilah yang membentuk bahan-bahan yang membuat pupuk
kimia.

2.8 Dampak Batubara terhadap Lingkungan dan Permukaan Bumi


Setiap kegiatan penambangan, baik batu bara, atau lainnya, sebagian besar
memiliki dampak yang baik dan buruk terhadap lingkungan sekitarnya. Pengaruh luar
biasa untuk semua maksud dan tujuan adalah meningkatkan jenis pendapatan dan
pendapatan luar negeri di daerah tersebut serta mampu menampung pekerja secara
besar-besaran. Sedangkan pengaruh buruknya tidak menguntungkan lingkungan sekitar
dan sebagian besar dapat mengganggu aktivitas masyarakat setempat, dan juga secara
khusus berdampak pada lingkungan sosial secara umum dari hal-hal penambangan
batubara hingga benar-benar dilakukan di lingkungan sekitar dalam suatu cara besar.
Semuanya dimulai dengan ledakan di tanah, bumi pada dasarnya terkelupas untuk
mendapatkan batu bara yang cantik. Meskipun disebut sebagai batu, itu jelas
merupakan sisa-sisa tanaman yang sebagian besar menetap dan terkubur selama 200
hingga 300 juta tahun secara besar-besaran.

Batubara sebenarnya diangkut dari sungai-sungai pedalaman melalui tongkang


dengan muatan umum 8.000 ton dan dibawa melalui sungai-sungai raksasa, atau
begitulah yang kebanyakan mereka pikirkan. Di laut ada yang dialihkan ke Kapal
dengan fungsi hingga 50.000 ton, ada yang diekspor, sebagian besar langsung dikirim
ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di dalam negeri. Di sini batu ara
sebenarnya dibakar dan uapnya pada dasarnya digunakan untuk secara khusus
menghasilkan turbin yang pasti akan menghasilkan listrik, yang kemudian pada
dasarnya dialirkan ke kamar kami.

Namun ini adalah sebagian kecil dari cerita besar tentang bagaimana kekuatan ini
benar-benar dihasilkan, polusi udara pada dasarnya adalah salah satu pengaruh yang
sangat bisa dirasakan sekaligus dalam penambangan batu bara yang wajar.
Pencemaran udara yang dapat terjadi, pasti seperti:

1. Pencemaran air

Pencemaran air adalah masuknya suatu zat, listrik atau unsur yang sangat berbeda
baik berupa makhluk hidup maupun benda mati yang mengakibatkan penurunan
kualitas air, sehingga air tidak dapat berfungsi dengan baik. Adapun akibat dari
pencemaran air, yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem di perairan, erosi,
kurangnya sumber air yang pada dasarnya berguna, dan dapat menyebabkan erosi
secara mendasar.

2. Pencemaran udara

Pencemaran udara adalah suatu keadaan dimana komposisi udara akan menjadi
tidak stabil akibat adanya asap kendaraan bermotor, asap pabrik industri, serta
pernamanusia berupa karbondioksida yang naik ke atmosfir. Adapun akibat
pencemaran udara, yang dapat menyebabkan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas),
emfisema (gejala kesulitan dalam mengangkut oksigen), efek rumah kaca, dan dapat
menyebabkan penipisan lapisan ozon yang dapat berhenti mengakibatkan celah di
lapisan ozon dan sinar UV yang dipancarkan melalui matahari bisa langsung masuk. ke
bumi. Sinar UV ini dapat merasionalkan sebagian besar kanker dan pemanasan dunia

3. Pencemaran tanah

Pencemaran udara tanah sebenarnya adalah suatu keadaan dimana buatan manusia
sebenarnya senyawa kimia pasti masuk dan bertukar lingkungan tanah yang cukup
alami, hal ini umumnya terjadi pada dasarnya karena kebocoran pada dasarnya limbah
cair atau bahan kimia industri, limbah industri yang umumnya langsung dibuang ke
dalam tanah dengan cara yang halus. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah sebagian
besar kemudian diendapkan sebagai senyawa kimia beracun. Di dalam tanah, zat-zat
yang sangat beracun di dalam tanah dapat secara khusus memiliki pengaruh langsung
untuk semua maksud dan tujuan pada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan air. udara di atasnya, atau begitulah yang mereka pikirkan.
Adapun akibat dari pencemaran tanah yang dapat menyebabkan banjir, tanah sebagian
besar akan menjadi tandus, terganggunya segala maksud dan tujuan kegiatan manusia,
tanah longsor, gangguan kesehatan, dan dapat menyebabkan rusaknya kesuburan tanah.
kepercayaan populer.

Kita harus lebih peduli terhadap lingkungan, untuk kehidupan yang pasti lebih
baik, yang cukup signifikan, yang sebenarnya cukup signifikan. Hal-hal seperti yang
sebenarnya disebutkan diatas secara harafiah pada dasarnya adalah sebagian kecil dari
dampak yang sebenarnya umumnya terjadi penambangan batubara terhadap
lingkungan, secara harafiah pada dasarnya masih berbeda sebenarnya dampak yang
sebenarnya sangat seperti pada manusia, untuk segala maksud dan tujuan macam
komunitas sosial, dan lain-lain, pada dasarnya pasti bertentangan dengan kepercayaan
populer, atau begitulah yang sebenarnya mereka pikirkan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Batubara adalah sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk
dari tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara biokimia, kimia dan
fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta temperatur
tertentu pada kurun waktu yang sangat lama. Batubara merupakan salah satu sumber
energi yang penting bagi dunia, yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit
listrik sebesar hampir 40% di seluruh dunia (Anonim, 2005). Batubara telah digunakan
berabad-abad, untuk membangkitkan listrik, bahan bakar utama bagi produksi baja,
semen, pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, industri kimia, serta farmasi. Selain
itu, terdapat pula produk-produk hasil sampingan batubara, antara lain sabun, aspirin,
zat pelarut, pewarna, plastik, dan fiber. Pembentukan batubara terdiri dari dua tahap
yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Beberapa
manfaat batubara:

1) Menghasilkan produk gas


2) Bahan bakar pendukung produk industri alumunium
3) Sebagai bahan bakar yang berbentuk cair
4) Sebagai sumber tenaga pembangkit listrik
5) Membantu industri produk semen
6) Membantu industri produk baja
7) Membantu dalam industri kertas
8) Industri bahan kimia
9) Industri Farmasi Industri
10) Produksi logam silikon
11) Produksi logam silikon
12) Produksi karbon aktif
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Unsur Batu Bara. https://www.ptba.co.id/berita/artikel/the-occurence-of-


coal562 diakses pada 8 November 2021

Anonim, 2020. Pengertian Batu Bara : Proses Pembentukan, Macam Jenis dan Contoh.
Pengertian Batu Bara : Proses Pembentukan, Macam Jenis dan Contoh - Jagad.id diakses
pada tanggal 8 November 2021

Anonim, 2021. Batubara Sebagai Sumber Energi: Asal, Jenis, dan Kegunaannya.
https://ugrg.ft.ugm.ac.id/artikel/batubara-sebagai-sumber-energi-asal-jenis-
dankegunaannya/

Anonim. 2014. Pengertian Batubara. https://ptba.co.id/berita/artikel/getting -to-know-coal563


diakses pada 8 November 2021

Anonim. 2018. Batubara.


https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu bara/item236
diakses pada 8 November 2021

Hakim, Iqbal. 2020. Batu Bara: Pengertian, Jenis, dan Proses Terbentuknya. Batu Bara:
Pengertian, Jenis, dan Proses Terbentuknya - Insan Pelajar diakses pada tanggal 8
November 2021

Niken, G. 2020. Ini Alasan Mengapa Indonesia Kaya Akan Sumber Daya Alam.
https://ajaib.co.id/ini-alasan-mengapa-indonesia-kaya-akan-sumber-daya-alam/ diakses
pada 8 November 2021

Sulistyono, D. 2012. Analisis potensi pembangkit listrik tenaga GAS batubara di Kabupaten
Sintang. ELKHA: Jurnal Teknik Elektro, 4(2)

University of Calgary, Energy Education: Coal types


Waugh, David. Geography: an Integrated Approach. Nelson Thornes, 2009.

Anda mungkin juga menyukai