Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

MAKALAH GEOLOGI PANAS BUMI


MODEL PANAS BUMI DAERAH SIBAYAK, LAHENDONG, DIENG,
DRAJAT,KAMOJANG

OLEH:

YUSRIDA

R1C117026

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya makalah ini

berkat adanya kerjasama, bimbingan, dorongan serta bantuan dari semua pihak.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menghanturkan penghargaan

dan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Dan terimakasih pula

kepada pula kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah mendukung

saya dalam segala hal.Demikian makalah ini dibuat, Kritik Dan Saran sangat

diharapkan dalam penyusunan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Kendari, Oktober 2019

Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
Daftar isi ............................................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6
2.1 Proses Geologi Panas Bumi ...................................................................................... 6
2.2 Energi Panas Bumi .................................................................................................... 7
2.3 Temperatur Energi Panas Bumi ................................................................................ 7
2.4 Tipe Pembangkit Listrik Geothermal ........................................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 9
3.1 Lapangan Panas Bumi Sibayak ................................................................................ 9
3.2 Lapangan Panas Bumi Lahendong .......................................................................... 10
3.3 Lapangan Panas Bumi Dieng ................................................................................... 12
3.4 Lapangan Panas Bumi Darajat ................................................................................ 13
3.5 Lapangan Panas Bumi Kamojang ............................................................................ 13
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 16
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 16
4.2. Saran ...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi panas bumi merupakan salah satu dari cabang ilmu geologi yang
mana ilmu ini untuk mengetahui tentang keberadaan reservoir energi panas bumi
yang ada di bawah permukaan tanah. Untuk mengetahui keberadaan akan energi
panas bumi yang ada di dalam tanah sendiri tentu seorang ahli harus melakukan
pengeboran. Dalam hal ini kegiatan yang dilakukannya tersebut disebut sebagai
eksplorasi sumber energi panas bumi. Eksplorasi panas bumi sendiri adalah salah
satu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan sumber energi
panas bumi yang kemudian untuk dimanfaatkan.

Panas bumi adalah salah satu sumber energi panas yang berasal dari dalam
kerak bumi dimana energi ini menyimpan potensi yang sangat besar untuk dapat
dimanfaatkan. Energi panas bumi atau yang disebut sebagai energi geothermal
merupakan potensi energi alternatif yang ada di bumi. Berasal dari dalam bumi,
dimana berasal dari aktivitas tektonik dan juga pembentukan gunung berapi energi
ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan salah satunya yang sudah
banyak dilakukan adalah dibuat sebagai sumber energi pembangkit listrik
bertenaga panas bumi. Saat ini untuk mendapatkan sumber energi panas bumi
tentu harus dilakukan dengan kegiatan eksplorasi yang menggunakan teknik
geologi panas bumi yang benar dan tepat agar dalam pemanfaatan potensi sumber
energi terbesar bumi ini tidak berdampak buruk terhadap perkembangan
ekosistem di bumi dan juga bumi itu sendiri.

Keberadaan reservoir panas bumi sendiri memang begitu banyak di dalam


permukaan tanah, namun untuk reservoir sendiri tidak dapat ditemukan di
sembarang tempat. Hanya pada wilayah gunug berapi atau kawasan konservasilah
yang memiliki banyak cadangan sumber energi panas bumi di bawahnya.
Reservoir sendiri memiliki arti sebagai permukaan yang terdapat jebakan air asin
yang kemudian terkena sinar matahari secara terus menerus yang mana pada
bagian tersebut mengeluarkan uap dengan kekuatan dan suhu yang sangat tinggi.
Untuk hasil dari reservoir sendiri lebih banyak dimanfaatkan sebagai pembangkit
energi listrik tenaga panas bumi yang dapat digunakan untuk menyuplai
kebutuhan listrik di suatu negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Peta daerah pengembangan daerah Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat
Kamojang ?
2. Model sistem panas bumi daerah Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat
Kamojang ?
3. Tahun eksplorasi daerah Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang ?
4. Tahun pemboran sumur eksplorasi daerah
Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang?
5. Tahun operasi daerah Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang ?
6. Kapasitas listrik yang dihasilkan daerah Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat
Kamojang?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peta daerah pengembangan dihasilkan daerah
Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang
2. Untuk mengetahui model sistem panas bumi dihasilkan daerah
Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang
3. Untuk mengetahui tahun eksplorasi dihasilkan daerah
Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang
4. Untuk mengetahui tahun pemboran sumur eksplorasi dihasilkan daerah
Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang
5. Untuk mengetahui tahun operasi dihasilkan daerah
Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang
6. Untuk mengetahui kapasitas listrik yang dihasilkan dihasilkan daerah
Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat Kamojang

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini kita dapat mengetahui model sistem
panas bumi hingga kapasitas listrik daerah Sibayak,Lahendong,Dieng,Drajat
Kamojang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Geologi Panas Bumi

Panas bumi adalah salah satu sumber energi panas yang berasal dari dalam
kerak bumi dimana energi ini menyimpan potensi yang sangat besar untuk dapat
dimanfaatkan. Energi panas bumi atau yang disebut sebagai energi geothermal
merupakan potensi energi alternatif yang ada di bumi. Berasal dari dalam bumi,
dimana berasal dari aktivitas tektonik dan juga pembentukan gunung berapi energi
ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan salah satunya yang sudah
banyak dilakukan adalah dibuat sebagai sumber energi pembangkit listrik
bertenaga panas bumi. Saat ini untuk mendapatkan sumber energi panas bumi
tentu harus dilakukan dengan kegiatan eksplorasi yang menggunakan teknik
geologi panas bumi yang benar dan tepat agar dalam pemanfaatan potensi sumber
energi terbesar bumi ini tidak berdampak buruk terhadap perkembangan
ekosistem di bumi dan juga bumi itu sendiri.

Geologi panas bumi merupakan salah satu dari cabang ilmu geologi yang
mana ilmu ini untuk mengetahui tentang keberadaan reservoir energi panas bumi
yang ada di bawah permukaan tanah. Untuk mengetahui keberadaan akan energi
panas bumi yang ada di dalam tanah sendiri tentu seorang ahli harus melakukan
pengeboran. Dalam hal ini kegiatan yang dilakukannya tersebut disebut sebagai
eksplorasi sumber energi panas bumi. Eksplorasi panas bumi sendiri adalah salah
satu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan sumber energi
panas bumi yang kemudian untuk dimanfaatkan.

Keberadaan reservoir panas bumi sendiri memang begitu banyak di dalam


permukaan tanah, namun untuk reservoir sendiri tidak dapat ditemukan di
sembarang tempat. Hanya pada wilayah gunug berapi atau kawasan konservasilah
yang memiliki banyak cadangan sumber energi panas bumi di bawahnya.
Reservoir sendiri memiliki arti sebagai permukaan yang terdapat jebakan air asin
yang kemudian terkena sinar matahari secara terus menerus yang mana pada
bagian tersebut mengeluarkan uap dengan kekuatan dan suhu yang sangat tinggi.
Untuk hasil dari reservoir sendiri lebih banyak dimanfaatkan sebagai pembangkit
energi listrik tenaga panas bumi yang dapat digunakan untuk menyuplai
kebutuhan listrik di suatu negara.
2.2 Energi Panas Bumi

Geologi panas bumi dilakukan untuk memperoleh sumber panas bumi


dengan metode dan teknik yang benar dan sempurna. Proses yang berkaitan
dengan pengeboran ini memang memiliki beberapa tahapan yag harus dilakukan.
Proses geologi memang tak dapat dilakukan oleh sembarang orang dan juga di
sembarang tempat. Selain akan menimbulkan dampak, kebanyakan kegiatan ini
hanya dilakukan oleh mereka para perusahaan besar seperti Pertamina, PLN dan
perusahaan lainnya. Dilakukan untuk memperoleh sumber panas bumi yang ada di
dalam tanah tentu teknik harus dilakukan untuk mendapatkan titik temu sumber
energi panas bumi terbaik, agar ketika diambil energinya dapat menghasilkan
tenaga dan juga skala yang besar.

Proses geologi panas bumi memang dapat dimanfaakan untuk memperoleh


sumber energi panas bumi, selain dapat bermanfaat untuk beberapa pembangkit
listrik dunia, Proses geologi ternyata juga memiliki dampak yang tidak kecil
khususnya bagi lingkungan sekitarnya. Tak hanya berdampak terhadap
lingkungan semata, melainkan juga dapat memberikan dampak bagi kehidupan di
bumi dan kesehatan bumi. Sebagai kegiatan pengeboran tentu proses geologi
panas bumi juga mirip dengan kegiatan geologi lainnya yang mana akan
mengeluarkan gas buangan yang banyak. Namun, kelebihan dari salah satu
sumber energi alternatif ini tidak terlalu banyak mengeluarkan gas buangan
layaknya pengeboran minyak dan tambang lainnya (Geothermal Indonesia).

2.3 Temperatur Energi Panas Bumi

Temperatur energi panas bumi terbagi menjadi :

a. High Temperature - suhu berkisar 200-300 derajat celcius, pada kedalaman 1-


3 Km, berhubungan dengan aktivitas vulkanisme dan batas-batas lempeng.
Cocok untuk produksi listrik konvensional, mengandung sedikit emisi
hidrogen dan hidrogen sulfida.
b. Medium Temperature - suhu berkisar 120-200 derajat celcius, pada
kedalaman 1-5 Km, sering ditemukan di daerah cekungan sedimen dan di
daerah vulkanik. Arus debit yang tinggi dan kelengkapan binary system
dibutuhkan untuk produksi listrik.
c. Low Temperature - suhu dibawah 100 derajat celcius, pada kedalam 1-3 Km,
sering ditemukan di daerah cekungan sedimen dan zona rekahan. Cocok
dimanfaatkan untuk memanaskan ruangan, pengobatan dan rileksasi
(balneologi), serta percepatan pertumbuhan tanaman dan ikan.
2.4 Tipe Pembangkit Listrik Geothermal
Sistem energi hydrothermal memanfaatkan air tanah yang sudah
terpanaskan sekitar 180 derajat celcius atau lebih / oleh aktivitas geothermal. Di
beberapa lokasi air panas tersebut muncul ke permukaan dalam bentuk uap, dan
dapat langsung dialihkan ke sistem turbin untuk menghasilkan tenaga listrik. Jenis
pembangkit listrik panas bumi ini diklasifikasikan sebagai Dry Steam Power Plan.
Di lokasi panas bumi lainnya, air tanah terletak di reservoir yang lebih dalam,
dimana air tersebut terpanaskan dengan temperatur tinggi (lebih dari 235 derajat
celcius) dan berada di bawah tekanan besar. Di lokasi ini, sumur dapat dibor dan
air yang bertekanan tinggi dialihkan ke expansion tank dimana air tersebut
dikonversi menjadi uap, untuk kemudian digunakan sebagai penggerak sistem
turbin untuk menghasilkan tenaga listrik. Jenis ini diklasifikasikan sebagai Flash
Steam Power Plan. Di beberapa lokasi, sumber daya hydrothermal hadir dengan
temperatur rendah. Di lokasi ini Binary Cycle Power Plan dapat diterapkan. Cara
kerja dari pembangkit listrik jenis ini adalah dengan memasukan air panas yang
diambil dari reservoir ke dalam tabung yang disebut heat exchanger, kemudian
energi panas dari air tadi ditransfer ke suatu cairan (biasanya isobutane - C4H10),
cairan ini dapat mendidih pada pada suhu yang rendah. Uap yang dihasilkan oleh
cairan ini kemudian digunakan untuk menggerakkan sistem turbin dan
menghasilkan tenaga listrik. Pembangkit listrik panas bumi dikategorikan kecil
(300 kW sampai 10 MW), sedang (10 MW sampai 50 MW), dan besar (50 MW
sampai 100 MW atau lebih). Sebuah pembangkit listrik panas bumi biasanya
terdiri dari dua atau lebih turbin generator "modul" dalam satu lapangan. Modul
tambahan dapat ditambahkan disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan.
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Lapangan Panas Bumi Sibayak

Lapangan panas bumi Sibayak terletak dalam wilayah Kabupaten Karo,


Deli Serdang dan Langkat, Sumatera Utara yang merupakan Wilayah Kerja
Pertambangan (WKP) Sibayak seluas 149.710 ha milik Pertamina.
Produksi listrik di Sibayak dengan mengoperasikan turbin monoblok
kapasitas 2 MWe (buatan Westinghouse tahun 1945) sejak tahun 1996. Aliran uap
dipasok dari sumur SBY-5 dan limbah brine water diinjeksi ke sumur SBY-10.
Turbin Monoblok ini sering rusak, dan beroperasi kembali sejak 14 September
2005 dengan kapasitas maksimal 1,6 MW pada tekanan masuk 6,5 bar, dan
konsumsi uap ±26 ton/jam.
Rencana pengembangan PLTP Sibayak oleh Pertamina dan PT Dizamatra
Powerindo mengalami perubahan dari kontrak awal (tahun 1996) sebesar 4 X 11
MW menjadi 2 X 5,1 MW. Sesuai dengan adendum kontrak kerjasama bahwa PT
Dizamatra Powerindo akan menyelesaikan PLTP 2 X 5,1 MWe pada bulan Juli
2007. Saat ini desain engineering proyek 2X5,1 MW telah diselesaikan oleh
Pertamina, sedangkan konstruksi pemipaan diundur ke tahun 2006 berkaitan
dengan mundurnya COD. Kemajuan yang sudah dilakukan oleh PT Dizamatra
Powerindo baru menyelesaikan pembebasan lahan dan melakukan pengukuran
geoteknik untuk lokasi pembangkit.
Kendala teknis pengembangan lapangan Sibayak antara lain masalah
medan yang sulit untuk perluasan wilayah eksploitasi. Selain itu perluasan
wilayah ini juga terbentur dengan status lahan yang sekarang berupa taman
nasional. Sistem Sibayak memiliki zona upflow di bawah Gunung Sibayak
dengan zona outflow diperkirakan ke arah Tenggara. Sistem ini memiliki reservoir
dominasi air dengan pH netral dan kandungan NCG kurang dari 1%wt.
Berdasarkan kajian geothermometer, Puncak Kawah Gunung Sibayak
memberikan temperatur >300°C. Reservoir sistem ini berada pada batuan sedimen
berumur tersier.

3.2 Lapangan Panas Bumi Lahendong


Penelitian terdahulu pada daerah ini adalah :
1. Prijanto, dkk. (1984) melakukan penelitian geokimia di daerah Minahasa,
kemudian membagi prospek panasbumi di Minahasa menjadi 2 sistem
berdasarkan komposisi rasio Cl/B, yaitu Lokon-Mahawu di bagian utara dengan
rasio Cl/B berkisar 188 dan Lahendong-Tompaso di bagian tengah-selatan
dengan rasio Cl/B berkisar 13. Dari data isotop, air panas dari lapangan prospek
Minahasa berasal dari air meteorik. Kandungan gas tertinggi terdapat di
Lahendong, namun dari data sumur BNR-1 kandungan gasnya sangat rendah
jika dibandingkan dengan fumarol. Temperatur minimum dari reservoar berkisar
200o C yang didapat dari geothermometer.
2. Lecuyer, dkk. (1997) melakukan penelitian dari citra SPOT, peta topografi dan
analisis lapangan pada aktivitas tektonik di lengan utara Sulawesi. Terdapat
hubungan dekat antara vulkanisme dengan tektonik, terlebih pada runtuhnya
kaldera Tondano. Peristiwa ini dikontrol oleh sesar geser sinistral yang masih
aktif berarah ENE.
3. Azimudin (1999) menyatakan bahwa berdasarkan metode dating K/Ar,
sumber panas reservoar di Lahendong berumur sekitar 0,458 ± 0,042 juta tahun
di sekitar Gunung Lengkoan. Sedangkan dari data sebaran litologi secara
vertikal dan gradien temperatur masing-masing sumur, diketahui bahwa
reservoar terdiri dari 2 lapisan yaitu reservoar dangkal (+570 - +250 masl) dan
reservoar dalam (-150 – (-1150) masl). Pembagian blok ini didasarkan dari pola
struktur geologi, karakter produksi dan kimia fluidanya. Lapangan panas bumi
ini terbagi menjadi 2 blok, yaitu Blok Lengkoan yang berada di sebelah selatan
dan Blok Lahendong-Linau di sebelah utara. Blok Lengkoan dibatasi oleh rim
NW-SE di sebelah timur, rim NE-SW di sebelah utara dan rim Pangolombian di
sebelah selatan. Sedangkan Blok Lahendong-Linau dibatasi oleh sesar melingkar
yang terjadi saat terbentuknya Danau Linau.
4. Siahaan, dkk. (2005) mengutarakan bahwa lengan utara Sulawesi terdiri
dari bagian Minahasa, Gorontalo dan Leher dimana bagian Minahasa dikenali
dari busur vulkanik aktif dan bagian yang lain dari granit dan batuan metamorf.
Evolusi magmatik Minahasa berasal dari tholeitic hingga kalk-alkali yang
merupakan tipikal lingkungan tektonik orogenik. Batuan dasar di lapangan ini
tersusun dari perulangan sedimen karbonat dan endapan batuan vulkanik yang
terendapkan dari Miosen Tengah hingga Pliosen. Pada Plio-Pleistosen area ini
mengalami pensesaran dan terjadi regresi yang diikuti dengan pembentukan
Tondano. Saat Pliosen, Kaldera Pangolombian terbentuk yang dikontrol oleh
sesar geser yang berarah NE-SW.

Lapangan panas bumi Lahendong merupakan bagian dari WKP


Lahendong- Tompaso milik Pertamina seluas 106.250 ha, terletak di Kota
Tomohon, Sulawesi Utara.Dari hasil eksplorasi oleh Pertamina di lapangan
Lahendong didapatkan potensi cadangan mungkin 150 MW dan terbukti 78 MW
dengan zona prospek seluas 6 km2. Lahendong mempunyai reservoir dua fasa
dengan kandungan uap 25%-75% uap, temperatur 250-330 oC, tekanan 70-150
Ksc, dan kandungan NCG <1% berat. Permeabilitas reservoir relatif kecil
sehingga produksi tiap sumurnya ±5 MW. Potensi yang tersedia di kepala sumur
sebesar 35 MW.
Lapangan Lahendong memproduksi listrik 20 MW dari PLTP unit-1 yang
dioperasikan oleh PLN sejak tahun 2001. Saat PLTP Unit-1 hanya dapat
dioperasikan pada 17 MW, akibat dari performa turbin mengalami
gangguan.Rencana pengembangan di Lahendong adalah pembangunan PLTP
Unit-2 dan Unit-3 kapasitas 2 X 20 MW. Untuk mensuplai unit-2 dan unit-3,
Pertamina merencanakan akan mengebor 7 sumur produksi (LHD-17 s.d. LHD-
23) yang telah dilaksanakan sejak Mei 2004 dan sekarang baru selesai 6 sumur.
PLTP Lahendong Unit-2 direncanakan akan beroperasi pada tahun 2006/2007,
sedangkan Unit-3 akan beroperasi tahun 2007.
Harga jual uap panas bumi dari lapangan Lahendong sebesar Rp.165/Kwh
jauh lebih kecil dari biaya operasional dan pemeliharaan (Rp300-350/Kwh).
Pertamina sebagai pengelola lapangan harus memberikan subsidi yang diambil
dari Kamojang. Kondisi seperti ini sangat tidak menarik investor yang ingin
berinvestasi dibidang panas bumi.

3.3 Lapangan Panas Bumi Dieng


Lapangan panas bumi Dieng terletak di dataran Tinggi Dieng, Kabupaten
Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Daerah konsesi Dieng
seluas 107.353 ha merupakan WKP Dieng milik Pertamina.Hasil eksplorasi
menyimpulkan bahwa lapangan Dieng terbagi atas 3 blok yaitu blok Merdada-
Sileri, Sikidang-Sikunang dan Paku- waja. Blok Merdada-Sileri merupakan yang
terbaik untuk diproduksikan, sedangkan blok Sikidang-Sikunang fluida
reservoarnya sangat asam dan kandungan gas H2S sangat tinggi. Permeabilitas
blok Pakuwaja sangat rendah sehingga tidak direkomendasikan untuk diproduksi.
Pengukuran di sumur menunjukkan fluida reservoir dominasi air (20%
uap), temperatur 318-325oC dan tekanan 98-124 bar. Pengembangan intesif di
Dieng tahun 1994- 1997 (KOB HCE-Pertamina) berhasil mendapatkan potensi di
kepala sumur sebesar 192 MW.Lapangan Dieng memproduksi listrik dengan
kapasitas awal terpasang 60 MW. Sejak dioperasikan secara komersial oleh PT
Geodipa Energi tahun 2002, PLTP Dieng tidak pernah dapat membangkitkan
dengan kapasitas penuh (akhir tahun 2005 sebesar 40 MWe gross). Hal ini
disebabkan oleh banyaknya kendala terutama kendala teknis di lapangan. Adanya
scalling di sumur dan pembangkit mengakibatkan turunnya pasokan uap dan
performa turbin. Jarak sumur produksi ke pembangkit terlalu jauh sehingga terjadi
penurunan kapasitas sekitar 2 MW dimusim hujan. Seringnya terjadi kerusakan
pompa akibat scaling silika menyebabkan tingginya biaya operasi dan
pemeliharaan.
Produksi listrik sampai 8 Desember 2005 sebesar 316 GWH (melebihi
target 300 GWH). Target produksi listrik untuk tahun 2006 hingga tahun 2007
adalah 320 GWH hingga 350 GWH, bahkan akan ditingkatkan sampai 400 GWH.
Usaha-usaha yang akan dilakukan untuk mencapai target produksi listrik adalah
workover sumur-sumur produksi dan reinjeksi, injeksi scalling inhibitor,
meningkatkan fungsi peralatan agar pembangkit tidak terlalu sering shut-down.
Kontrak antara Geodipa Energi dan Bumi Gas Energi untuk
pengembangan PLTP Dieng Unit-2 dan Unit-3 kapasitas 2 x 60 MW telah
ditandatangani pada tahun 2005. Kedua unit PLTP Dieng direncanakan beroperasi
pada tahun 2007.

3.4 Lapangan Panas Bumi Darajat


Daerah konsesi panas bumi Darajat seluas 5.000 ha merupakan bagian
WKP Kamojang-Darajat. Konsesi ini diberikan kepada Chevron/Texaco untuk
dikembangkan melalui kontrak operasi bersama Pertamina tahun 1984. Chevron
menunjuk Amoseas untuk menjadi operator lapangan Darajat yang sejak
November 2004 menjadi Chevron Texaco Energy Indonesia (CTEI).
Eksplorasi di Darajat selesai tahun 1988 dengan konfirmasi potensi uap di
kepala sumur sebesar 70 MW. Dari zona prospek seluas ±14 km2 didapakan
estimasi potensi lapangan di Darajat terdiri dari cadangan terduga 160 MW,
cadangan mungkin 150 MW, dan cadangan terbukti 300 MW. Darajat adalah
lapangan ke tiga terbesar di dunia dengan reservoir dominasi uap, bertekanan 35
bar, temperatur 245oC, dan kandungan NCG <1% berat. Dari hasil simulasi
diperkirakan total decline selama 11 tahun terhitung sejak pertama kali operasi
(1994) sebesar ±5%.Total sumur di Darajat berjumlah 30, 18 di antaranya adalah
sumur produksi yang merupakan lubang besar (big hole) output rata- rata per
sumur sebesar 20 MW, bahkan sumur DRJ-21 menghasilkan uap kering dengan
potensi ±40 MW.
Lapangan Darajat memproduksi listrik dari PLTP Unit-1 sebesar 55 MWe
yang dioperasikan oleh PLN dan Unit-2 yang merupakan total project dengan
kapasitas awal 70 MW kemudian meningkat menjadi 90 MWe. PLTP
Darajat sangat efisien dengan konsumsi uap rata-rata hanya 6,5 ton/jam/MW,
bahkan Unit-2 dengan tekanan masuk turbin 13.3-16.3 bar mempunyai efisiensi
lebih tinggi.Pada tahun 2004 ditanda tangani ESC antara Pertamina-CTEI dengan
PLN untuk membangun PLTP Darajat Unit-3 110 MW. PLTP Unit-3 ini
direncakan akan beroperasi secara komersial pada November 2006. Untuk
memasok PLTP Unit-3, CTEI tidak melakukan pengeboran sumur eksploitasi
tambahan karena cadangan uap di kepala sumur lapangan Darajat mencapai 320
MW, sedangkan yang dipakai baru 145 MWe. Saat ini sedang dilakukan kegiatan
konstruksi untuk PLTP Darajat Unit-3.CTEI juga telah membuat perencanaan
pengembangan PLTP Darajat Unit-4. Pada akhir tahun 2006 akan dilakukan
pengeboran make up well sebagai bagian dari program pengembangan Unit-4
tersebut.
3.5 Lapangan Panas Bumi Kamojang
Lapangan panas bumi Kamojang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat
merupakan WKP Kamojang-Darajat milik Pertamina seluas 154.318 ha.
Kamojang merupakan lapangan tertua di Indonesia yang mulai dieksplorasi
tahun 1926.Hasil studi geosains dan pemboran eksplorasi didapatkan zona
prospek Kamojang seluas 21 km2 dengan cadangan mungkin 300 MW dan
cadangan terbukti 260 MW. Reservoir Kamojang merupakan salah satu yang
terbaik di dunia. Kandungan fluida dominasi uap (steam dominated reservoir),
bertemperatur 230-245 C, tekanan 30-40 bar, kebasahan <1 , TDS<8 ppm
(SiO2<1 ppm), dan NCG <1 . Produksi sumur eksploitasi di Kamojang
berkisar 5-10 MW per sumur, dan penurunan produksi (decline) dari awal operasi
tahun 1982 (23 tahun) kurang dari 1%. Total potensi tercatat dikepala sumur
sebesar 220 MWe.
Saat ini di Kamojang telah dibangkitkan 3 unit PLTP yang dioperasikan
oleh PLN yaitu Unit-1 (30 MW) beroperasi sejak 1982, sedangkan Unit-2 dan
Unit-3 2X5,5 Mwe beroperasi sejak tahun 1987. Temperatur dan tekanan uap
masuk turbin ketiga unit sebesar 161,9 C dan 6,5 bar. Untuk memasok uap ke 3
PLTP diperlukan 1.100 ton/jam yang diambil dari 22-24 dari 33 sumur produksi
yang ada.Rencana pengembangan PLTP Kamojang Unit-4 (kapasitas 60 Mwe)
berjalan sesuai program. PLTP Unit-4 ini merupakan total project dimana
Pertamina merupakan penyedia uap sekaligus operator pembangkit. 450 ton uap
untuk PLTP Unit-4 (11 bar) sudah tersedia di kepala sumur. Front End
Engineering Design (FEED) sudah diselesaikan, dan pelaksanaan Engineering
Procurements and Construction (EPC) ditargetkan selesai diakhir tahun 2006.
Sesuai kontrak, Unit-4 direncanakan beroperasi pada akhir tahun
2006.Pengembangan Kamojang Unit-5 (40-60 Mwe) sudah dimulai dengan
melakukan pengeboran 2 sumur semi eksplorasi (lubang standar) pada tahun
2005.
Dalam pengembangan Kamojang, baik secara teknis maupun administratif
tidak menemui kendala yang berarti. Pengelolaan lapangan, lingkungan, dan
hubungan dengan masyarakat dilakukan dengan sangat baik.

Produksi Rencana
Lapangan Reservoir Sumur eksploitasi (Mwe) Pengembangan
(tahun operasi)

Sibayak Dominasi air 5 produksi 2 2 X 5,1 MW


(2007)
(225-240°C, bar) 3 injeksi
Kamojang Dominasi uap 33 produksi 140 1 X 60 MW
(2007)
(250-245°C,30- 5 injeksi
40bar)
Darajat Dominasi uap 18 produksi 145 1 x 110 MW
(2006)
(245°C, 3 injeksi
35bar)
Dieng Dominasi air 15 produksi 60 2 X 60 MW
(2007)
(318- 3 injeksi
325°C, 96 124
bar)
Lahendon Dua fasa 7 produksi 20 2 X 20 MW
g (2007)
(250- 3 injeksi
330°C,
70150bar)
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pembahasan pada setiap PLTP yang terletak di wilayah tersebut dapat
disimpulkan bahwa setiap PLTP yang ada di Indonesia memiliki kapasitas listrik
yang berbeda beda,Pada PLTP Kamojang memiliki kapasitas listrik tertinggi
dimana cadangannya mencapai 300 MW. Hal ini tentu akan berdampak baik
dalam penyedian pasokan listrik dalam jangka panjang khususnya pada wilayah
sekitar PLTP Kamojang serta PLTP di daerah lainnya.

4.2. Saran
Saran yang penulis dapat berikan adalah dengan adanya sistem panas bumi
yang melimpah di negara kita,kita dapat mengelolah sumber daya kita dengan
lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Efbumi(7 Agustus 2016).Geothermal energi panas bumi.Dikutip 9 Oktober 2019:


http://www.efbumi.net/2016/08/geothermal-energy-panas-bumi.html

Indonesia,Geothermal(4 Maret 2017).Proses geologi panas bumi.Dikutip 10


oktober 2019 : https://geothermalindonesia.com/2017/03/04/proses-geologi-
panas-bumi/

Anda mungkin juga menyukai