ABSTRAK
ABSTRACT
Keywords: Geological Tourism, Hot Water Spring, Hot Water Quality, Travertine.
xii
PENDAHULUAN Diantara Geowisata di kawasan mataair
utamanya pada kenampakan geologis mataair panas tersebut, baik itu sebagai
permukaan bumi maupun yang terkandung penopang fungsi ekologi, maupun sebagai
di dalamnya dalam rangka menolong akan bukti otentik sejarah perkembangan bumi.
nilai, eksotisme dan keunikan tersendiri panas bumi berupa manifestasi yaitu mata
yang cocok dikelola sebagai daya tarik air panas (hot water Spring) adalah daerah
wisata. Salah satu fenomena geologi yang Wawolesea Kabupaten Konawe Utara,
berpotensi dijadikan sebagai kawasan pada daerah sekeliling mata air panas
geowisata adalah manifestasi panas bumi. tertutupi oleh travertin yang dianalisis
xiii
secara fisik dan petrografi untuk sumber daya panas bumi di bawah
menentukan tipe dan jenis dari travertin permukaan. Mata air panas/hangat
fitur geologi terdapat pula faktor hangat diguakan bila temperatur air lebih
pendukung lain sebagai penunjang kecil dari 50o dan istilah panas digunakan
kawasan mata air panas tersebut. bila temperatur lebih dari 50o.
xiv
kertas dan lain-lain. Penggunaan
fluida
xii
Gambar 2. Penentuan Tipe fluida dengan Diagram Trilinier (Giggenbach, 1991)
1. Air Klorida (Chloride Water) dampak besar dalam mengontrol
memiliki mataair panas yang mengalir Pada air klorida, anion yang dominan
CL yang tinggi berasal dari reservoir konsentrasi yang cukup besar. Pada
Namun demikian, area ini dapat saja air klorida pada daerah tersebut sudah
xii
Jenis air panasbumi ini dikenal juga bagian dalam alterasi batuan dan
dangkal dan terbentuk sebagai akibat Air tipe ini banyak mengandung CO2
dari proses kondensasi gas panasbumi Jenis tipe fluida ini disebut juga dengan
volatilnya, pada dasarnya larut dalam kondensasi gas dan uap menjadi
kandungan fluida yang terletak pada mataair bawah tanah yang miskin
zona yang dalam tetapi terpisah dari air oksigen. Air bikarbonat banyak
batas daerah dan berjarak tidak jauh Metoda Pengelolaan kualitas air
dari area upflow utama. Jika dilihat atas dasar Indeks Pencemaran (IP) ini dapat
terletak jauh di atas water table dan di keputusan agar dapat menilai kualitas
sekeliling boiling zone, walaupun badan air untuk suatu peruntukan serta
<100 m). Air sulfat dapat mengalir akibat kehadiran senyawa pencemar.
0 ≤ PIj ≤ 1,0 =
PIj = (C1/L1j, C2/L2j,…,Ci/Lij)
memenuhi baku mutu (kondisi baik)
Tiap nilai Ci/Lij menunjukkan
1,0 < PIj ≤ 5,0 = cemar ringan
pencemaran relatif yang diakibatkan oleh
5,0 < PIj ≤ 10 = cemar sedang
parameter kualitas air. Nisbah ini tidak
PIj > 10 = cemar
mempunyai satuan. Nilai Ci/Lij = 1,0
berat
adalah nilai yang kritik, karena nilai ini
diharapkan untuk dipenuhi bagi suatu Baku Kriteria yang digunakan dalam
Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas (PP No. 82 Tahun 2001)
xiv
o
Temperatur C deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5
Residu Terlarut 1000 1000 1000 1000
Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400
KIMIA ORGANIK
pH 6-9 6-9 6-9 5-9
Fe mg/L 0,3 (-) (-) (-)
As mg/L 0,05 1 1 1
Cr mg/L 0,05 0,05 0,05 0,01
Zn mg/L 0,05 0,05 0,05 2
Pb mg/L 0,03 0,03 0,03 1
Cu mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2
METODE PENELITIAN
berada pada koordinat 3o41’51” LS dan beberapa tahap yaitu tahap pendahuluan,
daerah penelitian berada di Desa tahap analisis data, dan tahap akhir berupa
xiii
Melakukan penelitian lapangan 2. Pengolahan Data Laboratorium
xiii
Gambar 3. Lapisan Traventine di sekeliling Mata Air Panas
xii
Gambar 4. Conto batu Gamping mata air panas Wawolesea
xii
Tabel 2. Kualitas Mata Air Panas Wawolesea
Kode Sampel
No Parameter Satuan
Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
1 2 3 4 5
0
1 Suhu Udara C 32 32 32 32 32
0
2 Suhu Mata Air C 53 42 50 50 45
3 Ph 7.9 7.9 7.8 7.8 7.9
4 TDS mg/L 204.78 184.67 77.47 214.43 22.21
5 Fe mg/L 2.079 0.763 0.01 0.132 0.01
6 Cl mg/L 45.976 13.657 45.976 32.019 14.684
7 As mg/L 0.0053 0.0019 0.0049 0.0048 0.0023
8 Cr mg/L 0.0066 0.0016 0.0055 0.0052 0.0033
9 Zn mg/L 0.0037 0.0021 0.0024 0.0019 0.0016
10 Pb mg/L 0.0032 0.0018 0.0029 0.0025 0.0022
11 Cu mg/L 0.0052 0.004 0.0047 0.0042 0.0041
12 Cd mg/L 0.0016 0.001 0.0013 0.0011 0.0008
13 HCO3 mg/L 33.88 0 33.676 3.07 6.174
4
14 SO mg/L 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
15 Warna Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
16 Bau Sulfur Sulfur Sulfur Sulfur Sulfur
14 Rasa Asin Asin Asin Asin Asin
menggunakan metode Indeks Pencemaran Air maka diperoleh status mutu air sesuai
xiii
Tabel 3. Rekapitulasi nilai indeks pencemaran dan status mutu air berdasarkan
peruntukannya
Penentuan tipe fluida mata air Proses yang terjadi pada daerah
trilinier seperti yang ditunjukan dalam meteorik oleh sumber panas yang berada di
xiii
Smpl Smpl
3 1
Smpl
4
Smpl
5
xiii
Tabel 3. Hasil penilaian situs warisan prospek untuk dikembangkan sebagai
geologi
kawasan geowisata.
Jumlah
No. Ruang Lingkup
Nilai KESIMPULAN
Penilaian nilai-
1 330 Berdasarkan hasil penelitian yang
nilai sains
telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
Penialain nilai-
2 270 sebagai berikut :
nilai Edukasi
xiii
Penentuan Status Mutu Air Menteri tanggal 26 Mei 2019. Pukul 20.15
Negara Lingkungan Hidup WITA.
Departemen Energi dan Sumber Daya Potensi Geologi Kars Sebagai Strategi
Mineral. 2012. Pengembangan Pengembangan Kawasan Geowisata
Sumber Panas Bumi. Jakarta. Daerah Lohia Kabupaten Muna
Provinsi Sulawesi Tenggara,
Emi Prasetyawati Umar, dkk. 2015. Skripsi, Universitas Halu Oleo,
Manifestasi Panas Bumi Daerah Kendari
Barasanga Kabupaten Konawe
Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Prayuni, Heryadi. 2013. Pemanfaatan
Geodiversity untuk Pemmbangunan
Faizi Zahari, 2012. Mengapa Geowisata dan Geopark. Surabaya
Perencanaan Itu Penting dalm the
Pusat Survei Geologi, 2017. Petunjuk
Planers a Portfolio. Halaman 4. Teknis Asesmen Sumber Daya
Volume 060 Januari 2012. Warisan Geologi. Bandung.
Bandung: HMP Pangripta Loka ITB
Saptadji, Miryani Nenny.1992. Teknik
Hermawan, Dudi.dkk. 2011. Kajian Panas Panas Bumi. Departemen Teknik
Bumi Non Vulkanik Daerah Perminyakan Fakultas Ilmu
Sulawesi Bagian Tenggara. Kebumian dan Teknologi Mineral
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat ITB.
Sumber Daya Geologi Tahun 2011.
Simandjuntak,. 1993, Lembar geologi
Hochstein, M.P. dan P.R.L. Browne. 2000. Lasusua Kendari, Pusat Penelitian
Surface Manifestations of dan
Geothermal PengembanganGeologi, Bandung.
System with Volcanic Heat Sources.
in Encyclopedia of Volcanoes. Surono, 2010, Geologi Lengan Tenggara
Sulawesi, Badan Geologi,
Http://landspatial.bappenas.go.id/km/files/ Kementrian Energi dan Sumber
20141113161357_geopark-dan- Daya Mineral, Bandung
tata-ruang. Diakses pada tanggal 30
Juni 2018. Pukul 20.00 WITA.
https://www.science.org.au/curious/techno
logy-future/feeling-heat-
geothermal-energy. Diakses pada
xiv