Anda di halaman 1dari 18

Pengertian batuan beku 

adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan
instrusif (plutonik) maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif (vulkanik).

Batuan beku insteusif atau instrusi atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi
kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku
di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton.
Nama Pluto diambil dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga
disebut sebagai batuan beku plutonik atau batuan beku intrusif. 

Sedangkan batuan belu ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma
ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh
kembali ke bumi sebagai batuan.

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari
proses-proses berikut ini ; penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar
batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

TEKSTUR BATUAN BEKU


Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas,
Granularitas dan Bentuk Kristal. Mari kita bahas ketiga hal penting tersebut satu persatu.

1.   Kristalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak
yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan
kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat
maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya
akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
– Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal.
Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.
– Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan
sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
– Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas.
Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies
yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2, Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya
dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu
sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat
dibedakan menjadi:
– Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
– Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
– Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
– Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata telanjang
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh
kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :
– Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan
mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
– Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati
meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
– Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

3. Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
– Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
– Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
– Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
– Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
– Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
– Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
– Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
– Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

Hubungan Antar Kristal


Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan antara kristal atau
mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. hubungan antar kritak dapat dibagi
menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran
sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga,
yaitu:

- Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-
mineral yang euhedral.
- Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-
mineral yang subhedral.
- Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-
mineral yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik
yang bisa berupa mineral atau gelas.

STRUKTUR BATUAN BEKU


Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan saja, misalnya:
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut,
membentuk struktur seperti bantal.
 Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun
secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada
contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
 Masif, yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan
adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam
dalam tubuh batuan beku.
 Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas
pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang
teratur.
 Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya
besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-
mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
 Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain
yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada
pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma,
misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKU

Cara menentukan kandungan mineral pada batuan beku, dapat dilakukan dengan
menggunakan indeks warna dari batuan kristal. Berdasarkan warna mineral sebagai penyusun
batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mineral Felsik dan Mineral Mafik.
– Mineral felsik, merupakan mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
– Mineral mafik, merupakan mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen,
amphibol dan olivin.

Berdasarkan cara terjadinya, kadungan SiO2 dan indeks warna batuan beku dapat
diklasifikan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam
jenis batuan yang sama.

Menurut Rosenbusch (1877-1976) Klasifikasi batuan beku berdasarkan cara terjadinya dapat
dibagi menjadi sebagai berikut :
a. Effusive rock, merupakan batuan beku yang terbentuk di permukaan.
b. Dike rock, merupakan batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
c. Deep seated rock, merupakan batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang
(1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), antara lain :
a. Batuan beku asam, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari 66%.
Contohnya adalah riolit.
b. Batuan beku intermediate, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 52% – 66%.
Contohnya adalah dasit.
c. Batuan beku basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 45% – 52%.
Contohnya adalah andesit.
d. Batuan beku ultra basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang dari 45%.
Contohnya adalah basalt.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand, 1943, antara lain :
– Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
– Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% – 60% mineral mafik.
– Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Ellis (1948) antara lain
sebagai berikut :
Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
A. BATUAN BEKU BASA

Batuan beku basa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung 45%-52% SiO2 dalam
komposisinya. Kandungan mineral penyusunnya di dominasi oleh mineral-mineral gelap
(mafic). Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik. Yang
terbentuk secara plutonik umumnya adalah batuan dari kerak samudra yang terbentuk dari
jalur tektonik divergen, sedangkan yang terbentuk secara vulkanik adalah dari gunung api
atau intrusian yang ketebalan kerak buminya tidak terlalu tebal. Kehadiran mineral-
mineralnya seperti Olivin, Piroksin, Hornblende, Biotit, Plagiolas dan sedikit Kuarsa. Warna
pada batuan beku basa ini umumnya gelap karena kandungan mineralnya yang dominan
gelap.

Batuan Gabro,

berwarna kelabu kehijauan, berhablur penuh, hipidiomorf, berbutir seragam, besaran butir
antara 1–4,5mm, tersusun oleh mineral plagi-oklas (labradorit) dan piroksen (augit) dengan
mineral ikutan hornblende dan bijih. Tempat piroksen terkloritkan men-jadi hornblende. Di
beberapa tempat batuan ultramafik, diorit, berwarna kelabu, berhablur penuh, hipidiomorf
berbutir seragam, butiran berkisar 1–2,5mm, mineral plagioklas (andesine), dengan mi-neral
tambahan biotit, hornblende dan bijih malihan dan batuan ultramafik.
Contoh pendeskripsian pada batuan beku basa:

 Gabro:
 Ganesa: merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat
sehingga berwarna gelap
 Warna: hitam keabu-abuan
 Kristalinitas: hipokristalin
 Granulitas: afanitik
 Realsi: inequigranular
 Struktur: masive
 Fabric: subhedral
 Komposisi mineral: biotit, piroksin, kuarsa, olivin, glass
 Kegunaan: bahan dasar bangunan beton, perbaikan jalan.

B. BATUAN BEKU ULTRA BASA

 Batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang dari 45%
SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat
dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga
mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya dapat terbentuk secara plutonik,
dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk(parent magma) yang
berasal dari asthenosfer. Kehadiran mineralnya seperti olivin, piroksin, hornblende, biotit dan
sedikit plagioklas. Pada batuan beku ultrabasa hampir tidak ditemukan mineral kuarsa.
Batuan beku ultrabasa ini juga hanya bertekstur afanitik karena sifat tempat terbentuknya
yang plutonik.
 Peridotit adalah kelompok betuan ultra basa. Pada umumnya berwarna gelap, berat
jenisnya 3 – 3,3. Komposisi dan persentase secara umum dari mineral pembentuk
batuannya adalah : mineral mafis (olivin, piroksen, hornblenda) 85-95 %, mineral
bijih (magnetit, ilmenit,kromit dll) 10-3 %, plagioklas kalsium 5 %.

 Warna        : Gelap kehijauan (Ultramafic)


 Struktur     : Massif
 Tekstur      :  Derajat Kristalisasi (Holokristalin),
 Ukuran Kristal (Fanerik sedang 1-5mm),
 Bentuk Butir (Subhedral),
 Hubungan antar butir (Hipidiomorphic Granular)
 Komposisi : Olivin (60%), Plagioklas (15%), Piroksen (25%),

C. BATUAN BEKU ASAMBatuan beku asam

Batuan beku asam adalah batuan beku yang bersifat asam,memiliki kandungan sio2 lebih
besar dari 65%. Memiliki indeks color <20%.terbentuk langsung dari pembekuan magma
dimana proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat
yang terjadi di daerah vulkanik (di permukaan bumi) dengan temperature yang tinggi
Terdapat pada kerak kontinen,pluton,vulkanisme magma asam. Pada umumnya batuan beku
asam memiliki warna yang cerah,karena terletak pada daerah vulkanik (felsik). Tetapi ada
juga yang gelap seperti biotit. Batuan beku asam juga disebut granitis. Berasal dari magma
asam karena banyak mengandung mineral kuarsa,sedangkan kandungan mineral oksida
magnesiumnya rendah.

Aspek ekonomis dari batuan beku asam adalah timah,kaolin dan material
ornament.Komposisi mineral:

– utama : Hbl, Bio, Muscv, K-Felds > Plag An30-0, Kw?10%, sedikit Px

– tambahan       : Zircon, Apatite, Rutile, Bijih, Sphene

– ubahan           : Serisit, Bijih, Lempung

Berdasarkan K-Felds – T-FelsTekstur K-Fels< 1/3T-Felds     K-Fels>1/3<2/3T-Fels K-


Fels>2/3T-Fels

Halus: Dacite, Rhyodacite, Rhyolite

Kasar: Granodiorite, Adamelite, Granite


Beberapa contoh dari batuan beku asam adalah:

Rhyolite

 Genesa                         : batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang
bersifat cepat
 Warna                          : cokelat
 Kristalinitas                  : hipokristalin
 Granularitas                  : afanitik
 Relasi                           : equigranular
 Struktur                        : massive
 Komposisi mineral        : plagioklas,mikroklin,biotit,orthoklas,glass
 Kegunaan                    : untuk bahan campuran semen

D. BATUAN BEKU INTERMEDIET

Batuan beku Intermediet adalh batuan beku yang mengandung SiO2 52-65%. Terbentuk dari
pembekuan magma dimana pembekuan berada di daerah pipa gunung api.

Ciri-ciri Umum :

 Berbutir kasar
 Warna agak gelap
 Indeks warna <40%
 Komposisi Mineral: Plagioklas, piroxen, meineral mafis, biotite
Contoh batuan beku intermediet:

Nepheline syenite

 Genesa                     : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan
mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih.
 Warna                      : abu-abu
 Kristalinitas             : hipokristalin
 Granularitas             : fanerik
 Relasi                       : Inequigranular
 Fabrik                      : subhedral
 Tekstur                     : masiv
 Komposisi mineral   : Adularia,mikroklin,plagioklas,piroksin,glass.
 Kegunaan                 : sebagai bahan dalam pembuatan keramik.
BATUAN BEKU VULKANIK
Batuan beku adalah batuan yang banyak ditemukan di kerak bumi. Batuan beku menutupi
permukaan bumi hingga 90%. Batuan beku memiliki peranan bagi manusia, karena batuan
beku adalah salah satu aspek pembentuk lempeng. Proses pendinginan batuan beku ini, dapat
terjadi melalui proses kristalisasi atau tanpa proses kristalisasi. Batuan beku yang terjadi
didalam bumi disebut batuan beku dalam. Batuan ini juga bisa disebut batuan beku intrusif
atau plutinik. Batuan beku dalam berasal dari magma yang mengalami pendinginan di
dalam inti bumi. Magma adalah cairan panas yang berada di dalam perut bumi. Di dapur
magma, magma dapat bersuhu 1500 hingga 25000 derajat celcius (baca: Proses Terjadinya
Magma – Suhu dan Kandungannya). Magma bergerak keluar bumi, akibat adanya tekanan yang
tinggi di dapur magma, yang memaksa magma bergerak menuju daerah dengan tekanan lebih
rendah. Dalam prosesnya menuju luar bumi, magma ini mengalami pendinginan, sehingga
menciptakan batuan beku di dalam bumi. Rata- rata batuan beku yang berada di dalam bumi,
dapat ditemukan hingga 15 km dari permukaan bumi.

Berbeda dengan batuan beku dalam, batuan beku luar terjadi akibat magma yang mengalami
letusan, dan berubah menjadi lava. Lava inilah yang mengalami pendinginan dan menjadi
batu. Batuan beku luar juga bisa disebut sebagai batuan ekstrusi. Batuan beku luar juga bisa
disebut sebagai batuan vulkanik. Disebut batuan vulkanik, karena batuan beku luar juga
terjadi akibat adanya vulkanisme. Vulkanisme adalah proses pembentukkan relief bumi,
melalui letusan gunung api yang mengeluarkan magma (Baca: Dampak Vulkanisme dalam
Kehidupan). Magma yang keluar dari perut bumi disebut lava. Dan lava inilah yang menjadi
batuan beku luar. Nama lain batuan beku luar adalah batuan leleran. Leleran, karena proses
terjadinya batuan beku luar berasal dari lava yang meleler keluar dari dalam bumi, sehingga
mengalami pendinginan dan menjadi batuan beku.

Tekstur Batuan Beku Luar

Batuan beku adalah batuan yang sangat bergantung pada proses pendinginan lava. Perbedaan
kekentalan lava dan lama waktu pendinginan, membuat tekstur batuan beku berbeda- beda. Lava
yang cair dan mengalami pendinginan, akan berubah menjadi kental. Kekentalan ini dapat
diibaratkan saat sedang memanaskan gula pasir. Gula yang telah dipanaskan, perlahan akan
mencair, cairan ini kental dan lengket yang disebut karamel. Cepat atau tidaknya pendinginan
berlangsung, juga menjadi penyebab permukaan batuan beku luar berbeda- beda. Lava yang
mengalami pendinginan dengan cepat, biasanya akan bertekstur halus. Jika sangat cepat, sehingga
tidak sempat mengkristal, maka batuan akan bertekstur seperti kaca. Sedangkan jika pendinginan
berjalan lambat, maka batuan beku luar akan bertekstur kasar.

Lava cair yang mulai mengalami pembekuan akan terlihat seperti karamel. Selain itu, akibat
perbedaan suku yang sangat signifikan antar di dalam bumi dan di kerak bumi, membuat proses
pendinginan batuan beku luar lebih cepat dari batuan beku dalam. Akibatnya, tekstur batuan beku
luar lebih halus dari pada batuan beku dalam. Pendinginan yang begitu cepat, menyebabkan batuan
beku luar, rata- rata memiliki kristal- kristal kecil pada teksturnya. Tekstur kristal ini sangat kecil,
sehingga sulit untuk dibedakan. Akan tetapi, ada juga batuan beku luar yang tidak memiliki partikel
kristal pada permukaannya. Batuan beku dalam yang tidak memiliki serpihan kristal di sebut amorf
atau tidak berbentuk. Beberapa batuan beku ada yang memiliki banyak rongga maupun pori- pori.
Hal ini juga menjadi pembeda antara batuan beku luar dan batuan beku dalam.

Jenis- Jenis Batuan Beku Luar:

Terdapat 8 jenis batuan beku yang terjadi di luar atau batuan beku luar. Batuan tersebut
memiliki keunikan serta karakteristik masing- masing. 8 jenis batuan itu adalah:

1. Andesit Andesit adalah salah satu batuan beku yang


mudah ditemukan. Batuan ini telah
dimanfaatkan oleh manusia sejak jaman
dahulu. Batuan andesit biasanya berwarna
abu- abu atau hitam. Pada jaman dahulu, batu
andesit dipakai sebagai bangunan candi. Dan
pada jaman sekarang andesit dipakai sebagai
aspal, dan sebagai batu nisan. Sentra batu
nisan yang memakai andesit salah satunya
terdapat di magelang. Batuan andesit
memiliki 2 jenis. Yaitu yang bertekstur polos
dan bertekstur bintik. Zat penyusun dari batu
andesit adalah: Plagioklas, Piroksan,
Hornblede, dan Biotit.

2. Obsidian Obsidian adalah salah satu batuan beku


yang mengalami pendingin dengan tempo
yang sangat cepat. Hal ini menyebabkan
batu onsidian tidak sempat membentuk
butiran kristal. Karena sangat cepat,
obsidian memiliki tekstur seperti kaca.
Warna dari batuan obsidian biasanya
berwarna hita, atau coklat tua. Obsidian
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan
pengasah pedang di dalam sarung pedang,
sebagai peluru, atau kaca vulkanik. Dalam
dunia medis, obsidian dipakai sebagai
skapel untuk operasi.
3. Basalt Basalt adalah salah satu jenis batuan beku
luar yang memiliki tekstur yang halus.
Basat biasanya berwarna hitam atau gelap.
Biasanya basalt berbobot berat. Basalt
biasa dipakai sebagai pondasi bangunan.
Basalt juga adalah salah satu jenis batuan
yang umum di bumi. Selain di bumi, batu
basalt juga ditemukan di venus, mars,
maupun bulan.

4. Batu apung Apung adalah salah satu batuan beku luar


yang bertekstur kasar. Warna batu apung
putih atau lebih terang dari batuan yang
lain. Disebut batuan apung, karena batu ini
dapat mengapung di dalam air. Batu apung
dapat terapung karena memiliki tekstur
yang berpori, serta cenderung tipis. Batu
apung biasa dipakai sebagai bahan
pembuat bata ringan dan pelitur. Selain itu
batu apung dapat dipakai sebagai
pembersih tumit yang kotor.

5. Scoria Batu scoria adalah salah satu jenis batuan


beku luar, yang terbentuk akibat dari gas
yang terperangkap di dalam lava,
kemudian membeku. Batu scoria juga bisa
disebut sebagai cinder. Warna batu scoria
biasanya merah gelap atau coklat gelap.
Scoria  terkadang membentuk puncak
gunung api menjadi semakin runcing,
akibat dari letupan gunung api yang besar.

6. Rhyolit
Batu riolit, memiliki tekstur yang halus dan dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bata
berwarna terang. Batu riolit hampir mirip ringan, saringan, maupun campuran pangan
dengan batu granit. Zat penyusun riolit adalah ternak.
kuarsa, sanidin dan plagioklas. Batu riolit biasa

7. Tuf

Batu tuf adalah salah satu batuan beku luar


yang terbuat dari abu vulkanik yang
membeku. Komposisi abu vulkanik dalam
batu tuf, dapat mencapai hingga 75%. Batu
tuf dibedakan menjadi tiga, yaitu lithic
tuf yaitu batuan tuf dengan batuan lebih
dominan, vitric tuf dengan gas lebih
dominan, dan crystal tuf dengan cristal
yang lebih dominan.  Tuf bisa
dimanfaatkan sebagai bahan semen untuk
tabako.

8. Terahit

Batu terahit adalah batuan beku luar yang berwarna putih kehijauan. Batu ini bersifat asam, akibat
dari komposisinya yang meliputi silikat dan magnesium oksida. Batu terahit memiliki lubang sebagai
lubang gas.

BATUAN BEKU PLUTONIK


Batuan beku dalam atau disebut juga batuan plutonik adalah jenis batuan beku yang terbentuk di
bawah permukaan bumi. Yaitu sekitar 15-50 Km kedalamannya. Batuan plutonik terbentuk di dekat
stenosfer dan berdekatan dengan kamar magma. Karena itu proses pembekuannya berlangsung sangat
lama. Karena terbentuk di bawah lapisan kulit bumi, jenis batuan ini juga disebut batuan intrusif.
Ciri-ciri batuan beku luar (intrusif/plutonik):

 Karena terbentuk dalam proses pembekuan yang sangat lambat, batuan beku intrusif
dapat dikenali dengan karakteristik sebagai berikit :
 Umumnya berukuran besar-besar
 Memiliki struktur holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristal
yang sempurna
 Umumnya memiliki permukaan yang lebih kasar dari batuan beku luar.
 Jarang terdapat lubang-lubang pada tubuhnya
 Bersifat masif atau pejal (sangat padat)
 Berlapis-lapis seperti batuan beku pada umumnya

Struktur Batuan Beku Dalam

Berdasarkan kedudukannya terhadap lapisan batuan yang diterobosnya, tubuh struktur batuan beku
intrusif terbagi menjadi dua bagian. Yaitu Konkordan dan Diskordan.

a. Konkordan

Konkordan adalah tubuh batuan beku dalam yang sejajar dengan lapisan batuan di sekitarnya.
Konkordan memiliki empat bentuk, yaitu sill, laccolith,lapolith  dan  paccolith.

 Sill, adalah tubuh batuan beku yang sejajar dengan lapisan di sekitarnya. Sill banyak
mengandung mineral berharga dan logam mulia seperti emas, krom, platina dan lain-
lain. Sill berbentuk lembaran-lembaran yang mengintrusi lapisan batuan sedimen
yang lebih dulu terbentuk.
 Laccolith, yaitu tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome). Kubah ini
terbentuk karena gerak dari batuan lain yang menerobos permukaannya, sehingga
bagian dasarnya tetap datar. Mirip seperti lensa cembung. Laccolith memiliki
diameter sampai 4 mill dengan kedalaman ribuan kilometer.
 Lapolith, yaitu bentuk tubuh bakuan beku dalam yang merupakan kebalikan dari
Laccolith. Pada lapolith yang menggembung adalah lapisan bawahnya sedangkan
lapisan atasnya tetap datar. Lapolit mengandung batuan yang bersifat felsik (asam).
Misalnya granit, synit, diorit dan lain-lain.
 Paccolith, adalah bentuk tubuh batuan beku dalam yang memiliki sinklin dan antiklin
yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalannya berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer.

b. Diskordan
Adalah lapisan batuan beku dalam yang memotong lapisan beku di atasnya. Ada tiga bentuk
tubuh batuan beku dalam yang merupakan bagian dari bentuk diskordan. Yaitu Dyke,
Batolith dan Stock.

 Dyke, tubuh batuan beku yang memotong lapisan batu lainnya dan berbentuk
tabular/memanjang. Ketebalannya bervariasi mulai dari beberapa centimeter samapi
ratusan kilometer.
 Batolith, adalah tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat besar. Biasanya proses
pembekuannya berada sangat dalam di bawah permukaan bumi. Ukurannya bisa
mencapai 100 km2 lebih. Batolith biasanya tersusun dari atas batuan beku bersifat
asam sampai intermediet.Contoh batuan yang ditemukan pata batolith adalah batuan
granit, diorite dan quartz monzonite. Batolit bisa muncul ke permukaan bumi melalui
dua proses. Yaitu memalui gaya eksogen berupa erosi terus menerus yang lama
kelamaan menyingkap batolith atau melalui gaya endogen (pengangkatan). Contoh
Batolith yang naik ke permukaan bumi ada di Sierra Nevada (USA). Di Indonesia
juga terdapat singkapan Batolith, seperti di provinsi Riau.
 Stock, juga terbentuk di bagian paling dalam seperti Batolith. Tapi memiliki ukuran
yang lebih kecil. Kurang dari 10 Km2.
 Diatrema (Leher vulkanik), adalah batuan beku yang berbentuk silinderis dan
menonjol dari topografi di sekelilingnya

Contoh Batuan Beku dalam (Intrusif):


Berdasarkan ciri-cirinya ada lima contoh batuan beku dalam yang bisa kita temukan. Yaitu
batuan diorite, Gabbro, Granit, Pragmatite dan Peridotit.

1. Diorit

Batuan diorite bersifat asam. Dalam


kehidupan sehari-hari biasa digunakan
untuk ornamen dinding, pengeras jalanan
dan pondasi bangunan. Batuan diorite
sangat mirip baruan grabbo tapi batuan
diorite bersifat lebih asam. Jenis batuan
intrusif ini banyak ditemukan di daerah
Pemalang dan Banjarnegara, Jawa Tengah

2. Gabro
Batuan gabbro memiliki permukaan yang
kasar dengan warna dominan gelap berisi
piroksesn, fieldspar atau olivin. Batuan
gabbro banyak mengandung nikel,
kromium, kobalt, perak, emas, platinum
dan tembaga sulfida. Batuan grabbo
umumnya dimanfaatkan untukl batu nisan,
paving block, ornamen dinding serta batu
hias.

3. Pegmatit

Batuan ini adalah batuan intrusif yang bisa mengalami metamorfosis. Sehingga juga termasuk
ke jenis batuan beku malihan. Biasanya dikenali dengan ciri-ciri berwarna terang, permukaan
sangat kasar dan banyak mengandung mineral langka. Batuan pegmatite terbentuk di sekat
antara kamar magma dan ruang kristalisasi. Mineral-mineral langka yang terkandung dalam
batuan pegmatite antara lain :

 Logam-logam ringan (Be silikat, Li silikat, Al silikat)


 Logam-logam berat (Sn, W, Au dan Mo)
 Unsusr-unsur langka (Niobium, Tantalum, Iodium (Y), Zr, Ce, La, U, Th, Ti)
 batuan mulia (rubi, beryl, sapphire, topaz, rose quartz, turmali rose, smoky quartz dan
rock crystal)

4. peridotit Batuan ini bersifat sangat basa.


Batuan peidotite tersusun dari
unsur olivin dan piroksen dengan
perbandingan 70 : 30. Batuan
intrusif ini memiliki ukuran kristal
besar-besar, berwarna gelap
kehijauan dan permukaannnya
sangat kasar. Batuan beku dalam
ini mengandung mineral
amphibole, kuarsa, fieldspar serta
Batuan peridotit adalah batuan piroksen.
intrusif induk penghasil bjih nikel.
BATUAN BEKU HIPABISAL
Batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang sehingga disebut juga batuan
beku gang atau korok. Batuan ini terbentuk dekat dengan permukaan dan pembekuannya
lebih cepat. Itu sebabnya batuan ini terdiri atas kristal besar, kecil, bahkan ada yang tidak
mengkristal. Contoh: granit dan forfir.

Tugas laboratorium petrografi


Nama: FAKHRUL RAMADAN

NIM: 072.15.036
v

Anda mungkin juga menyukai