Anda di halaman 1dari 4

Isotop Stabil untuk Analisis Geokimia Minyak Bumi

Dimas Anas Hakim


21100113130081
Isotop stabil adalah suatu isotop kimia yang tidak bersifat radioaktif, pada
isotop jenis ini diamati tidak terjadinya peluruhan radioaktif. Dalam analisis
isotop stabil minyak bumi, isotop yang digunakan adalah atom C12 dan C13.
Untuk membentuk minyak bumi, suatu hidrokarbon harus memutuskan rantai
karbonnya. Dalam analisis isotop stabil atom C ini, dapat menganalisa suatu gas
berasal dari bitumen atau karbon residu.
Selain hal tersebut analisis isotop stabil juga dapat digunakan untuk :
-

Menentukan tingkat kematangan minyak dan gas bumi.


Korelasi gas dengan batuan induknya.
Korelasi suatu reservoir dengan reservoir lainnya.
Mengetahui adanya campuran gas.

Gambar 1. Proses Alterasi dari Batuan Induk Menuju Reservoir.

Untuk menentukan kematangan minyak atau gas dapat dilakukan dengan 2


cara, yaitu :
a. Komposisi isotop metana
b. Pemisahan isotop karbon antara komponen hidrokarbon.
Metana sendiri adalah metode yang cukup buruk untuk analisis isotop, hal
ini dikarenakan tidak memperhitungkan adanya kehadiran hidrokarbon lain seperti
butana atau metana, serta sifat gas yang mobile, sehingga dapat bercampur dan
berubah dari asli ataupun sumbernya. Sedangkan pemisahan isotop karbon cukup
sesuai dengan zona cracking kerogen dengan cracking sekunder minyak berat.

Gambar 2. Cracking Kerogen dan Hidrokarbon (Prinzhofer, 2000).

Untuk mengetahui tingkat kematangan, dibutuhkan data Level Organic


Metamorphism, Thermal Alteration Index, dan data isotop. Lalu dilakukan plot
pada diagram, sehingga akan menunjukkan jenis gas serta kematangannya.

Gambar 3. Diagram Kematangan (James, 1983).

Untuk dapat mengkorelasikan suatu isotop stabil hidrokarbon dengan


batuan induknya, dilakukan perhitungan sumber isotop dan isotop hidrokarbon,
serta dilakukan plot pada diagram kematangan James, 1983.

Gambar 4. Korelasi Diagram Kematangan dengan Data Stratigrafi dan LOM (James, 1983).

Untuk korelasi dua reservoir metode yang digunakan mirip dengan


korelasi isotop dengan batuan induk, dengan menggunakan nilai LOM, TAI dan
analisis isotop. Sedangkan untuk adanya campuran gas, dapat mengetahui
kematangan hidrokarbon, gas kering atau basah, dan pengaruh bakteri. Selain
menggunakan diagram kematangan dan indeks alterasi panas, juga dilakukan plot
pada Carbon Isotop Ratio Chung,1988.

Gambar 5. Carbon Isotop Ratio (Chung,1988).

Referensi
http://thepttc.org/workshops/eastern_060514/eastern_060514_Laughrey.pdf
(diakses pada hari Senin, 23 Mei 2016 pukul 20.00)
http://comp.uark.edu/~ksteele/gochemfiles/Present/Uses%20of%20Stable
%20Isotopes%20in%20Petroleum2.pdf (diakses pada hari Senin, 23 Mei 2016
pukul 20.00)
http://www.eolss.net/sample-chapters/c08/e6-193-04.pdf (diakses pada hari Senin,
23 Mei 2016 pukul 20.02)
http://www.dcnr.state.pa.us/cs/groups/public/documents/document/dcnr_008152.p
df (diakses pada hari Senin, 23 Mei 2016 pukul 20.03)

Anda mungkin juga menyukai