0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis batuan beku dan cara mendeskripsikannya. Batuan beku dibedakan menjadi batuan beku intrusif, ekstrusif, dan hipabisal, serta diklasifikasikan berdasarkan kandungan silikanya menjadi batuan beku asam, intermediate, basa, dan ultrabasa. Deskripsi batuan beku meliputi tekstur, struktur, dan komposisi mineralnya.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis batuan beku dan cara mendeskripsikannya. Batuan beku dibedakan menjadi batuan beku intrusif, ekstrusif, dan hipabisal, serta diklasifikasikan berdasarkan kandungan silikanya menjadi batuan beku asam, intermediate, basa, dan ultrabasa. Deskripsi batuan beku meliputi tekstur, struktur, dan komposisi mineralnya.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis batuan beku dan cara mendeskripsikannya. Batuan beku dibedakan menjadi batuan beku intrusif, ekstrusif, dan hipabisal, serta diklasifikasikan berdasarkan kandungan silikanya menjadi batuan beku asam, intermediate, basa, dan ultrabasa. Deskripsi batuan beku meliputi tekstur, struktur, dan komposisi mineralnya.
(Sumber: Anonim. 2020) Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Bentuk konkordan, yaitu tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur batuan intrusi dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga batas/bidang kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan batuan sekelilingnya. Macam-macamnya sebagai berikut: 1. Sill: intrusi yang melembar sejajar dengan lapisan batuan sekitarnya dengan ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer. 2. Laccolith: Sill dengan bentuk kubah (plankonvex). 3. Lopolith: bentuk lain dari sill dengan ketebalan 1/10 sampai 1/12 dari lebar tubuhnya dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkun ke arah bawah karena batuan di bawahnya lentur. 4. Phacolith: masa intrusi yang melensa yang terletak pada sumbu lipatan. b. Bentuk diskordan, yaitu tubuh batuan beku yang mempunyai struktur memotong atau tidak sejajar dengan batuan induk yang diterobosnya. Macam-macamnya sebagai berikut: 1. Dike: intrusi yang berbentuk tabular yang memotong lapisan batuan sekitarnya. 11
2. Batholith: intrusi yang tersingkap di permukaan, berukuran lebih
dari 100 kilometer persegi, bentuk tidak beraturan dan tidak diketahui dasarnya. 3. Stock: intrusi yang mirip dengan batholith, dengan ukuran yang tersingkap di permukaan kurang dari 100 kilometer persegi. 1. Batuan Beku Ekstrusif Batuan beku ekstrusif atau vulkanik, proses terbentuknya batuan ini adalah ketika gunung api menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini terjadi tidak hanya di sekitar kawah gunung api saja, namun juga di udara. Proses pembekuan ini berlangsungsingkat dan hampir tidak mengandung kristal (armorf). 2. Batuan Beku Hypabisal Pembentukan batuan ini terjadi pada celah-celah antar lapisan di dalam kulit bumi. Proses pembekuannya berjalan lebih cepat sehingga di samping kristal besar terdapat pula banyak kristal kecil. Contoh dari batuan jenis ini antara lain batu granit porfir.
Selanjutnya adalah jenis batuan beku yang dibedakan berdasarkan kandungan
silikanya (SiO2). Jika dilihat dari klasifikasi ini, batuan beku dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1. Batuan beku asam, merupakan jenis batuan beku yang kandungan SiO2 nya lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit. 2. Batuan beku intermediate, merupakan batuan beku yang kandungan SiO2 nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan ini adalah dasit. 3. Batuan beku basa, merupakan jenis batuan beku yang kandungan SiO2 nya antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah andesit. 4. Batuan beku ultrabasa, merupakan jenis batuan beku yang kandungan SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis ini adalah batu basalt. Tabel 2.1. Klasifikasi batuan beku menurut kandungan silikanya. Jenis batuan beku Kandungan SiO2 Batuan beku asam 66% Batuan beku intermediet 52%-66% 12
Batuan beku basa 45%-52%
Batuan beku ultrabasa 45%
2.3. Cara Pemerian Batuan Beku
Deskripsi batuan beku meliputi: 1. Tekstur Tekstur merupakan keadaan atau hubungan yang erat antar mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh empat hal yang penting, yaitu: a. Derajat Kristalisasi Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya cenderung kasar, sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya halus, tetapi jika pendinginannya berlangsung sangat cepat maka kristalnya berbentuk amorf. Terbagi menjadi 3 macam: 1. Holokristalin: batuan yang terdiri dari massa kristal seluruhnya. 2. Hipokristalin: batuan yang terdiri dari sebagian massa kristal dan sebagian massa gelas. 3. Holohialin: batuan yang terdiri dari massa gelas seluruhnya. Tabel 2.2. Derajat kristalisasi. (Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar, Fakultas Teknologi Mineral, IST AKPRIND Yogyakarta. 2022) 13
b. Granularitas (Ukuran Butir)
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: 1. Fanerik: kristal-kristalnya jelas, hingga dapat dibedakan dengan mata telanjang. 2. Afanitik: kristal-kristalnya sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. 3. Porfiritik: berbutir sedang atau besar butiran (phenocryst) 1-5mm, dapat dilihat dengan bantuan loupe. c. Bentuk Kristal (Fabric) Merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Fabric terbagi menjadi 3 macam: 1. Anhedral: kristal-kristal penyusunnya tidak sempurna dalam arti batas-batasnya tidak tampak. 2. Subhedral: batas kristalnya sebagian tidak tampak. 3. Euhedral: batas kristalnya terlihat jelas oleh bidang mineralnya.
Gambar 2.2. Bentuk kristal.
(Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar, Fakultas Teknologi Mineral, IST AKPRIND. 2022) d. Hubungan Kristal (Relasi) Didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua: 1. Equigranular: ukuran kristalnya relatif sama besar. 2. Inequigranular: ukuran kristalnya tidak sama besar. 2. Struktur 14
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi
kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan saja, misalnya: a. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal. Terbentuk karena proses pendinginan yang cepat dan berada di bawah permukaan air, bisa berada di laut atau danau mungkin juga sungai.
Gambar 2.3. Struktur lava bantal.
(Sumber: Anonim. 2020) b. Columnar joint, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur menyerupai tiang dan tegak lurus arah aliran.
Gambar 2.4. Struktur columnar.
(Sumber: Anonim. 2020) c. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya lubang jejak gas maupun fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. 15
Gambar 2.5. Struktur masif.
(Sumber: Anonim. 2019) d. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma, lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
Gambar 2.6. Struktur vesikuler.
(Sumber: Anonim. 2020) e. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler, tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur. f. Amigdaloidal, yaitu struktur di mana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat. 16
Gambar 2.7. Struktur amigdaloidal.
(Sumber: Anonim. 2020) g. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Gambar 2.8. Struktur xenolitis.
(Sumber: Anonim. 2017) 3. Komposisi mineral, didasarkan pada 3 macam: a. Mineral utama: mineral penentu penamaan batuan beku yang merupakan bagian dari deret Bowen. Contohnya, kuarsa, mika, olivin. b. Mineral sekunder: mineral yang terbentuk dari mineral primer yang mengalami proses pelapukan maupun metamorfisme. Contohnya, kalsit, klorit, dan serpentin. c. Mineral tambahan: mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma (biasanya presentasenya hanya sekitar 5%). Contohnya, hematit, apatit, ilmenit.