Anda di halaman 1dari 13

A.

JUDUL
MENGIDENTIFIKASI BATUAN BEKU

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenali jenis-jenis batuan beku
2. Mahasiswa dapat memahami karakteristik batuan beku
3. Mahasiswa dapat mengetahui tekstur dan struktur batuan beku
4. Mahasiswa dapat menjelaskan klasifikasi batuan beku
5. Mahasiswa dapat memahami seri reaksi bowen
6. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh batuan beku
7. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tipe batuan, warna, struktur, tekstur dan komposisi
mineral dari batuan beku yang diamati
8. Mahasiswa dapat menjabarkan asal usul batuan beku yang diamati

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Batu Apung Pumice 1. Lembar Instrumen
2. Batu Basalt 2. Kertas HVS F4
3. Batu Andesit 3. Kertas cover warna merah muda
4. Skala Garis 4. Penjepit Kertas
5. Komparator Batuan
6. Laptop
7. Handphone
8. Pulpen Biru
9. Tip-ex
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau Igneous Rock berasal dari bahasa latin Igne yang berarti api.
Pembentukan batuan beku berasal dari magma yang ada di perut bumi. Dengan
pernyataan tersebut, batuan beku dapat didefinisikan batuan yang terbentuk dari hasil
pembekuan magma baik di dalam maupun di permukaan bumi. Ada beberapa makna
batuan beku yang diberikan oleh para ahli. Muhammad Zuhdi mendefinisikan batuan
beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi. Kemudian, WT. Huang, 1962 mengartikan batuan
beku merupakan kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil magma
yang mendingin. Di sisi lain, Sukandarrumidi membri pengertian batuan beku ialah
batuan yang terbentuksebagai hasil dari pembekuan magma. Dari pernyatan-pernyataan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
hasil proses pendinginan oleh magma yang mengeras dan tanpa proses kristalisasi.

2. Tekstur dan Struktur Batuan Beku


a. Tekstur Batuan Beku
Tekstur batuan merupakan penglihatan pada butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi besarnya kristalisasi, besarnya ukuran butir, dan korelasi
antar butir. Adapun tekstur pada batuan beku sebagai berikut:
1) Kristalisasi
Kristalisasi merupakan seberapa besar derajat dari batuan beku saat
terbentuknya batuan tersebut yang memiliki kegunaan untuk mengetahui
kecepatan pendinginan magma dan mengidentifikasi seberapa banyak
batuan beku yang memiliki kristal.
2) Granularitas
Granularitas merupakan besarnya ukuran butir-butir yang ada pada batuan
beku. Terdapat dua kelompok granulitas, yaitu fanerik yang
membandingkan butir-butir dengan mata langsung dan afanitik yang
membandingkan butir-butir dengan batuan mikroskop.
3) Kemas
Kemas merupakan sifat korelasi antar butir sebagai fungsi arahan dalam
analisis batuan. Terdapat dua macam kemas, yaitu kemas terbuka yang
butirannya tidak saling menyatu satu sama lain dan kemas tertutup yang
butirannya menyatu sama lain.

b. Struktur Batuan Beku


Struktur batuan merupakan deskripsi mengenai keadaan dan penampilan pada suatu
batuan. Adapun struktur pada batuan beku sebagai berikut:
1) Masif
Batuan beku dapat dikatakan massif jika tidak menampilkan adanya
fragmen batuan lain yang tertanam pada badan batu.
2) Lava Bantal
Lava bantal atau yang bisa disebut pillow lava merupakan struktur yang
diuraikan pada batuan ekstrusi tertentu. Ciri-cirinya yaitu masa berbentuk
bantal dengan ukuran rata-rata 30 – 60 cm dan memiliki jarak yang
berdekatan satu sama lain.
3) Joint
Joint merupakan struktur batuan beku yang dicirikan oleh kekarnya
berbentuk tegak lurus mengikuti arah aliran. Struktur joint selanjutnya
akan berkembang menjadi columnar jointing.
4) Vesikuler
Vesikuler merupakan struktur batuan beku jenis ekstrusi yang dicirikan
oleh adanya lubang – lubang pada batu yang merupakan imbas dari
pelepasan gas selama pembekuan.
5) Xenolith
Xenolith merupakan struktur batuan beku yang menunjukan terdapat
fragmen batuan yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku.
Terbentuknya xenolith sebagai imbas dari meleburnya suatu batuan
samping di dalam magma yang menerobos secara tidak sempurna.
6) Skoria
Skoria merupakan struktur batuan beku yang sangat vesikuler.
7) Amigdaloida
Amigdaloida merupakan struktur dimana lubang-lubang yang ada
mengeluarkan gas mineral sekunder seperti zeolit, karbonat dan silika.
8) Autobreccia
Autobreccia merupakan struktur batuan beku pada lava yang menunjukan
berbagai fragmen dari lava itu sendiri.

3. Klasifikasi Batuan Beku


a. Klasifikasi Berdasarkan Tempat Terbentuknya
Batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya dibagi menjadi tiga:
1) Batuan Beku Dalam (Intrusif)
Batuan beku dalam/ intrusif juga sering dikenal dengan batuan beku
plutonik. Batuan ini terbentuk karena adanya pendinginan magma yang
lambat sehingga memperlihatkan kristal mineral yang lebih kasar dengan
terlihat jelas batas-batas antar mineral. Contoh dari batuan beku intrusif, yaitu
granit, gabro, dan diorite.
2) Batuan Beku Korok (Gang)
Pada batuan beku korok, proses pendinginan magma yang terjadi di
rekahan-rekahan litosfer lebih cepat dibandingkan dengan batuan beku dalam.
Dampak yang dihasilkan dari pembekuan magma menghasilkan kristalisasi
magma yang kurang sempurna. Contoh dari batuan beku gang, yaitu porfiri
granit, porfiri gabro, dan porfiri dasit.
3) Batuan Beku Luar (Ekstrusif)
Batuan beku luar terjadi di permukaan bumi atas proses pendinginan
magma yang berlangsung cepat. Karena pendinginan yang berlangsung
cepat , mineral-mineral tidak dapat berkembang dengan sempurna yang
menyebabkan batuan memperlihatkan tekstur yang lebih halus dengan tidak
terlihat jelas batas antar mineral. Contoh dari batuan beku ekstrusif, yaitu
basalt, andesit, dan obsidian.

b. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Mineral (SiO2)


Pada klasifikasi ini, batuan beku dibedakan berdasarkan komposisi kimianya,
yaitu SiO2 sebagai unsur yang selalu ada di setiap batuan beku. Batuan beku
berdasarkan komposisi mineral SiO2 dibedakan menjadi empat jenis. Yang pertama
adalah batuan beku asam mempunyai kandungan SiO2 lebih dari 66% seperti trakit,
granit, dan riolit. Kedua merupakan batuan beku intermediet yang mempunyai
kandungan SiO2 = 52-66% seperti diorit, dasit, dan andesit. Selanjutnya yang ketiga
yaitu batuan beku basa yang kandungan SiO2nya = 45-52% seperti basalt, teprit, dan
teralit. Kemudian yang keempat ialah batuan beku ultra basa yang kandungan SiO2
nya kurang dari 45% seperti peridotit, limburgit, dan serpentinit.

4. Seri Reaksi Bowen


Seri Reaksi Bowen atau yang disebut Bowen Reaction Series merupakan suatu
diagram yang menggambarkan serangkaian peristiwa pembentukan mineral pada saat
pendinginan magma yang mana ketika magma mengalami pendinginan, magma tersebut
akan mengalami reaksi yang mendalam. Faktor utama penentu seri reaksi ini adalah suhu.
Skema ini ditemukan oleh seorang geolog yang bernama Bowen saat beliau menemukan
hal baru bahwa mineral mengkristal secara berbeda saat mereka mendingin melalui
percobaan yang ia lakukan.
a. Discontinous Series
Discontinous series terdapat di sebelah kanan tabel. Seri ini merupakan
mineral-mineral yang terbentuk di awal deret skema yang nantinya akan tetap
dapat terbentuk lagi pada deret berikutnya. Mineral-mineralnya berupa
mineral felsik kelompok plagioklas yang terbentuk setelah kristalisasi. Proses
yang dilewati berkesinambungan dengan penurunan suhu akan terbentuk
komposisi yang kaya akan kalsium sampai dengan komposisi yang kaya akan
sodium.
b. Continous Series
Continous series terdapat di sebelah kiri tabel. Seri ini merupakan mineral-
mineral yang terbentuk di awal deret skema yang nantinya tidak akan
terbentuk lagi pada deret berikutnya. Mineral-mineralnya berupa besi dan
magnesium terbentuk pada awal kristalisasi dari larutan dan terendapkan
dengan sempurna, kemudian akan membentuk mineral-mineral baru dengan
suatu sekuen reaksi.
c. Pertemuan Continous Series dan Discontinous Series
Pertemuan continous dan discontinuous series terdapat di tengah tabel
dimana kedua anak panahnya saling bertemu. Pertemuan ini terjadi di
kelompok mineral stabil yang sukar untuk berubah menjadi mineral lain.

5. Contoh Batuan Beku


a. Batuan Asam
Batuan beku asam adalah batuan yang terbentuk dari magma induk yang
mempunyai sifat asam dan pada umumnya berasal dari batas lempeng konvergen
yang mengalami pelelehan pada kerak bagian bawah.
1) Plutonik
Batuan ini terbentuk saat magma mengalami pelelehan kemudian mendingin
di bawah permukaan bumi. Ciri-ciri yang dimiliki diantaranya, yaitu derajat
kristalisasinya holokristalin, granulitasnya faneritik, dan kemasnya
equigranular. Contoh batuan beku asam plutonik:
 Granit
Granitr terdiri dari 20%-40% kuarsa, muskovit, biotit, dan hornblende.
Selain itu, batu ini memiliki kandungan feldspar alkali yang lebih
banyak disbanding plagioklasnya.

 Granodiorit

Granodiorit terdiri lebih dari 20% kuarsa, 50% plagioklas. Uniknya


yaitu terdapat kandungan mineral mafik sebesar 10-20% seperti diorit.

2) Vulkanik
Batuan ini mempunyai silika yang tinggi tetapi terbentuk pada suhu yang
rendah di permukaan bumi. Ciri-ciri yang dimiliki, yaitu derajat kristalisasinya
hipokristalin-holohyalinb, granulitasnya porfiritik-afanitikc, dan kemasnya
inequigranular. Contoh batuan beku asam vulkanik:
 Riolit

Riolit terdiri dari komposisi silika yang tergolong banyak. Beberapa


jenis riolit terkandung fenokris berupa ortoklas, piroksen, dan amfibo.

 Dasit

Dasit terdiri dari fenokris berupa kuarsa, alkali feldspar, dan


plagioklas. Selain itu, batu ini berstruktur masif dan bertekstur
porfiritik.
b. Batuan Basa
Batuan beku basa adalah batuan beku yang secara kimiawi komposisinya tersusun
atas 45%-52% SiO2. Mineral-mineral penyusunnya didominasi oleh mafik. Warna
yang ada pada batuan ini biasanya gelap karena kandungan mineralnya yang
mayoritas bewarna gelap.
1) Plutonik
Batuan ini terbentuk akibat proses pendinginan magma yang berlangsung
relatif lambat. Contoh batuan beku basa plutonik:
 Gabro

Gabro terdiri dari kristal-kristal yang bewarna gelap dan memiliki


warna gelap. Batu ini sering dijumpai di kerak samudra.

2) Vulkanik
Batuan ini mempunyai struktur yang lebih halus dari pada batuan beku basa
plutonik. Contoh batuan beku basa vulkanik:
 Basalt

Basalt terdiri dari magnesium dan besi yang banyak. Batu ini tercipta
dari proses pendinginan yang cepat asal lava dengan viskositas rendah.

c. Batuan Intermediet
Batuan beku intermediet merupakan batuan dengan ciri mineralnya berbutir kasar
hingga sedang dan bewarna sedikit gelap. Batuan ini terbentuk dari proses
pembekuan magma di pipa gunung api.
1) Plutonik
Batuan ini terbentuk karena kandungan SiO2 yang lebih dari 66%. Mineral
utama penyusunnya ialah felsic sehingga bewarna terang. Contoh dari batuan
beku intermediet plutonik:
 Diorite

Diorite terdiri atas mineral berbutir kasar hingga sedang dan memiliki
warna yang lumayan gelap.

2) Vulkanik
Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma secara ekstrusif atau hasil
pembekuan di daerah. Contoh dari batuan beku intermediet vulkanik:
 Piroksen
Piroksen terdiri dari rantai tunggal silika tetrahedral dan kristal
monoklinik dan ortorombik. Batu ini bewarna bening kehijauan.

d. Batuan Ultrabasa
Batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimiawi komposisinya
tersusun atas kurang dari 45% SiO2. Mineral-mineral penyusunnya didominasi oleh
ultramafik dengan kandungan unsur-unsur seperti besi dan magnesium.
1) Plutonik
Batuan ini umumnya terbentuk di kerak samudra dan mengalami proses
kristalisasi yang sempurna. Contoh dari batuan beku ultrabasa plutonik:
 Peridotit

Peridotit terdiri dari mineral mafis, mineral bijih, dan plagioklas


kalsium.

2) Vulkanik
Batuan ini terbentuk selama pendinginan magma ketika telah berbentuk lava
atau fragmen. Contoh dari batuan beku ultra basa vulkanik:
 Andesit

Andesit didominasi terdiri atas silikon dioksida. Teksturnya berupa


afanitik hingga porfiritik.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan praktikum Geologi Dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum.
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh asisten praktikum.
4. Mahasiswa mengerjakan latihan soal yang diberikan asisten praktikum.
5. Mahasiswa mengamati batuan beku yang dibagikan.
6. Mahasiswa mengidentifikasi tipe batu, warna, dan struktur batuan beku yang diamati.
7. Mahasiswa mengidentifikasi tekstur batuan yang meliputi derajat kristalisasi,
granularitas, dan febrik batuan beku yang diamati.
8. Mahasiswa mengidentifikasi komposisi mineral batuan yang meliputi mineral felsik dan
mineral masif batuan beku yang diamati.
9. Mahasiswa menulis asal-usul batuan beku yang diamati.
10. Mahasiswa mengambil foto batuan beku yang diamati.
11. Mahasiswa menggambar batuan beku yang diamati dilengkapi dengan skala.
12. Mahasiswa menanyakan kepada asisten praktikum terhadap hal yang kurang jelas.
13. Mahasiswa merumuskan tujuan diadakannya praktikum.
14. Mahasiswa menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
15. Mahasiswa menulis dasar teori laporan praktikum.
16. Mahasiswa membuat kesimpulan yang berasal dari dasar teori dan pembahasan.
17. Mahasiswa mencamtukan daftar pustaka yang berisi website, jurnal, dan buku yang
dijadikan refrensi dalam penulisan laporan praktikum.
18. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum tepat waktu.
F. PEMBAHASAN
(Terlampir pada lembar instrumen).
G. KESIMPULAN
Terdapat beberapa definisi batuan beku yang dikemukakan oleh para ahli. Salah
satunya WT. Huang, 1962 yang mengartikan batuan beku merupakan kumpulan interlocking
agregat mineral-mineral silikat hasil magma yang mendingin. Struktur pada batuan beku
merupakan deskripsi mengenai keadaan dan penampilan pada suatu batuan yang terdiri dari
kristaliasi, granularitas, dan kemas. Klasifikasi batuan beku berdasarkan proses terjadinya
dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan beku dalam, luar, dan korok. Adapun menurut
komposisi kimianya dibedakan menjadi batuan beku asam, basa, intermediet, dan ultra basa.
Seri reaksi bowen merupakan suatu diagram yang menggambarkan serangkaian peristiwa
pembentukan mineral pada saat pendinginan magma yang terdiri dari discontinuous series,
continuous series, dan pertemuan antara keduanya.
Pada praktikum yang berjudul “Megidentifikasi Batuan Beku”, masing-masing
mahasiswa diberikan tiga batuan beku untuk dianalisis dengan mengisi lembar instrument.
Batuan beku yang diamati pertama adalah batu apung pumice. Batu apung tergolong dalam
tipe batuan beku felsik, memiliki warna putih, dan mempunyai struktur scoria. Teksturnya
terdiri atas derajat kristalisasi amorf dan granularitas afanitik. Batuan ini sama sekali tidak
mempunyai kandungan febrik. Kemudian komposisi mineralnya tersusun atas 100% volcanic
ice. Dilihat dari genesisnya, batu apung pumice termasuk batuan ekstrusif atau batuan beku
luar. Batu ini terbentuk ketika batu pada suhu yang tinggi dan tekanan yang tinggi, kemudian
terlempar oleh gunung berapi. Selanjutnya batuan beku kedua yang diamati adalah batu
basalt porfiri. Batu basalt porfiri tergolong dalam tipe batuan beku mafik, memiliki warna
abu-abu kehitaman, dan mempunyai struktur yang masif. Menurut teksturnya, derajat
kristaliasinya adalah holokristalin dan granularitasnya adalah porfinik. Dari segi fabrik,
benyukan kristalnya merupakan subhedral dan relasinya merupakan inequigranular.
Komposisi mineralnya terdiri dari 15% plagioklas, dyroxine 30%, biotit 50%, dan homblend
5%. Menurut genesisnya, batu basalt termasuk batuan ekstrusif atau batuan beku luar. Batu
basalt kaya akan iron dan magnecium dan juga berasal dari proses pendinginan lava yang
berlangsung cepat. Batu ketiga yang diamati yaitu batu andesit. Batu andesit termasuk tipe
golongan batuan beku intermediet, memiliki warna abu-abu, dan mempunyai struktur masif.
Menurut teksturnya, derajat kristalisasinya adalah hipokristalin dan granularitasnya adalah
afanik. Berdasarkan subherdalnya, bentuk kristalnya merupakan subhedral dan relasinya
merupakan equigranular. Komposisi mineralnya terdiri atas 35% kuarsa, 15% plagioklas,
45% biotit, dan 5% hornblend. Dilihat dari genesisnya, batu andesit termasuk batuan
ekstrusif atau batuan beku luar. Batu andesit diperoleh dari aliran lava depost yang terbentuk
dari proses stratovulkano.

DAFTAR PUSTAKA

Aprillya, 2022. Apa Itu Batu Andesit? Mengenal Batu Andesit, Kandungan hingga Kegunaan.
https://news.detik.com/berita/d-5934904/apa-itu-batu-andesit-mengenal-batu-andesit-
kandungan-hingga-kegunaan. (Diakses pada 10 Oktober 2022, 16.00 WIB).

Hakim, I. 2020. Batuan Beku: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya.


https://insanpelajar.com/batuan-beku/. (Diakses pada 9 Oktober 2022, 13:31 WIB).

Saputra, D H. 2016. Struktur dan Tekstur Batuan Beku.


https://catatansidogol.com/2016/08/12/struktur-dan-tekstur-batuan-beku/. (Diakses pada
9 Oktober 2022, 14 WIB).

Slsabla, N. 2010. “JURNAL ACARA BATUAN BEKU”. Academia Edu. 19 (5), 5-7

Soetoto. 2019. Geologi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Sukandarrumidi, dkk. 2022. Belajar Petrologi Secara Mandiri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Sultoni, M I. 2019. ”KLASIFIKASI JENIS BATUAN BEKU MELALUI CITRA BERWARNA


DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN DAN K-
NEAREST NEIGHBOR.”. Journal Telkom University. 23(2), 1-2.

Surjono, S S. 2021. Sedimentologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai