Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Plagiarisme atau sering disebut plagiat merupakan penjiplakan atau


pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari karya orang lain dan
menjadikannya seolah karangan atau pendapat pribadi. Plagiasi dapat dianggap
sebagi tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Dalam dunia
pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti
dikeluarkan dari sekolah/universitas karena hal ini dinilai tidak mencerminkan
kreatifitas untuk menciptakan karya atau ide yang orisinil dari dirinya sendiri.
Plagiarisme dewasa ini menjadi problematika sosial yang paling dikhawatirkan
oleh insan-insan kreatif seperti seniman, musisi, penulis dan juga akademisi.
Kasus plagiarisme mungkin sebenarnya sudah sering terjadi dan sudah mengakar
dikalangan masyarakat Indonesia terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa.
Contoh kecilnya saja seperti mencontek pekerjaan rumah yang diberikan guru
atau tugas portofolio dari dosen sudah merupakan praktek plagiasi yang paling
sering terjadi. Dan mirisnya hal ini sudah dianggap lumrah saja dan bahkan
diantara mereka tidak tahu bahwa hal tersebut sudah termasuk dalam praktek
plagiasi. Kurangnya penyebaran informasi akan hal ini menyebabkan tindakan ini
menjadi hal yang wajar dikalangan awam.

Plagiarisme memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak cipta


(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002). Sementara itu hak cipta
memiliki definisi yaitu hak eksklusif bagi bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memperbanyak ciptaanya
atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ciptaan adalah hasil setiap
karya pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan,
seni, atau sastra (Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002).

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian dari Plagiarisme
2. Pengaruh dan dampak buruk Plagiarisme dikalangan Mahasiswa

C. TUJUAN
1. Memenuhi salah satu tugas dari mata kulia Widya Mwat Yasa
2. Memperoleh pengetahuan tentang Plagiarisme

BAB II
PEMBAHASAN

A. PLAGIARISME
Plagiarisme atau sering disebut plagiat merupakan penjiplakan atau
pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari karya orang lain dan
menjadikannya seolah karangan atau pendapat pribadi. Plagiasi dapat dianggap
sebagi tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Dalam dunia
pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti
dikeluarkan dari sekolah/universitas karena hal ini dinilai tidak mencerminkan
kreatifitas untuk menciptakan karya atau ide yang orisinil dari dirinya sendiri.

Plagiarisme dewasa ini menjadi problematika sosial yang paling


dikhawatirkan oleh insan-insan kreatif seperti seniman, musisi, penulis dan juga
akademisi. Kasus plagiarisme mungkin sebenarnya sudah sering terjadi dan sudah
mengakar dikalangan masyarakat Indonesia terutama dikalangan pelajar dan
mahasiswa .Menurut Adimiharja (2005), plagiarisme adalah pencurian dan
penggunaan gagasan atau tulisan orang lain (tanpa cara-cara yang sah) dan diakui
sebagai miliknya sendiri. Plagiarisme didefinisikan juga sebagai kegiatan dengan
sengaja menyalin pemikiran atau kerja orang lain tanpa cara-cara yang sah
(Admihardja, 2002). Pelaku dikenal dengan sebutan plagiat (Rosyidi, 2007).
Plagiarisme memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak cipta (Pusat

2
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002). Sementara itu hak cipta memiliki
definisi yaitu hak eksklusif bagi bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memperbanyak ciptaanya
atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaku yang melakukan tindakan plagiarisme memiliki beberapa alasan


yang membuat mereka melakukan tindakantidak terpuji tersebut. Alasan paling
penting dominan adalah mengapa pelaku-pelaku tersebut melakukannya adalah
karena mereka malas dan merasa tindakan yang mereka lakukan adalah sebuah
jalan pintas untuk menyelesaikan tugasnya. Hal ini sering terjadi di bidang
pendidikan umumnya dikalangan pelajar dan mahasiswa yang ingin tugas
karangan karya ilmiahnya segera selesai. Tapi bukan hanya sebatas pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi para guru dan dosen tidak luput dari praktek plagiarisme
ini.

Selain kemalasan, alasan lain mengapa orang-orang melakukan timdakan


plagiarisme adalah karena menganggap individu yang mereka contek cukup bagus
sehingga ia menjiplaknya dan mengakuinya menjadi miliknya sendiri agar
mendapat pujian atau nilai bagus. Hal ini adalah titik dari sisi psikologis
diakibatkan oleh rasa rendah diri yang dimiliki oleh sang plagiat karena merasa ia
tidak akan bias menulis atau menghasilkan karya yang cukup bagus. Sementara
itu kesibukan dan sempitnya waktu yang bisa diluangkan untuk menghasilkan
karya yang layak atau bagus juga dijadikan alasan para plagiat untuk membohongi
dirinya sendiri karena sedikit banyak para plagiat tentu merasa berdosa atau
bersalah ketika mereka melakukan tindakannya tersebut.

Tindakan plagiarisme ini bias berdampak pada masyarakat berupa


berkurangnya kreatifitaas karena akan muncul rasa was-was karena takut karya
nya di jiplak orang lain sehingga masyarakat malas berkarya. Hal ini juga
membuat pola piker masyarakat menjadi tidak produktif. Selain dampak pada
masyarakat, plagiarisme juga berdampak pada penulis aslinya dan individu yang

3
melakukan plagiarisme. Yang jelas plagiarisme itu sendiri merupakan suatu
bentuk pelanggaran terhadap norma social, khususnya nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat terkait dengan soal kejujuran. Dengan melakukan plagiarisne,
seseorang telah berbuat tindakan tidak jujur karena mengakui seseuatu yang
bukan miliknya, bukan hasilnya dan bukan karyanya. Sebagai pelanggaran norma
social, pelaku plagiarisme yang ketahuan biasanya akan menerima sanksi social
yang beraneka ragam, mulai dari cemoohan sampai kecaman atau bahkan
pengucilan, dan bisa bertambah lagi dengan sanksi administrative manakala hal
ini dilakukan di lingkungan institusi akademik ataupun pers.

Namun terkadang tindakan plagiat disebabkan karena ketidaksadaran


pelaku bahwa ia telah melakukan tindakan tersebut karena ia tidak tahu batasan-
batasan sebuah tindakan yang termasuk dalam praktek plagiasi. Sebenarnya tidak
ada karya ilmiah yang berasal dari pemikiran sendiri tanpa didasari teori atau
pendapat yang sudah ada. Namun dalam mengutip teori ataupun pendapat dari
orang lain tersebut ada kaidah-kaidah nya yang mana harus melampirkan kutipan-
kutipan yang kita ambil itu dari siapa. Oleh karena itu pentingnya kita memahami
terlebih dahulu sebelum menjiplak sepenuhnya suatu karya.

Untuk itu perlunya perbaikan moral dikalangan pelajar dan mahasiswa


akan hal ini bahwa karya seseorang memiliki hak ciptanya masing-masing dan
juga mengetahui batasan-batasannya sehingga kita tidak masuk dan terjebak
didalam praktek plagiasi dan juga kita sebagai mahasiswa harus bias
memunculkan kreatifitas kita dan berkarya atas dasar pemikiran dan gagasan kita
yang berlandaskan observasi kita dilingkungan dan masyarakat dan juga harus
memiliki sensitifitas akan isu-isu sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat
sehingga kita bisa mengangkat tema dari hal tersebut.

BAB III

KASUS-KASUS

4
A. KASUS-KASUS

Kasus plagiasi juga diberitakan terjadi disalah satu universitas terbesar di


Makassar dimana sejumlah dosen yang mengusulkan jabatan Guru Besar, karya
ilmiah dalam bentuk jurnal Internasional dari luar negeri tapi setelah dilakukan
pengecekan dan verifikaasi tempat dimana jurnal itu diterbitkan ada indikasi
bahwa lokasi penerbitan jurnal itu fiktif. Akibatnya Ditjen Dikti Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memberikan sanksi administratif kolektif berupa
tindakan semacam kebijakan memoratorium penundaan/penghentian sementara
usulan guru besar dari universitas yang bersangkutan.

Beberapa tahun lalu, ketika Kementerian Pendidikan yang masih


memberikan kesempatan terakhir untuk akademisi yang masih bergelar S2 untuk
mengusulkan pangkat guru besar, puluhan dosen terindikasi memiliki karya
ilmiah yang merupakan hasil plagiat. Kasus plagiat yang banyak terjadi berupa
jurnal fiktif.

Ada juga kasus scan karya ilmiah orang lain dan diganti dengan nama
identitas si plagiator. Ditingkat sekolah menengah sejumlah guru yang
mengajukan persyaratan untuk sertifikasi terindikasi memiliki karya ilmiah hasil
plagiat.

5
BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya tindakan plagiarisme benar-benar merupakan tindakan


yang tidak terpuji karena hal ini dapat menciptakan insan-insan yang kurang
kreatif, kurang produktif dan juga memiliki mental dan moralitas yang rendah
karena rasa ingin mengakuai karya orang lain tanpa sepengetahuan penciptanya.
Oleh karena itu marilah kita sebagai mahasiswa untuk bisa berfikir luas dan
menuangkan gagasan kita pribadi dengan lebih peka terhadap isu-isu yang ada
sehingga kita bias mendapatkan aspirasi untuk membuat suatu karya ilmiah
maupun jurnal.

6
DAFTAR PUSTAKA

Utorodewo,Felicia N.,dkk.2010.”Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan


Ilmiah”.Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Edisi Ketiga. Balai pustaka. Jakarta

Admihadja, M. 2005. Plagiarisme. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

http://sosialhumaniora,blogspot.com/2013/03/isu-kasus-plagiat-dalam-konteks-
global.html

7
8

Anda mungkin juga menyukai