Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

“BATUAN BEKU”

Disusun Oleh
Nama : Muhammad Fakhri Adjie
NPM : 140710220005
Kelompok :1
Nama Asisten : Lukman Hakim

LABORATORIUM GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
MODUL 1
BATUAN BEKU
RABU, 07-09-2022

I. Tujuan Praktikum
1.1 Praktikan mampu mengetahui pengertian dan cara pembentukan batuan
beku.
1.2 Praktikan mampu mengetahui jenis-jenis batuan beku.
1.3 Praktikan mampu mengidentifikasi batuan beku.

II. Alat dan bahan


2.1 Komparator batuan
2.2 Kertas HVS
2.3 Alat tulis

III. Teori Dasar


3.1 Pengertian Batuan Beku

Batuan beku atau igneous rock berasal dari Bahasa Latin: (ignis yaitu "api").
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan
bumi yang dikenal sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

3.2 Proses Pembentukan Batuan Beku

Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun
magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma
mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan
menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang
teratur, proses ini disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan
dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya
dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk
ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur.pada umumnya material yang
menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.

Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon


akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon.
Kemudian tetrahedra-tetrahedra oksigen silikon tersebut akan saling bergabung
dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dari bermacam mineral
silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang
tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang
bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada
temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang
magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang
masih cair.

3.3 Struktur Batuan Beku

Batuan plutonik adalah istilah untuk setiap massa batuan intrusif yang
membeku dibawah permukaan bumi. Ada tiga golongan besar bentuk struktur
batuan intrusif yaitu lakolit, lopolit, dan batholit.
➢ Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,
membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya
eksogen, batuan beku dapat tersingkap di permukaan.
➢ Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
➢ Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan
yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari
sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan
ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
➢ Xenolit merupakan fragmen batuan yang berada dalam tubuh magma yang
sudah membeku. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan
sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan
mengendap di dasar dapur magma.

3.4 Tekstur Batuan Beku

Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting,
yaitu: kristalinitas, granularitas, bentuk kristal, dan hubungan antar kristal.
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas digunakan untuk menunjukkan
berapa banyak kristal yang berbentuk dan yang tidak berbentuk, selain itu juga
dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Granularitas didefinisikan
sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua
kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik atau fanerokristalin dan afanitik.
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan
antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara
garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Equigranular dan
Inequigranular. Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang
membentuk batuan berukuran sama besar. Inequigranular, yaitu apabila ukuran
butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar.

3.5 Klasifikasi Batuan Beku

Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan


atas tekstur dan komposisi mineralnya. Beberapa tekstur batuan beku yang
umum adalah gelas, afanitik, fanerik, porfiritik. Gelas (Glassy), tidak berbutir
atau tidak memiliki Kristal (amorf). Afanitik (fine grained texture), berbutir
sangat halus dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Fanerik (coarse grained
texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral pembentuknya dapat
dibedakan secara megaskopis. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di
mana terdapat campuran antara butiran-butiran kasar di dalam massa dengan
butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relatif sempurna
disebut Fenokris sedangkan butiran halus di sekitar fenokris disebut massa
dasar.

3.6 Contoh Batuan Beku

Berdasarkan tempat pembentukannya maka batuan beku dapat terbagi atas 3


jenis utama, yaitu:

1. Batuan Beku Dalam (Intrusif)


Batuan beku dalam biasa disebut juga sebagai batuan beku intrusif atau
plutonik. Batuan beku dalam terbentuk di bawah permukaan bumi karena
pendinginan magma yang lambat, sehingga menunjukkan kristal mineral yang
lebih kasar (holokristalin) dengan batas-batas antar mineral yang masih terlihat
jelas. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diorit, gabro, dan syenit.

2. Batuan Beku Korok (Gang)


Batuan beku korok biasa disebut juga dengan batuan beku gang. Batuan
beku korok terbentuk dekat dengan permukaan bumi, pada rekahan rekahan
litosfer bagian atas. Disini proses pendinginan magma sedikit lebih cepat
dibandingkan pada batuan beku dalam. Hasil pembekuan magma menyebabkan
kristalisasi magma yang kurang sempurna dan menghasilkan tekstur yang
disebut porfiri. Contoh batuan beku korok adalah porfiri granit, porfiri gabro,
porfiri dasit, dan porfiri diorit.

3. Batuan Beku Luar (Ekstrusif)


Batuan beku luar biasa disebut juga dengan batuan beku ekstrusif. Batuan
beku luar terbentuk karena adanya proses pembekuan magma yang cepat di
permukaan bumi. Akibat pembekuan yang cepat tersebut, mineral-mineral tidak
dapat berkembang dengan baik, sehingga batuan ini akan menunjukan tekstur
yang lebih halus dengan batas antar mineralnya tidak terlihat jelas. Contoh
batuan beku luar adalah batu obsidian, riolit, trakit, andesit, basalt, dan batu
apung.

IV. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan pembentukan batuan beku!
Jawaban :

Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan
magma. Magma merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat di
dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 600˚C sampai 1500˚C. Magma
terdapat dalam rongga di dalam bumi yang disebut dapur magma (magma
chamber). Karena magma relatif lebih ringan dari batuan yang ada di sekitarnya,
maka magma akan bergerak naik ke atas. Lava merupakan magma yang telah
mencapai permukaan bumi, dan mempunyai komposisi yang sama dengan
magma, hanya kandungan gasnya relatif lebih kecil.lava yang membeku akan
menghasilkan batuan beku luar(ekstrusif) atau batuan vulkanik. Magma yang
tidak berhasil mencapai permukaan bumi dan membeku di dalam bumi akan
membentuk batuan beku dalam (intrusif) atau batuan beku plutonik.

2. Sebutkan dan jelaskan contoh batuan beku intrusif dan ekstrusif!


Jawaban :

Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang mendingin dan mengeras di
bawah permukaan atau di dalam kerak bumi dikelilingi oleh batuan asal. Magma
mendingin secara perlahan sehingga batuan ini memiliki butir yang kasar.
Struktur batuan beku intrusif yang khas adalah batolit, stok, lakolit, sill, dan
dike. Nama batuan yang memiliki tekstur kasar adalah granit, gabro, dan diorit.
Batuan beku ekstrusif, juga dikenal sebagai batuan vulkanik, terbentuk di
permukaan kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel
dan kerak. Sehingga batu batuan jenis ini halus, kristalin dan berbutir halus.
Contohnya menurut tingkatan kandungan silikanya batuan beku ekstrusif terbagi
menjadi basalt, andesit, damar, diorit, batu apung dan obsidian.

3. Sebutkan mineral yang terdapat pada batuan beku!


Jawaban :

N. I. Bowen merupakan seorang ahli yang pertama kali melakukan


penyelidikan terhadap proses kristalisasi magma pada awal abad ke 20 ini.hasil
penyelidikan bowen di laboratorium menunjukkan bahwa mineral tertentu akan
mengkristal pertama kali. Oleh sebab itu susunan atau urutan proses kristalisasi
mineral dikenal dengan nama Bowen’s Reaction Series. Pada bagian kiri dari
susunan ini olivine yang merupakan mineral pertama yang terbentuk, akan
bereaksi dengan cairan magma dan membentuk piroksen. Reaksi ini akan terus
berlangsung sampai mineral yang terakhir dalam seri ini yaitu biotit, terbentuk.
Susunan sebelah kiri ini disebut sebagai Discontinuous Reaction Series. Pada
susunan bagian kanan reaksi berlangsung terus menerus. Mineral yang pertama
kali terbentuk adalah mineral feldspar yang kaya akan kalsium ( Ca – feldspar )
bereaksi dengan ion-ion sodium (Na) yang semakin meningkat persentasenya di
dalam magma. Pada proses kristalisasi, setelah magma mengalami pembekuan,
sisa magma akan membentuk mineral kuarsa, muskovit dan potash feldspar
(ortoklas).

4. Jelaskan hubungan antara deret bowen dengan pembentukan batuan beku!


Jawaban :

Deret reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukkan urutan


kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam 2 (dua) kelompok besar.

➢ Golongan mineral gelap atau mafik mineral.


➢ Golongan mineral terang atau felsik mineral.
DAFTAR PUSTAKA

Matthews III, William H., (1967), Geology Made Simple, Made Simple Books,
Doubleday & Company, Inc., Garden City, New York.

Pirrson, Louis V, (1957), Rocks and Rock Mineral, John Wiley & Sons, Inc., New
York.

Koesoemadinata, R.P. (1978). Geologi Minyak dan Gas Bumi, Bandung: Penerbit
ITB.

Ludman, A., (1982), Physical Geology, USA: McGraw Hill, Inc.

Olliver, C and Pain, C., (2000), The Origin of Mountain. New York: Routledge,
Taylor & Francis Group.

Anda mungkin juga menyukai