Anda di halaman 1dari 7

Laily Nur Hofi

216090300111001

1. Origin and History of The Solar System


 Teori terbentuknya tata surya
Terdapat beberapa teori terbentuknya tata surya, diantaranya:
Teori kabut atau nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant, tata surya terbentuk
dari gumpalan kabut yang terdiri dari beragam gas berputar dengan kecepatan lambat
dengan bagian tengah dari inti massa memiliki suhu tinggi dan berpijar pada pusat
lingkaran cakram membentuk matahari. Inti massa disekitarnya mengalami penurunan
suhu dan membentuk planet.
Teori bintang kembar dikemukakan oleh ahli astronomi R.A.Lyttleton
menyatakan bahwa terdapat dua bintang besar yang berdekatan. Salah satu bintang
mengalami ledakan yang mengakibatkan terlemparnya sejumlah partikel. Bintang yang
tak meledak menjadi matahari dengan partikel yang terlempar menjadi dingin dan
membentuk planet yang mengelilingi matahari karna adanya gaya gravitasi.
Teori planetesimal dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlin pada tahun 1905
menyatakan bahwa gumpalan kabut yang membentuk tata surya berbentuk pilin atau
spiral. Tumbukan yang berulang dan gaya gravitasi menyebabkan penumpukan
planetesimal memiliki ukuran yang terus bertambah. Material terbesar terletak di pusat
pilin menjadi matahari dan gumpalan material yang lebih kecil menjadi planet-planet.
Teori pasang surut pertama kali dikemukakan oleh Buffon yang menyatakan
bahwa tata surya berasal dari materi matahari yang bertabrakan dan terlempar ke sebuah
komet menyebabkan adanya efek pasang berupa kabut matahari. Komet tersebut
kemudian menarik dan melepaskan sebagian masanya terhadap matahari hingga akhirnya
berputar, pecah, dan mendingin membentuk satelit dan planet.
Teori big bag dikemukakan oleh Abbe George Lemaitre. Big bang adalah sebuah
peristiwa ledakan besar yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan
kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam Berdasarkan
permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat,
mengembang secara terus menerus hingga hari ini.
Teori keadaan tetap atau keadaan tunak dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold,
dan F. Hoyle menyatakan babwa alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
Alam semesta selalu sama seperti saat ini dengan materi yang ada terus menerus ada
berbentuk atom- atom hidrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi baru dan
menggantikan galaksi lama yang bergerak menjauh dalam ekspansinya.
Teori proto planet dikemukakan oleh carl von Weizsaeker yang menyatakan
bahwa tata surya berasal dari gumpalan debu dan gas yang memadat dan membentuk
gumpalan bola. Partikel yang terletak di bagian tengah saling menekan sehingga
menimbulkan panas dan berpijar yang kemudian disebut matahari.

 Asteroid
Asteroid disebut juga planet minor dengan ukuran yang lebih kecil daripada
planet seperti plutp, sedna, mekame. Diluar orbit Jupiter diperkirakan terdapat planet
minor yang kemudian hancur dan menjadi sabuk asteroid yang bergerak mengelilingi
matahari.

 Meteorid
Meteorid berasal dari pecahan asteroid. Pecahan asteroid terjadi karena pada saat
asteroid melakukan orbit terkadang saling bertabrakan dan mengakibatkan beberapa
bagiannya pecah. Pecahan tersebut disebut dengan meteorid.

 Planet terrestrial
Planet terrestrial adalah planet yang ukuran dan penyusunnya mirip dengan bumi
dan termasuk dalam planet inner group, yakni planet venus dan mars. Planet venus
memiliki beberapa kemiripan yang hampir sama dengan bumi. Venus memiliki densitas
rata-rata yang sama. Inti yang hampir cair, namun tidak terdapat medan magnetik dan
memiliki permukaan yang panas dan kering. Diduga topografi venus sama dengan bumi
karena elevasi permukaan yang bersifat seimbang (bimodal distribution). Planet venus
tidak memiliki lapisan atmosfer akibat gaya subduksi dan aktivitas vulkanik. Planet
terrestrial kedua adalah mars, kemiripan mars dan bumi adalah adanya magnetic stripes
yang mengindikasikan bahwa mas dulunya mempunyai aktifitas tektonik. Sehingga
diduga mars mempunyai air dibawah permukaannya dan menjadi kolonasi planet yang
kedua selain bumi.

 Asal Muasal Bulan


Teori asal muasal bulan yang terkenal berasal dari teori big bang. Bulan terbentuk dari
puing-puing yang tersisa dari tubrukan antara Bumi dan benda seukuran planet Mars
sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Teori ini diperkuat karena Putaran bumi dan orbit bulan
memiliki orientasi yang sama. Rasio isotop stabil yang identik antara batu bulan dan batu
bumi, yang menyiratkan asal mula yang sama.

2. Composition of The Earth


 Lapisan bumi
Lapisan terluar bumi adalah lapisan kerak yang memiliki ketebalan 5-7 meter.
Lapisan kerak bagian atas mengandung senyawa silikoon dan alumunium, sedangkan
lapisan bawah mengandung silikon dan magnesium. Kerak bumi tersusun atas 95%
batuan beku, 0,75% batuan endapan, 0,25% batuan pasir, dan 0,25% batuan kapur.
Lapisan kerak terbagi dua bagian, yakni kerak Samudra dan kerak benua. Kerak benua
terletak di bawah tanah, lapisannya lebih tebal antara 30 km–80 km, namun kurang padat.
Terdiri dari natrium, kalium, batu alumunium. Sedangkan kerak Samudra terletak di
bawah lautan dan lebih tipis dengan ketebalan 5 km-11 km.
Lapisan selanjutnya adalah mantel bumi yang terletak di antara lapisan kerak dan
inti luar. Mantel bumi memiliki kedalaman berbatu sekitar 2.900 km. Lapisan mantel
terbagi menjadi dua bagian, yakni lapisan atas dan bawah. Mantel atas bersifat padat yang
membentuk kesatuan dengan kerak bumi (litosfer). Mantel bawah bersifat plastis dan
semi plastis.
Inti bumi merupakan lapisan terdalam bumi yang memiliki kedalaman 2900km –
6371 km. Inti terbagi menjadi dua bagian yakni inti dalam (inner corner) dan inti luar
(outer corner). Inti dalam berupa padatan dengan diameter mencapai 2700 km dan
tersusun dari besi dan nikel. Sedangkan inti luar berupa lelehan dengan ketebalan
mencapai 2000 km dan tersusun dari besi cair.

 Atmosfer
Atmosfer adalah daerah yang membungkus bumi yang berwujud gas atau udara.
Lingkup udara mencakup permukaan bumi hingga ketinggian lebih dari 200 km. Lapisan
atmosfer terdiri dari lapisan troposfer (yang berinteraksi dengan manusia), statosfer,
ionosfer (mengandung ion dan electron bebas), dan eksosfer (pelindung bumi).

3. Radioactivity, Isotopes, and Dating


Radioaktivitas adalah proses pemecahan inti atom yang tidak stabil dengan memancar
tiga jenis radiasi yang dapat diemisikan. Partikel Alpha (Merupakan inti atom 4He),
Partikel Beta(Partikel dapat berupa elektron atau positron) dan Sinar Gamma(Merupakan
foton energi tinggi).

 Radioaktivitas Alam
Radioaktivitas alam terbagi menjadi dua bagian yakni radioaktiaktivitas primodial
dan radioaktivitas kosmik. Radioaktiaktivitas primodial adalah raadioaktiv yang telah ada
bersaman dengan terbentuknya bumi. Radioaktivitas kosmik terjadi akibat radiasi kosmik
masuk ke atmosfer bumi mengakibatkan terjadinya interaksi dengan inti atom yang ada di
udara dan menghasilkan berbagai macam inti radioaktif seperti H-3 dan C-14.

 Peluruhan Radioactivitas
Peluruhan radioaktivitas adalah proses pemecahan inti atom yang tidak stabil
dengan memancaarkan tiga jenis radiasi yang dapat diemisikan. Berupa partikel alpha
(inti atom 4He), partikel beta (elektron dan positron), dan sinar gama berupa foton dengan
energi tinggi. Peluruhan dari inti tidak stabil merupakan proses acak dan tidak mungkin
diperkirakan waktu peluruhannya.

 Radioaktive Dating
Penentuan penanggalan umur batuan adalah dengan menghitung jumlah sisa
karbon pada benda tersebut dengan menggunakan metode radiocarbon (c-14).
Perhitungan dilakukan dengan mengidentifikasi waktu geologi dari material organik,
tulang, dan antlers. Peluruhan b dari 14C digunakan untuk menentukan umur suatu bahan
14 14
organic dengan reaksi C N + e– + ve. Saat organisme hidup, sinar cosmic
menghasilkan 14C di atmosfir yang memberikan nilai perbandingan 14C/12C konstan dalam
gas CO2. Saat organisme meninggal, 14C tidak lagi diabsorpsi sehingga menurun terhadap
waktu
Perhitungan radioktive dating dari usia sampel lainnya adalah dengan
menggunakan peluruhan Pottasium dan Argon (K-Ar). Peluruhan potasium 40 menjadi
40 Argon dalam perhitungan mineral dan batuan. Meskipun, potassium adalah atom yang
pergerakannya seiring metamorfosis dan alterasi, namun teknik ini tidak digunakan pada
batuan tua. Kalium dan argon harus tetap berada di mineral selama waktu geologi, harus
diukur semuanya dengan akurat, mengetahui campuran alami yang tepat dari isotop
kalium dan argon, serta dapat mengoreksi setiap argon dari udara yang masuk ke mineral.
4. Rotation, Figure of The Earth, and Gravity
 Potensial Gravitasi
Potensial gravitasi merupakan energi potensial per satuan massa dari sebuah massa
yang ditempatkan pada titik diluar permukaan bumi. Besar nilai potensial gravitasi bumi
dinyatakan dalam:

Potensial gravitasi pada titik stasioner bumi:

 Pemodelan bentuk bumi


Pemodelan bentuk bumi secara ellipsoidal adalah representasi bahwa bumi
berbentuk ellips yang digeneralisasi sebagai bentuk lingkaran atau bola. Namun, bumi
tidak berbentuk bola sempurna dengan lebar yang besar dibandingkan tinggi. Model
ellipsoid merupakan gambaran paling sesuai dengan bentuk bumi yang sebenarnya.
Model bumi kedua adalah geoid dengan anggapan bahwa bumi diselimuti oleh laut.

 Gravitasi
Percepatan gravitasi di setiap tempat memiliki besar yang berbeda. Dengan
kecepatan di ekuator sekitar 9,78 m/s 2, sedangkan di kutub sekitar 9,83 m/s 2. Hal ini
dipengaruhi oleh bentuk bumi yang tidak bulat sempurna, kecepatan bergantung pada
jarak dari permukaan, dan kepadatan pada setiap tempat yang berbeda.

 Gerak Bumi
Rotasi merupakan pergerakan bumi mengelilingi porosnya dari arah ke timur dengan
periode 24 jam. Peristiwa ini mengakibatkan pergantian siang dan malam dan efek
Coriolis.
Selain bumi melakukan gerak rotasi, bumi juga melakukan gerak presisi. Gerak
presisi adalah gerak bumi dengan Gerakan berputar sumbu rotasi bumi mengedari bidang
ekliptika dengan kemiringan sebesar 66° 30' . Gerakan ini memiliki periode selama
26.000 tahun. Presisi mengakibatkan pergeserah orientasi sumbu bumi terhadap setiap
satu putaran.
Bumi juga melakukan pergerakan nutasi. Gerak nutasi disebabkan gerak presisi yang
tidak mulus yakni bergelombang sehingga mengakibatkan bulan berusaha menarik bumi
ke bidang ekliptika. Periode nutasi adalah 19 tahun.

5. Precession, Wobble and Rotational


 Presisi Ekuinoks
Gerak presesi bumi disebabkan oleh pengaruh gravitasi matahari dan bulan yang
bekerja pada tonjolan ekuator Bumi. Torsi matahari maksimum terjadi pada titik balik
matahari ketika matahari berada 23,58° dari bidang ekuator, dan menghilang pada
ekuinoks, ketika matahari tepat di atas ekuator. Periode presesi bumi adalah 25.730 tahun.
Torsi yang diberikan pada Matahari di Bumi dapat dihitung dengan persamaan

Selain gerakan presesi, bumi juga melakukan pererakan osilasi sumbu menuju dan
menjauh dari kutub ekliptika, yaitu dalam arah tegak lurus terhadap gerakan presesi yang
disebut dengan nutasi. Nutasi semi-tahunan dan semi-bulanan muncul dari komponen
torsi matahari dan bulan yang tegak lurus terhadap komponen presesi. Nutasi memiliki
amplitudo 9,21 arcsec dan periode 18,6 tahun muncul dari kopling Bumi ke presesi kutub
orbit bulan di sekitar kutub ekliptika (bidang orbit Bumi). Variasi konsekuen dalam
kemiringan orbit bulan ke khatulistiwa menyebabkan nutasi bumi dengan periode yang
sama.

 Gerak Chandler Wobble


Gerak chandler dihasilkan dari rotasi bumi terhadap sumbu yang menyimpang
sedikit dari sumbu simetrinya (atau momen inersia terbesar). Momentum sudut total tetap
konstan, dalam besaran dan arah, tetapi sumbu simetri mengikuti lintasan melingkar di
sekitar sumbu putaran yang hampir tetap dalam orientasi absolut. Gerak goyangan
Chandler memiliki periode 432 hari (1,2 tahun) dengan rata-rata amplitudo sekitar 0,15
arcsec. Energi kinetik goyangan Chandler dapat dihitung menggunakan persamaan

H adalah eliptisitas dinamis yang diperoleh dari presesi dengan C, A adalah momen
inersia terhadap sumbu kutub dan ekuator.

 Variasi Lod
Variasi utama dalam laju rotasi bumi adalah perlambatan bertahap oleh gesekan
pasang surut, yang mengubah momentum sudut rotasi menjadi momentum sudut orbit
Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari. Fluktuasi yang lebih cepat dapat diidentifikasi dengan
atmosfer.

 Kopling Inti dengan Variasi Rotasi


Kecenderungan inti untuk tertinggal memberikan kopling presesi ke mantel,
sehingga sumbu inti 'mencoba' untuk berpresisi terhadap sumbu mantel. Tetapi dengan
berlanjutnya presesi mantel, ini hanya berfungsi untuk menjaga inti tetap pada
gerakannya, dengan pemisahan sudut kecil, α dari sumbu.
Meninjau gerakan inti yang berputar secara koheren pada kecepatan sudut dan
mantel berputar pada maka dapat dihitung waktu relaksasinya dinyatakan dalam
persamaan:

I m adalah momen inersia mantel ( 8,04 × 1037 kg/m 3 ) dan I c adalah momen inersia inti
( 0,92 ×1037 kg /m3 ).

Anda mungkin juga menyukai