Anda di halaman 1dari 7

Pembentukan Medan Magnet Bumi

Oleh : Banggai 4
ADA 3 TEORI PEMBENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI:
1. Teori Geomagnetik
Menurut teori ini kemagnetan bumi terjadi karena
adanya arus listrik di dalam inti bumi yang
berbentuk cair dan mudah bergerak. Pergerakan
bumi menimbulkan pergerakan relatif dari ion-ion
di dalam materi. Ion-ion yang bergerak itu
menimbulkan arus listrik dalam inti bumi dan arus
yang berputar menimbulkan medan magnet
disekitarnya. 
Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition.
New York: Prentice Hall.
2. Teori Dinamo
Teori Dinamo menjelaskan bahwa di dalam perut bumi
terdapat besi dalam wujud cair yang bertindak sebagai
objek yang sangat konduktif, disebut sebagai dinamo
(dynamo). Cairan panas ini mengalir di dalam bumi
karena perputaran bumi sejak terbentuknya tata surya. 
Pada kasus ini medan magnet diyakini dihasilkan dari
peristiwa konveksi besi cair, di dalam cairan inti bagian
luar, sejalan dengan efek coriolis (Coriolis effect) yang
disebabkan oleh rotasi planet yang mengarahkan arus
bergulung sejajar dengan kutub utara-selatan. Saat
cairan konduktif mengalir, arus listrik akan terinduksikan,
yang kemudian kembali menghasilkan medan magnet
yang lain.
Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition.
New York: Prentice Hall.
3. Teori Efek Termolistrik

Menurut prinsip termolistrik, jika terdapat dua lempeng


berbeda konduktivitasnya saling didekatkan dan
antar kedua bagian bertemu dengan temperatur
yang berbeda mengakibatkan muncul arus elektron.
Maka terjadilah tenaga kelistrikan yang berasal dari
gerakan zarah bermuatan listrik yakni elektron-
elektron melalui suatu beda potensial sehingga di
sekelilingnya akan terbentuk medan magnet. 

Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition.
New York: Prentice Hall.
Paleomagnetik di Lantai Samudra
Oleh : Banggai 4
Pada tahun 1963 Fred Vine dan D. H. Matthews menemukan cara
menggunakan paleomagnetisme untuk menguji gagasan penyebaran
dasar laut yang diajukan oleh Hess. Jika penyebaran dasar laut benar
terjadi, magnetisme basal di samudra harus di perhatikan. (Gagasan yang
sama dikembangkan secara independen oleh LW Morley.) Jika medan
magnet bumi dibalik dengan sebentar, basal baru yang terbentuk di
puncak samudra akan dimagnetisasi sesuai polaritas pada saat
didinginkan. Seperti lempeng samudera, rangkaian simetris Garis-garis
magnetik, dengan kutub normal dan polaritas terbalik, akan
dipertahankan di kedua sisi punggungan kerak samudra. Penyelidikan
selanjutnya telah membuktikan teori ini secara meyakinkan.

Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition.
New York: Prentice Hall.
Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition.
New York: Prentice Hall.
Gambar tersebut menunjukkan dasar laut
seperti yang diperkirakan sekitar 2,75 juta
tahun yang lalu, yaitu selama Gauss Normal
Polarity chron. Basal disuntikkan ke tanggul di
bawah bubungan laut atau diekstrusi di atas
dasar laut seperti arus kapal selam. Ketika
mengkristal dan mendingin, ia menjadi magnet
di arah medan magnet (normal) yang ada, dan
dengan demikian, basalt diekstrusi ke arah
tonjolan samudera membentuk zona kerak
baru dengan polaritas magnetik normal.
Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition.
New York: Prentice Hall.
` Pola garis magnetik di dasar laut, di kedua sisi
punggungan, sesuai dengan pola yang
ditemukan dalam rangkaian basal terakhir di
benua. Hal ini memberikan bukti kuat bahwa
dasar laut menyebar dan bahwa benua
hanyut. Aspek penting dari ini adalah bahwa
hal itu memungkinkan kita menentukan usia
dasar laut dan untuk mengukur tingkat
pergerakan lempeng.

Hamblin, W. Kenneth and Eric H. Cristiansen. 2003. Earth Dynamic System Tenth Edition.
New York: Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai