Gambarnya
BATUAN BEKU – Jika Anda membaca artikel tentang ciri-ciri planet, dapat diketahui bahwa
planet Bumi termasuk ke dalam kelompok planet terrestial. Planet terrsetial atau kebumian
merupakan planet yang tersusun dari batu-batuan pada permukaannya, ukurannya cenderung
kecil, dan memiliki atmosfer yang tipis.
Seperti yang telah ketahui bersama bahwa planet kita memiliki permukaan yang padat yang
tersusun dari berbagai jenis batuan. Sehingga bisa dimasukkan sebagai planet kebumian. Selain
itu permukaan bumi juga bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu permukaan yang berupa daratan
dan permukaan yang berupa lautan.
Perlu diketahui juga bahwa sebesar luas permukaan lautan adalah sekitar 70% dan luas daratan
30%. Namun daratan adalah bagian lapisan bumi yang paling mudah diamati secara langsung
dan jelas. Sehingga manusia dapat mengetahui dengan cepat dan baik berbagai hal mengenai
daratan.
Salah satu hal yang bisa diketahui dengan mengamati daratan adalah kenyataan bahwa daratan
tersusun dari berbagai jenis batuan-batuan. Dimana batuan tersebut dibedakan berdasarkan jenis
materi penyusun batuan dan proses terbentuknya batuan-batuan tersebut. Diantaranya seperti
batuan sedimen, beku, dan metamorf
1 Batuan Beku
2 Pengertian Batuan Beku
3 Pengelompokkan Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terbentuknya
o 3.1 1. Batuan Beku Dalam atau Intrusif
3.1.1 a. Diskordan
3.1.2 b. Konkordan
o 3.2 2. Batuan Beku Luar atau Ekstrusif
4 Macam-macam Batuan Beku
o 4.1 1. Batu Obsidian
o 4.2 2. Batu Granit
o 4.3 3. Batu Basal
Batuan Beku
Batuan Beku Tonalit (www.thoughtco.com)
Ilmu yang mempelajari secara khusus berbagai jenis batuan biasa disebut petrology.
Kenyataannya bahwa batuan beku sebenarnya telah banyak digunakan di dalam kehidupan
sehari-hari, akan tetapi sebagian besar orang hanya mengetahui cara memanfaatkannya aja.
Hanya sebagian kecil saja yang mengetahui asal usul terbentuknya dan berbagai hal mengenai
batuan beku ini. Mudahnya batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari proses pembekuan
magma yang keluar dari dalam perut bumi.
Batuan beku atau kerap disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk berasal dari satu atau
beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan berasal dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini mampu dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik
dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya mampu dicermati berdasarkan besarnya mineral
penyusun batuan tersebut.
Batuan beku plutonik pada umumnya mengalami proses pembentukan yang pembekuan
magmanya terjadi dalam waktu lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya cenderung
berukuran besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang kerap
dijadikan hiasan rumah).
Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya mengalami proses pembentukan yang terjadi melalui
pembekuan magma yang terjadi dalam waktu yang lebih cepat. Misalnya terjadi akibat letusan
gunung api, sehingga menyebabkan mineral penyusunnya berukuran lebih kecil. Contohnya
adalah basalt, andesit (yang kerap dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Magma bisa mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Apabila proses
pembekuan terjadi di bawah lapisan kulit bumi, sehingga terbentuklah batuan yang disebut
sebagai batuan beku dalam atau intrusif, biasanya sering juga dipanggil sebagai batuan beku
plutonik.
Sedangkan, bila magma bisa menggapai permukaan bumi sesudah itu membeku, terbentuklah
batuan beku luar atau ekstrusif. Penggolongan dilakukan berdasarkan genesa atau tempat
terbentuknya batuan beku tersebut.
Pengelompokkan batuan beku ini merupakan klasifikasi tahap awal sebelum melakukan
klasifikasi batuan yang lebih spesifik lagi.
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, mengalami pendinginan yang sangat lambat
dan dapat mencapai jutaan tahun. Sehingga sangat mungkin tumbuhnya kristal-kristal yang besar
dan prima bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive.
Tubuh batuan beku dalam memiliki wujud dan ukuran yang bermacam-macam, tergantung pada
situasi magma dan batuan di sekitarnya. Magma juga dapat menyusup melalui batuan di
sekitarnya atau menerobos melewati rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya.
Sehingga batuan beku intrusif masih bisa lagi menjadi batuan beku intrusif dalam dan batuan
beku intrusif permukaan. Hal tersebut berdasarkan letak setiap lapisan batuan yang diterobosnya,
susunan tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu diskordan dan konkordan.
Baca Juga : Sejarah Wali Songo, Nama-nama Asli Sunan, dan Ceritanya Lengkap
a. Diskordan
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan.
Berikut contoh batuan beku intrusif jenis diskordan:
Batolit, merupakan tubuh batuan beku intrusif yang memiliki dimensi paling besar dibandingkan
lainnya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.
Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa yang berasal dari sejumlah tubuh-tubuh intrusif
yang memiliki komposisi agak berbeda.
Perbedaan ini mencerminkan keberagaman magma pembentuk batolit. Beberapa batolit dapat
mencapai ukuran yang besar dengan panjang sebesar 1000 km dan lebarnya sebesar 250 km.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batolit
pada 20-30 km.
Proses pembentukan batolit tidak terjadi akibat adanya magma yang menyusup di dalam
rekahan, sebab tidak ada rekahan yang ukurannya sebesar batolit. Karena besarnya, batolit
mampu mendorong batuan yang di atasnya. Walaupun batuan yang diterobos bisa terdorong ke
atas oleh magma yang bergerak secara perlahan, pasti ada proses lainnya yang berpengaruh.
Magma yang naik akan membebaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini
dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkan magma yang naik,
sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan lebih dari satu terlarut
didalam magma.
Dimana tidak semua magma akan terlarut dan mengendap pada bagian dasar dapur magma.
Setiap frgamen batuan yang berada didalam tubuh magma yang udah membeku dinamakan
Xenolith.
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
bersama dengan batolit, tidak lebih berasal dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh
batolit atau bagian atas batolit.
Dyke, disebut pula sebagai gang, merupakan keliru satu badan intrusi yang dibandingkan
bersama batolit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang ke dua sisinya
sejajar, memotong susunan (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke
kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya mengalami erosi, maka batuan
beku akan berbentuk agak silindris dan lebih menonjol dibandingkan bentuk permukaan di
sekitarnya.
b. Konkordan
Bentuk-bentuk yang sejajar bersama susunan batuan di sekitarnya merupakan ciri-ciri batuan
beku intrusif jenis konkordan. Contoh batuan tersebut diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
Sill, adalah batuan beku intrusif yang konkordan atau sejajar pada pelapisan batuan yang
diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Lakolit, sejenis bersama sill. Yang membedakan adalah wujud anggota atasnya, batuan yang
diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, anggota
bawahnya sama bersama Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun
gaya eksogen, sehingga dapat muncul di permukaan.
Lopolit, bentuknya sama bersama lakolit cuma saja anggota atas dan bawahnya cekung ke atas.
Batuan ekstrusif adalah batuan yang proses yang terbentuknya terjadi di permukaan bumi. Ketika
magma keluar dan mencapai permukaan bumi melalui rekahan atau lubang kepundahan gunung
api, maka magma yang keluar sebagai erupsi tersebut akan mengalami pendinginan dan
membeku dalam waktu cepat.
Fenomena keluarnya magma melalui rekahan di permukaan bumi biasa disebut fissure eruption.
Magma basaltis yang mempunyai viskositas rendah biasanya mampu mengalir disekitar rekahan,
sehingga erbentuk hamparan lamparan lava balast atau plateau basalt.
Sedangkan erupsi gunung berapai yang keluar melewati lubang kepundan disebut sebagai central
eruption. Selain itu, magma juga dapat mengalir melewati lereng dalam bentuk aliran lava atau
keluar bersama semburan gas-gas sebagai piroklastik.
Terdapat berbagai macam lava yang dikelompokkan berdasarkan jenis komposisinya dan tempat
terbentuknya. Ketika magma membeku di bawah permukaan air disebut sebagai lava bantal
atau pillow lava, nama tersebut diberikan karena lava tersebut terbentuk di bawah tekanan air.
Baca Juga : Sistem Pencernaan Pada Manusia Beserta Organ-organ dan Enzim
Batuan beku luar termasuk ke dalam kelompok batuan beku afanitik. Dimana batuan tersebut
mengalami proses pembekuan yang terjadi di atas permukaan bumi. Selain itu batuan beku luar
juga mempunyai berbagai macam struktur yang mampu menunjukkan proses yang terjadi ketika
ia mengalami pembekuan.
Sheeting joint merupakan struktur batuan beku yang nampak seperti lapisan.
Columnar joint merupakan struktur batuan yang berwujud batuan terpisah poligonal atau
mirip dengan bentuk batang pensil.
Pillow lava merupakan struktur batuan yang wujudnya menyerupai bantal yang
bergumpal-gumpal. Hal yang demikian dapat terjadi karena proses pembekuan terjadi di
dalam air.
Vesikular merupakan struktur batuan yang bentuknya berlubang-lubang, dimana lubang
ini muncul akibat adanya pelepasan gas yang terjadi ketika proses pembekuan.
Amigdaloidal merupakan struktur batuan vesikular yang berisikan mineral-mineral lain
seperti kalsit, kuarsa, atau zeolit.
Struktur aliran merupakan struktur batuan yang mineralnya tersusun secara sejajar pada
arah tertentu akibat adanya aliran.
Pada tulisan di atas telah dijelaskan secara detail bahwa batuan beku merupakan batuan yang
berasal dari magma yang mengalami proses pendinginan sehingga akhirnya membeku menjadi
berbagai macam batu. Di atas juga telah dijelaskan bahwa berbagai hal yang menjadi acuan
dalam pengklasifikasian batuan ini.
Agar Anda dapat lebih jelas memahami dan mengenali dengan baik batuan ini, berikut akan
kami jelaskan mengenai macam-macam batuan beku yang sering dijumpai. Batuan-batuan
tersebut diantaranya adalah batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, batu apung, batu
dasit, batu diorit, batu peridot, batu gabro, dan batu diabas.
1. Batu Obsidian
Batuan Obsidian (thoughtco.com)
Batu obsidian merupakan salah satu contoh batuan beku. Batu obsidian ini biasanya juga disebut
sebagai batu kaca. Batu obsidian ini memiliki ciri-ciri berwarna hitam ataupun cokelat tua dan
memiliki permukaan yang halus dan bisa dibilang mengkilap. Batu obsidian ini banyak
dimanfaatkan manusia sebagai alat pemotong dan batu perhiasan yang indah.
Proses terbentuknya batu obsidian terjadi di permukaan bumi dan berasal dari magma yang
mengalami pembekuan dalam waktu yang cepat. Karena proses terbentuknya ini yang berada di
luar permukaan bumi, maka batu obsidian ini seringkali digolongkan sebagai batuan beku luar
atau ekstrusif.
2. Batu Granit
Batu Granit (geologyclass.org)
Batu granit termasuk merupakan salah satu tipe batuan beku. Batu granit terbentuk atas butiran-
butiran yang kasar yang semi berwarna- warni. Disebut semi berwarna warni sebab type batu ini
punya warna yang berbeda- beda ada yang berwarna putih dan ada termasuk yang berwarna
keabu- abuan.
Batu ini merupakan tipe batu yang kerap digunakan untuk bahan bangunan atau kerap digunakan
untuk membangun sebuah gedung. Jenis batuan ini terbentuk sebab terdapatnya magma yang
membeku yang prosesnya terjadi di di dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini terjadi secara
perahan- lahan dan di dalam kala yang memadai lama. Maka dari itu tipe batuan ini termasuk ke
dalam tipe batuan beku dalam.
3. Batu Basal
Batu Basal (pinterest.com)
Batu basal memiliki ciri-ciri berwarna gelap, berat, banyak mengandung besi, sedikit
mengandung mineral silika batuan vulkanik, dan umumnya membentuk lempeng samudera pada
permukaan bumi. Warna batu ini juga bisa dibilang semi berwarna karena mempunyai warna
yang bermacam-macam seperti warna putih dan abu-abu.
Dalam kehidupan sehari-hari bisa kita temukan bahwa batu basal sering dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan terutama untuk membangun sebuah gedung. Batu basal mengalami proses
pembekuan yang terjadi di dalam kerak bumi. Oleh karena itu batu basal ini bisa digolongkan
sebagai batuan beku dalam atau intrusif.
batuan di dalam batuan gunungapi ini diartikan secara luas, yaitu bahan hasil dari aktivitas gunungapi baik
secara langsung maupun tidak, mulai dari bahan lepas (loose material) sampai dengan yang sudah
membatu (lithified material) (Bronto, 2004). Pengertian langsung dimaksudkan bahwa bahan erupsi
gunungapi itu setelah mendingin/mengendap kemudian membatu di tempat itu juga. Sedangkan
pengertian tidak langsung menunjukan bahwa endapan/batuan gunungapi tersebut sudah mengalami
pengerjaan ulang atau deformasi, baik oleh aktivitas vulkanisme muda, proses-proses sedimentasi
kembali, maupun aktivitas tektonik (Bronto, 2004). Berhubungan mempunyai kesamaan tekstur, batuan
beku intrusi dangkal dan batuan beku luar dipandang sebagai hasil kegiatan vulkanisme berupa lava
koheren. Sedangkan hasil erupsi secara letusan selalu bertekstur klastika sehingga dimasukan ke dalam
Menurut Cas dan Wright (1987); McPhie, dkk. (1993) dan Bronto (2004). Batuan gunungapi dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu lava koheren (coherent lavas) dan batuan klastika gunungapi
(vulcanicclastic roks). Mengenai struktur batuan gunungapi, untuk lava koheren mengikuti hukum-hukum
yang berlaku di dalam batuan beku, seperti halnya struktur masif, berlubang/berongga (vesicles),
segregasi, konsentris, aliran dan reakahan radier yang mencerminkan proses pendinginan. Pembentukan
struktur di dalam endapan/batuan bertekstur klastika (misalnya piroklastika dan epiklastika) lebih
mengikuti hukum batuan sedimen (proses pengendapan), misalnya struktur perlapisan/laminasi, silang-
Itulah sebabnya batuan gunungapi sebaiknya tidak dipaksakan untuk masuk ke dalam jenis batuan
beku atau batuan sedimen tetapi lebih baik dipandang sebagai kelompok batuan tersendiri yang berada
didaerah transisi antara kedua jenis batuan utama tersebut (Bronto, 2004).
A. Lava koheren
Letusan gunungapi yang tidak meledak atau meleler saja akan menghasilkan batuan gunungapi
berupa lava. Istilah lava diperuntukkan bagi magma yang telah berhasil mencapai permukaan bumi.
Melalui retakan kulit bumi atau pipa kepundan gunungapi, magma yang berasal dari kedalaman bergerak
keatas karena adanya dorongan gas yang terlarut dalam cairan magma tersebut. Sehingga fungsi dari gas
adalah sebagai penggerak magma. Terbentuknya lava terutama dikontrol oleh viskositas, kecepatan efusi
dan keadaan lingkungan pengendapan (darat/laut). Lava yang encer memilki viskositas dan kandungan
silika yang rendah, sedangkan lava yang kental memiliki viskositas dan kandungan silika yang tinggi.
O. Hirokawa (1980) mendefinisikan lava sebagai suatu magma cair yang dikeluarkan dari dalam
bumi, maupun batuan yang berasal dari pembekuannya Lava basalan mempunyai suhu antara 1.100 o-
1.200oC, relatif lebih tinggi dari suhu lava andesitan atau dasitan yang berkisar antara 900o – 1.000oC.
Viskositas lava yang menyertai suatu letusan gnungapi, khususnya lava basalan, adalah sekitar 102 – 103
poise. Dan di dalam suatu kolom lava bagian bawah umumnya terdiri dari lava basalan yang berwarna
gelap, yang semakin ke atas semakin berwarna terang dan teridiri dari lava dasitan atau riolitan.
Lava koheren pada hakekatnya adalah batuan beku, yaitu magma yang membeku di dekat
permukaan (batuan beku intrusi dangkal) dan magma yang membeku di permukaan (batuan beku luar).
1. Magma sudah mengkristal terlebih dahulu sebelum pergerakannya mencapai ke permukaan bumi.
2. Tidak semua magma keluar ke permukaan bumi sewaktu gunungapi bererupsi atau meletus, tetapi juga
tidak kembali ke dapurnya jauh di dalam bumi setelah erupsi gunungapi berhenti. Sebagian magma itu
tersisa dan membeku di sepanjang perjalanan dari dapur magma ke permukaan bumi yang dalam hal ini
adalah kawah atau kaldera gunungapi. Kelompok batuan sub-gunungapi ini antara lain membentuk retas,
sill, leher kubah gunungapi atau kubah bawah permukaan. Magma yang membeku di pipa kepundan
sehingga bagian atasnya menyembul ke permukaan disebut leher gunungapi atau sumbat lava.
Retas merupakan terobosan batuan beku, yang dicirikan oleh beberapa kenampakan (Bronto,
2. Efek kontak dikedua sisi retas terhadap batuan yang diterobos mungkin mengalami efek bakar atau bagian
tepi retas yang mengalami oksidasi, kedua sisi umumnya berwarna merah coklat atau merah bata, sangat
tergantung tingginya temperatur magma saat menerobos, jenis batuan yang diterobos dan oksigen yang
dikandungnya.
3. Dari bagian tengah menuju ke tepi retas secara berangsur semakin bertekstur gelas. Hal ini semakin nyata
pada tubuh retas yang cukup tebal. Pada kontak dapat pula terbentuk breksi akibat proses pendinginan
sangat cepat sehingga menimbulkan perekahan yang kemudian terisi oleh cairan magma dari bagian
tengah retas atau masuknya batuan samping kedalam cairan magma retas.
4. Terdapat struktur paralel secara vertikal di bagian tepi tubuh retas sebagai akibat segregasi dan tingkat
kristalisasi yang berbeda selama pendinginan, pada bagian tepi lebih cepat mendingin daripada bagian
dalam. Struktur kekar yang memotong tegaklurus retas biasanya juga dapat dijumpai. Bila terbentuk
struktur aliran dapat pula ditunjukan oleh penjajaran fenokris atau bentuk struktur aliran lainnya.
5. Komposisi retas bagian tengah lebih banyak kristal sedangkan ke arah tepi semakin banyak gelas gunung
api. Alterasi dan mineralisasi mungkin dapat terjadi dibagian tepi dari retas tersebut.
Sill atau kubah lava permukaan merupakan terobosan batuan beku yang dicirikan oleh beberapa
1. Bentuk terobosan pipih atau cembung menyisip secara selaras diantara perlapisan batuan. Bentuk ini
sangat tergantung pada kemampuan magma mendesak perlapisan batuan di atasnya sehingga terlipat ke
arah atas seperti struktur antiklin. Jika hal ini terjadi sangat dekat dengan permukaan dan di lereng kerucut
gunung api maka bagian itu akan mengalami penggembungan. Namun dalam beberapa hal, bentuk intrusi
2. Efek kontak mirip seperti yang terjadi pada retas, hanya letaknya ada di bawah atau di atas tubuh sill.
3. Semakin kebagian tepi, tubuh sill semakin bertekstur halus atau gelas dan di beberapa bagian membentuk
breksi autoklastika.
4. Struktur segregasi berbentuk konsentris, kelopak atau struktur kulit bawang. Struktur rekahan mungkin
5. Tingkat kristalinitas semakin tinggi menuju ke bagian tengah tubuh sill. Dengan kata lain komposisi gelas
Leher gunungapi dan sumbat lava dicirikan oleh beberapa kenampakan (Bronto, 2004), antara
lain:
1. Bentuk terobosan seperti pipa, kedudukan memotong bidang perlapisan batuan sekelilingnya
3. Ke arah bagian tepi tubuh akan semakin bertekstur gelas atau membentuk breksi autoklastika
4. Struktur segregasi berarah paralel vertikal pada pandangan dari samping, tetapi menjadi konsentris pada
arah pandangan atas. Struktur lubang dijumpai terutama di bagian atas tubuh intrusi
5. Secara umum komposisi banyak tersusun oleh gelas karena ukurannya yang relatif kecil
6. Berhubungan terjadi dekat di bawah atau bahkan di dalam kawah atau kaldera gunungapi, biasanya
Kubah lava (lava dome) dicirikan oleh beberapa kenampakan (Bronto, 2004), antara lain:
1. Bentuk ideal seperti kubah (stengah bola membundar kearah atas), walaupun kenyataannya dapat tidak
2. Efek kontak hanya terjadi dengan batuan yang ditindih dibawahnya dan biasanya sudah teralterasi oleh
3. Tekstur batuan semakin kristalin ke bagian tubuh kubah. Pada bagian permukaan, tepi dan dasar kubah
dapat terjadi breksiasi karena pendingindan yang sang cepat (breksi autoklastika)
4. Pada bagian permukaan kubah dijumpai struktur lubang dan rekahan yang berpola radier menjauh pusat
kubah. Pada bagian tengah kubah terbentuk aliran dan struktur kelompok atau mengulit bawang
5. Bila belum tererosi pada permukaan kubah yang terbentuk didasar laut dapat terbentuk kerak kaca.
Aliran lava bantal dicirikan oleh beberapa kenampakan (Bronto, 2004), antara lain:
1. Bentuk memanjang agak membulat, seperti bantal guling yang sekaligus menunjukan struktur aliran.
2. Dibagian permukaan tubuh aliran terdapat kulit kaca/kerak kaca sedang kearah tengah semakin banyak
kristal atau paling tidak bertekstur afanitik. Dalam beberapa hal, dibagian permukaan berkembang breksi
autoklastik
3. Struktur rekahan dan aliran terdapat dipermukaan sedangkan dari penampang terlihat struktur konsentris
Pada tubuh aliran lava sering dijumpai sejumlah lubang yang beragam bentuk dan ukurannya.
Lubang-lubang tersebut adalah bekas gas yang terlarut dalam magma (lava) yang kemudian menguap
bersamaan dengan membekunya cairan tersebut. Lubang tersebut dinamakan vesikuler ini akan banyak
ditemukan di bagian permukaan, sementara ke arah lebih dalam jumlahnya menjadi berkurang. Struktur
vesikuler ini juga akan banyak membantu dalam menentukan batas antar aliran lava, yaitu apabila pada
suatu daerah ditemukan lapisan-lapisan lava yang dihasilkan dari waktu yang berbeda.
Lava yang dihasilkan dari erupsi efusif ini akan menghasilkan lava dengan bermacam-macam jenis
berdasarkan ukuran, bentuk, serta kenampakan permukaan dan didalam lavanya sendiri. Sesuai dengan
komposisinya, aliran lava di permukaan bumi akan membentuk struktur permukan yang khas. Lava
basalan yang mempunyai permukaan kasar dan terkeratkan (fragmental) dikenal sebagai lava aa. Sedang
lava andesitan yang mempunyai permukaan terbongkah-bongkah menyudut (angular block) disebut
dengan lava bongkah. Jenis kekar yang sering dijumapi pada lava antara lain kekar mengolom (columnar
joint, columnar structure, prismatic joint, prismatic structure), dimana kekar-kekar tersebut akan
memecah batuan menjadi kolom-kolom prismatik segienam. Sedang kekar-kekar tak beraturan akan
menghancurkan batuan menjadi bongkah-bongkah bersegi banyak (polygonal block). Lava yang
Batuan klastika gunungapi adalah batuan gunungapi yang bertekstur klastika (disarikan dari:
Fisher, 1961; Fisher 1966, Fisher dan Smith, 1991; Pettijohn, 1975; Walker dan James, 1992; Mathisen &
McPherson, 1991 dalam Bronto, 2004). Secara deskripsi, terutama tekstur (bentuk dan ukuran butir),
batuan klastika gunungapi dapat berupa breksi gunungapi (volcanic breccias), konglomerat gunungapi
siltstones) dan batulempung gunungapi (volcanic claystones). Perlu ditegaskan disini bahwa penggunaan
kata pasir, lanau dan lempung hanyalah untuk menunjukan ukuran butir, atau tidak secara langsung
mencerminkan sebagai batuan sedimen epiklastika. Nama-nama tersebut dapat ditambah dengan
parameter warna, struktur dan atau komposisi tergantung aspek mana yang menonjol dan mudah
dikenali.
Berdasarakan asal-usul proses fragmentasi dan genesanya maka batuan klastika gunungapi dibagi
menjadi 4 kelompok, yaitu: batuan autoklastika, batuan piroklastika, batuan kataklastika, batuan
Batuan autoklastika (breksi autoklastika/autoclastica breccias) yaitu lava koheren yang karena
pendinginan yang sangat cepat dan bersentuhan dengan batuan dasar atau batuan samping yang dingin
sehingga terjadi fragmentasi di bagian tepi atau luar dari tubuh magma/lava tersebut, baik sebagai intrusi
Berhubungan yang sering dijumpai adalah fragmentasi berukuran kasar dan berbentuk meruncing
maka batuannya disebut breksi autoklastika. Ciri-ciri batuan ini bertekstur klastika tetapi komposisi
fragmen dan matriks relatif homogen, berupa batuan beku berasal dari magma yang sama.
Batuan piroklastik yaitu batuan gunungapi bertekstur klastika sebagai hasil letusan gunungapi dan
langsung dari magma pijar. Sebanding dengan batuan piroklastika adalah hidroklastika, yakni batuan
gunungapi bertekstur klastika sebagai hasil letusan uap air (letusan freatik, hidrothermal) yang
Uap air berasal dari bawah tanah bercampur dengan uap magma yang terpancarkan, namun
dalam hal-hal tertentu uap air itu berasal dari air permukaan (air hujan, sungai, danau, es atau air laut).
Dalam hal ini bahan padat atau cairan dari magma tidak ikut terlontarkan. Letusan transisi
menjadi 3.
1. Endapan piroklastika jatuhan (pyroclastic falls), Batuan jatuhan piroklastika (kadang-kadang disebut juga
batuan piroklastika jatuhan), merupakan hasil endapan ekplosif dari gunung api yang diendapkan melalui
udara jatuh atau mengendap berdasarkan gaya beratnya sendiri atau secara gravitasi.
2. Endapan piroklastika aliran (pyroclastic flows), merupakan endapan piroklastik yang mana material
Ciri-ciri: Sebarannya sangat dipengaruhi oleh morfologi, Batas bawah dibatasi oleh area dan pada bagian
3. Endapan piroklastika seruakan (pyroclastic surges), merupakan endapan piroklastik yang berasal dari
suatu awan panas dengan kepadatan rendah, campuran dari unsure-unsur padat, uap air, gas yang
Ciri-ciri: Perlapisan yang baik, adanya penjajaran butiran pipih dan adanya perlapisan bergelombang.
Pada saat ini dikenal pyroclastic density current yang merupakan gabungan antara pyroclastic flows
dan pyroclastic surges (deskripsi ciri-ciri batuan piroklastika ini dapat dilihat di Bronto, 2004).
1. Pyroclastic fall adalah batuan piroklastik yang material penyusunnya tertransport melalui
udara (terbang). Sehingga dapat diasumsikan bahwa material penyusun batuan
piroklastik jenis ini adalah material yang ringan semisal material debu vulkanik.
2. Pyroclastic surge adalah batuan piroklastik yang material penyusunnya tertransport
melalui permukaan tanah tetapi terjadi proses spin (menggelinding atau berputar)
sehingga akibat proses spinini, material penyusunnya cenderung membulat (rounded).
3. Pyroclastic flow adalah batuan piroklastik yang material penyusunnya tertransport melalui
permukaan tanah dengan cara mengalir (flow). Biasanya antar fragmen dalam batuan
jenis ini membentuk ikatan terbuka, hampir tidak terjadi kontak antar fragmen.
Material-material penyusun batuan piroklastik tersebut hadir dalam bentuk
fragmen-fragmen (piroklas) dari letusan gunung api secara langsung. Fragmen
piroklastik berdasarkan ukuran butirnya oleh Fisher (1961) dan Schmid (1981) dibedakan
atas tiga, yaitu :
a. Bom dan Blok, fragmen piroklastik berukuran > 64 mm.
b. Lapilli, fragmen piroklastik berukuran 2 - 64 mm, dapat berupa juvenil, cognate, maupun
accidentil.
c. Ash, fragmen piroklastik berukuran 2 - 1/256 mm.
BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik merupakan batuan hasil letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen.
Material hasil letusan gunung berapi tersebut kemudian terendapkan sebelum mengalami transportasi
(reworked) oleh air atau es. Setelah proses pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang
kemudian menjadi batuan piroklastik. Batuan piroklastik disebut juga batuan fragmental yang secara
khusus terbentuk dari hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran lava berupa produk ledakan/eksplosif
dari material yang bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut bumi.
Terbentuknya batuan piroklastik diawali dengan meletusnya gunungapi yang mengeluarkan magma
dari dalam bumi akbiat energi yang sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma tersebut
terhempas ke udara kemudian membeku dan membentuk gumpalan yang mengeras (disebut batu). Batu-
batu tersebut mengalami pengangkutan (tertransportasi) oleh angin dan air yang disebut dengan batuan
epiklastik. Perbedaan batuan epiklastik dan piroklastik yaitu batuan epiklastik mengalami transportasi
oleh air dan angin, sedangkan batuan piroklastik terendapkan dan menjadi batuan sebelum mengalami
transportasi (reworked) oleh air dan es.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil lelehan yang merupakan
lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam batuan beku, serta dapat pula berupa produk
ledakan atau eksplosif yang bersifat fragmental dari semuBatuan piroklastik dapat terdiri dari berbagai
macam ukuran clast; dariagglomerates terbesar, dengan sangat halus dan tuffs abu. Pyroclasts
denganukuran yang berbeda diklasifikasikan sebagai bom vulkanik, lapilli dan abuvulkanik. Abu dianggap
piroklastik karena debu halus terbuat dari batu vulkanik.Salah satu bentuk yang paling spektakuler adalah
deposito piroklastik ignimbrites,deposito dibentuk oleh suhu tinggi gas dan abu campuran dari aliran
piroklastik acara.Tiga jenis transportasi dapat dibedakan: aliran piroklastik, aliran piroklastik, dan
piroklastik jatuh. Selama letusan Plinian, batu apung dan abuyang terbentuk ketika magma silicic terpecah
dalam saluran vulkanik, karenadekompresi dan pertumbuhan gelembung. Pyroclasts kemudian entrained
dalamletusan apung membanggakan yang dapat naik beberapa kilometer ke udara danmenyebabkan
bahaya penerbangan. Partikel jatuh dari awan letusan bentuk lapisan di tanah (ini jatuh atau tephra
piroklastik). Piroklastik kerapatan arus, yangdisebut sebagai 'aliran' atau 'gelombang', tergantung pada
konsentrasi partikel dantingkat turbulensi, kadang-kadang disebut bercahaya longsoran. Deposit
batuapung yang kaya aliran piroklastik dapat disebut ignimbrites.a bentuk cair, gas atau padat yang
dikeluarkan dengan jalan erupsi.
Gambar 1. Genesa Letusan Gunung Api
Dari proses pembentukannya dapat kita simpulkan bahwa material yang paling banyak terbentuk
pada proses ini adalah material yang bersifat ringan seperti Debu / Abu vulkanik (Ash ), pumice atau
scoriaan. Namun dapat juga material Padat seperti Lapilli bergantung kepada jenis ledakan yang terjadi
atau secara garis besar factor yang mempengaruhi Distribusi Materialnya dalah Ukuran fragmen /
materialnya , kekuatan Ledakan dan juga Arah Angin. Pada Proses pembentukan Endapanya selain
endapan yang tersebar secara merata di sekitar wilayah gunung Berapi dan menjauh dari pusat erupsinya,
proses pembentukan endapanya tidak dipengaruhi oleh topografi alam sekitarnya tetapi akan
mempengaruhi bentuk wilayah sekitar seiring dengan berjalnnya waktu (membentuk bidang waktu).
Pada pembentukan Endapanya akan terlihat adanya bentuk perlapisan yang baik serta pada lapisan akan
terlihat struktur Butiran yang bersusun dan terdapat pemilahan Butiran, dan juga pada strata sedimen
dari piroklastik terbentuk kenampakan gradasi normal dan reverse. Contoh dari Endapan ini adalah
Agglomerate, breksi dan tuff .
Ciri-ciri:
a. Sebaran mengikuti topografi
b. Ukuran butiran menghalus, lapisan menipis menjauhi pusat erupsi
c. Struktur :graded bedding normal dan reverse
d. Komposisi : pumice, scoria, abu/debu, sedikit lapili
e. Macam-macam : scoria-fall deposit, pumice-fall deposit, ash-fall deposit
Tabel 1. Perbedaan yang dapat diamati dari lapisan antara endapan piroklastik jatuhan dan pirokiastik
aliran (Lajoie, 1984)
Gambar 3. Siklus Endapan Piroklastik Aliran
3. Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang kemudian mengalir karena
adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran. Pyroclastic surge adalah batuan piroklastik yang material
penyusunnya tertransport melalui permukaan tanah tetapi terjadi proses spin / turbulen (menggelinding
atau berputar) sehingga akibat proses spinini/turbulen , material penyusunya cenderung mengalami
proses pembulatan (rounded) . Pada proses terjadinya pyroclastic surge juga terjadi Gelombang
Piroklastik dimana terjadi pergolakan antara massa fluida dan gas serta adanya ledakan dari material
padat berupa Fragmen batuan pada saat terjadi Aktivitas Gunung Berapi.
Kemampuan dari pergerakan Pyroclastic surge ini jauh lebih besar daripada Pyroclastic flow,
Pyroclastic surge dapat bergerak sampai 1050 km/ jam dan sifatnya yang bergolak dapat memungkinkan
Pyroclastic jenis ini dapat menaiki Pegunungan atau Bukit tidak hanya menuruni Lereng seperti Pyroclastic
Flow. Pyroclastic Surge bias tidak dan bias juga tergantung pada Topografi wilayah di sekitarnya. terdapat
dua jenis Pyroclastic Surge dapat dibagi ke dalam dua bentuk yaitu: Gelombang piroklastik yang "panas"
yang terdiri dari awan kering dan batuan dan Gas yang memiliki suhu yang Tinggi bias sampai 100 0 C dan
gelombang Piroklastik yang "dingin" atau disebut juga Basis Surge yang terdiri dari batuan, uap dan air
yang memiliki suhu di bawah 100 0 C. Terdapat beberapa jenis Basis Surge tergantung bagaimana
Asosiasinya dengan Piroklastik yang lain yaitu Endapan Base Surge bila berasosiasi dengan Endapan
jatuhan , Endapan Ground Surge bila berasosiasi dengan Aliran piroklastik, Endapan Ash-Cloud Surge
bila berada di atas endapan aliran piroklastik.
Piroklastik baik yang panas maupun dingin akan mengakibatkan kerusakan atau
menghancurkan segala jenis Benda yang dilewatinya baik vegetasi maupun struktur yang dilewatinya ,
menutupi seluruh permukaan tanah dengan lapisan Abu dan Puing-Puing kasar dengan ketebalan yang
bervariasi mulai dari sentimeter atau lebih tebal lagi. Karena suhu yang tinggi dan mobilitas yang cepat
Endapan ini dapat membakar atau menyebabkan kematian pada hewan, manusia dan Tumbuhan.
Piroklastik surge dibagi menjadi:
Endapan base surge
Berasosiasi dengan endapan jatuhan
Endapan ground surge
Berasosiasi dengan endapan aliran piroklastik
Endapan ash-clouds surge
Biasanya di bagian atas endapan aliran piroklastik
Gambar 4. Siklus Endapan Surge
Piroklastik jatuhan
Piroklast terlontar ke athmosfir dan jatuh ke bawah
Aliran Piroklastik
Konsentrasi partikel relatif tinggi yang bergerak di dasar/lereng volkan
Gelombang Piroklastik
Konsentrasi partikel relatif rendah yang bergerak menuruni dasar/lereng volkan
Gambar 5. Jenis endapan piroklastik
o Breksi volkanik
Tersusun dari fragmen-fragmen diameter > 32 mm, bentuk fragmen meruncing. Breksi Volkanik seperti
halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh material gunungapi (volkanik)
o Aglomerat
Fragmen berupa born-born dengan ukuran > 32 mm. Aglomerat adalah batuan piroklastik yang mirip
dengan konglomerat (batuan sedimen) di dalam tekstur. Perbedaannya terletak pada komposisi, dimana
aglomerat terdiri dari fragmen-fragmen volkanik (lava dan piroklastik di antaranya gelas)
o Lapili/tuf lapili: Fragmen tersusun atas Lapili yang berukuran antara 4 mm -32 mm. Tufa (Tuff), batuan
piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuff). Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal /
mineral. Berdasarkan pada komponen terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tufa dapat
dibedakan atas 3 golongan sebagai berikut :
a. Tufa Vitric : Banyak fragmen gelas
b. Tufa Kristal : Banyak fragmen kristal
c. Tufa Lithik : Banyak fragmen batuan
o Tuf kasar : Fragmen-fragmen tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir terletak antara 0,25 mm - 4 mm
o Tuf halus : Fragmen-fragmen tersusun atas abu halus dengan ukuran < 0,25 mm
Sahabat GN ane mau berbagi nih, masih tentang petrologi tapi kali ini ane mau bahas tentang batuan
piroklastik, apa itu batuan piroklastik dan klasifikasinya.
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses
yang berkaitan dengan letusan gunung api, dengan material penyusun dari asal yang berbeda (W.T.
Huang, 1962). Material penyusun tersebut terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami
transportasi (reworked) oleh air maupun es.
Pada kenyataanya bahwa batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil lelehan merupakan
lava yang telah dibahas dan diklasifikasikan kedalam batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan
atau eksplosif yang bersifat fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan
jelas sebagai erupsi.
Komposisi Mineral Batuan Piroklastik
Fisher, 1984 dan Williams, 1982 mengelompokkan material-material penyusun batuan-batuan piroklastik
sebagai berikut :
Bomb pita (ribon bomb) yaitu yang memanjang seperti suling dan sebagian besar gelembung-gelembung
memanjang dengan arah sama. Bomb ini sangat kental mempunyai bentuk menyudut serta retakannya
tidak teratur.
a. Bomb teras (cored bomb) yaitu bomb yang mempunyai inti dari material yang terkonsolidasi lebih
dahulu, mungkin dari fragmen-fragmen sisa erupsi terdahulu pada gunung api yang sama.
b. Bomb kerak roti (bread crust bomb) yaitu bomb yang bagian luarnya retak-retak persegi seperti
nampak pada kulit roti yang mekar, hal ini disebabkan oleh bagian kulitnya cepat mendingin dan
menyusut.
Merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif dari fragmen batuan yang sudah
memadat lebih dahulu degan ukuran lebih besar dari 64 mm. block-block ini selalu menyudut bentuknya
atau equidimensional.
3. Lapilli
Berasal dari bahasa latin yaitu lapillus, nama untuk hasil erupsi ekspulsif gunung api yang berukuran
2mm-64mm. selain dari fragmen batuan kadang-kadang terdiri dari mineral-mineral augit, olivine dan
plagioklas.
1. Breksi piroklastik
Breksi Piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block-block gunung api yang telah mengalami
konsolidasi dalam jumlah lebih 50% serta mengandung kurang 25% lapilli dan debu.
2. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material-materialdengan kandungannya
didominasi oleh bomb gunung api dimana kandungan lapilli dan abu kurang 25%.
3. Batu lapilli
Batu Lapili adalah batuan yang dominan terdiri dari fragmen lapilli dengan ukuran 2-64mm.
4. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi dengan kandungan abu
mencapai 75%. Macam-macamya yaitu :
1. Tuff lapilli
2. Tuff aglomerat
3. Tuff breksi piroklastik
1. Ignimbrite
Adalah batuan yang disusun dari endapan material oleh aliran abu. Material dominan terdiri dari
pecahan-pecahan gelas pumice yang dihasilkan oleh buih-buih magma asam.
3. Vitrik tuff
Adalah batuan yang dihasilkan oleh endapan piroklastik aliran, terdiri dari fragmen abu dan lapilli, telah
mengalami lithifikasi dan belum terluaskan,
4. Weled tuff
Adalah batuan piroklastik hasil dari piroklastik aliran yang telah terlithifikasi dan merupakan bagian dari
ignimbrite.
Adalah onggokan piroklastik yang diendapkan melalui udara. Endapan ini umumnya akan berlapis baik
dan pada lapisannya akan memperlihatkan struktur butiran bersusun. Endapan ini meliputi agglomerate,
breksi piroklastik, tuff, lapilli.
Piroklastik (berasal dari bahasa Yunani, πῦρ/piro, berarti api, dan κλαστός/klastik, yang
berarti rusak) adalah bebatuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik. Ketika material
vulkanik dikirim dan diolah kembali melalui proses mekanik, seperti dengan air atau angin,
bebatuan tersebut disebut vulkaniklastik. Piroklastik biasanya berhubungan dengan aktivitas
vulkanik, seperti gaya letusan gunung Krakatau. Piroklastik biasanya dibentukdari abu vulkanik,
lapilli dan bom vulkanik yang dikeluarkan dari gunung berapi, bergabung dengan bebatuan di
daerah tersebut yang hancur. Aliran piroklastik adalah salah satu hasil letusan gunung berapi yang
bergerak dengan cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan (diketahui sebagai
tefra). Aliran ini dapat bergerak dari gunung berapi dengan kecepatan 700 km/h. Gas dapat
mencapai temperatur diatas 1000 derajat Celsius. Berasal terus daripada letusan gunung berapi.
Sedimen yang terendap semula ke permulaan bumi ini akan melalui proses pemendapan seperti
sedimen klastik lain. Batuan yang terbentuk daripada sedimen gunung berapi Batuan piroklastik
secara umumnya di kelaskan berdasarkan kepada ukuran butiran (seperti batuan terrigenous lain).
UKURAN CLAST PIROKLAS NAMA BATUAN
Bombs - ejected fluid agglomerat
>64mm
Blok - ejected solid breksi piroklastik
2mm - 64mm Lapilli Batu lapilli (lapillistone)
0.06mm - 2mm Debu (Ash) Tuf Debu Kasar
<0.06mm Dush Tuf Debu Halus
AGGLOMERAT
Agglomerat adalah batuan piroklastik yang berukuran lebih besar daripada 64mm.
Agglomerat terbentuk akibat daripada letupan dan letusan gunung berapi, dan terbentuk
berdekapan dengan kawah gunung berapi. Agglomerat – bulat, berasal daripada volkanik bom
Breksia – bersudut, berasal daripada blok
BATU LAPILI
Lapili adalah batuan piroklastik yang beruikuran lebih 4mm hingga 64mm.
lapilli -- Pea- to walnut-size pyroclasts (2 to
64 mm).
BATU TUF
Batuan tuf merupakan batuan piroklastik yang berukuran kurang daripada 2mm garis pusat.
Berdasarkan kehadiran hablur (crystal), litik (lithic) atau kaca/gelas (vitrik), tuf ini boleh
dikelaskan kepada:
o Tuf hablur
o Tuf vitrik
o Tuf litik
Ignimbrit
Porfiry tuff
Volcanic Bomb