BATUAN BEKU
(IGNEOUS ROCK)
Oleh :
WISONIR
NIM. 410015089
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai Batuan Beku (Igneous Rock).
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
10
DAFTAR PUSTAKA
..
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
2
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
Masif : adalah struktur yang tidak menunjukan sifat aliran atau jejak gas
dan tidak menunjukkan jejak fragmen batuan lain yang tertanam di dalam
tubuhnya.
Pillow Lava : merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusif
tertentu yang dicirikan oleh massa berbentuk bantal dimana ukuran dari
bentuk ini umumnya antara 30-60 cm dan jarak terdekatnya saling
berdekatan,khas pada vulkanik bawah laut.
Joint : adalah suatu struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tersusun
secara tegak lurus aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi
Columnar Jointing.
Vesikuler : merupakan struktur yang ditandai dengan arah teratur. Lubang
ini terbentuk oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan terjadi.
Skoria : seperti vesikuler tetapi tidak menunjukan arah yang teratur.
Amigdaloidal : suatu struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi
oleh mineral-mineral sekunder seperti Zeolit, Karbonat dan Silika.
Xenolith : struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan
yang masuk atau tertanam di dalam batuan beku.
Autobraccia struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen
pada lava itu sendiri.
Trachitic struktur yang memperlihatkan adanya kenampakan sejajar dari
mineral penyusunnya.
Pumiceous struktur yang banyak sekali terdapat lubang-lubang halus
teratur.
5
6
7
8
Nomor Batuan
Warna Batuan
a. Warna segar
b. Warna lapuk
Struktur Batuan
Tekstur
a. Derajat Kristalisasi
b. Granularitas
c. Bentuk Kristal
d. Relasi
Komposisi Mineral
Jenis Batuan
Nama Batuan
Keterangan
: B.6
: Hitam Mengkilat
: Hitam
: Masif
: Holohialin
:::: Gelas Silika
: Batuan BekuAsam
: Batu Obsidian
: 1. Gelas Silika
Warna Batuan
a
b
Warna segar
Warna lapuk
: Putih Keabu-abuan
: Coklat Keabu-abuan
Struktur Batuan
: Masif
Tekstur
a
b
c
d
Derajat Kristalisasi
Granularitas
Bentuk Kristal
Relasi
: Hipokristalin
: Faneroporfiritik
: Euhedral - Anhedral
: Inequigranular
Komposisi Mineral
Jenis Batuan
Nama Batuan
Keterangan :
1.
Plagioklas
4. Kuarsa
2.
Biotit
5. Mineral lain
3.
Hornblende
6. Piroksin
Batuan ini merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (intrusi) yang
membentuk morfologi pembuktian berelief kasar dengan elevasi dari beberapa
ratus meter hingga mencapai lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Diorit
porfir ini proses pembekuannya berlangsung relatif lambat, namun sebagian
mineral membeku pada saat mendekati permukaan dan membeku relatif cepat,
sehingga granularitas yang terbentuk adalah porfiritik dan derajat kristalisasi yang
terjadi adalah hipokristalin.
Batuan beku ini memiliki kegunaan sebagai bahan pengeras jalanan. Serta
dapat juga digunakan sebagai bahan pondasi bangunan.
1. Nomor Batuan
: B.7
2. Warna Batuan
a. Warna segar
: Coklat Keabu-abuan
b. Warna lapuk
: Coklat
3. Struktur Batuan
: Masif
4. Tekstur
a
b
c
d
Derajat Kristalisasi
Granularitas
Bentuk Kristal
Relasi
5. Komposisi Mineral
15%,
: Holokristalin
: Afanitik
: Euhedral -Subhedral
: Equigranular
: Kuarsa 40%, Piroksin 25%, Hornblende
Biotit 15%, Mineral Lain 5%
6. Jenis Batuan
7. Nama Batuan
: Batu Andesit
8. Keterangan
: 1.
Kuarsa
4. Biotit
2.
Piroksin
5. Mineral Lain
3.
Hornblende
Andesit banyak terdapat sebagai lava dan terjadi sebagai intrusi sekunder
sebagai dike. Gunung api di Jawa pada umumnya bersifat andesit. Secara genetik
andesit termasuk batuan vulkanik, sehingga pada saat terjadi penurunan suhu yang
sangat cepat, maka terbentuk kristal yang sebagian ( hipokristalin ). Granularitas
dari andesit biasanya fanerik ( halus ) di dalam bentuk yang euhedral subhedral.
Kegunaan pada andesit apabila digosok dengan baik dapat menghasilkan
amdetis, avanturin serta mata kucing yang diperjualbelikan sebagai batuan
setengah mulia yang memiliki nilai ekonomis. Andesit juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan gelas, kaca serta beberapa batu perhiasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya sampaikan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1
2
3
4
5
Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan
beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral
dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan
instrusi yaitu batuan beku dalam dan beku luar.
Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur
aliran, struktur kekar.
Beberapa jenis batuan beku antara lain batu Diorit, Diabas, Basalt, Dunit,
perodit, Obsidian, Granit, Granodiorit, Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain
sebagainya.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Batuan_beku, diakses 13 November 2015.
http://www .crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7. 1, diakses 13 November
2015.
Magetsari Noer Aziz, at al.(2006), GL-211 GEOLOGI FISIK. Bandung : ITB.
11