OLEH :
IZHAQ SUHARDI
D061231044
GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Kata Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ge” yang berarti "bumi" dan
“logos” yang artinya "alasan" atau ilmu. Geologi adalah Ilmu (sains) yang
dalam tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh
geologi disebut geolog atau ahli geologi. Ahli geologi telah membantu dalam
menentukan umur bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 milyar (4.5x109 ) tahun,
dan menentukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang
bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfir) melalui proses yang sering
sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga
metal seperti besi, tembaga, dan uranium serta mineral lainnya yang memiliki
nilai ekonomi, seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, pumis,
kuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium.
Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang menjadi
dan Geokimia. Perlu difahami bahwa geologi fisik berbeda dengan geofisika.
Geologi fisik adalah cabang geologi yang mempelajari sifat fisis bumi dan batuan
sedangkan geofisika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari bumi dengan
metode dan instrumen fisika. Pada prinsipnya ilmu geologi dapat diterapkan pada
planet-planet di tata surya. Aplikasi ilmu geologi pada planet lainnya dalam tata
surya (solar sistem) disebut Astrogeologi. Namun juga terdapat istilah khusus
lainnya seperti selenology (ilmu tentang bulan), areologi (ilmu tentang tentang
planet Mars)dll. Dan untuk mengetahui semua itu, tentunya kita harus
mempelajari apa-apa sajakah materi pembentuk bumi ini, itulah yang akan
dilakukan oleh para geologist. Materi dasar pembentuk bumi ini adalah batuan,
dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari
kristal-kristal.
Ada banyak jenis batuan yang ada di bumi, terbagi atas tiga macam bentuk
dari dilihat proses pembentukannya yaitu batuan metamorf, batuan beku, dan
batuan sedimen. Namun, pada praktikum ini akan membahas mengenai batuan
beku. Seperti namanya batuan ”Beku” terbentuk karena adanya proses pembekuan
tepatnya pendinginan atau lebih tepatnya penurunan suhu dari larutan pijar vaitu
magma. Magma adalah cairan yang sangat panas (1400c) yang berada didalam
bumi. Magma inilah yang akan naik ke permukaan bumi dan membentuk batuan
baru.
memahai apa itu batuan beku. Adapun tujuan dari dilakukannya pratikum ini:
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan batuan
beku adalah:
2. ATK
3. Pensil Warna
5. Lup
6. Penggaris
7. Jas Lab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
silikat hasil pendinginan magma . Maka jelaslah kalian dalam memahami batuan
beku, kalian tidak bisa lepas dari pemahaman mengenai magma sebagai bahan
beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi
terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
lingkungan air.
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
A. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
ribuan meter.
B. Diskordan
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
lebih kecil.
yang erat antara unsur-unsur mineral dengan massa gelas yang membentuk massa
yang merata dari batuan. Tekstur dalam batuan beku di bagi menjadi beberapa
faktor, antara lain ; tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granulitas dan
itu sendiri. Bila pembekuan magma berlangsung lambat maka akan terdapat cukup
energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan fase dari cair ke padat
sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu
relatif cepat maka kristal yang di hasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila
pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena
tidak ada energi yang cukup untuk penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga
akan dihasilkan gelas. Tingkat kristalisasi batuan beku dapat di bagi menjadi :
dari kristal penyusun batuan. Granulitas pada batuan beku non fragmental dapat
afanitik dapat tersusun atas kristal, gelas atau keduanya. Selain itu
oleh sebuah kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat
mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang
penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai
berikut :
Batuan beku ekstrusi terbentuk ketika magma dari dalam bumi naik ke
permukaan dan mengalami pendinginan cepat di lapisan atas kerak bumi, biasanya
di sekitar gunung berapi atau daerah vulkanik. Magma ini mencapai permukaan
Batuan beku ekstrusi memiliki tekstur yang halus hingga kasar, tergantung
andesit, dan obsidian. Mereka sering memiliki butiran kecil atau tidak terlihat
Batuan beku intrusi terbentuk ketika magma naik dari dalam bumi tetapi
lebih dalam. Proses ini melibatkan pendinginan yang jauh lebih lambat
Batuan beku intrusi memiliki tekstur yang umumnya kasar hingga sangat
yang besar untuk berkembang. Contoh-contoh batuan beku intrusi meliputi granit,
diorit, dan gabbro. Mereka sering memiliki butiran mineral yang jelas
terlihat. Dalam ringkasan, batuan beku ekstrusi terbentuk dari pendinginan cepat
magma yang mencapai permukaan, sedangkan batuan beku intrusi terbentuk dari
pendinginan lambat magma di dalam kerak bumi. Kedua jenis batuan beku ini
komposisi kimia dimana komposisi kimia ini merupakan sebuah unsur utama
dalam kristalisasi mineral yang terjadi sehingga komposisi kimia atau unsur kimia
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada tahap ini yang dilakukan ialah studi literatur. Tahap ini menjadi
referensi, modul praktikum, dan latihan soal yang berkaitan dengan batuan beku.
praktikan terkait materi batuan beku, serta pemberian respon tertulis sebelum
praktikum dimulai.
Sebagai tahap inti dari acara ini, prosesi praktikum secara runtut adalah
dimulai dari mengidentifikasi jenis batuan, warna lapuk, warna segar, tekstur,
fabrik, dan struktur batuan. Dan mengidentifikasi komposisi mineral yang
menjadi sampel praktikum berdasarkan dekskripsi yan telah di isi pada lembar
3.2.3 Laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari praktikum ini yang meliputi
pembuatan laporan yaitu berisi tentang hasil dan pembahasan terkait sampel yang
asistensikan ke asisten. Dalam penyusunan laporan ada beberapa tahap yang harus
dilakukan pada saat penyusunan laporan yaitu, dimulai dengan tahap penyusunan,
PENDAHULUAN STUDY
LITERATUR
DESKRIPSI
BATUAN
PRAKTIKUM
DESKRIPSI
MINERAL
SKETSA
BATUAN
PEMBUATAN
LAPORAN REVISI
DISKUSI
PENGUMPULAN
LAPORAN
Tabel 3.1 Diagaram Alir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sampel 1
Pada sampel pertama memiliki no. peraga 12, termasuk ke dalam jenis
batuan beku Intermediet. Dimana warna lapuknya adalah orange , dan warna
segar putih bercorak agak keabu-abuan . Tekstur dari sampel ini yaitu, kristanilitas
putih susu, hitam, kuning agak ke abu abuan dan putih agak keabu abuan.
Pada sampel kedua memiliki no. peraga 7, termasuk ke dalam jenis batuan
beku intemediet. Dimana warna lapuknya adalah cokelatan, dan warna segar
Pada sampel ini dijumpai mineral Olivines dan Pyroxene, memiliki bentuk
prismatik panjang, warna hijau dan hitam, komposisi kimia (Mg, Fe) 2SiO4
sebanyak 40% dan kompisi kimia (Ca,Na) (Mg, Fe,Al) (Si, Al) 206 sebanyak
60%. Nama batuan dari sampel ini adalah Peridotit (Fenton 1940)
4.3 Sampel 4.3
Porphirity
Pada sampel ketiga memiliki no. peraga 9, termasuk ke dalam jenis batuan
beku intermediet. Dimana warna lapuknya adalah coklat, dan warna segar abu
abu. Tekstur dari sampel ini yaitu, kristanilitas Hipokristalin, dan granularitas
batuan beku intermediet. Dimana warna lapuknya adalah Orange, dan warna
segar putih keabu abuan. Tekstur dari sampel ini yaitu, kristanilitas
inequigranular dan struktur Masif. Dan pada sampel ini dijumpai mineral
pertama adalah Quartz Diorite. Pada sampel kedua memiliki no. peraga 7,
termasuk ke dalam jenis batuan beku Basa. Dimana warna lapuknya adalah
coklaet Abu abu dan warna segar hitam. Tekstur dari sampel ini yaitu,
pada sampel 3 adalah granite porfirity. Pada sampel ketiga memiliki no.
lapuknya adalah colat , dan warna segar abu-abu. Tekstur dari sampel ini
yaitu, kristanilitas Hipokrisrtalin, dan granularitas Forfiro Apanitik.
magma atau lava yang terjadi di bawah atau di atas permukaan bumi.
mantel bumi atau kerak bumi bagian bawah. Ini dapat disebabkan oleh
b. Magma: Batuan cair yang terbentuk dari pelelehan disebut magma jika
berada di dalam kerak bumi atau lava jika mencapai permukaan bumi
lebih besar.
e. Tekstur: Tekstur batuan beku dapat bervariasi dari halus hingga kasar
komposisi mineral.
f. Komposisi Mineral: Batuan beku memiliki komposisi mineral yang
bervariasi tergantung pada jenis mineral yang ada dalam magma awal.
Itulah gambaran umum tentang genesa batuan beku, yang melibatkan proses
pendinginan dan kristalisasi magma atau lava. Proses ini membentuk berbagai
5.2. Saran
a. Laboratorium
Dapat memberi dukungan dalam hal kelengkapan praktikum yaitu kursi agar
praktikum bisa berjalan dengan baik serta tetap menjaga kebersihan
laboratorium.
b. Asisten
Saran saya untuk asisten agar lebih membimbing praktikan dalam
menjalankan praktikum dan tetap semangat untuk kedepannya.
c. Praktikan
Saran saya untuk praktikan yaitu tetap menjaga kebersihan saat masuk ke
dalam laboratorium agar tidak mengganggu praktikan yang lainnya, serta
lebih rajin untuk melakukan asistensi.
DAFTAR PUSTAKA
Katili. Dr. Prof. 1976. Pengantar Geologi Dasar. Jakarta: Djaya Makmoer.