Magma Basaltic adalah magma yang memiliki kandungan SiO2 45 – 55 % dengan kandungan Fe,
Mg, Ca yang tinggi dan kandungan Na, K yang rendah. Magma ini akan membentuk batuan beku
basa seperti gabbro dan basalt. Magma ini bersifat Basa (Mafic) Kandungan gasnya rendah
dengan kekentalan rendah (encer). Biasanya letusan dari magma ini tidak begitu hebat,
erupsinya bersifat effusif/ meleleh. Tipe gunung api yang dihasilkan oleh tipe Magma Basaltik
adalah tipe gunung api perisai.
Magma silicic atau magma silikat adalah magma yang banyak mengandung mineral-mineral
Silikat dan Feldspar, cukup banyak Natrium dan Kalium, kurang mineral Besi dan Magnesium.
Umumnya mineral-mineralnya kurang berat. Kandungan gasnya tinggi, dan lebih kental. Biasanya
menghasilkan ledakan dahsyat kerena tekanan gasnya besar. Magma tipe ini menghasilkan tipe
gunung api komposit atau strato dan gunung api maar. Magma ini juga sering disebut magma
asam karena memiliki sifat asam.
Tekstur batuan merujuk pada ukuran, bentuk dan susunan mineralnya. Tekstur utama pada
batuan beku ada 5, yaitu :
1. glassy texture ( seperti kaca)
Pecahannya chonchoidal, dengan ujung tajam layaknya gelas pecah. Tidak ada butiran dan
tidak memiliki sistem kristal (amorf). Tekstur ini terjadi karena proses pendinginan yang
sangat cepat sehingga ion-ionnya tidak tersusun dengan baik.
2. Apahanitic texture
Terdiri dari butiran-butiran yang sangat halus sehingga tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang namun bisa dilihat secara mikroskopis. Pengamatan di bawah mikroskop dapat
menunjukan banyak mineral feldspar dan kuarsa yang dikenali. Tekstur ini terjadi akibat
proses pendinginan magma yang cepat. Namun tidak secepat pada tekstur glassy.
3. Phaneritic texture
Terdiri dari butiran-butiran yang cukup besar untuk dilihat secara megaskopis atau tanpa
mikroskop. Hal ini menunjukan bahwa laju pendingan yang terjadi selama proses
pembekuan cukup lambat dan mulai mengkristal di bawah permukaan sehingga ukuran
mineral-mineralnya cukup besar.
4. Porphyritic texture
Tekstur ini terdiri 2 macam butiran yaitu butiran yang lebih besar dan butiran yang lebih
kecil. Butiran yang lebi besar dan relative sempurna dinamakan fenokrist. sedangkan butiran
yang lebih kecil disebut massa dasar (groundmass). Perbedaan ukuran butiran ini disebabkan
oleh 2 tahap pendinginan yaitu pertama, terjadi tahap pendinginan yang lambat di bawah
permukaan dan terbentuk butir-butiran yang besar. Kemudian tahap kedua, dimana proses
pendinginan yang cepat di permukaan dan membentuk massa dasar (butiran yang lebih
kecil).
3. Pyroclastic texture
Dikatakan pyroklastik karena strukturnya mirip dengan porfiritik namun bila dilihat di bawah
mikroskop bahwa butirannya lebih banyak pecah-pecah dari pada saling mengunci.
Fragmennya juga bengkok, terpilin dan terdeformasi. Terjadi akibat erupsi ledakan material
berukuran debu yang dihembuskan ke atas.
Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition. New
York: Prentice Hall.