Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia
yang telah diberikan sehingga penulisan Laporan Fieldtrip Petrologi tentang Batuan
Metamorf dan Batuan Beku ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kaya tulis ini disusun dengan tujuan menyelsaikan tugas yang diberikan oleh asisten
untuk mememnuhi tugas akademik pada mata kuliah Petrologi dan secara tersirat bermaksud
untuk menghimbau penyusun lebih mengetahui tentang Batuan Metamorf dan Batuan Beku.
Adapun dalam penulisan karya tulis ini berpedoman dari berbagai sumber lainnya.

Melalui laporan ini pula, tak lupa penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semua pihak yang membantu dalam
penyusunan laporan ini. Demi kesempurnaan penggunaan Laporan Petrologi ini di masa
mendatang, penyusun senantiasa mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
kepada siapa saja yang telah membaca laporan ini. Penyusun juga minta maaf jika terdapat
kekurangan atau kata-kata yang menyimpang dalam laporan ini.

DI Yogyakarta, 5 November 2012

Penyusun :
MOH EDWIN
F 121 14 051
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada
bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati
langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas.
Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang
berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam
proses terbentuknya.
Petrologi yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku
sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja
kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang
mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana
batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Batuan Beku
Menurut istilah batuan beku atau igneous rocks berasal dari bahasa latin yaitu ignis
yang berarti api. Batuan beku merupakan salah satu jenis batuan penyusun bumi yang
terbentuk oleh proses pembekuan magma yang merupakan fase cair dari batuan.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan
terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa
dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya
bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan
granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung
api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang
sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
2.2 Struktur Batuan beku
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi.
Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan
beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan
beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian
membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Penggolongan ini
berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini
merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut.
Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :
a. Batuan Beku Dalam ( Beku Intrusif )
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat
(dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar
dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku
dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi
magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya
atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Batuan beku
intrusif selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan
beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut
diskordan. yaitu:
1. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.
Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang
diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah
tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini
mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian
geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal
batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang
menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi
batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya.
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang
bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja.
Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya.
Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap
fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak
semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen
batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan
Xenolith.
2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan
penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan
yang diterobosnya.
4. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya
tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan
diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
a. Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b. Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses
geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
c. Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya
cekung ke atas.

b. Batuan Beku Luar ( Beku Ekstrusif )


Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang
kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut
sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah
dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut
plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan
erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut
tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai
bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.
Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow
lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam
klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan
beku afanitik.
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
b. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
c. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
d. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
e. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
f. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran.

Anda mungkin juga menyukai