Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

PT. Ansar Terang Crushindo adalah perusahaan pertambangan batu andesit dengan
metode pertambangan terbuka yang berlokasi di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan
Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota.

Sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik pertambangan sangat diwajibkan untuk


mengetahui secara detail mengenai metode-metode yang digunakan dalam sistem
penambangan, baik itu Tambang Bawah Tanah ataupun Tambang Terbuka. Maka dari itu
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang dilakukan di PT Ansar Terang Crushindo merupakan
suatu kesempatan yang sangat baik dalam mendapatkan ilmu yang dibutuhkan dalam dunia
kerja, terutama dalam Tambang Terbuka (Open Pit Mining).

Pada proses pertambangan batu andesit kegiatan pemboran dan peledakan merupakan
salah satu faktor utama kegiatan pertambangan dari perusahaan PT ATC. Berdasarkan data dan
pengamatan di lapangan bahwa bahan peledak dari PT ATC berupa ANFO, POWER GELL,
ELECTRICAL DETONATOR. Produksi dari perusahaan ini adalah 1200 ton/hari. Sebelum
mengadakan peledakan adanya pemboran lahan dengan kedalaman 2,5 M. Ada juga kegiatan
lain yaitu pemboran. Sistem dari pemboran itu adalah rotate impact. Yaitu pertukaran.

PT. ATC didirikan oleh Ir. M. Saleh Z. sebagai Direktur Utama dan Thedy Antoni
sebagai Dewan Komisaris pada tahun 2009 yang berkantor pusat di jalan Bypass km 9 Ampalu,
Kecamatan Lubeg Padang, mempunyai tiga divisi, yaitu divisi Tambang, divisi stone crusher,
dan divisi peledakan (blasting). PT Ansar Terang Crushindo memulai usahanya dari bawah
dengan pekerjaan penambangan batu gunung (galian c) dan membuka stone crusher dengan
perbekalan pengalaman, dan didukung oleh para staff ahli professional dan berlatar belakang
pendidikan sarjana Teknik Sipil.

1.2. Landasan Teori


1.2a. Batuan

Batuan adalah sebuah material yang terbentuk melalui beberapa faktor, diantaranya
karena perubahan mineral dari suatu batuan tersebut, baik oleh proses fisik dan kimiawi.

Bumi kita terdiri dari lapisan-lapisan penyusun yang sangat banyak variasi material yang
membentuknya, bumi kita yang terbentuk dari sebuah bola gas panas yang kemudian diberikan
gaya tekan dari luar ditambah dengan reaksi pembekuan secara bersamaan, proses ini
berlangsung lama dan panjang sehingga pada akhirnya terciptalah bumi kita yang terdiri dari
banyak mineral yang membentuknya dan kali ini kita akan berfokus pada batuan. Dari berbagai
proses pembentukan bumi dan berbagai peristiwa yang terjadi pada bumi itulah banyak
membentuk berbagai jenis batuan-batuan yang ada saat ini. Batuan terbagi atas tiga jenis, yaitu
:

1
1. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena adanya pembekuan material di dalam perut
bumi (magma) dan di luar pemukaan bumi (lava). Tercampur dengan material lain yang keluar
bersamaan dengan material yang keluar dari perut bumi. Proses pembekuan suatu batuan beku
diawali dengan membekunya magma atau lava, kemudian materi yang sudah membeku tadi
mengalami transportasi batuan, itulah yang mempengaruhi bentuk-bentuk dan jenis-jenis
batuan beku.

Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila pada
saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal mineral
berukuran besar, sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang
berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk
dan cairan magma membeku menjadi gelas. Pada saat magma mengalami penurunan suhu
akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat
(magma) oleh N.L. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction
Seriesdan dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik
batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.

Berdasarkan komposisi mineralnya batuan beku terbagi atas tiga jenis yaitu batuan beku asam
mempunyai warna cerah, batuan beku intermediate berwarna abu-abu dan batuan beku basa
berwarna gelap.
Struktur batuan beku umumnya dapat dilihat di lapangan saja dan hanya beberapa saja yang
dapat dilihat dalam hand specimen sample antara lain masif yaitu tidak menunjukan adanya
lubang-lubang atau struktur aliran. Vesikuler menunjukkan berlubang-lubang yang disebabkan
oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma, arah lubang-lubang itu teratur. Skoria
adalah berlubang-lubang besar tapi arah tidak teratur. Xenolitis adalah struktur yang
memperlihatkan adannya fragmen atau pemecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang
mengintruksi.

Tekstur adalah hubungan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa
dasar dari batuan.
Untuk menentukan komposisi mineral kita cukup menggunakan indeks warna dari bentuk
kristal, sebagai dasar penentuan mineral penyusun batuan. Atas dasar warna mineral sebagai
penyusun batuan beku dapat dikelompokan menjadi dua yaitu mineral felsik adalah yaitu yang
berwarna cerah terutama kwarsa, feldspar,feldspatoid dan muscovite dan mineral mafik yaitu
yang berwarna gelap terutama biotik, piroksen, amphibol dan olivine.

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi,
baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantelataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh
salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan atau perubahan

2
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F. Groun (1947), Takeda (1970),
magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah,
bertemperatur tinggi antara 1.500 sampai dengan 2.500°C dan bersifat mobile (dapat bergerak)
serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan
yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang
merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan
pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka
mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran.
Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh N.L. Bowen disusun suatu
seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.

1. Jenis-jenis Batuan Beku


Batuan beku terbagi menjadi 2, yaitu :

 Batuan Beku Dalam


Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat
mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive.

Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada
kondisimagma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya
atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan
beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya
adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik :

Ø Batolit
Merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak
beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batolit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.

Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batolit
antara 20 sampai dengan 30 km. Batholit tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam
rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batolit dapat
mendorong batuan yang diatasnya.

Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas
secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-
fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping.
3
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap.
Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak
semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.

Ø Stock
Seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau
bagian atas batolit.

Ø Dyke
Dyke disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batolit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar,
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.

Ø Jenjang Volkanik
Jenjang volkanik adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke
kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku
yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya. Bentuk-bentuk
yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya
adalah sill, lakolit dan lopolit.

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.

Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang
diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian
bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun
gaya eksogen, batuan beku dapat tersingkat di permukaan.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke
atas.

 Batuan Beku Luar


Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan
gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif.
Keluarnyamagma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption.

Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar
rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar
melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui
lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik.

Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung pada komposisi magmanya
dan tempat terbentuknya. Apabilamagma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava
bantal ( pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.

4
Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku
afanitik. Contoh batuan beku adalah batu apung, batu andesit, batu diorit, batu basal, batu dasit,
batu gabro, batu granit, batu obsidian dan batu skoria.
2. Batuan Sedimen

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan(deposition) karena aktivitas
biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu
kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi
75% dari permukaan bumi.

Batuan sedimen batuan yang tejadi akibat lithifikasi dari hancuran batuan lain (destritus
atau lithifikasi) dari hasil reaksi kimia tertentu. Lithifikasi adalah proses yang meliputi:
kompaksi, autigenik, diagenesa, yaitu terubahnya material batuan yang bersifat lepas
(uncosolidate rock forming materials) menjadi batuan yang kompak (uncosolidate coherent
rock). Batuan ini dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi,
oleh Koesoemadinata (1979) telah membedakan menjadi lima golongan, antara
lain golongan destritus yang terbagi atas destritus halus dan dentritus
kasar. Golongan karbonat yaitu golongan ini terutama disusun oleh kelompok mineral
karbonat (misal: kalsit, dolomit, aragonoit) dan cangkang-cangkang binatang
karang.Golongan evaporit yaitu golongan batuan ini diberikan terhadap batu garam karena asal
terjadinya disebabkan oleh proses evaporasi air laut (Koesoemadinata, 1979).
Golongan sedimen silika termasuk golongan ini adalah juga batuan yang bersifat
monomineralik dan umumnya tersusun oleh mineral silika, terbentuk secara sedimentasi
kimiawi atau organik. Golongan batubara yaitu golongan terbentuk oleh adanya akumulasi zat-
zat organik yang kaya akan unsur C (karbon). Umumnya terdiri dari tumbuh-tumbuhan.
Termasuk jenis sedimentasi organis.
Batuan sedimen memiliki material pembentuk batuan yang bersifat lepas dan batuan ini
dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi. Contoh batuan sedimen adalah
batu rijang, batu tufa gelas, batu gamping, batu pasir, batu lempung, batu konglomerat, batu
breksi dan batu bara
3. Batuan Metamorf

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang
merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan
bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150°C) dan tekanan ekstrem akan
mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan
sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan
metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Protholite sendiri dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf lain
yang lebih tua. Syarat – syarat terjadinya metamorfisme adalah :

5
1. Adanya batuan asal ( protolith )
2. Adanya peningakatan suhu
3. Adanya peningkatan tekanan (stresses)
4. Adanya penambahan dan pengurangan fluida
5. Adanya faktor waktu (jutaan tahun)
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua:

Ø Metamorfosa Lokal
Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa kilometer saja.
Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:

Ø Metamorfosa Kontak/Therma
Metamorfosa kontak Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur
yang tinggi, dan biasanya jenis ini ditemukan pada kontak antara tubuh intrusi magma/ekstrusi
dengan batuan di sekitarnya dengan lebar 2 – 3 km. Salah satu contohnya pada zona intrusi
yang dapat menyebabkan pertambahan suhu pada daerah disekitar intrusi.

Ø Metamorfosa dinamo
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang
berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan
stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan
hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan
permukaan saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.

Ø Metamorfosa Regional
Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu
kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:

Metamorfosa regional/dinamothermal Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor
yang mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif
apabila diikuti oleh orogenesa.

Ø Metamorfosa Beban
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi terjadi pada daerah
geosinklin, hingga karena adanya pembebanan sedimen yang tebal di bagian atas, maka lapisan
sedimen yang ada di bagian bawah cekungan akan mengalami proses metamorfosa.
· Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf

Ø Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada

6
foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis
batuan beku dan batuan metamorf.

Ø Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan
merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna
gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika
mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.

Ø Plagioclase
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya
berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal
dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.

Ø Potassium feldspar (Orthoclase)


Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase
feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan
bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.

Ø Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).

Ø Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi.
Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan
(cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.

Ø Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih
transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite
atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batu gamping.
Ø Metasomatisme

Metasomatisme adalah perubahan kimia pada batuan oleh larutan hydrothermal yang
umumnya berasosiasi dengan metamorfisme kontak dan membentuk mined deposits atau
endapan yang dapat ditambang.

Ø Fasies Metamorfisme
Fasies metamorfisme adalah suatu pengelompokan mineral – mineral metamorfik berdasarkan
tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap fasies pada
batuan metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral),
kesamaan sifat – sifat fisik atau kimia.
7
Ø Struktur Batuan Metamorf
Struktur Foliasi, apabila pada batuan metamorf terlihat adanya penjajaran mineral. Struktur
foliasi dibagi menjadi :

 Struktur Skistose : struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit,


muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
 Struktur Gneisik : struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah
mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
 Struktur Slatycleavage : sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran
mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
 Struktur Phylitic : sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan
kesejajarannya sudah mulai agak kasar.

Batuan metamorf adalah suatu batuan yang terjadi karena proses ubahan dari batuan asal oleh
suatu proses metamorfose. Proses metamorfose yaitu suatu proses dimana batuan asal
mengalami penambahan tekanan (P) atau temperatur (T) atau oleh
kenaikan tekanan dan temperatur secara bersama-sama.

Proses metamorfose meliputi proses rekristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-


mineral baru dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah ada
sehingga menjadi batuan yang kompak dan terbentuk batuan yang baru.

Sifat-sifat fisik yang harus diperhatikan pada batuan metamorf antara lain tekstur pada batuan
metamorf digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitukristaloblastik yaitu tekstur yang
terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak nampak
lagi) dalam pembentukan batuan beku mineral tumbuh pada suasana cair. Blastopofiritik yaitu
suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik. Blastoopotitik yaitu suatu tekstur
sisa dari batuan asal yang bertekstur optik. Struktur pada batuan metamorf merupakan
hubungan antara tekstur lainnya dalam hubungan batuan metamorf mempunyai struktur
foliasi.

Foliasi adalah sifat perlapisan atau berdaun, namun harus dibedakan dengan lapisan sedimen.
Di sini terjadi penyusunan kristal-kristal dari mineral secara pertumbuhan dalam arah panjang
pada mineral.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan
tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi.
Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan
terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi. Contoh batuan
metamorf adalah batu schist, batu serpentinit, batu filit, batu kalsit, batu kuarsit, batu marmer,
batu mika, batu sabak, batu gypsum dan batu gneiss.

1.2b. Struktur Geologi

Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan battuan sedimenakibat kerja


kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur

8
geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik . Cabang geologi yang
menjelaskan struktur geologi secara detail disebut GEOLOGI STRUKTUR,dimana geologi
struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai bentuk arsitektur kulit
bumi.

Kekutan Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu berupa stress
(Tegangan). Berdasarkan keseragaman kekuatannya,Stress dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

A. Uniform stress (Confining Stress)


Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang sama dari
atau ke segala arah

B. Differential Stress

Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa
juga dari atau ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan.
Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui cara-cara
berikut ini :

a. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip.


b. Interprestasi peta topografi,yaitu dari penampakan gejala penelusuran
sungai,penelusuran morfologi dan garis kontur serta pola garis konturnya.
c. Foto udara.
d. Pemboran.
e. Geofisika,yang didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan,yaitu dengan
metode :
 Grafity,
 Geolectrik,
 Seismik,dan
 Magnetik.

Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential stress.


Dari aspek arah kerjanya,ada 3 macam Differential stress,yaitu :

1. Compressional stress
2. Tensional stress
3. Shear stress

III-2

Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami perubahan,dalam
geologi struktur hal ini disebut “Deformasi”.

Tahapan-tahapan Deformasi adlah sebagai berikut :

9
1. Elastic Deformation (Deformasi sementara)

Deformasi sementara ini terjadi jika kerja stress tidak melebihi batas elastis batuan.Begitu
stress terhenti,maka bentuk atau posisi batuan kembali seperti semula.

2. Ductile Deformation

Yaitu deformasi yang melampaui batas elastis batuan.Mengakibatkan batuan berubah bentuk
dan volume secara permanen,sehingga bentuknya berlainan dengan bentuk semula.

3. Fracture Deformation

Yaitu deformasi yang sangat melampaui batas elastis batuan,sehingga mengakibatkan pecah.
Seperti diketahui,bumi terdiri dari berbagai bagian yang paling luar (kerak bumi),tersusun oleh
berbagai lapisan batuan.Kedudukan daripada batuan-batuan tersebut pada setiap tempat
tidaklah sama,bergantung dari kekuatan tektonik yang sangat mempengaruhiya.

III-3

Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan terlipat-lipat serta apabila
terkena pelapukan dan erosi,maka batuan tersebut akan menjadi tersingkap dipermukaan bumi.

1.2b.1. STRUKTUR KEKAR (JOINT)

Hampir tidak ada suatu singakapan dimuka bumi ini yang tuidak memperlihatkan gejala
rekahan.Rekahan pada batuan bukan merupakan gejala yang kebetulan.Umumnya hal ini
terjadi akibat hasil kekandasan akibat tegangan (stress),karena itu rekahan akan mempunyai
sifat-sifat yang menuruti hukum fisika.

Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali
mengalami pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi oleh sedimen setelah beberapa lama
terjadinya rekahan tersebut.Rekahan atau struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan
batuan sedimen.

Pada batuan beku,kekar terjadi karena pembekuan magma dengan sangat cepat (secara
mendadak). Pada batuan sedimen,Kekar terjadi karena :

a. Intrusi/ekstrusi
b. Pengaruh iklim/musim

10
III-4

Dalam batuan sedimen umunya kekar juga dapat terbentuk mulai dari saat
pengendapan atau segera terbentuk setelah pengendapannnya.dimana sedimen tersebut
masih sedang mengeras.
Struktur kekar dapat berguna dalam memecahkan masalah sebagai berikut :
 Geologi Teknik
 Geologi Minyak,terutama dengan masalah cadangan dan produksi minyak
 Geologi Pertambangan,yaitu dalam hal sistem penambangan maupun
pengarahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi.

1.2b.2. STRUKTUR SESAR (FAULT)

Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga
terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar
dengan bidang patahan.Hal ini terjadi apabila blok batuan yang dipisahkan oleh rekahan
telah bergeser sedemikian rupa hingga lapisan batuan sediment pada blok yang satu
terputus atau terpisah dan tidak bersambungan lagi dengan lapisan sediment pada blok
yang lainnya.Ukuran panjang maupun kedalaman sesar dapat berkisar antara beberapa
centimeter saja sampai mencapai ratusan kilometer.
Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan gejala sesar antara lain :

1. Bidang Sesar
Merupakan bidang rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran.

2. Bagian-bagian yang tersesarkan (tergeser)


Bagian ini terdiri dari Hanging Wall dan Foot Wall.

a. Hanging Wall (Atap sesar)


Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian atas bidang sesar.
b. Foot Wall (Alas sesar)
Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian bawah bidang sesar.

3. Throw dan Heave


a. Throw,adalah jarak yang memisahkan lapisan atau vein yang terpatahkan yang
diukur pada sesar dalam bidang tegak lurus padanya.
b. Heave,adalah jarak horizontal yang diukur normal (tegak lurus) pada sesar yang
memisahkan bagian-bagian dari lapisan yang terpatahkan.

11
Berdasarkan pada sifat geraknya,sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Sesar Normal (Gravity Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall turun


terhadap Foot Wall.Disebut juga sebagai Sesar Turun.
2. Sesar Naik (Reverse Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall naik terhadap
Foot Wall.Posisi Hanging Wall lebih tinggi daripada Foot Wall.Namun jika
Hanging Wall bergeser naik hingga menutupi Foot Wall,maka sesar
tersebut.
3. disebut Thrust Fault yang bergantung pada kuat stress horizontal dan dip
(kemiringan bidang sesar).
4. Sesar Mendatar (Horizontal Fault),yaitu gerak relative mendatar pada
bagian-bagian yang tersesarkan. Hanging Wall dan Foot Wall bergeser
Horizontal yang diakibatkan oleh kerja shear stress.

Disamping itu juga terdapat sesar-sesar yang lain ,diantaranya :


a. Strike Dip Fault,yaitu kombinasi antara sesar turun dan sesar horizontal
b. Hing Fault,yaitu Sesar Rotasional

1.2b.3. LIPATAN (folding)

Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan
oleh lengkungan atau melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan
(gaya) yang bekerja pada batuan tersebut yang umunya refleksi perlengkungannya
ditunjukkan oleh perlapisan pada batuan sedimen serta bisa juga pada foliasi batuan
metamorf .
Secara umum,jenis-jenis lipatanyang terpenting adalah sebagai berikut :

1. Antiklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang


saling berlawanan.

2. Sinklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang


menuju ke satu arah yang sama.
Beberapa defenisi tentang lipatan :
a. Sayap Lipatan,yaitu bagian sebelah menyebelah dari sisi lipatan
b. Puncak Lipatan,yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah lipatan
c. Bidang Sumbu Lipatan,yaitu suatu bidang yang memotong lipatan,membagi sama
besar sudut yang dibentuk oleh lipatan tersebut.
d. Garis Sumbu Lipatan,yaitu perpotongan antara bidang sumbu dengan bidang
horizontal.
e. Jurus (Strike),yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan perpotongan antara
bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.
f. Kemiringan (Dip),yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk oleh suatu
bidang miring dengan bidang horizontal dan diukur dengan tegak lurus dengannya.

12
 Lipatan (Folding)
Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan dengan
lengfkungan atau melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya)
yang bekerja pada batuan tersebut. Pada umumnya refleksi pelengkungan ditunjukkan
pada pelapisan pada batuan-batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf.

 Kekar (Joint)
Rekahan adlah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami pergeseran. Rekahan yang telah bergeser disebut sesar.
Struktur kekar merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan justru karenanya
banyak dipelajari secaras luas. Struktur-struktur ini merupakan struktur yang palinbg
sukat untuk dianalisa. Struktur ini banyak dipelajari karena hubunganya yang erat
dengan masalah-masalah :
Geologi teknik
Geologi minyak, terutaam dengan masalah cadangan dan produksi
Geologi pertambangan, baik dalam hal system penambangan maupun pengarahan
terhadap bentuk-bentuk mineralisasi, dll.
Umumnya dalam batuan sedimen, kekar dapat terbentuk mulai saat pengendapan atau
terbentuk setelah pengendapannya, dimana sedimen tersebut sedang mengeras. Struktur
kekar dipelajari dengan cara statistic, mengukur dan mengelompokan dalam bentuk
diagram Rosset atau dengan diagram kontur (kutub).

 Sesar (Fault)
Sesar adalah satuan rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga
terjadi perpindahan anatara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar
dengan bidang patahan. P[ergeseran-pergeseran yang telah terjadi pasda sesar, ukuran
panjang mauypun kedalaman sesar dapat berkisar antara beberapa sentimeter saja
sampai mencapai ratusan kilometer.

Macam-macam sesar secara umum :


a. Sesar normal, yaitu gerak relative hanging wall turun terhadap footwall.
b. Sesar naik, yaitu gerak relative hanging wall terhadap footwall
c. Sesar mendatar, yaitu gerak relative mendatar pada bagian yang tersesarkan.

Struktur permukaan bumi selalu mengalami perubahan yang disebut deformasi.


Deformasi kerak bumi dapat disebabklan oleh stree dan strain, temperature, waktu dan
strain rate, dan komposisi jenis kandungan mineral batuan dabn kandungan air batuan.
Deformasi akibat gaya tektonik dikelompokan dalam struktur primer dan skunder.
Adapun struktur geologi yang cukup penting untuk diingat adalah kekar, yaiut rekahan-
rekahan lurus planar yang membagi batuan-batuan menjadi vblok-blok atau struktur
rekahan dalam batuan-batuan. Sesar yaitu rekahan pada batuan yang mengalami
poergeseran, sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan

13
dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan. Lipatan, yaitu perubahan bentuk dan
volume batuan yang ditunjukan dengan lengkungan atau melipatnya batun tersebut.

1.2.c. Morfologi Kawasan Lembah Harau dan Pangkalan

14
1.3. Data Lapangan
1.3a. Kondisi Batuan dan Struktur Geologi di PT. ATC

Sistem batuan yang adalah sitem Columnar joint, maksutnya adalah struktur geologi
dimana terdiri dari kolom-kolom (umumnya ditemukan dalam bentuk hexagonal. Terpisah
oleh patahan atau retakan pada batuan yag terbentuk ketika batuan tersebut mengalami
pengkertutan oleh hilangnya suhu secara gradasional, terjadi selama proses pendinginan.
Ibaratnya seperti struktur mudcracks pada batuan sedimen, kalau Mudcracks
disebabkan oleh pengkerutan/drying water. Nah kalau di columnar joint yang mengontrol itu
pada saat pendinginan batuannya

Batuan andesit perupakan hasil dari galian PT. ATC dimana batuan tersebut disisipi
dengan kuarsa, tanpa over barden sehingga PT ini bisa menghasilkan galian 1.200 ton/hari
dengan mayor rata-ratanya :

1. Strike N 135 E˚
Dip 88˚
2. Strike N 300 E˚
Dip 85˚
3. Strike N 330 E˚
Dip 87˚

15
1.3b. Kondisi Batuan dan Struktur Geologi di kawasan lembah harau

Secara geologi, batuan yang ada di Lembah Harau berumur cukup tua, kira-kira 30-40 juta
tahun. Batuan seumur ini yang sangat halus berupa serpih yang merupakan batuan yang banyak
mengandung organic carbon,yaitu batuan yang terbentuk dari sisa-sisa organisme
Beberapa ahli geologi berpendapat lembah Harau dulu adalah sebuah lautan, secara teoritis
bisa benar, karena disana banyak sekali kta jumpai endapan-endapan laut yang belum
terganggu itu saat ini berada didarat, hal itu secara teoritis bisa disimpulkan daerah itu
dahulunya laut. Namun saya yang sudah sering ke Lembah Harau, jarang melihat adanya
endapan laut di sekitar Lembah Harau. Secara geologi ketika saya membaca berbagai sumber
dan saya juga sempat memperhatikan endapan lembah harau itu endapan sungai dan disebelah
luarnya didapatkan endapan danau (darat). Kalau toh ada endapan laut, kemungkinan ada diatas
Lembah.
Hal tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman (Barat) yang meneliti jenis
bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980. Dari hasil survey team tersebut
dapat diketahui bahwa batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan
Konglomerat yang merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut.
Salah satu teori yang cukup membuat bingung masyarakat termasuk saya,kemudian baru saya
mengerti setelah masuk dan belajar Geologi adalah bukit yang ada dilembh Harau terjadi akibat
pengangkatan daratan,dan juga penurunan bukit.bukan hanya turunnya salah satu bukit, tetapi
juga "pengangkatan" sebuah dataran juga. Kedua proses ini berjalan simultan.Hal tersebut
tebukti dari Endapan batuan penyusun tembing-tebing harau itu adalah endapan dataran rendah
(endapan sungai) yang sekarang sudah menjadi sebuah bukit,tentu itu mebuktikan kepda
seorang ahli geologi bahwa bukit ini adalah akibat pengangkatan daratan.Dimana
pengangkatan dan penurunan daratan terjadi akibat gaya endogen bisa saja terjadi karena kita
tahu Tektonisme (diastropisme) terdiri atas tenaga epirogenesa dan tenaga orogenesa. Tenaga
epirogenesa merupakan proses pengangkatan (negative) atau penurunan (positive) letak bumi
dalam wilayah luas dengan kecepatan relatif lambat.Kemudian,tentang pengangkatan dapat
dibuktikan juga dengan banyaknya batuan batuan yang mengandung fosil makhluk laut di bukit
Lembah Harau
Selanjutnya,akibat gaya endogen juga Lembah Harau terbentuk juga akibat adanya patahan
turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Salah satu tanda-
tanda atau untuk melihat dimana lokasi patahannya adalah dengan adanya air terjun. Ini artinya

16
dahulu ada sungai yang kemudian terpotong akibat adanya patahan turun, sehingga membentuk
air terjun.
Dan bukan Cuma satu, melainkan ada empat air terjun di Lembah Harau. Keempat air terjun
tersebut adalah air terjun Sarasa Bunta, Akar Berayun, Sarasa Luluh dan Sarasa Murai.
Gaya eksogen yang bekerja adalah erosi, Salah satu yang menarik di Lembah Harau adalah
terbing yang terjal yang menjulang tiinggi.Kemungkinan proses terjadinya tebing terjal yang
seperti batu ditebas pedang itu adalah akibat erosi ribuan tahun telah menggerus batuan lunak,
dan yang tersisa adalah batuan keras yang berdiri terjal tersebut.Jadi,dahulu ada sebuah daratan
batuan yang cukup besar terangkat dan tingkat kekerasannya tidak merata,kemudian lama
kelamaan batuan yang tidak begitu keras atau lembut terkikis dengan berjalannya waktu dan
akhirnya tinggallah batuan yang memiliki kekerasan cukup tinggi dan tak mudah terkikis
beberapa bagian dari batuan yang tidak terkikis itu ada yang mengalami pertambahan kenaikan
dan ada penurunan seperti yang saya jelaskan diatas tadi.

1.3c. kegiatan dan peralatan penambangan di PT. ATC

Kegiatan yang dilakukan selama produksi di PT. ATC dilakukan oleh beberapa unit, di sini
terdapat 3 pambagian unit yakni unit loading, untik blasting, dan unit pekerjaan PAM

1. Unit loading

truck yang digunakan adalah dump truck untuk menerima muatan dan membuang
muatan ( dengan hidrolik) maka box belakang dapat bergerak membuang muatan.
Menggunakan bak yang berkapasitas 35 ton

17
2. Unit blating
Unit blasting bekerja dengan tujuan memecah atau membongkar batuan padat
atau material berharga atau endapan bijih yang bersifat kompak atau masive dari
batuan induknya menjadi material yang cocok untuk dikerjakan dalam proses
produksi berikutnya. dalam suatu operasi peledakan pada pertambangan didahului
oleh pemboran yang bertujuan untuk membuat lubang tembak. Lubang tembak
sendiri akan diisi oleh bahan peledak yang terlebih dahulu di isi oleh material atau
pasir yang disebut Sub-drilling bertujuan agar hasil peledakan tidak terjadi toes atau
tonjolan-tonojolan pada lantai tambang yang mengakibatkan alat berat sulit
bergerak saat pemuatan dan pengangkutan hasil peledakan. setelah disi oleh
rangkaian bahan peledak seperti TNT atau ANFO yang dilengkapi dengan nonel,
maka selanjutnya diisi material penutup yangdisebut stemming berfungsi menahan
tekanan keatas agar energi yang dihasilkan oleh bahan peledak tersebar kesegala
arah dan menghancurkan batuan disampingnya.
Pada pertambangan ini menggunakan peledak anfow, power gel, dan eldeto
dengan jarak antar lubang yakni 2*2 meter dengan kedalaman 10 ft = 3 meter
dengan kemiringan 85˚ searah azimut

18
3. Unit pekerjaan PAM

Unit ini bekerja untuk mengeluarkan air tambang yang Merupakan upaya untuk
mengeluarkan air yang telah masuk ke lokasi penambangan. Beberapa metode
penyaliran tambang (mine dewatering) adalah sebagai berikut :

1. Membuat sump di dalam front tambang (Pit)

Sistem ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja. Air
tambang dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa keluar.
Pemasangan jumlah pompa tergantung pada kedalaman penggalian, dengan
kapasitas pompa menyesuaikan debit air yang masuk ke dalam lokasi
penambangan.

2. Membuat paritan

Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open cast
atau kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju
kolam penampungan, langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah
parit ini disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit
harus dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang
terbuat dari beton atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume
maksimum pada saat musim penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan
lereng. Bentuk standar melintang dari parit umumnya trapesium.

Sewaktu hari hujan dengan intensitas >15 mm/jam maka proses pemboran
dihentikan dan produksi dihentikan apabila intensitas hujan >22 mm/jam.

Jika banyak air tergenang pada galian maka dibutuhkan 2 unit pompa air yang
bekerja selama 22 jam/hari

19
1.4 Pengolahan data Lapangan

1.4a deskripsi batuan di PT.ATC

DESKRIPSI BATUAN BEKU


1. Nomor Urut :1
2. Warna : abu-abu
3. Jenis Batuan : intrusif
4. Struktur : join
5. Tekstur
a. Kristalinitas : holokristalin
b. Granularitas : afanitik
c. Bentuk kristal : anhedral
d. Kemas / fabric : equigranular
6. Komposisi mineral : Ryolit tersusun atas berbagai mineral, seperti Kuarsa,
Piroksen, Biotit, Hornblende, Mika, dan Ortoklas
7. Nama Batuan : andesit
8. Ganesa : Batuan beku Ryolit terbentuk secara ekstrusif dan memiliki
tekstur Afanitik hingga Porfiroafanitik, karena pada batuan Ryolit yang terbentuk
secara cepat atau cepat mendingin, tidak akan menghasilkan mineral yang besar.
Sehingga kebanyakan strukturnya adalah Afanitik yaitu mineral halus yang tidak
dapat terlihat oleh mata telanjang.
ILUSTRASI GAMBAR :

20
1.4b Deskripsi batuan di kawasan Lembah Harau

DESKRIPSI BATUAN
1. Nomor Urut :2
2. Warna : coklat kemerahhan
3. Jenis Batuan : sedimen klastik
4. Struktur : masif (non stratrified)
5. Tekstur :
a. Ukuran besar butir : kerakal (4-15)
b. Derajat pemilahan : sortasi buruk
c. Derajat pembundaran : rounded
d. Kemas : terbuka
6. Komposisi mineral :
a. Fragment : andesit, granit
b. Matriks : pasir (silika)
c. Semen : clay
7. Nama Batuan : konglomerat
8. Ganesa : merupakan batuan sedimen yang terbentuk ketika
fragmen- fragmen ukuran >2mm terendapkan bersama dengan pasir dan lempung
dan mengalami proses litifikasi dan sementasi, namun face atau permungkaan dari
fragmen tersebut membundar karena tergerus oleh erosi(air, udara, gletser)
Ilustrasi Gambar :

21
1.5 analisi dan kesimpulan

dari informasi yang di tuturkan tadi dapat disimpulkan bahwa di PT. ATC terdapat 3 unit
yang bekerja, yakni unit blasting, unit loading, dan unit pompa pam yang bekerja sehingga
menghasilkan 1.200 ton/hari batuan andesit yang digunakan untuk bangunan sipil

22
DAFTAR PUSTAKA

https://tierrawave.wordpress.com/2017/03/15/deskripsi-batuan-beku/

http://www.geologinesia.com/2016/01/batuan-andesit-dan-proses-pembentukannya.html

https://ptbudie.com/2012/11/15/deskripsi-batuan-beku/

https://www.slideshare.net/adbeledwar/identifikasi-batuan-beku

https://catatanabimanyu.wordpress.com/2011/08/14/blasting/

http://syaiful049.blogspot.co.id/2012/09/sistem-penyaliran-tambang.html

23

Anda mungkin juga menyukai