Anda di halaman 1dari 34

Batuan beku

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

Contoh batuan beku; jalur yang berwarna lebih muda menunjukkan arah aliran Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.5002.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku. Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowens Reaction Series. Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Tekstur 2 Struktur 3 Komposisi Mineral 4 Pranala luar

[sunting] Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu: A. Kristalinitas Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu: Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan. B. Granularitas Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: 1. Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi: - Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm. - Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm. - Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm. - Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

2. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan: - Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm. - Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm. - Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas. C. Bentuk Kristal Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu: - Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal. - Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi. - Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli. - Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu: - Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang. - Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain. - Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain. - Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur. D. Hubungan Antar Kristal Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: - Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu: - Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral. - Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral. - Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral. - Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

[sunting] Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya: Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contohcontoh batuan (hand speciment sample), yaitu: Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi. Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

[sunting] Komposisi Mineral


Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit. Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin. Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya. Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi: Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik. Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu: Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.

Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt. Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu: Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik. Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik. Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik. Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut: Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%. Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%. Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%. Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

Friday, April 8, 2011


Batuan Sedimen BATAUAN SEDIMEN Batuan Sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada dari Proses sebelumnya, yang dari cangkang binatang, sisa tumbuhan. terlihat disini mencakup penghancuran

batuan oleh pelapukan dan erosi, hasil keduanya dan pengangkutan hasil tersebut kemudian terubah oleh proses kompaksi, sementasi menjadi batuan yang padat. A. Struktur Ciri khas batuan sedimen adalah struktur-struktur struktur jejak perlapisan (organik), antara lain perlapisan siang siur,

ripple mark. Struktur bisa dikenali dilapangan dan juga pada pengamatan contoh dilaboratorium. B. Tekstur Berdasarkan cara pengendapannya maka batuan sedimen dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu : Batuan sedimen klastik Batuan sedimen non klastik Unsur-unsur dari batuan sedimen klastik adalah : Butiran Matriks Semen Butiran dan matriks adalah material hasil rombakan batuan yang terbentuk lebih dahulu (allochtone), sedangkan semen terbentuk waktu diagnesis disebut autochtone. C. Pemeraian (Deskripsi) Dalam pemeriksaan batuan klastik perlu diuraikan mengenai : Warna Kekompakan Porositas Kebundaran Butiran (garain) Matriks (matrix) Semen Pemilahan (sorting) Kemas (fabric) Warna warna dapat membantu tua memberikan hijau hitam indikasi lingkungan lingkungan lingkungna

a. Warna. oksidasi redukasi.

pengendapan

misal

warna

merah, atau

menunjukan menunjukan

abu-abu

b. Kekompakan. Kekompakan untuk menyatakan sifat fisik batuan taitu sangat padat, keras dan padat misal kuarsit, agak keras bila batuan masih bisa digores dengan jarum pengunci bila batuan mudah digores dan dipecah, lapuh (friable) yaitu batuan keras tapi dapat diremas dengan tangan, berongga (spongy). c. Porositas. Porositas batuan. diuji dengan cara meneteskan air kepermukaan d. Kebundaran. Kualitas porositas dinyatakan jarak sebagai relatif pada

sempurna, sangat baik, baik, sedang, buruk. Kebundaran butiran mencerminkan seperti pengangkutan bahan rombakan hingga tempat terakhir diendapkan. Pembagian gambar tingkat kebundaran butiran terlihat

e. Butiran (grain). Istilah ini analog dengan penocris dalam batuan beku benda porfiritik. organik Butiran lainnya. dalam Ukuran batuan butiran sedimen klastik bisa berupa pecahan batuan, mineral atau kristal, cangkang fosil atau umumnya ditentukan berdasarkan skala wenthworth seperti berikut : Ukuran (diameter) partikel (mm) Nama partikel

> 256 256 - 64 64 - 4 4 - 2 2 - 1 1 - 0.5 0.5 - 0.25 0.25 - 0.125 0.125 - 0.62 0.62 - 0.005 < 0.005

Bongkah (bouldr) Kerakal (cobble) Kerikil (pebble) Butiran (granule) Pasif (sangat kasar) Pasir kasar Pasir sedang Pasir halus Pasir sangat halus Lanau (silt) Lempung (clay)

f. Matriks. Matriks kurang lebih analog dengan masa dasar dari batuan material klastik Batua beku yang yang forfiritik. lebih halus mempunyai yang Matiks dari pada pada hanya umumnya butiran batuan baik terdiri dari Batuan (grain). yang

matriks

partikelnya memandang

terpilah buruk dengan ukuran partikel yang banyak berpariasi. klastik partikelnya terpilah tanpa ukuran partikel hanya terdiri dari butiran (grain). g. Semen. Semen sangat umum dalam lanau, pasir dan kerikil yang terpisah dolomit, baik. Semen bisa dibentuk silikat oleh (opal, karbonat (kalsit, oksida karbonat lainnya), kalsedon),

besi (hematit, limonit), sulfat (gipsum), lempung. h. Pemilahan batuan dalam (sorting). Pemilahan Istilah batuan berkaitan dan dengan pengangkutan digunakan gambar selektif partikel yang memberikan efek keseragaman butir didalam sedimen pemberian klastik. tekstur pemilahan klastik yang sedimen (lihat

yang di bawah), yaitu : Terpilah sangat baik Terpilah baik Terpilah sedang Terpilah buruk Terpilah sangat buruk

Gambar 4. Pemilahan i. Kemas (fabric). Didalam batuan sedimen klastik dikenal juga dua jenis kemas berikut : Kemas terbuka: butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matriks) Kemas tertutup: butiran saling bersinggungan.

Batuan Sedimen non klastik Berdasarkan cara terbentuknya batuan sedimen non klastik dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Batuan (cangkang sedimen organik, berasal dari akumulasi zat organik sedimen kerang, tulang,tumbuh-tumbuhan). Batuan

organik dibagi berdasarkan komposisi kimianya, yaitu : Gampingan (calcareous) : kalsit, dolomit. Silika (siliceous) : rijang (chert) radiolaria Karbon (carbonaceous) : batu bara (gambut, antrasit, ligmit) Fosfat : batauan fosfat 2. Batuan sedimen kimia : terbentuk semata-mata oleh proses kimia (penguapan). Batuan sedimen kimia dapat dibagi berdasarkan komposisi kimia presipitat, yaitu : Gampingan; kalsit, dolomit

Silikat kalsedon, kuarsa Oksidasi besi ( ferrugineous), batu besi Air asin (saline) halit, gipsum, anhidrin. Pemerian untuk batuan sedimen nonklastik berbeda dengan pemerian batuan sedimen klastik. Pada batuan sedimen dan organik porositas misalnya batuan. diperhatiakn komponen pembentukannya

Sedangkan pada batuan sedimen kimia cukup ditentukan komposisi, ukuran butir serta teksturnya (kristalin amorf dan lain-lain). Beberapa contoh batuan sedimen yang penting. Arkose: batu pasir berwarna terang. Terdiri dari kuarsa, felspar (ortoklas dan plagioklas) dan pragmen batuan beku bekomposisi sama (granitik). Pemisahan baik Graywake: batu pasir berwarna gelap. Terdiri dari kuarsa felspat (terutama plagioklas), pragmen batuan beku basa (basaltik), mineral mafik matriks lempung mencapai 30 %, pemilahan buruk, kebundaran menyudut tanggung sampai menyudut. Batupasir gamping: batu pasir yang mengandung 10 % atau lebih karbonat sebagai semen maupun pragmen. Batugamping coquina: batu gamping klastik yang hampir semuanya terdiri dari cangkang moluska berukuran sedang, kasar. Napal: batuan sedimen klastik berukuran lempung, terdiri dari material karbonat dan non karbonat (karbonat 35% dan non karbonat 65%).

Batuan

Piroklastik

Batuan piroklastik adalah produk letusan gunung api. Berdasarkan besar butirnya, material piroklastik dibedakan menjadi : bom (32 mm atau lebih), lapili (4 - 32 mm), abu atau debu (4 mm atau kurang) Penamaan batu piroklastik berdasarkan pada butirannya, aglomerat dan breksi vulkanik (ukuran butir lebih besar dari 32 mm), tufa

lapili (ukuran butir 4 - 32 mm), tuf (ukuran butir sangat halus abu atau debu). Aglomerat: adalah batuan piroklastik bertekstur mirip dengan angglomerat (batuan sedimen). Perbedaanya adalah padat komposisi, pada aglomerat terdiri dari pragmen batuan vulkanik (lava dan piroklastik diantaranya gelas). Breksi Tuf: pragmen vulkanik: dibentuk oleh material gunung api seperti halnya aglomerat. batuan piroklastik halus. Batuan terdiri dari material kristal atau mineral. Tuf dibedakan menjadi 3 jenis

berdasarkan komponen utamanya : Tuf kaca (vitric tuff) banyak mengandung pragmen kaca. Tu kristal banyak pragmen kristal. Tuf batuan (lithic tuff) banyak pragmen batuan 1. Struktur dan tekstur Batuan piroklastik yang yang berbutir kasar maupun halus terdapat seperti kali struktur Batuan sering terdapat pada batuan sedimen,

perlapisan. iroklastik yang berbutir seperti halus (tuff) sering memperlihatkan tekstur batuan beku lelehan (apanitik

atua porpiritik). Tekstur yang umum dijumpai pada tuf adalah batu apungan (piniceous) dan scoria (scoriae). 2. Pemerian batuan piroklastik Pemerian batuan piroklastik dapat dilakukan dengan metode yang dipakai pada batuan sedimen, yaitu meliputi pembahasan butiran (ukuran, komposis, kebundaran), semen, pemilahan dan kemas.

BATUAN BEKU Batuan beku terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam bumi atau di permukaan bumi. Mineral pembentuk batuan Mineral pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Mineral utama (essential minerals) Mineral ikutan/tambahan ( accessory minerals) Mineral sekunder (secondary minerals)

A. Komposisi mineral Pada dasarnya sebagian besar (99 %) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama yaitu : oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, pontasium, dan magnesium, unsur ini membentuk:

1. Mineral yang tergolong mineral utama yaitu : Kuarsa Plagioklas Ortoklas Olivin Piroksen Amfibol Mika felfatoid 2. Mineral ikutan/tambahan Mineral tambahan nama merupakan atau sifat mineralhasil batuan. kristalisasi magma,

namun jumlahnya relatif kecil (kurang dari 5 %) sehingga tidak menentukan Mineral ikutan/tambahan antara lain zirkon, apatit, magnetit, hematit, rutil.

3. Mineral sekunder Mineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasil ubahan dari mineral proses malihan primer, terjadi sebagai akibat dari proses pelapukan karena (weathering), sirkulasi larutan sisa magma, hidrotermal seperti kloritisasi, kaolinisasi, serpenitisasi, atau (metamorfosisma). Contoh mineral sekunder antara lain

kaolin, klorit, epidot, dsb. B. Tekstur Tekstur adalah istilah untuk menyatakan ciri fisik batuan yang berkaitan dengan derajat kehabluran (degree of cristallinity), ukuran butir atau granularitas (granularity), bentuk dan kemas (fabric) atau susunan dan distribusi mineral dalam batuan. Ciri khas yang dinyatakan oleh tekstur memberikan gambaran kondisi terbentuknya batuan beku dari pembekuan magma induknya yang diatur oleh laju dan urutan kristalisasi, yang bergantung pada suhu, komopsisi, kandungan gas pada awalnya dan kekentalan magma serta tekanan pada saat membeku. 1. Derajat kehabluran (degree of cristallinit) Bergantung seluruhnya keduanya. Darajat kehabluran (degree of cristallinity) terdiri dari: Holokristalin bila massa batuan seluruhnya terdiri dari kristal Hipokristalin/merokristalin kristal dan bahan amorf. Holohialin bila massa batuan seluruhnya terdiri dari bahan amorf atau kaca 2. Granularitas (granularity) bila massa batuan terdiri dari pada kondisi dari pembekuan magma, kaca batuan atau beku dapat dari terdiri kristal,atau campuran

Berdasarkan Faneritik

kekompakan

kristal

dalam

batuan

secara

magaskopi dapat

maka batuan beku dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : fenerokristalin bila kristal dalam batuan dilihat dengan mata telanjang, ukuran butiran halus (< 1mm), sedang (1-5 mm), kasar (5-30 mm), pegamatif (> 30 mm) Afanitik; bila kristal dalam batuan sangat halus yang hanya teramati dengan mikroskop. 3. Kemas (fabric) Kemas hanya dapat dipergunakan untuk batuan yang bertekstur relatif berukuran butir sama (equigranular). Dalam kemas yang diperhatikan adalah kesempurnaan bentuk kristal apakah sempurna (euhedral, idiomorphic), agak sempurna (subhedral), atau tak berbentuk (anhedral), berdasarkan bentuk-bentuk tadi macam kemas adalah sebagai berikut : Panidiomorphic granular bila seluruhnya terdiri dari kristal euhedral Hypidiomorphic granular bila terdiri dari kristal subhedral Allotriomorphic granular bila terdiri dari kristal anhedral Berdasarkan sebagai : Tekstur berbutir (granular texture) Tekstur faneritik (phaneritic texture) Tekstur afanitik (aphanitic texture) Tekstur kaca (glassy texture) Tekstur porfiritik (pophyritic texture) Tekstur piroklastik (pyroclastic texture) Tekstur magama Contoh berbutir. secara batuan Tekstur ini mencerminkan proses pendinginan sehingga berbutir memberi antara kesempatan lain adalah berbutir kristal granit, sama perlahan bertekstur kriteria ini tekstur batuan beku dapat dibedakan

mineral berkembang sebagai butiran. pegmatit, syenit. Dalam tekstur granular kebanyakan mineral yang terdapat dalam butiran kurang lebih

(eqiugranular)/berdimensi sama (equant). Kebanyakan batuan beku plutonik berbutir kasar, sedangkan batuan retas (dike) dan lava kebanyakan berbutir halus. Tekstur yang faneritik. dilihat Batuan bertekstur faneritik berbutir kasar dengan Batuan mata telanjang juga mencerminkan halus dapat

proses pendinginan magma yang berlangsung sangat lambat. Tekstur sebagai afanitik. akibat bertekstur afanitik cepat. berbutir Butir proses pendinginan yang kristal

mineral terlalu kecil untuk pemeriksaan dengan mata telanjang. Bila kristal batuan afanitik kecil sekali yang dengan mikroskop optik Tekstur juga tidak dapat dibedakan terjadi misalnya disebut sebagai tidak terjadi kriptokristalin akibat sempat bila proses terjadi magma (cryptocristalline) kaca. yang Tekstur terlalu ini pendinginan penghabluran cepat sehingga

(kristalisasi),

tersembur atau meleleh keluar dari gunung api dan kena di udara. Tekstur kaca bersifat amorf, atom-atom dalam massa kaca tersusun acak. Tekstur Porfiritik. Tekstur ini mencerminkan terjadinya pendinginan dalam dua tahap yang ditunjukkan oleh kristal yang lebih besar tertanam dalam massa dasar (matrix, ground mass) yang berbutir halus. Kristal yang lebih besar disebut fenokis (phenocryst). dan kemudian massa Tekstur sebelum dasar forfiritik pembekuan berbutir membeku. terjadi dalam banyak cara, magma membeku adalah antara lain magma mulai menghablur perlahan ditempat yang dalam, terjadi halus atau sempurna, segera disemburkan ke permukaan, sehingga sisa cairan cepat menghablur membentuk menghasilkan matrix kaca Tekstur vitrofirik

tekstur yang massa dasarnya kaca. Tekstur Piroklastik. Tekstur piroklastik terdapat dalam batuan gunung api, butiran-butiran berupa fragmen-fragmen batuan akibat letusan.

Selain tekstur batuan beku yang telah disebutkan adapula tekstur khusus yang tidak selalu terdapat pada setiap batuan antara lain : Trakitik (trachytic) : tekstur aliran yang terlihat oleh adanya kesejajaran mineral felsfar di dalam massa dasar mikro atau kriptokristalin Ofitik (ophitic) : tekstur yang dibentuk oleh kristal plagioklas yang terkurung dalam piroksen. Tekstur ini banyak ditemukan dalam batuan beku basa seperti basalt, diabas dan gabro Poikilitic (poicilitic) : kristal terarah atau acak terkurung dalam kristal besar, kristal olivin kecil membulat berada didalam kristal hornblene yang lebih besar. Grafik (graphic) tekstur tumbuh jalan (intergrowth) antara kuarsa dan ortoklas kristal kuarsa seperti campuran Vesikular bentuk huruf atau : dan ortoklas kristal kuarsa nampak berada dalam massa dan dasar sering atau oleh hieroglifs penggantian lubang dalam : /

ortoklas. Tekstur ini terbentuk oleh kristalisasi serempak dari euteknik (reflacement) rongga kecil dijumpai dalam batuan beku asam seperti granit pegmatik, granit (vesicular) yang membuat elipssoidal Amigdaloidal terdapat batuan lava, dihasilkan oleh

gelembung gas yang terperangkap selama pembekuan batuan. (Amygdaloid) rongga-rongga diisi mineral sekunder seperti opal, kalsedon, C. Klasifikasi batuan beku Tujuan dari klasifikasi batuan adalah untuk menentukan nama batuan. Berbagai klasifikasi telah diajukan oleh ahli geologi berdasarkan komposisi kimia, mineralogi, struktur dan tekstur, antara lain johannsen (berdasarkan kandungan mineral mafic (feromagnesia) yang berwarna gelap, kuarsa dan tekstur). Walter Huang (berdasarkan komposisi mineralogi dan tekstur). Kemp dan klorit, zeolit, kalsit.

Grout

(berdasarkan

pada

ortoklas

plagioklas,

ada

tidaknya

kuarsa, olivin dan nefelin serta tekstur). D. Beberapa nama batuan beku yang penting Granit: batuan beku asam, tekstur holokristalin, berbutir kasar dengan kemas hipidiomorfik granular. Komposisi mineral terdiri dari kuarsa, ortoklas, sedikit naflagioklas dan botit. Kadangkadang memperlihatkan tekstur grafik. Sienit: batuan beku intermedier, tekstur holokristalin, berbutir kasar, kemas hipimidiomorfik granular. Komposisi mineralogi dari ortoklas. Na-plagioklas dan biotit/ hornblende. Diorit: batuan beku intermedier seperti Syenit, plagioklas lebih banyak berkomposisi basa (andesin). Gabro: batuan beku basa, tekstur holokristalin, berbutir kasar dengan kemas hipidiomorfik beku granular. Komposisi mafik mineralogi (olivin, terdiri dari Ca-tekstur ofitik. Peridotit: batuan ultrabasa, mineral piroksen) dominan, plagioklas sampai dengan 5 %. b. Batauan volkanik Riolit : batuan volkanik ekstrusif (lelehan) komposisi sama dengan granit terdiri dari kuarsa, ortoklas, Na-plagioklas dan sedikit mineral mafik, sering bertekstur amorf. Trakit : seperti dengan batuan syenit sanidin sering atau menunjukan tekstur aliran, fortiritik Andesit : onortoklas intermedier, sebagai fenorklis. halus,

a. Batuan beku plutonik

Rakit yang mengandung nefelin disebut fonolit. ekstrusif berbutir komposisi mineral seperti diorit terdiri dari kuarsa, ortoklas, plagioklas (andesin) dan mineral mafik (amfibol piroksen).

Basal

seperti seperti

andesit andesit

namun namun

lebih lebih

banyak banyak

mineral mineral

gelap banyak

plagioklas

plagioklas lebih basa, berwarna lebih gelap (hitam).

Kuliah Geologi #2
BATUAN SEDIMEN DAN BATUAN METAMORF Batuan Sedimen Batuan Sedimen merupakan batuan endapan yang berasal dari material-materil lepas dari prosesproses secara fisis, biologi, ataupun secara kimia. Material urai ini tertransport oleh air, angin, dan gaya gravitasi ketempat yang lebih rendah (cekungan), dan diendapkan sebagai endapan. Sedimen yang terakumulasi tersebut mengalami proses litifikasi atau proses pembentukan batuan. Proses yang berlangsung adalah kompaksasi dan sementasi yang mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah menjadi batuan sifatnya berubah menjadi keras dan kompak. Asal batuan sedimen mempengaruhi macam sedimen. Batuan asal yang berbutir halus akan menghasilkan batuan sedimen yang halus atau lebih halus. Sedangkan batuan asal yang berbutir kasar dapat menghasilkan butiran yang kasar maupun yang halus. Batuan sedimen klastik terbentuk dari fragmen-fragmen batuan lain, dikelompokkan berdasarkan ukuran butir komponen materialnya. Untuk itu diperlukan satu acuan besar butir, dan telah ditetapkan oleh Wentworth, dikenal sebagai skala Wentworth : Boulder 256 mm Cobble 64 256 mm Pebble 4 64 mm Granule 2 4 mm

Sand 1/16 2 mm Silt 1/256 1/16 mm Clay 1/256 mm Bolder dan Cobble dapat diartikan sebagai bongkah. Pebble sama seperti krakal. Granule seukuran dengan krikil. Sand sama dengan pasir. Silt dan Clay adalah lempung. Batuan sedimen klastik terdiri dari butiran-butiran. Butiran yang besar disebut dengan fragmen dan diikat oleh massa butiran-butiran yang halus yang disebut matrix. Batuan sedimen nonklastik, atau kimiawi dan organik terbentuk oleh proses kimia atau proses biologi. Batuan sedimen nonklastik yang banyak dijumpai adalah batu gamping atau limestone. Terdiri dari mineral utama yaitu kalsium karbonat yang terjadi akibat dari proses kimia dan atau organik, ini terjadi dari organisme dari air dimana dia hidup untuk membuat cangkangnya atau bagian yang keras. Tebalnya sampai ratusan meter dan luasnya sampai beberapa kilometer persegi. Selain batu gamping, dijumpai juga endapan garam dan gypsum, keduanya merupakan hasil penguapan. Garam terdiri dari mineral halit dan gypsum berkomposisi CaSO42H2O. Keduanya terdapat sebagai lapisan-lapisan tempat yang terbatas.

Batuan sedimen mempunyai dua ciri penting, yang dibentuk oleh aturan dan sifat fragmen, matrix dan semen. Kedua ciri itu adalah ciri tekstur dan ciri struktur.
Tekstur batuan sedimen : 1. Besar butir (ukuran Butir) 2. Bentuk butir

3. Kebundaran dan kebulatan (Rounddness and Sphericity) 4. Aturan butir 5. Porositas 6. Pemilahan (Sorting) 7. Warna dan komposisi 8. Kekompakan (Packing)

Struktur batuan sedimen, kebanyakan sedimen diteransport oleh arus yang akhirnya diendapkan, sehingga ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapis dengan lapis lainnya disebut bidang perlapisan. Bidang perlapisan dapat terjadi akibat adanya perbedaan : warna, besar butir, dan atau jenis batuan antara dua lapis. Struktur sedimen lain yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah lapisan bersusun (granded bedding) dan lapisan silang siur (cross bedding), gelembur gelombang (riplemark), dan rekah kerut (mud cracks).

Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu. Didalam sedimen umumnya terut terendapkan sisa-sisa organisme atau tumbuhan, yang karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses Diagenesis tidak rusak dan turut menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk lapisan batuan sedimen. Sisa-sia organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil. Jadi fosill adalah bukti atau sisa-sisa kehidupan zaman lampau. Dapat berupa sisa organisme atau tumbuhan, seperti cangkang kerang, tulang atau gigi maupun jejak ataupun cetakan.

Fasies sedimentasi dapat diartikan sebagai kenampakan atau sifat fisik umum satu bagin sebuah tubuh batuan yang berbeda dari bagian yang lainnya. Dengan mempelajari perbedaan karekteristik pada lapisan-lapisan batuan serta fasiesnya dapat diketahui mekanisme, kondisi dan tempat pengendapan sedimen sebelum menjadi batuan. Dari studi lingkungan pengendapan dapat digambarkan atau direkontruksi geografi purba dimana pengendapan terjadi. Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi, dan laut. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan danau, ditransport oleh air, juga dikenal

dengan endapan gurun dan glestsyer yang diendapkan oleh angin yang dinamakan eolian. Endapan transisi merupakan endapan yang terdapat di daerah antara darat dan laut seperti delta,lagoon, dan litorial. Sedangkan yang termasuk endapan laut adalah endapan-endapan neritik, batial, dan abisal. Batuan Metamorf Batuan metamorf juga disebut batuan malihan, hasil dari perubahan-perubahan fundamenttil batuan batuan yang sebelumnya telah ada. Metamorf terjadi dalam suatu linkunan yang sangat berbeda dimana batuan asalnya terbentuk dan proses rekristalisasi didalam kerak bumi (3 20 Km) yang keseluruhannya atau sebagian

besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa fasa cair. Keseluruhan proses ini terjadi pada tekanan dan temperatur tertentu, sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru. Berdasarkan cara pembentukannya batuan metamorf terbagi menjadi, metamorf kontak, terjadi pada kontak sebuah intrusi magma sehingga panas akan diteruskan ke batuan sekitarnya, hal ini terjadi pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Metamorf dinamo, terjadi pada deformasi lokal yang insetif, dimulai dengan breksipatahan, kemudian milonit dan terjadi pada temperatur rendar dan tekanan rendah. Metamorf burial, terjadi karena tekanan

lithostatik pada timbunan sedimen dan batuan vulkanik, tekanan berpengaruh besar pada proses ini. Metamorf metasomatik, terjadi karena perubahan komposisi kimia suatu batuan. Metamorf Regional, terjadi pada daerah-daerah yang lebih luas dibandingkan dengan tipe-tipe metamorf lainnya dan berkaitan erat dengan orogenesis dan deformasi. Tekanan hidrostatik dan tekanan terarah terjadi pada metamorf regional sehingga terjadi skintositas, temperatur rendah hingga tinggi, tekanan rendah hingga tinggi. Metamorf benturan, terjadi akibat benturan dengan meteorit. Tekstur pada batuan metamorf disebut dengan mineral metamorf yang terjadi karena kristalnya

tumbuh dalam suasana padat oleh karena itu disebut dengan blastos atau blastik/idioblastik. Pada dasarnya tekstur pada batuan metamorf terbagi menjadi karena proses rekristalisasi yaitu perubahan butiran halus menjadi kasar dan proses reorientasi terbagi kedalam skistositas atau foliansi terjadi oleh karena mineral yang pipih atau membantangtersusun dalam bidangbidang tertentu yakni bidang sekistsis. Biang ini dapat searah dengan lapisan sedimen asalnya atau searah dengan sumbu lipatannya. Kristal yang ukurannya besar disebut profiroblastik. Dalam golangan metamorf dinamo tak jarang batuan mengalami hancuran yang fragmental sifatnya. Tekstur kotaklastik yaitu bila batuan

asal masih ada yang tersidik. Tekstur flaser yaitu apabila batuan asal komponennya masih tersidik berukuran besar berbentuk lensa tersebar pada matriks yang termasuk dan melebar. Tekstur milonit adalah tekstur yang sangat teremuk dan terbubuk, berfoliasi mengandung kristal asal yang membundar. Mineralogi batuan metamof terbagi menjadi 1. Pelifik : Asal berbutir halus contoh lempung, silt, lanau, sandstone 2. Kalkanus : Kalsium karbonat contoh marmer 3. Mafik : Berasal dari batuan beku basa contoh piroksin, pilorin

4. Felsik : Berasal dari mineral feldspar dan kuarsa Hasil pengamatan batuan metamorf diberbagai tempat di bumi memperlihatkan bahwa komposisi kimia batuan metamorf hanya sedikit terubah oleh proses metamorfosisme. Himpunan mineral yang mencapai kesimbangan selama metamorfosis dibawah kisaran kondisi fisik tertentu, termasuk kedalam fasies metamorfosis yang sama. Batuan Beku dan Gunung Api
Gunung api mempunyai pengertian yang cukup kompleks, yaitu sebagai jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung atau merupakan tempat munculnya batuan leleran atau lava yang berasal dari dalam bumi. Sebuah gunung api disebut aktif apabila kegiatan magmatisnya dapat dilihat secara nyata. Leleran lava dari kawah puncak atau kawah sampaing, adanya awan panas letusan dan awan

panas guguran, lahar letusan dan lain sebaginya mencirikan bahwa gunung api tersebut masih aktif. Magma merupakan lelehan material yang sangat panas terbentuk di bawah kerak bumi atau bagian atas selubung. Ketika magma mencapai permukaan bumi maka disebut lava. Dari penelitian mengenai lava, dapat digambarkan 3 kesimpulan penting mengenai magma yaitu: 1. Magma terbentuk oleh komposisi silika yang dominan. 2. Magma terbentuk oleh temperatur yang tinggi. 3. magma mempunyai kemampuan mengalir. Unsur-unsur utama magma adalah oksigen (O2), silikon (Si), almunium (Al), kalsium (Ca), natrium (Na), Kalium (K), besi (Fe), dan magnesium (Mg). Dari analisis kimianya magma dapat dibagi menjadi, magma basa (basaltic magma) mengandung SiO2 sekitar 50%, bersuhu tinggi sekitar antara 900-12000 C dan vikositasnya rendah, mudah mengalir. Salah satu contohnya adalah batuan basalt. Magma asam (rhyolitic magma) berkomposisi SiO2 antara 60%-70% bersuhu rendah, dibawah 8000 C dan vikositasnya tinggi. Lebih kental dan mobilitasnya rendah. Magma seperti halnya cairan-cairan lain mempunyai densitas yang rendah dari pada batuan. Magma yang memiliki densitas lebih rendah karena adanya kenaikan suhu dan temperatur akan menekan batuan diatasnya dan itu merupakan cara magma untuk mencapai permukaan bumi. Semakin keatas maka tekanannya akan semakin menurun. Letusan yang bersifat meleler (Nonexplosive Eruptions) contoh klasik untuk letusan ini adalah tipe Hawaii yang merupakan lava datar tinggi dengan mancur lavanya (lava fountain). Meskipun letusan nonexplosive kelihatan hebat selama terjadinya. Balon gas yang viskositasnya rendah akan menaikan magma basalt keatas. Letusan yang bersifat meledak (Explosive Eruptions) dicirikan oleh tekanan gas yang tinggi dan batuan yang dilepaskan. Pecahan dari batuan yang terlempar selama terjadinya letusan gunung api dinamakan piroklast batuan yang terbentuk dari peristiwa piroklast dinamakan batuan piroklastik. Para geologikawan sering menyebut deposit dari piroklast adalah tepra.

Gunung api tamemg (shield vulcano) merupakan gunung api yang berbentuk kubah rendah dan luas, dibentuk oleh lava yang sangat cair dari lava basalan atau adesit contoh gunung api Mauna Loa di Hawaii. Gunung api piroklastik merupakan gunung api berbentuk kerucut yang disusun oleh bahan lepas gunung api yang mengelilingi kepundan, dan mempunyai kawah yang cukup luas. Gunung api berlapis (stratovolcanoes) merupkan gunung api yang dibangun oleh perselingan lava dan bahan lepas gunung api, dimana pada gunung api yang masih aktif akan menunjukkan bentuk kerucut yang ideal. Contohnya G. Fuji (Jepang). Kawah merupakan bentuk negatif yang terjadi karena kegiatan gunung api. Berdasarkan asal mulanya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan, sedangkan berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan dikelompokkan kawah kepundan dan kawah samping. Kaldera adalah suatu bentuk lekukan gunung api yang sangat besar, bergaris tengah beberapa Km dan berbentuk membulat. Kubah lava adalah hasil dari keluarnya lava yang diikuti dengan letusan, itu condong meninggalkan sedikit gas, jika lava sangat viscositas itu akan keluar dari tekanan. Erupsi celah (fissure eruptio) magma yang bergerak ke arah permukaan akan merembes melalui retakan dalam bumi akibat tarikan, dimana pada permukaan bumi akan memeperlihatkan gejala leleran. Semua batuan beku terbentuk dari pendinginan dan pemadatan magma, terdapat 2 jenis batuan beku yaitu : 1. batuan beku luar, batuan beku yang terbentuk oleh pemadatan lava dan tepra diatas permukaan bumi. 2. Batuan beku dalam, batuan beku yang terbentuk oleh pemadatan magma didalam kerak bumi. Batuan beku luar cenderung mempunyai butiran-butiran yang kasar karena pembekuan magma di dalam kerak bumi mendingin secara lambat dan mempunyai waktu yang cukup lama untuk membentuk butiran-butiran mineral batuan yang besar. Batuan dengan butiran kasar disebut paneritik yaitu butiran mineral-mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Secara praktis yaitu butiran mineralnya mempunyai ukuran yang lebih besar dari 2 mm. Batuan beku yang berbutir

halus disebut aphanites yaitu butiran mineralnya lebih kecil dari 2 mm, sedangkan batuan beku yang mempunyai butiran campuran yaitu antara yang kasar dengan yang halus disebut propirik, dan batuan beku yang mineralnya sebagian besar atau semuannya seperti gelas disebut obsidian. Macam-macam batuan beku dalam : 1. Granit dan Granodiarit Feldspar dan kuarsa adala mineral-mineral yang sebagian besar mengutamakan granit dan granodiarit, mika, muskovit dan biotit juga terdapat pada keduanya sedangkan pada anyak batua granit tersusun atas butiran-butiran hornblade. 2. Diorit Sebagian besar mineral diorit adalah plagioklas selain itu terdapat juga kuarsa dan mika begitu pula dengan amphibol dan proksen. Diorit adalah batuan beku biasa. 3. Gabro dan Peridotit Diorit yang memiliki warna gelap termasuk dalam kelompok gabro begitu pula dengan mineral piroksen dan oliven yang berwarna gelap sedangkan batuan beku dengan butiran kasar dinamakan oliven sebagai mineral utama disebut peridotit. Macam-macam batuan beku luar. : 1. Rhyolit dan Dacit Batuan beku afanitik dengan komposisi dari granit disebut rhyonit. Jika komposisi batuan beku afanitiknya adalah granodiorit maka disebut dengan dacit. Baik rhyolit maupun dacit sebenarnya memuat granit, perbedaanya adalah rhyolit sebagian besar tersusun atas potasium feldspar sedangkan dacit penyusun utamanya adalah plagioklas. 2. Andesit

Batuan beku yang nampak seperti dacit tetapi tidak terdapat kuarsa disebut andesit. Komposisi andesit sama dengan diorit dan andesit biasanya berwarna abu-abu, ungu, dan bahkan hijau gelap. Sebagian besar andesit adalah porfiritik dengan ponokrist ampibol, piroksen, atau plagioklas tetapi bukan kuarsa. 3. Basalt Batuan utama penyusun kerak samudra adalah basalt. Basalt adalah batuan beku dengan butiran yang halus bahkan kadang-kadang porfiritik, basalt warnanya selalu abu-abu gelap atau hitam, dan komposisinya sama dengan gabro. 4. Piroklastik Batuan piroklastik adalah batuan transisi antara batuan beku dengan `batuan sedimen dan disebut juga dengan agglomerat, ketika partikel-partikel tepra berukuran bom atau tufa ketika partikelnya adalah lapili atau abu. Pluton adalah semua bentuk batuan beku dalam tanpa memperhatikan bentuk dan ukurannya. Terdapat 2 jenis pluton yaitu pluton minor dan pluton mayor, yang termasuk pluton minor adalah : 1. Dike adalah bagian bodi batuan beku yang memotong lapisan-lapisan batuan. Dike berasal dari intruksi magma yang telah membeku. 2. Sills adalah bodi batuan beku yang susunanya pararel dengan lapisan-lapisan batuan, biasanya sill dan dike muncul secara bersama-sama. 3. Lakolit adalah variasi dari sill, merupakan bodi batuan beku dengan arah intrusi pararel terhadap lapisan batuan dengan bagian atas berupa kubah.

4. Vulcanic pipes and vulcanic neck Pipa vulkanik adalah pipa yang merupakan tempat naiknya magma menuju kepermukaan bumi yang kemudian terisi oleh batuan beku ketika intrusi magma telah berakhir. Jika erosi mengikis dan pipa yang telah terisi oleh bodi batuan maka ini disebut vulcanic neck. Pluton mayor yaitu : 1. Batholit Bagian dari pluton yang paling besar, batholit adalah bodi batuan beku dalam dengan bentuk yang tidak teratur, memotong perlapisan. Beberapa batholit berukuran panjang 1000 Km dan lebar 250 Km. 2. Stok Seperti halnya batholit, stok berbentuk tidak teratur dengan besar tidak lebih dari 10 Km. Stok juga bisa disebut bagian dari batholit, hanya stok merupakan bagian puncak batholit yang tererosi secara terpisah. at 08:44 2 comments

Wednesday, April 13, 2005

Bagaimana GPS Menentukan Suatu Lokasi...???


T Eh,.. gua sebenarnya masih bingung nih,.. : J: Bingung apanya T Gua masih bingung gimana GPS device itu menghitung jaraknya terhadap suatu posisi : satelit GPS J: Kan tinggal dihitung aja berapa lama waktu yang dibutuhkan semenjak suatu informasi dikirmkan oleh satelit GPS hingga diterima oleh GPS device, gampang kan

T Justru itu yang bikin gua bingung, gimana GPS penerima tahu bahwa informasi itu : telah dikirimkan, misal 1 detik yang lalu ? Kan komunikasi yang terjadi cuman searah doang, yakni dari satelit ke GPS penerima .... J: Oooooooo...... gua mulai nangkep apa yang bikin lu bingung T Kalau udah nangkep, coba jelaskan ke gua biar nggak puyeng lagi kepala gua : J: Begini bos,.. Antara perangkat GPS penerima dengan satelit GPS yang diatas sono sebenarnya memiliki referensi informasi yang sama. T Referensi informasi yang sama, maksud loe : J: Maksud gua begini bos ..... Perangkat GPS penerima beserta satelit-satelit GPS yang ada diatas sono, membangkitkan suatu frekuensi dengan kode tertentu yang sama pada saat yang bersamaan. Karena semua hal/kondisi tersebut sama, idealnya nggak ada bedanya dong saat di bandingkan antara kode yang dihasilkan oleh perangkat GPS penerima dengan yang dihasilkan oleh satelit GPS. Karena ada perbedaan jarak antara perangkat GPS dengan satelit GPS maka kode tersebut menjadi tidak sama karena ada delay waktu sebesar T. T Gitu ya ? Tapi gua masih nggak ngerti gimana cara bandinginnya ? : J: Gua gambar aja ya biar gampang dimengerti.

J:Nah coba loe lihat sendiri pada blok berwarna merah dan biru mempunyai bentuk yang sama bukan. masing-masing blok mewakili suatu deretan informasi biner nol (0) dan satu (1). Bedanya blok yang berwarna merah mendahului sebesar T detik dibandingkan blok biru. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan waktu. Karena kita juga tahu berapa besar kecapatan cahaya (V), maka jarak (L) antara satelit GPS dengan perangkat GPS penerima dengan menggunakan rumus: L(jarak) = V(kecepatan cahaya) x T(beda waktu) Perangkat GPS penerima dengan menggunakan suatu logika matematika tertentu akan membaca pola signal yang dia terima untuk kemudian membandingkannya dengan signal yang di bangkitkan sendiri. Apabila pola yang dia cari ditemukan pada signal yang diterima, langkah selanjutnya adalah mencoba membaca perbedaan atau selisih waktu antara dua signal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai