Anda di halaman 1dari 17

TUGAS GEOLOGI BATUBARA

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

Di Susun Oleh:
Marcos de Deus
12.1101.172

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

yang

berjudul Proses Pembentukan Batubara ini dapat berjalan dengan lancar dan tepat pada waktu.
Penulis makalah ini, telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun, karena kekurangan
tidak bisa di hindarkan maka, tentu saja makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan para pembaca maupun pihak-pihak lain berkenan memberikan kritik dan saran
demi penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini turut memberi manfaat dalam memperluas pengetahuan kita dan
semoga semua usaha kita mendapat hasil yg baik.
Saya ucapakan terima kasih kepada segenap pendukung yang telah
membantu saya dalam penulisan makalah ini.

DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................... i
Prakata................................................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
I.2 Maksud dan tujuan.............................................................................................. 1
I.3 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
II.1 Pengertian.......................................................................................................... 2
II.2 Umur Batubara................................................................................................... 2
II.3 Materi Pembentuk Batubara.............................................................................. 3
II.4 Kelas dan Jenis Batubara................................................................................... 3
II.5 Pembentukan Batubara...................................................................................... 4
II.6 Geofisika Batubara............................................................................................ 8
II.7 Penyusun Batubara............................................................................................ 8
II.8 Batubara di Indonesia........................................................................................ 9
II.9 Sumberdaya Batubara........................................................................................ 10
II.10 Bagaimana Membuat Batubara Bersih............................................................ 10
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 13
III.1 Kesimpulan....................................................................................................... 13
III.2 Saran................................................................................................................. 13
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan
serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses awalnya
gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau brown coal (batu bara coklat) ini
adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara
jenis lainnya, batu bara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai
kecoklat-coklatan. Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan
tahun, batu bara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas
organiknya dan mengubah batu bara muda menjadi batu bara sub-bitumen.
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih
keras dan warnanya lebih hitam dan membentuk bitumen atau antrasit. Dalam kondisi
yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga
membentuk antrasit.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari makalah ini adalah di harapkan para pembaca untuk mengetahui
tentang bagaimanakah proses pembentukan batubara, materi pembentukan batubara dan lain
sebagainya. Sedangkan Tujuannya adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
tugas awal (tugas pertama) mata kuliah Geologi Batubara.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Apakah Pengertian Tentang Batubara?


Umur batubara
Materi pembentuk batu bara
Apa Saja Kelas dan Jenis Batubara?
Bagaimanakah Proses Pembentukan Patubara?
Gasifikasi batu bara
Penyusun Batubara
Batu bara di Indonesia, Sumberdaya batu bara dan Bagaimana membuat batu bara bersih?
BAB II
4

PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisasisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Tingkatan biokimia (atau biogenetik) daripada
metamorfisme organik adalah aksi orgasnisme hidup, khususnya dominan bakteri. Bakteri
yang berperan yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob serta jamur, Bakteri aerob
menguraikan unsur karbon (C), nitrogen (N) dan karbon dioksida (CO 2) pada material
tumbuhan, sedangkan bakteri anaerob menguraikan unsure hidrokarbon (CH), asam (acid)
serta alkohol (C2H5OH)

pada

material

tumbuhan,

prosesini berlangsung

di

bawah

permukaan.
Fase geokimia didominasi oleh pengaruh peningkatan temperatur dan tekanan,
disebabkan oleh peningkatan kedalaman penimbunan unsur organik di bawah tutupan
sedimen (sedimentary overburden). Pada tahapan geokimia, terjadi peningkatan rank pada
batubara mulai dari lignite sampai pada tahap anthracite, seiring dengan kenaikan rank,
maka terjadi pula kenaikan unsur karbon, nilai reflectan (Rmax) dan CV (Caloric Value)
atau nilai kalori, serta terjadi penurunan kandungan air (H2O), Vollatil Matter (VM),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O).
II.2 Umur Batubara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada
era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu
(jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh
deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang
ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke
Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.

II.3 Materi Pembentuk Batubara


Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan
pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
a.

Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit

b.

endapan batu bara dari perioda ini.


Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit

c.

endapan batu bara dari perioda ini.


Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara
berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji,

berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.


d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar
getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah
penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
e. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang
menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding
gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
II.4 Kelas dan Jenis Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas
dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus,
lignit dan gambut.
a.

Antrasit : kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik,

b.

mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari

beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.


c. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi
d.

sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.


Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air

e.

35-75% dari beratnya.


Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.

II.5 Pembentukan Batubara

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut
dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi,
yakni:
a.

Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga
lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air,
tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan

(dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.


b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus
dan akhirnya antrasit.

Gambar 1. skema pembentukan Batubara

Berdarakan gambar di atas dapat kita lihat bahwa, material asal pembentuk rawa
gambut ada dua yaitu, Autochton (Material yang tidak mengalami transportasi)
dan Allochton (material yang mengalami transportasi).
Material

rawa

gambut

tersebut

mengalami

proses peatification atau

proses

penggambutan. Dalam proses tersebut mikroba memiliki peranan yang sangat penting,
seiring dengan proses penggambutan, proses pembentukan humin dan penurunan
keseimbangan biotektonik pun dapat berlangsung.

Gambar 2. Proses pembentukan batubara

Secara umum teori pembentukan batubara dapat digolongkan menjadi 3 teori antara lain:
1)

Teori Pembentukan Peat (Gambut)


Lapisan batubara umumnya berasal dari peat(gambut) deposit di suatu rawa. Faktorfaktor penting dalam pembentukkan peat:
a.

Evolusi perkembangan flora


Batubara tertua yang berumur Hurorian Tengah dari Michigan berasal dari
alga dan fungi. Sedangkan pada jaman Devon Bawah dan Atas, batubara
kebanyakan berasal dari Psilophites (seperti: Taeniocrada decheniana (lower devon)).
Kebanyakan batubara dari jaman ini memiliki rata-rata lapisan yang tipis (3-4m)
dan tidak punya nilai ekonomis. Pada Carbon Atas, tumbuhan mulai tinggi-tinggi
hingga mencapai ketinggian lebih dari 30 m namun belum seberagam sekarang. Pada
jaman ini didominasi oleh: Lepidodendron, Sigillaria, Leginopteris oldhamia,
Calamitea. Jaman Upper Carboniferous dikenal sebagai perioda bituminous coal.
Lapisan penting batubara berumur Perm terdapat di USSR, dominan terbentuk dari
Gymnosperm cordaites. Pada jaman Mesozoic terutama Jura dan Cretaceous Bawah,
Gymnosperm (Ginkcophyta, Cycadophyta dan Cornifers) merupakan tumbuhan
penting pembentuk batubara, terutama di Siberia dan Asia Tengah. Pada rawa-rawa
berumur Cretaceous Atas dan Tersier tumbuhan Angiosperm tumbuh dengan pesat di
N. America, Europe, Japan dan Australia.
8

Jika dibandingkan dengan tumbuhan pada masa Carbon, tumbuhan pada


jaman Mesozoic terutama jaman Tersier lebih beragam dan spesifik serta
menghasilkan deposit peat yang tebal dan beragam dalam tipe fasiesnya.
Perkembangan dan evolusi flora akan berpengaruh pada keragaman jenis dan tipe
batubara yang dihasilkan.
b.

Iklim
Pada iklim yang lebih hangat dan basah tumbuhan tumbuh lebih cepat dan
beragam. Lapisan-lapisan kaya batubara berumur Carbon Atas, Cretaceous Atas dan
Tersier Awal diendapkan pada iklim seperti ini. Namun pada hemisphere selatan dan
Siberia juga terdapat endapan batubara yang kaya yang diendapakan pada iklim yang
sedang hingga dingin, contohnya batubara inter-post glacial PermoCarbon
Gondwana (dari Ganganopteris glossopteris) dan batubara umur Perm dan Jura
Bawah dari Angara konitnen. Lapisan batubara yang diendapkan pada iklim hangat
dan basah biasanya lebih terang dan tebal dibandingkan dengan yang diendapkan
pada iklim basah.

c.

Paleogeografi dan Tectonic Requirement


Formasi lapisan tergantung pada hubungan paleogeografi dan struktur pada
daerah

sedimentasi.

Pembentukan

peat

(gambut)

terjadi

pada

daerah

yang depresi permukaan dan memerlukan muka air yang relatif tetap sepanjang
tahun diatas atau minimal sama dengan permukaan tanah. Kondisi ini banyak
muncul pada flat coastal area dimana banyak rawa yang berasosiasi dengan persisir
pantai. Selain itu rawa-rawa juga muncul di darat(shore or inland lakes). Tergantung
pada posisi asli geografinya, endapan batubara paralic(sea coast) dan limnic(inland)
adalah berbeda.
Paralic coal swamps memiliki sedikit pohon atau bahkan tanpa pohon dan
terbentuk diluar distal margin pada delta. Pembentukkannya merupakan akibat dari
regresi dan transgresi air laut. Banyak coastal swamps besar yang berkembang
dibawah perlindungan sand bars dan pits sehingga dapat menghasilkan endapan
batubara yang tebal. Back samps terbentuk dibelakang tanggul alam sungai besar.
Pada back swamps, peats(gambut) kaya dengan mineral matter akibat banjir yang
sering terjadi. Peat deposits hanya dapat terawetkan pada daerah subsidence.
9

Akibatnya endapan yang kaya batubara banyak berhubungan dengan daerah


ini, seperti yang sering muncul pada foredeep pada suatu pegunungan lipatan yang
besar. Sikuen sediment yang tebal dimana didalamnya terdapat lapisan tipis
batubara(<2m) dengan penyebaran yang besar dan keberadaan intercalation dari
marine bed adalah karakteristik dari batubara yang diendapkan di foredeeps dari
suatu pegunungan lipatan yang besar. Cyclothem adalah perulangan antara peat
dengan inorganic sediment dan sekuen ini sering berulang.
Pada bagian backdeeps dari suatu pegunungan lipatan yang besar, subsidence
biasanya lebih sedikit dan jumlah lapisan batubara lebih sedikit. Ketika paralic coals
diendapkan di foredeeps, kebanyakan limnic coals diendapkan di dalam cekungan
kontinen yang besar. Limnic coals memiliki karakter: terbentuk pada kontinen
graben, jumlah lapisannya sedikit tapi setiap lapisannya sangat tebal.
2)

Teori Transportasi-Allotocton
Teori ini mengungkapkan bahwa pembentukan batubara bukan berasal dari
degradasi/peluruhan sisa-sisa tanaman yang insitu dalam sebuah lingkungan rawa peat,
melainkan akumulasi dari transportasi material yang terkumpul didalam lingkungan
aqueous seperti danau, laut, delta, hutan bakau. Teori ini menjelaskan bahwa terjadi
proses yang berbeda untuk setiap jenis batubara yang berbeda pula.

3)

Proses Geokimia dan Metamorfosis


Setelah terbentuknya lapisan source, maka berlangsunglah berbagai macam
proses. Proses pertama adalah diagenesis, berlangsung pada kondisi temperatur dan
tekanan yang normal dan juga melibatkan proses biokimia. Hasilnya adalah proses
pembentukan batubara akan terjadi, dan bahkan akan terbentuk dalam lapisan itu sendiri.
Hasil dari proses awal ini adalah peat, atau material lignit yang lunak. Dalam tahap ini
proses biokimia mendominasi, yang mengakibatkan kurangnya kandungan oksigen.
Setelah tahap biokimia ini selesai maka berikutnya prosesnya didominasi oleh proses
fisik dan kimia yang ditentukan oleh kondisi temperatur dan tekanan. Temperatur dan
tekanan berperan penting karena kenaikan temperatur akan mempercepat proses reaksi,
dan tekanan memungkinkan reaksi terjadi dan menghasilkan unsur-unsur gas.

10

II.6 Gasifikasi Batubara


Coal gasification adalah sebuah proses untuk merubah batu bara padat menjadi gas
batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini
karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen
(N2) dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai
reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata
mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat didalamnya adalah
sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara,
bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh
kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut
sebagai "hujan asam" acid rain. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang
umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang
tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran
combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa
partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.
II.7 Penyusun Batubara
Konsep bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat dengan ditemukannya
cetakan tumbuhan di dalam lapisan batubara. Dalam penyusunannya batubara diperkaya
dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin,
dll. Namun komposisi dari polimer-polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari
tumbuhan penyusunnya.
a)

Lignin
Lignin merupakan suatu unsur yang memegang peranan penting dalam merubah
susunan sisa tumbuhan menjadi batubara. Sementara ini susunan molekul umum dari
lignin belum diketahui dengan pasti, namun susunannya dapat diketahui dari lignin
yang terdapat pada berbagai macam jenis tanaman. Sebagai contoh lignin yang terdapat
pada rumput mempunyai susunan p-koumaril alkohol yang kompleks. Pada umumnya
lignin merupakan polimer dari satu atau beberapa jenis alkohol. Hingga saat ini, sangat
sedikit bukti kuat yang mendukung teori bahwa lignin merupakan unsur organik utama
yang menyusun batubara.
11

b) Karbohidrat
Gula atau monosakarida merupakan alkohol polihirik yang mengandung antara
lima sampai delapan atom karbon. Pada umumnya gula muncul sebagai kombinasi
antara gugus karbonil dengan hidroksil yang membentuk siklus hemiketal. Bentuk
lainnya mucul sebagai disakarida, trisakarida, ataupun polisakarida. Jenis polisakarida
inilah yang umumnya menyusun batubara, karena dalam tumbuhan jenis inilah yang
paling banyak mengandung polisakarida (khususnya selulosa) yang kemudian terurai
dan membentuk batubara.
c)

Protein
Protein merupakan bahan organik yang mengandung nitrogen yang selalu hadir
sebagai protoplasma dalam sel mahluk hidup. Struktur dari protein pada umumnya
adalah rantai asam amino yang dihubungkan oleh rantai amida. Protein pada tumbuhan
umunya muncul sebagai steroid, lilin.

II.8 Batubara di Indonesia


Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan
Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan
Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan
sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang
lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala
waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa
yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang
terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata
lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang
terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar
abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu
bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan
sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin,
dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di
daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.

12

II.9 Sumberdaya Batubara


Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau
Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara
walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa
Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi. Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar
utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi
ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai
berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori,
(berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi
Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini
sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan.
Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi
energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2,
NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.
Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika
dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi.
Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi
(penyubliman) batu bara.
Membakar batu bara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan
teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang
maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed,
pulverized, dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
II.10 Bagaimana Membuat Batubara Bersih
Ada beberapa cara contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada
sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West
Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3% - 10 % dari berat batu bara,
beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian
sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu
bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sbelum mencapai cerobong asap.

13

Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah memecah batu
bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai
bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan
besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold dapat dipisahkan
dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke
dalam tangki besar yang terisi air , batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran
sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang
membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada
batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur
ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses
telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur
pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal,
ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun
setelah 1978 telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk
membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju
cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak
orang menyebutnya "scrubbers" karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar
dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.
Membuang NOx dari batu bara
Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar dari pada udara yang dihirup, pada
kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen
mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara
dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan
terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut
sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak didalam batu
bara.
Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur
yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk acid

14

rain (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut ground level
ozone, tipe lain dari pada polusi yang dapat membuat kotornya udara.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan
asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar barubara di pemabakar dimana
ada lebih banyak bahan bakar dari pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di
bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada
dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang
kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis
terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar secara bertahap.
Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat
mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh. Ada juga
teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases
(asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang
disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat
ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusiNox

15

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tersebut maka dapat disipulkan sebagai berikut:
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari
karbon, hidrogen dan oksigen.
Proses pembentukan batubara melewati dua tahapan-tahapan yaitu tahapan
diagenesa (biokimia) yang dimulai dari proses penggambutan (peatification) sampi pada
lignite, dan Tahapan Metamorfisma (geokimia) mulai yang dimulai dari lignite sampai pada
anthracite. Semakin tinggi rank suatu batubara, maka semakin tinggi nilai kalorinya, dan
semakin tinggi nilai karbon (%C). Dan sebaliknya, semakin rendah kandungan air, vollatil
matter, hydrogen dan oksigen.
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan
Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan
Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan
sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang
lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira2 20 juta tahun yang lalu menurut Skala
waktu geologi.
III.2 Saran
Di harapkan kepada para

pembaca makalah ini, untuk lebih mendalami ilmu

tentang Batubara terutama Proses Pembentukan Batubara, dan seperti diketahui sumberdaya
batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera.
dan di daerah lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Papu, Sulawesi dijumpai juga batu bara
walaupun dalam jumlah kecil. Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain
solar yang telah umum digunakan pada banyak industri.
Untuk para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam/banyak tentang
makalah ini, di sarankan untuk mencari buku yang lebih khusus di perpustakaan atau
website yang relevan dan terpercaya di internet.
DAFTAR PUSTAKA
16

Batubara, P. L. 2008. Farmakologi Dasar, edisi II. Jakarta:Lembaga Studi dan


Konsultasi Farmakologi.
Diessel (1981) Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya
http://aapgscundip.wordpress.com/2009/03/13/batu-bara/
(Di akses pd tgl 10-09-2014, Pkl 19.25 Wib)
http://achmadinblog.wordpress.com/2010/05/21/pembentukan-batubara/
(Di akses pd tgl 10-09-2014, Pkl 19.50 Wib)
http://pedulianalismakasar.socialgo.com/magazine/read/mengenal-batubara_31.html
www.teknikpertambangan.wordpress.com (Di akses pd tgl 13-09-2014, Pkl 22.00 Wib)

17

Anda mungkin juga menyukai